Anda di halaman 1dari 26

REFLEXOLOGY

DI POSYANDU LANSIA YOGYAKARTA


KOMUNITAS KEPERAWATAN

Dosen pengampuh : Indrayanti, M.Kep.,Sp.Kom

DISUSUN OLEH :
Kelompok 4

Delia 1703012
Eltasia R. Laimeheriwa 1703013
Erna Budi Sulistyawati 1703014
Ni Wayan Sudari 1703025
Pablo Yohanes Ngadhi 1703029
Pranata 1703030
Riana Yigi Balom 1703034
Sandiwan 1703036
Yustanty Rebecha Suni 1703044
Oshin Marsella 1703048

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala


limpahan Rahmat sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah Keperawatan Komunitas ( Gerontik ) ini
dengan tepat waktu yang telah ditentukan.
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan
masukan dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan dan
wawasan untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik itu secara
langsung maupun tidak langsung.

Kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari kategori sempurna,
baik dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun dari dosen mata kuliah yang
bersangkutan dan rekan – rekan semuanya, sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini dan makalah – makalah
selanjutnya.

Yogyakarta , Oktober 2018


Penyusun

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar belakang .............................................................................................. 1

B. Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II KONSEP DASAR REFLEKSOLOGI ....................................................... 3

A. Pengertian ..................................................................................................... 3

B. Tujuan Terapi ............................................................................................... 3

C. Indikasi Terapi ............................................................................................. 5

D. Kontraindikasi terapi .................................................................................... 6

E. Fisiologis/patofisio atau psikologis .............................................................. 6

F. Pengkajian .................................................................................................... 8

G. Diagnosis (sesuai NIC dan atau ICNP) dan Nursing Outcome (NOC) ....... 9

H. RENCANA KEPERAWATAN ................................................................. 10

I. Intervensi/Prosedur .................................................................................... 17

J. Evaluasi ...................................................................................................... 19

K. Hal-hal yang perlu diperhatikan ................................................................. 19

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 21

A. Kesimpulan ................................................................................................ 21

B. Saran ........................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pengobatan adalah ilmu dan seni menyembuhan, dimana bidang ini

mencakup berbagai praktek perawatan kesehatan yang secara kontinu

dan dinamis guna mempertahankan dan memulihkan kesehatan.

Pengobatan sendiri dapat digolongkan menjadi dua, yaitu farmakologi

dan nonfarmakologi. Penanganan dengan terapi nonfarmakologi

merupakan trend tersendiri yang gencar diterapkan dalam kesehatan.

Penanganan dengan terapi non farmakologi dapat dilakukan dengan

tujuan untuk mengurangi stress, penurunan berat badan, mengurangi

konsumsi alkohol dan rokok, olahraga atau aktivitas fisik, akupresur

serta relaksasi.

Salah satu teknik relaksasi yang dapat dijadikan terapi alternatif untuk

mengatasi adanya nyeri, ansietas, stres dan masalah lain yang dapat

mempengaruhi kesejahteraan dan kualitas hidup seseorang adalah pijat

refleksi kaki (reflekxologi). Pijat refleksi kaki memberikan manfaat

yaitu mengurangi rasa sakit pada tubuh, bisa juga mencegah berbagai

macam penyakit. Selain itu meningkatkan daya tahan tubuh, membantu

mengatasi stres, meringankan gejala migrain, membantu penyembuhan

penyakit kronis, dan mengurangi ketergantungan terhadap obat-obatan.

1
Pijat refleksi ini ada teknik-teknik dasar yang sering dipakai yaitu:

teknik merambatkan ibu jari, memutar tangan dan kaki pada satu titik,

serta melakukan teknik menekan dan menahan. Rangsangan-

rangsangan yang diberikan berupa tekanan pada tangan dan kaki ini

dapat memancarkan gelombang-gelombang relaksasi ke seluruh tubuh.

