Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH STAGE HIPNOTERAPI DAN

SUGESTI DALAM HIPNOTERAPI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4 :
Diah Ayu Aristya 1150019065
Indah AminatulAzizah 1150019064
Videla Faustina 1150019056
Nadya Yuliana Rasika 1150019067
Aprilia Sohappy 1150019030
Orbit Yanuar Kaisar A 1150019008
Aryani Dwi Rachma 1150019045
Weny Mayrani 1150019029
Normalitasari Pramesthi 1150019066

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya. Sehingga
kami dapat menyusun makalah dengan judul Stage Hipnoterapi dan Sugesti dalam
Hipnoterapi ” .Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hypnoterapy.........................................................................................................3
2.1.1 Definisi Hypnoterapy..............................................................................3
2.1.2 Manfaat Hypnoterapy.............................................................................3
2.1.3 Cara Kerja Hypnoterapy.......................................................................5
2.2 Stage Hypnoterapy..............................................................................................6
2.2.1 Pengertian Stage Hypnoterapy...............................................................6
2.2.2 Tujuan Stage Hypnoterapy.....................................................................6
2.2.3 Tahap-tahap Stage Hypnoterapy...........................................................7
2.3 Sugesti Dalam Hypnoterapy.............................................................................11
2.3.1 Pengertian Sugesti.................................................................................11
2.3.2 Jenis-jenis Sugesti..................................................................................11
2.3.3 Elemen Sugesti.......................................................................................12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................16
3.2 Saran ..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipnoterapi adalah salah satu cabang dari ilmu psikologi yang
mempelajari manfaat sugesti untuk mengatasi masalah kognisi (pikiran), afeksi
(perasaan), dan perilaku. Selain itu, hipnoterapi juga dikatakan sebagai suatu teknik
terapi pikiran dan penyembuhan yang menggunakan metodehipnosis untuk
memberi sugesti atau perintah positif kepada pikiran bawah sadar untuk
penyembuhan suatu gangguan psikologis atau untuk mengubah pikiran, perasaan,
dan perilaku seseorang agar menjadi lebih baik. Orang yang ahli dalam
menggunakan hipnosis untuk terapi disebut "hypnotherapist". Hipnoterapi
menggunakan pengaruh kata-kata yang disampaikan dengan teknik-teknik tertentu.
Satu-satunya kekuatan dalam hipnoterapi adalah komunikasi (Kahija, 2007).
Dalam ruang lingkup psikoterapi, hipnosis digunakan bukan saja dalam
psikoterapi penunjang, tetapi lebih dari itu. Hipnosis merupakan alat yang ampuh
dalam psikoterapi penghayatan dengan tujuan membangun kembali (rekonstruktif),
sehingga perlu pengkajian yang lebih mendalam agar tercapai suatu pendekatan
terinci dan menyeluruh. Penggunaan hipnosis sudah ada sejak awal mula peradaban
manusia. Pada saat itu, hipnosis belum dikenal dengan nama “hipnosis”. Hipnotis di
masa lalu dipraktikkan dalam ritual agama dan ritual penyembuhan (untuk
membantu mengatasi emosi, masalah psikologis, dan sebagai alternative anestesi
untuk operasi lapangan). Catatan sejarah tertua tentang hipnosis yang diketahui saat
ini berasal dari Ebers Papyrus yang menjelaskan teori dan praktik pengobatan
bangsa Mesir Kuno pada tahun 1552 SM. Hipnosis telah dipraktikkan di tempat
yang berbeda dengan berbagai istilah sejak dahulu. Sejarah hipnosis modern
dimulai pada abad ke-18. (Kroger, 2007). Pada tahun 1900-an, hipnoterapi mulai
menjadi popular, yaitu menggunakan hipnosis untuk membantu orang berhenti
merokok, dan menurunkan berat badan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa hipnoterapi itu?
2. Apa stage hipnoterapi itu?
3. Apa sugesti dalam hipnoterapi itu?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa hipnoterapi itu.
2. Untuk mengetahui apa stage hipnoterapi itu.
3. Untuk mengetahui apa sugesti dalam hipnoterapi itu.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hipnoterapi
2.1.1 Definisi
Menurut (Setiawan, 2009:179) tentang Hipnoterapi, dikatakan
bahwa Hipnoterapi dipandang sebagai salah satu cabang ilmu psikologi
yang mempelajari manfaat sugesti untuk mengatasi masalah pikiran,
perasaan, dan perilaku. Hipnoterapi dapat juga dikatakan sebagai salah satu
teknik terapi pikiran yang menggunakan hipnotis. Hipnotis dapat diartikan
sebagai ilmu memberi sugesti atau perintah kepada pikiran bawah sadar.
Orang yang ahli dalam menggunakan hipnotis untuk terapi disebut
“hipnotherapist” (hipnoterapis).
Hipnoterapi merupakan konsep penyembuhan yang
menyeimbangkan sistem harmonisasi tubuh dengan mengatur kembali pola
pola negatif yang sering dilakukan, baik secara sadar maupun tidak secara
sadar olah seseorang. Dengan memasuki pikiran bawah sadar klien, pola-
pola negatif yang selama ini dilakukan oleh klien bisa dikoreksi dan
diprogram kembali dengan memberikan pandangan-pandangan baru yang
bisa memberikan kenyamanan dan ketenangan secara jangka panjang bagi
klien (Hakim,2010)
Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa Hipnoterapi
sebagai aplikasi hipnosis dalam menyembuhkan gangguan mental dan
meringankan gangguan fisik. Uraian ini sesuai dengan pendapat (Anam,
2010) bahwa dalam praktek di lapangan hipnoterapi telah terbukti secara
medis bisa mengatasi berbagai macam gangguan psikologis maupun fisik,
Misalnya: menghilangkan kebiasaan buruk merokok, menghilangkan
phobia, mengurangi nyeri, memberi efek anaesthesia pada cabut gigi dan
sebagainya (Gunawan, 2012).
2.1.2 Manfaat Hipnoterapi
Hipnotherapi adalah ilmu untuk mengeksplorasi pkiran, maka segala
masalah yang berkaitan dengan pikiran dan perasaan biasa dibantu dengan

