Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TERAPI AKTIVITAS LANSIA

TERAPI OKUPASI: KREASI SENI MERONCE

Oleh

Ronaldo Agustinus Metekohy

1490122115

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXIX

INSTITUT KESEHATAN IMMANUEL


TA 2022/2023
Topik : Terapi Okupasi: Kreasi Seni Meronce
Sasaran : Lansia di Panti wreda karitas cimahi

Hari/Tanggal : Jumat, 31 Mret 2023

Waktu : 09.00 WIB

Tempat : Ruang Kumpul panti werdha Karitas

Pelaksana : Ronaldo Agustinus Metekohy

A. Latar Belakang
Berdasarkan definisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia (lansia)
apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan
tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai denganpenurunan kemampuan
tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan lansia adalah keadaan yang
ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan Perubahan fungsi kognitif
dan motoric pada lansia.
Perubahan perubahan yang dialami pada lansia salah satunya adalah Penurunan
fungsi otak, pada lansia terjadi perubahan pada sistem persarafan dimana otak
mengalami penyusutan (atropi). Hal ini dikarenakan terjadinya penurunan jumlah sel otak
serta terganggunya mekanisme perbaikan sel otak yang disebabkan karena berkurangnya
cabang-cabang neuron (spina dendrit) dan kerapatan sinapsis serta merosotnya lapisan
myelin yang melapisi akson pada neuron. Proses kemunduran fungsi kognitif pada lansia
juga disertai dengan kemunduran fungsi motorik yaitu terjadi penurunan kekuatan dan
kontraksi otot, elastisitas dan fleksibilitas otot, penurunan fungsi propioceptif serta
kecepatan, gangguan sistem vestibular, visual dan waktu reaksi. (Ponto: 2015)
Menurut penelitian Graff (2007), salah satu cara untuk mengoptimalkan
fungsi kognitif dan motoric halus pada lansia dengan menggunakan terapi okupasi.
Terapi okupasi adalah suatu ilmu dan seni pengarahan partisipasi seseorang untuk
melaksanakan tugas tertentu yang telah ditetapkan. (Direja dalam sholihah dan aktifah:
2021). Salah satu kreasi seni yang dilakukan oleh lansia adalah meronce. Meronce adalah
merangkai objek benda menjadi sebuah kesatuan menarik dengan adanyan bantuan tali
maupun benang.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk lansia agar dapat mengkreasikan ide kreatifitas dan karya nya secara mandiri
2. Tujuan Khusus
Pada saat TAK klien dapat
a. Berpartisipasi aktif selama kegiatan
b. Mampu membangkitkan diri untuk melakukan aktivitas
c. Mampu meningkatkan kemampuan fisik lansia
d. Mengikuti kegiatan sesuai instruksi
e. Mempertahankan dan atau meningkatkan keterampilan kognitif dan motoric

C. Metode TAK
Demontrasi

D. Media dan alat


1. Manik manik Mutiara
2. Gelang karet
3. Gunting
4. Wadah (mangkuk / piring)

E. Sasaran
Lansia di panti werdha karitas

F. Waktu dan tempat pelaksanaan


Waktu : 09.00 WIB – selesai
Tempat pelaksanaan : Ruang Kumpul Panti Werdha Karitas
G. Susunan kegiatan

No Tahap Alokasi Kegiatan Penanggung

Waktu Jawab
1 Pra Interaksi dan 5 menit 1. Mengucapkan salam Ronaldo
Apersepsi 2. Melakukan kontrak waktu dengan
peserta
3. Menjelaskan tujuan, metode dan
cara meronce

2 Isi TAK 30-60 1. Melakukan kegiatan Ronaldo


menit 2. Membantu lansia

3 Terminasi 10 menit 1. Memberikan kesempatan Ronaldo


kepadaklien untukmengungkapkan
perasaannyasetelah melakukan
senam
2. Memberikan pujian atas apa yang
telah di ungkapkan
3. Penutup
H. Daftar Pustaka

Ponto, D. L., Bidjuni, H., & Karundeng, M. (2015). Pengaruh Penerapan Terapi Okupasi
Terhadap Penurunan Stres Pada Lansia Di Panti Werdha Damai Ranomuut
Manado. JURNAL KEPERAWATAN, 3(2).

Savitri. Dkk. (2020). “Pengabdian Masyarakat: Terapi Okupasi Pada Lansia Dengan Tema
“Lansia Mampu Berkarya” Di Panti Werha Sukacita Batam”. DEDIKASI. 1(1). 27-35

Sholihah, C., & Aktifah, N. (2021, December). Literature Review: Gambaran Pengaruh Terapi
Okupasi Terhadap Penurunan Tingkat Stres Pada Lansia. In Prosiding Seminar Nasional
Kesehatan (Vol. 1, pp. 772-778).