B. Tujuan
1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran tentang pemberian reflexology untuk

mengatasi gejala penyakit seperti nyeri, stress, ansietas, dan

gangguan pola tidur guna meningkatkan kesejahteraan dan kualitas

hidup.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui pengertian reflexologi

b. Untuk mengetahui tujuan terapi reflexologi

c. Untuk mengetahui indikasi dari pemberian reflexology

d. Untuk mengetahui kontra indikasi pemberian reflexology

e. Untuk mengetahui fisiologi dan patofisiology reflexology

f. Untuk mengetahui fokus pengkajian, penentuan diagnosis,

rencana, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan pada pasien

yang berikan terapi flexology

2
BAB II
KONSEP DASAR REFLEKSOLOGI

A. Pengertian
Reflexologi adalah terapi komplementer kompleks yang digunakan

secara global untuk manejemen gejala dan untuk meningkatkan

kesejahteraan. Reflexology sebagai ilmu yang berhubungan dengan

prinsip bahwa ada area reflex di kaki, dan menstimuli reflek tersebut

dengan benar, sehingga dapat membantu masalah kesehatan dengan

cara alami sejenis perawatan pencegahan (International institute of

reflexology, 2012).

Terapi refleksologi adalah terapi tekanan khusus yang bekerja pada

titik-titik refleks yang tepat di kaki yang berhubungan dengan bagian

tubuh lain. Kaki mewakili mikroskosmos tubuh, semua organ, kelenjar

dan bagian tubuh lainnya ditata dalam pengaturan yang sama pada kaki

(Dougans, 2005).

B. Tujuan Terapi
1. Untuk mengobati atau mendiagnosis gangguan medis tertentu

tetapi untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan yang lebih

baik (Kunz dan Kunz, 2003).

3
2. Untuk mencapai dan mempertahankan kesehatan, meningkatkan

kesejahteraan, dan mengurangi gejala penyakit dan kesakitan

(Tiran, 2002).

3. Membantu pasien untuk menjadi lebih utuh dan merasa lebih baik.

4. Pijat refleksi dapat bersifat sedatif yang berfungsi meringankan

ketegangan pada saraf. Karena mempengaruhi sistem saraf, pijat

refleksi juga dapat meningkatkan aktivitas sistem vegetasi tubuh

yang dikontrol oleh otak dan sistem saraf, yakni sistem kelenjar-

hormonal, sistem peredaran darah, sistem pencernaan, dan lain-lain

(Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan, 2015).

5. Pijat refleksi dapat membuat otot dan jaringan lunak tubuh lebih

relaks dan meregang. Hal itu akan mengurangi ketegangan dan

dapat melepaskan tumpukan asam laktat hasil pembakaran anaerob

sehingga dapat membersihkan endapan dari bahan buangan yang

tidak terpakai. Saat bekerja otot membutuhkan energi yang didapat

dari pembakaran dengan cara aerob atau anaerob. Proses anaerob

menghasilkan asam laktat sebagai bahan buangan. Tumpukan asam

laktat itulah yang menyebabkan timbulnya rasa pegal pada otot

atau rasa nyeri pada persendian (Direktorat Pembinaan Kursus dan

Pelatihan, 2015).

6. Pemijatan di area atau titik refleksi tertentu akan membantu

menyeimbangkan kadar kalsium dalam tubuh. Hal itu tentu sangat

bermanfaat untuk memelihara jantung, sistem pernapasan, sistem

4
getah bening, metabolisme atau pencernaan tubuh, sistem

pembuangan, dan semua sistem yang dalam bekerjanya

dipengaruhi oleh sistem saraf dan otot. Kalsium adalah zat yang

sangat diperlukan untuk memelihara saraf, otot, tulang, termasuk

gigi (Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan, 2015).

Dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat dari ilmu pijat

pengobatan refleksi adalah untuk:

a) Meningkatkan daya tahan dan kekuatan tubuh (promotif).

b) Mencegah penyakit tertentu (preventif).

c) Mengatasi keluhan dan pengobatan terhadap penyakit tertentu

(kuratif)

d) Memulihkan kondisi kesehatan (rehabilitatif).

C. Indikasi Terapi
Pijat refleksi telah lama dikenal sebagai terapi alternatif untuk

mengatasi gangguan pada saraf dan peredaran darah. Selain itu, pijat

refleksi juga berfungsi untuk :

1. Meredakan stress dan ketegangan

2. Insomnia

3. Migraine

4. Depresi

5
D. Kontraindikasi terapi
Pijat refleksi termasuk salah satu metode penyembuhan atau terapi

kesehatan yang tidak menimbulkan efek samping selama dilakukan

secara baik dan sesuai petunjuk. Namun ada beberapa penyakit yang

tidak bisa disembuhkan dengan cara dipijat refleksi antara lain :

1. Matinya urat saraf akibat kecelakaan, benturan, stroke atau penyakit

lainnya. Pemijatan pada daerah refleksi tidak boleh dianjurkan sebab

tidak akan memberikan reaksi atau respon terhadap organ yang

berhubungan dengan daerah refleksi.