3
hipnoterapi. Hipnotherapi juga bisa berperan dalam bidang kecantikan,
kedokteran, kebidanan, kesehatan tubuh dan pikiran, masalah anak dan
remaja, pengembangan diri, masalah seksual, bahkan untuk sekedar hiburan
dan reklesi mental. Hipnotherapi banyak untuk mengatasi berbagai masalah
seperti minder kurang percayadiri, stess terlalu banyak pikiran, trauma
selalu terbayang pengalaman buruk, berhenti merokok selamanya dan
menghilangkan nyeri haid berlebihan (Gunawan, 2012).
Hipnotrapi di gunakan untuk sebagai penyembuhan segala macam
gangguan yang berkaitan dengan pikiran dan perasaan, mulai dari
menurunkan berat badan sampai menyembuhkan gangguan mental yang
berat. Hipnotrapi juga cara tercepat dan termudah untuk mengubah pikiran,
perasaan, perilaku, kebiasaan dan kepribadian seseorang. Dari segi medis
hipnotrapi bisa digunakan untuk anastesi, cabut gigi, khitan, menjahit luka
dan operasi besar atau kecil (Mustofa, 2012). Hipnotrapi adalah aplikasi
hipnosis dalam menyembuhkan gangguan mental dan meringankan
gangguan fisik. Dalam praktek di lapangan hipnosis telah terbukti secara
medis bisa mengatasi berbagai macam gangguan psikologis maupun fisik,
misalnya menghilangkan kebiasaan buruk merokok, menghilangkan phobia
(Triana, 2014). Adapun maanfaat lain dari hipnoterapi menurut (Setiawan,
2009), diantaranya yaitu :

1. Forensic Hypnosis
Forensic Hypnosisdigunakan dalam penyelidikan kepolisian, hipnosis
dapat digunakan untuk menggali informasi dari saksi.suatu kejadian
traumatis seperti dalam kasus kejahatan yang menakutkancenderung
membuat pikiran bawah sadar menyembuyikan ingatan yang lengkap
tentang kejadian tersebut agar tidak dapat diingat oleh pemikiran
sadar. Tujuan pikiran sadar menyembuyikan informasi itu
sesungguhnya untuk kebaikan diri sendiri karena apabila kejadian itu
dapat diingat dalam kondisi sadar, rasa takut akan sering muncul tanpa
sebab. Dengan bantuan hipnosis,korban atau saksi dapat mengingat
kembali peristiwa-peristiwa dengan jelas

