Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

KEGIATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS II


DENGAN STRESS PADA USIA 30-64 TAHUN
DI KELURAHAN LOA TEBU

Mata Kuliah: Keperawatan Komunitas II


Dosen Koordinator: Ns. Siti Mukaromah, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom

Disusun Oleh
Kelompok 5
AHMAD RIADHO ROHMAN 18.0020.02.01
DERA NUR 18.0090.09.01
MELINDA BID 18.0240.24.01
NADIA NAKSITA PUTRI 18.0260.26.01
NUR HALISAH 18.0290.29.01
PEBRINASARI 18.0310.31.01
RAHMA DWI JAYANTI 18.0340.34.01
YANDA SAVIRA ALVIANTY 18.0490.49.01

PROGRAM STUDI S1-ILMU KEPERAWATAN


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS
WIYATA HUSADA SAMARINDA
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hingga saat ini
masih memberikan kami nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang
luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan proposal “Kegiatan Keperawatan
Komunitas II dengan masalah Stress Pada Usia 30-64 Tahun Di Kelurahan Loa Tebu”
Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya proposal ini mampu berguna
serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan secara luas mengenai masalah kesehatan
fisik pada masyarakat yang mengalami hipertensi.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada proposal ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik
dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab
sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran
yang konstruktif.

Samarinda, April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
KEGIATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS II DENGAN HIPERTENSI PADA
USIA 30-64 TAHUN DI KELURAHAN LOA TEBU
A. Latar Belakang
Stress merupakan masalah umum yang terjadi dalam kehidupan umat manusia.
Hal ini dikarenakan stres sudah menjadi bagian hidup yang tidak bisa terelakkan. Baik
di lingkungan sekolah, kerja, keluarga, atau dimanapun, stres bisa dialami oleh
seseorang. Stres juga bisa menimpa siapapun termasuk anak-anak, remaja, dewasa, atau
yang sudah lanjut usia. Dengan kata lain, stres pasti terjadi pada siapapun dan
dimanapun. Yang menjadi masalah adalah apabila jumlah stres itu begitu banyak
dialami seseorang. Dampaknya adalah stres itu membahayakan kondisi fisik dan
mentalnya (Gaol, 2016)
Di Indonesia gangguan mental masih menjadi salah satu permasalahan yang
signifikan. Riskesdas 2013 menyatakan bahwa prevalensi gangguan mental emosional
di Indonesia mencapai 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk di Indonesia untuk
usia 15 tahun ke atas. Menurut penelitian yang dilakukan di University of Gondar di
Ethiopia prevalensi gangguan mental emosional pada mahasiswa adalah 40,9%,
sedangkan menurut penelitian yang dilakukan di German University prevalensi
gangguan mental emosional pada mahasiswa adalah 22,7% (Rahmayani, dkk., 2019)
Penelitian Singh dan Kohli pada tahun 2015 terhadap 139 mahasiswa
keperawatan di kota New Delhi dan didapatkan hasil bahwa 107 orang (76,9%)
mahasiswa mengalami stres sedang, 27 orang (19,4%) lainnya mengalami stres ringan
dan 5 orang (3,6%) mengalami stres berat. Stres dikalangan mahasiswa bisa berdampak
kepada nilai akademik yang buruk, depresi dan bahkan bisa melakukan tindakan bunuh
diri (Aris, Yuri dkk., 2018)
Stres pada setiap orang akan menimbulkan respon yang berbeda-beda. Respon
stres yang berbeda akan melahirkan strategi koping yang berbeda-beda pula tergantung
kepada jenis koping yang digunakan. Koping itu sendiri bersifat disengaja, terencana
dan merupakan usaha secara psikologis untuk mengelola dampak dari stres. Koping
yang positif akan mengarah kepada adaptasi yang baik dengan karakteristik yang
seimbang antara sehat dan sakit, sebagai bentuk perwujudan dari jiwa yang sejahtera
dan fungsi sosial yang bagus (Aris, Yuki, dkk., 2018)
Stres yang tidak terkelola dengan baik dapat menimbulkan perasaan kesepian,
kegelisahan, tidak bisa tidur dan kekhawatiran yang berlebihan. Munculnya berbagai
stresor memberikan tantangan terhadap kemampuan koping mahasiswa. Kegagalan
dalam mengembangkan strategi koping yang berespon terhadap setiap stresor yang
muncul lebih sering menimbulkan dampak psikologis yang serius terhadap kehidupan
mahasiswa (Aris, Yuri dkk., 2018).
Berdasarkan masalah diatas, maka diperlukan edukasi untuk mencegah serta
mengurangi resiko Stress pada orang dewasa usia 30-64 tahun di kelurahan Loa Tebu.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Identifikasi awal Stress pada dewasa usia 30-64 tahun di kelurahan Loa Tebu
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kasus Stress di masyarakat kelurahan Loa Tebu.
b. Mengidentifikasi faktor penyebab Stress pada masyarakat Loa Tebu.
c. Mengidentifikasi tanda dan gejala Stress pada masyarakat Loa Tebu.
d. Mengidentifikasi penatalaksanaan Stress pada masyarakat Loa Tebu.
e. Memberikan informasi mengenai cara mengurangi gejala Stress pada
masyarakat Loa Tebu