2. Tumpulnya kepekaan urat saraf karena terlalu banyak minum obat

kimia. Terlalu sering dan banyak meminum obat kimia dapat

membuat urat saraf menjadi tumpul atau kurang peka, karena peran

yang alami telah di gantikan atau dimatikan oleh obat kimia tersebut.

3. Kanker yang terlalu parah karena telat ditangani.

E. Fisiologis/patofisio atau psikologis


Terapi pijat refleksi adalah cara pengobatan yang memberikan sentuhan

pijatan pada lokasi dan tempat yang sudah dipetakan sesuai pada zona

terapi. Pada zona- zona ini, ada suatu batas atau letak reflek-reflek yang

berhubungan dengan organ tubuh manusia, dimana setiap organ atau

bagian tubuh terletak dalam jalur yang sama berdasarkan fungsi system

saraf.

6
Telapak kaki terdapat gambaran tubuh, dimana kaki kanan mewakili

tubuh bagian kanan dan kaki kiri mewakili tubuh bagian kiri. Potter &

Perry (1997) menegaskan bahwa pemberian sentuhan terapeutik

dengan menggunakan tangan akan memberikan aliran energi yang

menciptakan tubuh menjadi relaksasi, nyaman, nyeri berkurang, aktif

dan membantu tubuh untuk segar kembali.

Apabila titik tekan dipijat atau disentuh dan diberi aliran energi maka

system cerebral akan menekan besarnya sinyal nyeri yang masuk

kedalam sistem saraf yaitu dengan mengaktifkan sistem nyeri yang

disebut analgesia (Guyton & Hall, 2007). Ketika pemijatan

menimbulkan sinyal nyeri, maka tubuh akan mengeluarkan morfin

yang disekresikan oleh sistem serebral sehingga menghilangkan nyeri

dan menimbulkan perasaan yang nyaman (euphoria).Reaksi pijat

refleksi terhadap tubuh tersebut akan mengeluarkan neurotransmitter

yang terlibat dalam system analgesia khususnya enkafalin dan

endorphin yang berperan menghambat impuls nyeri dengan memblok

transmisi impuls ini di dalam system serebral dan medulla spinalis

(Guyton & Hall, 2007; Potter & Perry, 1997).

Rasa sakit yang dirasakan oleh tubuh di atur oleh dua sistem serabut

saraf yaitu serabut A-Delta bermielin dan cepat dan serabut C tidak

bermeilin berukuran sangat kecil dan lambat mengo lah sinyal sebelum

7
dikirim ke sistem saraf pusat atau sistem serebral. Rangsangan yang

masuk ke sistem saraf serabut A-Delta mempunyai efek menghambat

rasa sakit yang menuju ke serabut saraf C, serabut saraf C bekerja untuk

melawan hambatan. Sementara itu, signal dari otak juga mempengaruhi

intensitas rasa sakit yang dihasilkan. Seseorang yang merasa sakit bila

rangsangannya yang datang melebihi ambang rasa sakitnya, secara

reflek orang akan mengusap bagian yang cedera atau organ tubuh

manusia yang berkaitan dengan daerah titik tekan tersebut. Usaha tubuh

untuk merangsang serabut saraf A-Delta menghambat jalannya sinyal

rasa sakit yang menuju ke serabut C menuju ke otak, dampaknya rasa

sakit yang diterima otak bisa berkurang bahkan tidak terasa sama sekali

(Guyton & Hall, 2007).

F. Pengkajian
1. Identitas pasiesn

2. keluhan utama yang dirasakan pasien pada saat ini

3. Riwayat penyakit yang lalu

a. Apakah sudah pernah sakit yang sama

b. Kapan

c. Bagaimana pengobatan yang sudah dilakukan

4. Pola eliminasi

a. BAB meliputi frekuensi, konsistensi, pemakaian obat-obatan

untuk pelancar BAB.

8
b. BAK meliputi frekuensi, warna urine, jumlah urine, kesulitan

BAK.

5. Pola nutrisi

Kaji frekuensi makan, adanya mual, muntah, gangguan makan.