4
2. Erotic Hypnosisatau Hypnosex Hipnosis
Erotic hypnosisini dapat berperan dalam berbagai macam bidang,
tidak terkecuali dalam urusan seksual. Erotic hypnosisatau
hypnosexmerupakan aplikasi hipnosis yang berfungsi meningkatkan
kualitas hubungan seks. Karena seks dapat menjadi hiburan biologis
sekaligus psikologis yang sangat seru,berbeda, dan luar biasa.
2.1.3 Cara Kerja Hipnoterapi
Manusia dikarunia Allah dua pikiran yaitu pikiran sadar atau
rasional dan pikiran bawah sadar atau irasional. Seseorang yang berpikir
terus menerus tentang suatu hal di pikiran sadar lama lama akantersimpan
dalam alam bawah sadar. Pikiran bawah sadar adalah tempat emosi dan
pikiran yang mencipta, jika seseorang menanamkan pikiran positif dalam
dirinya maka akan menuai hasil yang positif, namun kalao negatif maka
akan menuai hasil yang negetif. Serta sifat pikiran bawah sadar adalah
tidak pernah memilih milih, dan tidak pernah menolak apa yang
ditanamkan, sekali seseorang menerima maka hal itu akan diwujudkan.
Pikiran sadar manusia adalah gerbang dari pikiran bawah sadarnya.
Sebelum sesuatu masuk dalam alam bawah sadar maka terlebih dahulu
melalui seleksi alam sadarnya (Afriani, 2015).
Selama proses hipnosis, tubuh seseorang akan terasa rileks,
sedangkan pikirannya sanagat terfokos dan penuh perhatian. Seperti
halnya teknik relaksasi lainya, hipnosis menurunkan tekanan darah dan
detak jantung serta mengubah semua jenis aktivitas gelombang otak.
Dalam kondisi yang rileks, seseorang secara fisik akan merasa sangat
tentram meski secara mental dalam kondisi waspada. Dalam kondisi yang
sangat terkonsentrasi, orang sangat responsif terhadap segala sugesti. Jika
anda berusaha untuk berhenti merokok misalnya sugesti seoarang terapi
akan menyakinkan perokok bahwa di masa depan akan merasa sangat
tidak suka dengan rokok (Setiawan, 2009).
Hipnoterapi secara fisiologis, bekerja melalui sistem gelombang
otak. Pada sesi-sesi hipnoterapi, seperti induksi dan deepening, pasien
akan dibimbing terapis dari pikiran sadar ke pikiran bawah sadar. Pada

5
kondisi seperti ini akan memasuki kondisi hipnosis yang lebih dalam,
sehingga gelombang otak yang semula berada pada gelombang beta akan
berubah pelan-pelan menuju gelombang alpha. Otak dalam kondisi alpha
akan memproduksi hormon seretonin dan endorfin yang menyebabkan
seseorang merasakan rasa nyaman, tenang, bahagia sehingga stess menjadi
menurun (Setiawan, 2009).
Hipnosis bekerja pada pikiran bawah sadar, yakni pada gelombang
alpha sampai dengan theta, pikiran ini adalah lawan dari conscious mind
atau pikiran sadar. Pikiran sadar adalah pikiran yang kita gunakan sehari-
hari yang dipenuhi dengan analisa, proses berpikir dan penilaian.
Sebaiknya pikiran bawah sadar bekerja tanpa analisa ibaratnya sebuah
gudang besar yang menyimpan emosi, memori, kepribadian, intuisi,
persepsi, kepercayaan terhadap suatu hal dan kebiasaan. Sifat pikiran
bawah sadar adalah dia tidak pernah memilih-milih dan menolak apa yang
ditanamkan, sekali dia menerima maka hal itu akan diwudujudkan. Saat
seseorang berada dalam kondisi pikiran bawah sadar, dia berada dalam
keadaan remang-remang, suasana sadar tapitidak mampu lagi untuk
mengolah pikiran secara detil, dan menerima saja segesti yang diberikan
(Maliya, 2011).