Slamet Marsela, S. (2022). ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN


PERSEPSI SENSORI GANGGUAN PENDENGARAN DENGAN TERAPI OKUPASI MERONCE
MANIK-MANIK (Doctoral dissertation, Universitas Kusuma Husada Surakarta).

Yusuf. Dkk. (2018). “Pengaruh Millieu Therapy Metode Kreasi Seni membuat Gelang terhadap
Penurunan Kesepian (Loneliness) Lansia”. MKK. 1(1). 109-118.
I. Lampiran Materi TAK
1. Terapi Okupasi
Terapi okupasi merupakan bentuk psikoterapi suportif berupa
aktivitas-aktivitas yang membangkitkan kemandirian secara manual,
kreatif dan edukasional untuk penyesuaian diri dengan lingkungan
dan meningkatkan derajat kesehatan fisik dan mental pasien. Terapi
okupasi pada lansia merupakan salah satu alternatif non farmakologi
yang mudah dilakukan, mudah dibuat dan mudah digunakan tetapi
memberikan manfaat besar dalam menurunkan stress (Sholihah dan
Nurul Aktifah, 2021).
Terapi okupasi merupakan suatu ilmu dan seni pengarahan
partisipasi seseorang untuk melaksanakan tugas tertentu yang telah
ditentukan dengan tujuan untuk memperbaiki, memperkuat,
meningkatkan kemampuan, serta mempermudah belajar keahlian atau
fungsi yang dibutuhkan dalam prises penyesuaian diri dengan lingkungan
(Widari, 2019) dalam (Savitri dkk, 2020).

2. Tujuan terapi okupasi


Terapi okupasi bertujuan mengembangkan, memelihara,
memulihkan fungsi dan atau mengupayakan kompensasi atau
adaptasi untuk aktivitas sehari-hari, produktivitas dan luang waktu
melalui pelatihan, remediasi, stimulasi dan fasilitasi (Sholihah dan Nurul
Aktifah, 2021).
Menurut Widari (2019) dalam (Savitri dkk, 2020) tujuan dari terapi
okupasi adalah: menciptakan kondisi tertentu sehingga klien dapat
mengembangkan kemampuan untuk dapat berhubungan dengan orang lain dan
masyarakat sekitarnya, membantu klien melepaskan dorongan emosionalnya
secara wajar, membantu klien untuk menemukan kegiatan yang sesuai bakat dan
kondisi klien, membantu dalam pengumpulan data, terapi khusus untuk
mengembalikan fungsi fisik, meningkatkan gerak sendi, otot, dan koordinasi
gerakan, mengajarkan aktivitas sehari-hari (ADL) seperti makan, berpakaian,
berbelanja, menggunakan alat tertentu, dan lain – lain, membantu klien untuk
menyesuaikan diri dengan pekerjaan rutin ditempat tinggalnya (rumah, panti, dll).
Terapi okupasi juga dapat menjadi salah satu cara untuk mengoptimalkan
fungsi kognitif lansia. Terapi okupasi merupakan suatu bentuk psikoterapi
suportif berupa aktvitas yang membangkitkan kemandirian secara manual, kreatif
dan edukasional untuk penyesuaian diri dengan lingkungan dan meningkatkan
derajat kesehatan fisik dan mental lansia. Terapi okupasi meningkatkan
kemampuan individu untuk terlibat dalam bidang kinerja berikut: aktivitas hidup
sehari-hari dan kegiatan instrumental hidup sehari-hari (Salam et al., 2018)
dalam (Savitri dkk, 2020).
3. Jenis-jenis terapi okupasi
a. Terapi rekreasi
b. Terapi kreasi seni
c. Terapi dengan menggambar dan melukis
d. Literatur atau bibliotherapy
e. Pet therapy
f. Plant therapy
4. Terapi okupasi: kreasi seni meronce
Terapi kreasi seni membuat gelang merupakan salah satu dari sekian
banyak terapi kreasi seni yang dapat dengan mudah diterapkan. Metode kreasi
seni dengan membuat gelang dari tali ini pasien dapat melakukan kegiatan secara
konstruktif dan menyenangkan serta mengembangkan kemampuan hubungan
sosial. Dalam kehidupan sehari-hari. Seni digunakan untuk menggambarkan rasa
cinta, kasih sayang, dan keindahan. Kelebihan dan keuntungan dari metode kreasi
seni ini lansia dapat menyalurkan kreatifitasnya, menciptakan suatu hasil karya,
mengisi waktu luang, dan dapat bekerja sama untuk melakukan suatu hasil karya.
Kreasi seni membuat gelang dapat melatih kesabaran, ketelitian, kreativitas,
kerjasama dengan yang lain, dan keuletan pada lansia. Sehingga lansia dapat
mengembangkan kemampuan berpikir dan bertindak secara kreatif (Yusuf, 2018)
J. Lampiran Media Alat Bantu
K. Dokumentasi kegiatan

Anda mungkin juga menyukai