6. Pola istirahat tidur

Kaji pemenuhan kebutuhan tidur pasien, kebiasaan sebelum tidur.

7. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum, tekanan darah, nadi.

b. Kaji nyeri: lokasi, durasi, frekuensi, intensitas, kualitas nyeri,

hal-hal yang dapat menstimulasi dan mengurangi nyeri.

c. Inspeksi

1) Lingkaran hitam pada mata

2) Kondisi area pemijatan (pembengkakan, warna, ulserasi,

cacat jari kaki, dan bau).

d. Palpasi

1) Nyeri tekan

2) Vesika urinaria adakah retensi urine di VU.

G. Diagnosis (sesuai NIC dan atau ICNP) dan Nursing Outcome


(NOC)
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis

2. Ganggu pola tidur berhubungan dengan kendala lingkungan.

3. Anxietas berhubungan dengan status kesehatan terkini

9
H. RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosis Keperawatan NOC NIC Rasionalisasi

1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri


dengan agen cedera biologis. keperawatan nyeri a. Kaji nyeri secara a. Memberikan dasar
terkontrol dengan kriteria komprehensif untuk mengkaji
hasil meliputi (lokasi, perubahan pada
karakteristik, onset, tingkat nyeri dan
Kontrol nyeri :
durasi, frekuaensi, mengevaluasi
a. Mengenali penyebab kualitas, intensitas intervensi.
nyeri. nyeri serta faktor
b. Melaporkan nyeri yang menyebabkan
terkontrol. nyeri).
c. Menggunakan metode b. Observasi respon non b. Memberikan
pencegahan. verbal klien yang infromasi tambahan
d. Menggunakan anlgetik menunjukkan rasa tentang nyeri pasien.
yang di ketidak nyamanan
rekomendasikan.

10
e. Melaporkan gejala pada c. Gali bersama pasien c. Memberikan data
petugas kesehatan. faktor-faktor yang mengenai faktor-
dapat menurunkan faktor yang
atau memperberat menurunkan
nyeri. kemampuan klien
untuk mentoleransi
nyeri dan
No Diagnosis Keperawatan NOC NIC Rasionalisasi

meningkatakan tingkat
nyeri pasien.

d. Perasaan takut dan


d. Kurangi atau eliminasi
cemas akan mengurangi
faktor-faktor yang
toleransi pasien
dapat mencetuskan
terhadap nyeri.
atau meningkatkan
nyeri (misalnya
ketakutan, kelelahan

11
dan kurang
pengetahuan).
e. Pemijatan memberikan
e. Lakukan pemijatan
aliran energy sehingga
pada titik pemijatan.
sistem cerebral akan
menekan besarnya
sinyal nyeri yang masuk
kedalam sistem saraf
yaitu dengan
mengaktifkan sistem
nyeri.
f. Ajarkan klien
f. Meningkatkan jumlah
penggunaan teknik
pilihan dan strategi yang
non farmakologi
tersedia untuk
seperti relaksasi,
mengatasi nyeri.
imajinasi

12
No Diagnosis Keperawatan NOC NIC Rasionalisasi

atau terapi musik

g. Berikan klien obat g. Analgetik cenderung


pereda nyeri yang lebih efektif ketika
optimal sesuai yang diberikan secara dini
diresepkan dokter. pada siklus nyeri.
2 Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan Peningkatan tidur:
berhubungan dengan kendala keperawatan pasien mampu
a. Identifikasi faktor a. Sebagai dasar
lingkungan. meningkatkan tidur dengan
yang mempengaruhi menentukan tindakan
kriteria:
istirahat tidur. dan evaluasi tindakan.
a. Melaporkan tidur
b. Instruksikan pasien b. Minuman akan
yang
untuk menghindari meningkatkan produksi
cukup di malam
minum dalam jumlah urine dan berkemih
hari
banyak ketika dimalam hari dapat
b. Terjaga pada waktu
mendekati waktu menganggu tidur.
yang tepat
tidur. c. Kebisingan, ketegangan
c. Perasaan segar
dan kegelisahan
setelah tidur

13
c. Ajarkan pada pasien menganggu tidur
dan keluarga untuk pasien.
menghilangkan
situasi yang
menimbulkan

No Diagnosis Keperawatan NOC NIC Rasionalisasi

stres sebelum tidur.


d. Lakukan tindakan d. Meningkatkan rasa
yang menimbulkan nyaman, mengurangi
kenyamanan, ketegangan otot.
misalnya dengan
masage.
3 Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Peningkatan koping
status penyakit terkini. keperawatan pasien a. Bantu pasien untuk a. Orang yang bersikap
mampu mengontrol tingkat menyelesaikan konstriktif mampu
kecemasan dengan kriteria: menerima kemajuan.