2.2 Stage Hypnoterapi


2.2.1 Pengertian
Stage hypnosis/stage hipnoterapi adalah hipnosis yang digunakan
untuk pertunjukan hiburan, dalam stage hypnosis, hipnotis memilih subjek
dari antara penonton, yang setelah melewati serangkaian uji sugestibilitas,
membuat subjek tersebut masuk ke dalam kondisi trance. Kemudian
hipnotis memberikan “program” yang akan dijalankan setelah subjek
bangun atau sadar dari kondisi trance.Program yang dimasukan biasanya
“aneh-aneh” dan tidak masuk akal, misalnya seorang pria mengaku hamil,
handphone jadi sepatu, menjadi penyayi terkenal, dan sebagainya
(Gunawan, 2012:13).
2.2.2 Tujuan Stage Hypnoterapi

6
Hipnosis panggung atau dalam bahasa inggris disebut Stage
hypnosis adalah salah satu aplikasi hipnosis yang bersifat hiburan. Biasa
dimainkan di atas panggung atau pada acara tertentu. Pada pertunjukan
stage hypnosis, kondisi gelombang otak partisipan berada pada level
kedalaman alfa. Routine permainan biasa dimulai dengan meminta
beberapa partisipan naik keatas panggung, kemudian pelaku hypnosis
menyeleksi penonton dan melakukan induksi cepat sehingga menimbulkan
kesan ajaib atau mistis di mata penonton. inti dari permainan adalah pelaku
hypnosis memberikan sugesti ringan yang bertujuan untuk memberikan
kesan lucu, mistis, atau sekadar terhibur seperti kehilangan ingatan,
melupakan nama, dan banyak lainnya sesuai kreativitas pelaku hypnosis.
Routin diakhiri dengan meminta partisipan melupakan segala sugesti dan
mengembalikan kondisi pikiran sadar partisipan seperti semula.
2.2.3 Tahap Tahap Stage Hypnoterapi
Dalam melakukan stage hipnosis, terdapat 7 tahapan, yaitu: (1)
pra-induksi atau pre-induction, (2) induksi atau induction, (3) pendalaman
atau deepening, (4) pengujian tingkat kedalaman atau depth level test, (5)
sugesti, (6) terminasi, dan (7) pasca-hipnosis atau post-hypnotic. Setelah
tahap terakhir (tahap pasca-hipnosis), suyet atau orang yang dihipnosis
akan kembali ke kesadaran beta.
1. Pra-induksi
Tahap pra-induksi atau pre-induction merupakan tahap paling
awal dan paling penting dalam rangkaian proses hipnosis. Dalam
tahapan ini, dilakukan pembangunan rapport atau rapport building.
Rapport dibangun dengan tujuan untuk menciptakan kedekatan dan
kepercayaan antara sang hipnotis dan suyet. Tanpa kedekatan dan
kepercayaan, suyet akan bersikap resisten dan takut untuk dihipnosis.
Rapport building sangat penting dilakukan oleh hipnoterapis agar
proses terapi dapat berlangsung dengan baik. Bagi stage hypnotist
dengan tujuan hiburan, proses rapport building dilewatkan agar tidak
memakan waktu lama.

7
Dalam tahap ini pula, dilakukan tes sugestivitas (suggestivity
test). Tes sugestivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat sugestivitas
suyet agar sang hipnotis dapat menentukan teknik induksi yang akan
dilakukan, selain itu tes sugestivitas juga dapat membantu
meningkatkan tingkat sugestivitas suyet. Jika suyet belum pernah
dihipnosis sebelumnya, tes sugestivitas sangat penting untuk diberikan
agar suyet dapat mengenali kondisi hipnosis. Terdapat berbagai
macam tes sugestivitas, di antaranya adalah rigid catalepsy, eyes
catalepsy, locking hand, dan lain-lain. Penjelasan mengenai tes-tes
tersebut akan dijelaskan di artikel berikutnya.
2. Induksi
Setelah melalui tahap pra-induksi, selanjutnya adalah tahapan
induksi. Induksi merupakan metode untuk membawa suyet ke dalam
kondisi hipnosis. Induksi terdiri dari berbagai macam teknik, seperti
relaksasi progresif (progressive relaxation), Dave Elman technique,
shock induction, dan lain-lain. Penggunaan teknik induksi yang tepat
bergantung pada tingkat sugestivitas suyet. Maka itu, proses pra-
induksi merupakan proses penting yang akan menentukan teknik
induksi yang akan diberikan. Untuk suyet dengan tingkat sugestivitas
tinggi, extended progressive relaxation merupakan teknik induksi
yang tepat. Teknik Dave Elman dan simple extended progressive
relaxation cocok untuk suyet dengan tingkat sugestivitas moderat.
Untuk hipnosis panggung yang membutuhkan induksi dengan cepat
dan singkat, teknik shock induction biasanya dilakukan. Tetapi shock
induction hanya dapat dilakukan kepada suyet dengan tingkat
sugestivitas rendah. Untuk penjelasan teknik-teknik tersebut akan
dituliskan di dalam artikel berikutnya.
3. Deepening
Pendalaman atau deepening dilakukan ketika suyet sudah
terinduksi dan memasuki kondisi hipnosis. Deepening dilakukan
untuk membawa suyet ke dalam kondisi hipnosis yang lebih dalam
lagi. Deepening dilakukan secara imajinatif dalam kondisi hipnosis.