C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Mahasiswa
Adanya kegiatan ini diharapakan mahasiswa dapat menambah pengalaman
terhadap pemberian edukasi pada masyarakat yang mengalami Stress dan cara
penanganan Stress secara langsung.
2. Bagi Masyarakat
Diharapakan adanya kegiatan ini bisa diterapkan di lingkungan agar bisa
mengurangi resiko Stress pada masyarakat di kelurahan Loa Tebu.
D. Tempat Kegiatan
Kegiatan dilakukan di Balai Kelurahan Loa Tebu.
E. Waktu Kegiatan
Kegiatan akan dilakukan pada:
Hari : Senin… Juni 2021
Waktu : 09.00 WITA – Selesai
F. Sasaran Kegiatan
Sasaran dari Kegiatan ini adalah Masyarakat di Kelurahan Loa Tebu yang berusia 30-
60 Tahun.
G. Metode Kegiatan
1. Terapi Komplementer “Massage Punggung”
Massage adalah pengurutan dan pemijatan yang menstimulasi sirkulasi darah
sertametabolisme dalam jaringan (Kusyati, 2006). Atau dengan kata lain Massage
adalah dengan melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya otot,
tendon atauligamentum tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi
untuk meredakan nyeri,menghasilkan relaksasi atau memperbaiki sirkulasi
(Mander, 2004)
2. Terapi Modalitas “Art Therapy”
Art therapy atau terapi seni adalah terapi dengan menggunakan seni sebagai
media utamanya. Art therapy dapat diartikan sebagai seni yang menjadi media
terapi atau melakukan kegiatan seni sebagai terapi.
Art therapy menganjurkan individu menvisualisasikan emosi dan pikiran yang
tidak dapat diungkapkan sehingga diungkapkan melalui karya seni dan selanjutnya
ditinjau untuk diinterpretasikkan oleh individu (Setyoadi & Kushariadi, 2011).

H. Media dan Alats


a. Pemaparan Materi
1. Leaflet
2. Power Point
3. Proyektor LCD
b. Terapi Komplementer Massage Punggung
1. Minyak atau lotion untuk Massage
2. Selimut
3. Handuk
4. Bantal dan guling
c. Terapi Modalitas Art Therapy
1. Kertas gambar
2. Pensil/alat tulis
3. Alat mewarnai
I. Rencana Proses Kegiatan
No Tahap Rincian Kegiatan Durasi Respon Partisipan Keteran
Kegiatan Waktu gan
1. Fase Tahap pembukaan : 5 Menit 1. Menjawab Salam
Orientasi 1. Moderator memberi dan
salam Mendengarkan
2. Moderator pemateri
memperkenalkan 2. Menyetujui
pembimbing dan Kontrak Waktu
anggota kelompok
3. Moderator membuat
kontrak waktu
4. Moderator
menjelaskan tujuan keg
iatan

2. Fase 1. Menggali 60 1. Mengemukakan


Kerja pengetahuan klien ten menit Pendapat
tang pengertian Stress 2. Mendengarkan
2. Memberikan dan
reinforcement positif memperhatikan
3. Menjelaskan pengerti pemateri
an Stress 3. Mengikuti
4. Menjelaskan apa saja kegiatan pijat
penyebab Stress punggung
5. Menjelaskan tanda 4. Mengikuti
dan gejala Stress kegiatan terapi
6. Memberikan menggambar
reinforcement positif
7. Menjelaskan
penanganan dan
pengelolaan Stress
8. Mengajak seluruh
peserta melakukan
kegiatan pertama
yaitu Pijat punggung
9. Mengajak seluruh
peserta melakukan
kegiatan terapi
menggambar

3 Fase 1. Menanyakan 20 1. Peserta merespon


Terminasi Respon/perasaan Menit 2. Peserta menerima
peserta setelah Doorprize/cindera
dilakukan kegiatan mata
2. Memberi reinforcement 3. Menjawab salam
positif
3. Memberi
Cinderamata/Doorprize
4. Mengakhiri kontrak
waktu
5. Mengucapkan salam

J. Susunan Pelaksana Kegiatan


No Nama Tugas
1. Dera Nur Ketua Kelompok
2. Yanda Salvira Alvianti Sekretaris
3. Melinda Bid Pemapar Materi
4. Nadia Naksita Putri Pembawa Acara
5 Nur Halisah Koordinator Terapi Pijat Punggung
6 Pebrinasari Bendahara
7 Rahma Dwi Jayanti Koordinator Terapi Menggambar
8 Ahmad Riadho Rohman Perlengkapan/Pubdekdok

K. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi Proses
a. Peserta berperan aktif selama kegiatan berlangsung dengan mengikuti setiap
kegiatan
b. Minimal 75% dari peserta yang hadir mengikuti kegiatan sampai selesai
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mengerti mengenai Stress
b. Peserta mengetahui penyebab dari Stress
c. Peserta mengetahui tanda dan gejala Stress
d. Peserta mengetahui cara pencegahan dan penanganan Stress
Lampiran 1
(Leaflet Stress)

Anda mungkin juga menyukai