14
a. Dapat beristirahat masalah dengan cara b. Pemahaman tentang
b. Ekspresi wajah konstruksif. proses sakit,
rileks b. Jelaskan kepada penanganan dan
c. Mengatakan tidak pasien tentang proses prognosis
cemas penyakit, penanganan meningkatkan
d. Tekanan darah dan prognosis. kerjasama dan
normal mengurangi
e. Frekuensi nadi kecemasan.
normal. c. Dukung penggunaan c. Kebutuhan akan
spiritualitas. makna dan tujuan
hidup, menemukan
makna hidup dalam
membangun hubungan
yang selaras

No Diagnosis Keperawatan NOC NIC Rasionalisasi

dengan Tuhan dan


sesama manusia serta

15
alam sekitarnya baik
unutk kesehatan jiwa
seseorang.
d. Anjurkan kepada e. Keluarga mempunyai
keluarga untuk tugas memelihara
memberikan pertumbuhan
dukungan sosial psikososial dan
yang adekuat. kesejahteraan hidup
pasien

16
I. Intervensi/Prosedur
a. Persiapan alat

1) Handuk jika diperlukan

2) Minyak zaitun jika diperlukan

3) Bantal 1 atau 2 buah sesuai kebutuhan

b. Proses

1) Pasien berbaring dengan nyaman tanpa alas kaki dan diberi


selimut.
2) Posisi tidur pasien agak lebih tinggi dari kursi dimana
refleksolog duduk.
3) Supaya lebih rileks pasien diperbolehkan menggunakan bantal
kepala dan mengganjal lutut dengan bantal.
4) Pakaian yang ketat dikendorkan atau dilepas sehingga tidak
mengganggu sirkulasi.
5) Lakukan penilaian toleransi pasien terhadap besarnya tekanan
yang akan diberikan.
6) Tekanan yang diberikan harus cukup kuat untuk mengaktifkan
potensi penyembuhan tubuh tetapi juga harus dapat ditoleransi
oleh pasien. Kepekaan setiap individu terhadap tekanan
bervariasi, dan kaki biasanya lebih sensitive dengan perawatan
berikutnya.
7) Prinsip pelaksanaan tindakan yaitu menyelesaikan area jari kaki
pada salah satu kaki kemudian dilanjutkan area jari kaki pada
kaki yang lainnya.
8) Waktu pelaksanaan selama 45 menit hingga 1 jam diperkirakan
untuk melakukan reflekxologi pada ke dua kaki dan mungkin
juga memerlukan waktu tambahan untuk melakukan pemijatan
di area tertentu yang memerlukan perawatan lebih lanjut.

17
9) Tehik pemijatan bisa menggunakan salah satu tehnik dibawah
ini:
a) Tehnik Thumb-Walking
Tujuan tehnik thumb-walking adalah menerapkan tekanan
konstan kepermukaan kaki atau tangan
 Satu tangan memegang punggung kaki (pada posisi
telentang). Letakkan ibu jari di telapak kaki dan jari jari
terapis diatas kaki (posisi tangan menggengam).
 Dorong pergelangan tangan untuk menciptakan daya
ungkit yang memberikan tekanan dengan jempol.
 Tekuk dan lepaskan kepalan ibu jari, gerakkan kedepan
sedikit demi sedikit. Ketika tangan anda teras meregang,
posisikan ulang dan lanjutkan lagi.
 Tekan pelan pelan pada setiap tekukan. Tujuan dari
tindakan ini pada titik dengan takanan dan perasaan yang
konstan. Jaga agar ibu jari anda sedikit miring agar saat
melakukan pemijatan untuk mencegah pemijatan yang
tidak tepat pada titik.
b) Hook and Back-Up
Tehnik hook and back up digunakan untuk area yang spesifik
pada area yang luas. Merupakan tehnik yang stabil, hanya
menggunakan gerakan kecil ibu jari.
 Tekan dan lindungi area yang akan dilakukan pemijatan
dengan pegangan tangan. Tangan berada disekitar area
sementara ibu jari dan jari menekan ditempat tersebut.
 Letakkan jari jari tangan yang digunakan untuk memijat
diatas tangan yang memegang.
 Tempatkan ibu jari yang digunakan untuk memijat
ditengah area yang akan dipijat. Hook and back-up
menggunakan tepi ibu jari.