8
Beberapa teknik deepening yang dapat dilakukan adalah dengan
menghitung angka (biasanya dari 1 sampai 5), menuruni tangga,
menuruni lift, membawa ke tempat yang damai/menyenangkan, dan
sebagainya.
4. Depth level test
Depth level test atau pengujian tingkat kedalaman dilakukan
untuk mengetahui tingkat kedalaman suyet setelah diberikan induksi
dan deepening. Beberapa sugesti hanya dapat diberikan dalam tingkat
kedalaman tertentu sehingga depth level test diperlukan dalam proses
hipnosis. Untuk membantu melakukan depth level test, biasanya
dilakukan ideo-motor response, yaitu pemberian respon ya/tidak oleh
suyet diganti dengan gerakan motorik. Ideo-motor response digunakan
agar tidak mengganggu kondisi hipnosis suyet, karena dengan
berbicara, suyet memiliki kemungkinan untuk kembali ke kesadaran
yang lebih atas. Script yang digunakan untuk memasang ideo-motor
response adalah: ”Gerakan jari telunjuk di tangan kiri anda untuk
jawaban tidak dan gerakan jari telunjuk di tangan kanan anda untuk
jawaban ya.” Atau ”Sekarang, bayangkan kata YA yang sangat besar
kemudian, gerakan bagian tubuh yang mewakili kata YA (amati
responnya). Kemudian, banyangkan kata TIDAK yang sangat besar
lalu, gerakan bagian tubuh yang mewakili kata TIDAK (amati
responnya). Bagus sekali, respon inilah yang akan menggantikan
jawaban ya/tidak dari anda.”
Catatan: karena berada dalam kondisi hipnosis, gerakan fisik
dari suyet akan sangat halus sehingga hipnotis/hipnoterapis harus
mengamati dengan baik. Untuk mengetahui depth level dari suyet,
contoh script yang dapat digunakan adalah (setelah memasang ideo-
motor response): ”Apakah anda sudah benar-benar berada di tempat
tersebut?” ”Dari 0-100, 0 adalah kondisi tertidur lelap sedangkan 100
adalah kesadaran penuh, apakah anda sudah berada di bawah 50?”
5. Sugesti

9
Dalam tahap ini, sugesti diberikan. Sugesti yang digunakan
disesuaikan dengan tujuan hipnosis. Entah untuk tujuan hiburan,
motivasi, atau terapi. Tersedia berbagai macam script untuk sugesti
yang dapat ditemui di berbagai buku-buku hipnosis maupun situs
internet. Bahkan, di toko buku juga tersedia buku yang memuat
kumpulan script.
Pada prinsipnya, sugesti dilakukan dengan kalimat present tense
(masa kini) sehingga kata ”akan” perlu dihindari dan gunakan kata
”saat ini”. Selain itu, penggunaan kata negatif seperti kata ”tidak”
harus diminimalkan. Sentuhan pribadi dan emosional juga harus
disertakan agar sugesti dapat masuk dengan baik. Perlu diperhatikan
bahwa sugesti dapat ditolak oleh suyet jika bertentangan dengan nilai-
nilai yang dianut oleh suyet, sehingga kemungkinan terjadinya
penyalahgunaan hipnosis sangat kecil (untuk lebih jelasnya baca 7
mitos tentang hipnosis).
6. Terminasi
Terminasi berarti mengakhiri proses hipnosis. Setelah sugesti
diberikan dan proses hipnosis dirasa akan diakhiri, maka terminasi
dapat dilakukan. Umumnya, dalam terminasi diberikan sugesti positif
seperti bangun dengan tubuh yang sehat dan sebagainya. Script yang
dapat digunakan untuk melakukan terminasi adalah sebagai berikut:
”Baiklah, mari kita kembali berhitung dari satu sampai lima. Ketika
hitungan sudah sampai di angka lima, anda bisa kembali membuka
mata dengan perasaan yang sangat segar dan sehat. Mari kita hitung
sekarang. Satu… anda mulai kembali naik ke kesadaran perlahan-
lahan. Dua… anda mulai mampu menggerakan jari-jari tangan dan
kaki anda kembali. Tiga… anda sudah siap untuk membuka mata.
Empat… anda membuka mata perlahan-lahan. Dan lima… kini anda
membuka mata anda dan bangun dalam kondisi yang luar biasa sehat,
luar biasa segar.”
7. Post-hypnotic

10
Tahapan terakhir dari proses hipnosis yang berada setelah
terminasi. Beberapa saat setelah suyet membuka matanya, sebenarnya
ia masih berada dalam kondisi trance dan akan segera kembali ke
kesadaran beta. Keadaan ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan
sugesti positif kepada suyet. Biasanya, hipnotis akan menanyakan,
”Bagaimana rasanya?”. Kemudian suyet akan menjawab, ”Enak,
rileks, segar banget.”
2.3 Sugesti dalam Hipnoterapi
2.3.1 Pengertian
Suggestion Therapymerupakan salah satu metode Hypnotherapi
paling sederhana dan hanya dapat diterapkan ke kasus-kasus sederhana,
antara lain : kasus-kasus yang sangat jelas penyebabnya, serta sebagai
teknik untuk meningkatkan motivasi dan empowerment(pemberdayaan).
Pada prinsipnya suggestion therapiadalah scripsebuah cerita atau saran
yang disampaikan kepada klien, berkaitan dengan dengan permasalahan
klien. Untuk menyusun scriptsuggestion therapydibutuhkan
pengetahuan-pengetahuan praktis yang berkaitan dengan pemberdayaan
diri serta pengetahuan praktis mengenai psikologi manusia. Suggestion
therapybiasanya dilakukan sekitar 15-20 menit pada saat pelaksanaan
suggestion therapitetap dapat dilakukan prosos deeping berulang kali
untuk pendalaman relaksasi klien. Untuk kasus-kasus kompleks, tidak
disarankan menggunakan suggestion therapi secara langsung, melainkan
menggunakan Hypnotrerapeutic technique (Hypnotherapy Advanced)
untuk menggali permasalahan secara lebih jelas (The Indonesian Board
Of Hypnotrapi (IBH), 2015). Untuk hal-hal utama dalam Suggestion
Therapy, sebaiknya menggunakan aturan umum dalam sugesti, yaitu :
1. Positive (sebutkan apa yang diinginkan, bukan yang dihindari).
2. Repetition (pengulangan).
3. Present tense (hindari kata akan).
4. Pribadi.
5. Tambahan sentuhan emosional dan imajinasi.
6. Progressive (bertahap), jika diperlukan (Gunawan, 2012).

11
2.3.2 Jenis – Jenis Sugesti
Bila ditinjau dari pelaku, waktu, kondisi pikiran saat sugesti
diberikan, struktur kalimat, dan efeknya maka kita mengenal beberapa
jenis sugesti berikut:
1. Autosuggestion: Sugesti yang dilakukan oleh seseorang kepada
dirinya sendiri.
2. Heterosuggestion: Sugesti yang diberikan seseorang kepada orang
lain.
3. Hypnotic Suggestion: Sebuah sugesti yang diberikan saat subjek
berada di dalam kondisi hiposis.
4. Posthypnotic Suggestion: Sugesti yang diberikan kepada subjek di
dalam kondisi hipnosis dan dijalankan saat subjek sudah keluar dari
kondisi hipnosis.
5. Prehypnotic Suggestion: Sugesti non-hipnotik yang diberikan
sebelum induksi.
6. Direct Suggestion: Sugesti yang bersifat langsung, eksplisit, apa
adanya, dan dengan jelas menyatakan efek yang akan terjadi atau
diharapkan terjadi.
7. Indirect Suggestion: Sugesti yang bersifat tidak langsung, implisit,
dan mengisyarakat apa yang akan terjadi atau diharapkan terjadi. 
8. Non-therapeutic Suggestion: Sugesti yang tidak memberikan efek
terapeutik.
9. Therapeutik Suggestion: Sugesti yang memberikan efek terapeutik.