18
10) Pada setiap akhir sesi pasien diberi waktu untuk releks selama
beberapa menit.

J. Evaluasi
Terapis harus berhati-hati terhadap tekanan pijatan jika ada masalah
terkait dengan aliran darah ke anggota badan karena diabetes, penyakit
saraf, atau arteriosklerosis. Orang dewasa yang lebih tua mungkin
memerlukan tindakan pencegahan khusus, karena adanya kekhawatiran
seperti keterbatasan gerak, inkontinensia, arthritis, dan nyeri sendi.
Ketika berhadapan dengan kondisi seperti itu, mungkin lebih baik jika
mempertimbangkan kenyamanan dan nuansa sentuhan seseorang
sebagai tujuan utama.

K. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1. Refleksologi harus ditetapkan pada kaki secara keseluruhan,

penting untuk melakukan tindakan secara khusus pada beberapa

sistem tubuh. Misalnya sistem pencernaan untuk meningkatkan

eliminasi yang tepat, sistem limfatik untuk meningkatkan

pembersihan limbah, kandung kemih dan ginjal untuk

meningkatkan urine dan aliran energi (ginjal adalah salah satu

sumber Qi), solor plexus (tempat perasaan dan emosi disimpan)

untuk meningkatkan relaksasi, semua kelenjar internal untuk

menstimulasi fungsi masing-masing, dan paru-paru untuk

meningkatkan konsumsi oksigen.

2. Sebelum melakukan terapi lakukan penilaian toleransi pasien

terhadap besarnya tekanan yang akan diberikan.

19
3. Jaga agar ibu jari anda sedikit miring agar saat melakukan

pemijatan untuk mencegah pemijatan yang tidak tepat pada titik.

4. Berikan tekanan bagian datar ibu jari (bukan dengan ujung jari)

hal ini dilakukan untuk menghindari perlukaan akibat kuku jari.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengobatan adalah ilmu dan seni menyembuhan, dimana bidang ini

mencakup berbagai praktek perawatan kesehatan yang secara kontinu

dan dinamis guna mempertahankan dan memulihkan kesehatan.

Pengobatan sendiri dapat digolongkan menjadi dua, yaitu farmakologi

dan nonfarmakologi.

Untuk pengobatan nonfarmakologi yaitu dengan terapi pijat refleksi

adalah cara pengobatan yang memberikan sentuhan pijatan pada lokasi

dan tempat yang sudah dipetakan sesuai pada zona terapi. Pada zona-

zona ini, ada suatu batas atau letak reflek-reflek yang berhubungan

dengan organ tubuh manusia, dimana setiap organ atau bagian tubuh

terletak dalam jalur yang sama berdasarkan fungsi system saraf.

Reflexologi adalah terapi komplementer kompleks yang digunakan

secara global untuk manejemen gejala dan untuk meningkatkan

kesejahteraan. Reflexology sebagai ilmu yang berhubungan dengan

prinsip bahwa ada area reflex di kaki, dan menstimuli reflek tersebut

dengan benar, sehingga dapat membantu masalah kesehatan dengan

cara alami sejenis perawatan pencegahan (International institute of

reflexology, 2012).

21
B. Saran
Meningkatkan penerapan terapi pemijatan tempat-tempat tertentu yang
menjadi sumber titik- titik pengobatan yang dilakukan tanpa
penggunaan obat-obatan. Pengobatan secara non farmakologi ini sangat
membantu proses pemulihan suatu penyakit yang tidak terlalu berat
menambah resiko terhadap penyakit.

22
DAFTAR PUSTAKA

Bullecheck at all. (2015) Nursing Intervention Clasification (NIC). Edisi 6.

Singapura: Elsevier.

Guyton dan Hall. (2011). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi revisi berwarna

ke-12. Singapura. Elsevier.

Moorhead at all. (2015). Nursing Outcame Clasification (NOC). Edisi 5. Singapura.

Elsevier.

Nanda. (2015). Diagnosa Keperawata Definisi dan Klasifikasi 2015-2017.

Singapura. Elsevier.

23

Anda mungkin juga menyukai