2.3.3 Elemen Sugesti


Yang dimaksud dengan elemen adalah berupa teknik, prosedur, dan
berbagai hal lain secara langsung maupun tidak berpengaruh dalam
membuat suatu sugesti efektif.
1. Mendapatkan Perhatian Subjek
Hipnotis/hipnoterapis umumnya mendapatkan perhatian subjek
dengan berkata, “Perhatikan sungguh-sungguh apa yang saya

12
katakan………” , “Dengarkan kata-kata saya… hanya kata-kata
saya….”
2. Goal
Operator harus mempunyai goal atau tujuan spesifik dan jelas dalam
pikirannya. Semakin sederhana goal-nya semakin baik. Terutama
bila operator memberi sugesti kepada subjek dengan tingkat
sugestibilitas yang tidak terlalu tinggi. Sangat tidak dianjurkan bila
operator memberi beberapa sugesti yang berbeda sekaligus terutama
pada subjek dengan tingkat sugestibilitas yang rendah atau
menengah.
3. Variety (Keragaman)
Seringkali operator tidak tahu sugesti seperti apa yang akan
memberikan hasil seperti yang diharapkan. Untuk itu operator perlu
cerdas dan kreatif dalam memberikan sugesti yang beragam namun
dengan tujuan mencapai goal yang sama. Dengan demikian yang
terjadi sebenarnya adalah efek compunding dari sugesti yang
“berbeda” namun sebenarnya punya tujuan yang sama.
4. Preferensi Modalitas Sensori
Operator juga perlu memperhatikan modalitas utama subjek.
Penggunaan kata atau kalimat dengan menekankan pada modalitas,
bila tidak sejalan dengan modalitas utama subjek, tidak akan
memberikan pengaruh maksimal seperti yang diharapkan. Solusinya
adalah dengan menggunakan modalitas yang berbeda secara
bergantian. Misalnya, “Rasakan tangan anda mulai bergerak…. lihat
dalam pikiran anda, tangan anda semakin mendekat dan
mendekat….” atau “Sambil anda membayangkan tangan anda
bergerak, anda juga dapat merasakan gerakannya ……..”
5. Feedback dan Ratification
Seringkali subjek tidak menyadari respon mereka terhadap sugesti
yang diberikan oleh operator. Untuk memperkuat efek sugesti,
meningkatkan respon, maka operator dapat memberitahu subjek apa
yang sedang subjek alami. Konfirmasi ini menjadi sugesti lanjutan

13
dan merupakan umpan balik pada subjek. Contohnya: “Tangan anda
bergerak....” atau “Napas anda sekarang semakin lambat…...”
6. Linking
Di sini operator menghubungkan  beberapa sugesti atau respon yang
berbeda. Misalnya: Mata anda telah menjadi begitu lelah, anda
mengalami kesulitan untuk tetap membuka mata anda. Atau kita
dapat menghubungkan dua respon yang berbeda: “Saat tangan Anda
turun, anda menjadi semakin rileks….”
7. Leading
Dalam hal ini operator tidak melaporkan respon yang subjek
tujukkan atau alami namun sebaliknya justru memberikan prediksi
apa yang akan tejadi berikutnya. Prediksi ini berlaku sebagai sugesti
yang akan dijalankan oleh subjek. Operator perlu cermat untuk
hanya menyampaikan prediksi yang besar kemungkinannya terjadi.
Misalnya, setelah operator memberi sugesti bahwa mata subjek
semakin berat, mulai berkedip, ia menambahkan, “… dan mata anda
semakin berkedip…. semakin sering berkedip…..” Pada contoh di
atas yang terjadi, selain leading, adalah umpan balik tidak langsung
(indirect feedback) dan menghubungkan secara tidak langsung
(indirect linking). Pada kebanyakan kasus, leading, linking, dan
feedback saling berpadanan dan menguatkan.
8. Tracking dan Guidance (T&G)
Untuk bisa mencapai goal atau tujuan yang diharapkan operator
tidak hanya sekali memberikan sugesti namun ia bertindak seperti
pilot yang mengarahkan pesawat (baca: pikiran subjek) melalui
proses navigasi secara berkesinambungan yang melibatkan feedback,
leading, dan linking hingga tercapai hasil yang diinginkan.
9. Utilization
Utilization, dalam konteks ini, adalah memperlakukan repson subjek,
yang sebenarnya terjadi bukan karena sugesti, pada saat sugesti
diberikan, seolah-olah adalah bagian dari respon yang diharapkan.
Erickson mendefiniskan “utilization” sebagai penerimaan terhadap

14
perilaku apa saja yang “ditawarkan”, lebih tepatnya dihasilkan oleh
subjek dan menggunakannya untuk mencapai hasil yang diinginkan.
10. Chunking dan Compounding
Seringkali untuk mencapai tujuan akhir yang “besar” operator
memberikan sugesti secara bertahap. Setiap sugesti yang dijalankan
oleh subjek merupakan langkah yang membawa subjek semakin
dekat dengan tujuan akhir. Sugesti-sugesti “kecil” ini bersifat
compunding.
11. Graded Suggestions
Elmen Elemen ini dengan yang di Chunking dan Compounding
namun berbeda. Graded Suggestion diawali  dengan memberikan
sugesti yang sangat mudah dijalankan, dan setelah dijalankan,
operator memberikan sugesti baru yang semakin lama semakin sulit.
12. Repetitions
Repetisi di sini tidak berarti pengulangan kata atau kalimat yang
sama dengan susunan yang sama. Setiap kata atau kalimat dapat
digunakan sejauh mereka masih dalam tema yang sama dan
bertujuan mencapai hasil yang sama.
13. Double Binds
Ini adalah prosedur  di mana sebuah sugesti menghubungkan hasil
yang diinginkan dengan salah satu pilihan dari dua hal yang relevan
namun bukan berupa efek atau hasil dari sugesti yang diberikan.
Prosedur ini dikenalkan  oleh Milton Erickson (yang kemudian salah
dikenali oleh Jay Haley sebagai double-bind), sebagai cara untuk
mengatasi resistensi. Contohnya adalah seorang klien diminta
memilih salah satu dari dua kursi yang tersedia sebagai kursi yang
akan ia duduki saat dihipnosis oleh operator.
14. The Passive Set
Dalam prosedur ini operator  mengeluarkan komponen  “Anda” dari
konteks “yang sedang terjadi”. Subjek, dalam hal ini, bersifat pasif
dan semua responnya terjadi secara otomatis tanpa peran sertanya
secara sadar. Hal ini dicapai dengan operator mengubah kalimat

15
“Anda mengangkat tangan Anda…..” dengan “Tangan Anda
bergerak naik……”, atau “Sekarang Anda merasa lebih tenang…..“
dengan “Perasaan nyaman sekarang menyelimuti diri Anda.”

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hipnoterapi merupakan suatu teknik terapi pikiran dan penyembuhan
menggunakan metode hipnotis. Metode hipnotis ini dapat memberikan sugesti atau
perintah positif kepada pikiran alam bawah sadar untuk mengubah pikiran,
perasaan, dan perilaku menjadi lebih baik bahkan dapat menyembuhkan suatu
gangguan psikologis pada pasien. Dari jenis-jenis hypnosis ada banyak seperti,
stage hypnosis, anodyna awareness, forensic hypnosis,clinical hypnosis, dan
methaphysical hypnosis. Masing-masingnya memiliki tujuan yang berbeda-beda,
hipnoterapi memiliki tujuan diantaranya dapat meningkatkan kualitas
hidup,menajemen rasa sakit dan stress, mengatasi fobia, dan dapat mencegah
depresi. Agar terciptanya hipnoterapi dalam hyponetapi ini terapi perlu
menggunakan dan memperhatikan penggunaan Bahasa hipnotik khusus untuk
hipnterapi. Hal ini sanagt penting untuk diperhatikan oleh terapis mengenai
amplitude suara agar sugesti yang diberikan dapat masuk.
3.2 Saran
Diharapkan dengan pembuatan makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca
khususnya pada mahasiswa keperawatan mengenai informasi yang sudah
dipaparkan tentang hipnoterapi ini. Makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari
itu kritik dan saran sangat diperlukan untuk menyempurnakan makalah ini

16
17
DAFTAR PUSTAKA
https://www.adiwgunawan.com/articles/memahami-sugesti-lebih-dalam
https://www.sehatq.com/artikel/apa-itu-self-hypnosis-ketahui-manfaat-dan-efek-
sampingnya-terhadap-kesehatan-mental/amp
Cahyadi Ashadi, (2017). Metode Hypnoterapy Dalam Merubah Perilaku. Syi’ar 17
(2).

Anda mungkin juga menyukai