Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

TERAPI BEKAM

Dosen Pengampu :
Qori`ila Saidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,S.Kep.An

Nama Kelompok :
KELOMPOK 5
1. Andreas Alfa Bramantyo D (2010010)
2. Ellyza Audia (2010042)
3. Novela Dea Firnanda (2010076)
4. Putri Sripuspita Handayani (2010086)
5. Shafira Mahabbah I (2010090)
6. Yunus Mufid Wicaksono (2010108)

STIKES HANG TUAH SURABAYA


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TA. 2023 – 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan
mengenai mata kuliah Keperawatan Komplementer, dengan judul “TERAPI BEKAM.”
Dengan materi kuliah ini kami diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami Terapi
Bekam.
Dengan demikian, kami sadar materi ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak,
agar bisa menjadi lebih baik lagi. Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi
yang berguna bagi pembacanya, terutama mahasiswa.

Penulis

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB 1.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................3
1.3 Tujuan..........................................................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum......................................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus.....................................................................................................3
BAB 2.........................................................................................................................................4
LANDASAN TEORI................................................................................................................4
2.1 Sejarah Terapi Bekam.................................................................................................4
2.2 Definisi Bekam............................................................................................................7
2.3 Jenis Bekam.................................................................................................................7
2.4 Manfaat Terapi Bekam................................................................................................8
2.5 Indikasi dan Kontraindikasi Terapi Bekam.................................................................9
2.6 Titik Bekam Pada Sirkulasi.......................................................................................11
2.7 Alat Terapi Bekam....................................................................................................12
2.8 Efek Samping............................................................................................................16
BAB 3.......................................................................................................................................18
PENUTUP...............................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan................................................................................................................18
3.2 Saran..........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terapi bekam adalah praktik tradisional Tiongkok dan Timur Tengah
yang digunakan untuk mengobati berbagai kondisi gangguan kesehatan.
Terapi ini menempatkan cangkir pada titik- titik tertentu pada kulit seseorang,
menciptakan hisapan di dalam cangkir, yang menarik kulit (El-Shanshory et
al., 2018). Jenis bekam adalah kering atau basah. Bekam basah dengan
melakukan penusukan kulit sebelum memulai penyedotan, yang
menghilangkan sebagian darah orang tersebut selama prosedur. Jenis bekam
ini kurang umum di Amerika Serikat, di mana praktisi harus memiliki lisensi
profesional medis. Bekam biasanya meninggalkan memar bulat pada kulit
seseorang, di mana pembuluh darah pecah setelah penusukan pada area kulit
(Saeed et al., 2021). Stimulasi bekam dapat memberikan alasan mengapa
bekam membantu berbagai kondisi. Manfaat bekam antara lain mengurangi
rasa sakit, relaksasi otot, sirkulasi darah yang lebih baik, aktivasi sistem
kekebalan tubuh, pelepasan toksin serta pembuangan limbah dan logam berat
(Moustafa Abou-El-Naga, 2013).
Bekam atau hijjamah merupakan metode pengobatan dengan penyedotan
kulit di bagian-bagian tertentu untuk mengeluarkan racun dan oksidan dalam
tubuh melalui torehan tipis yang mengenai pembuluh darah kapiler pada
epidermis. Bekam tanpa mengeluarkan darah disebut dengan bekam kering.
Bekam kering memiliki berbagai manfaat diantaranya untuk mengatasi batuk,
sesak nafas, demam tinggi, nyeri dada, masuk angin, serta dapat menurunkan
tekanan darah. Intervensi terapi bekam kering yang digunakan untuk
menurunkan tekanan darah dilakukan selama 15-30 menit dengan pengukuran
tekanan darah 5 menit sebelum terapi dan 5 menit setelah dilakukan terapi.
Teknik yang digunakan saat terapi bekam kering adalah dengan teknik
meluncur selama 5 menit dan teknik pengekopan selama 5 menit. Menurut
hasil penelitian oleh Rusdiatin, setelah melakukan terapi bekam seseorang

1
merasa nyaman dan timbul rasa kantuk sehingga sistem saraf simpatik turun
dan sistem saraf parasimpatik naik. Kondisi ini menimbulkan efek relaksasi
sehingga frekuensi jantung menurun dan tekanan darah juga akan menurun.
Para ilmuwan telah mengaitkan terapi bekam dengan berbagai manfaat
kesehatan. Menurut analisis tahun 2017, hisapan yang dilakukan dalam terapi
bekam merangsang aliran darah lokal. Tindakan ini juga merangsang sistem
heme oxygenase-1 (HO-1) tubuh, yang memiliki efek pengaturan antioksidan,
anti-inflamasi, dan neurotransmitter. Bekam juga memiliki kaitan dengan titik
akupunktur pada tubuh seseorang, yang merupakan pusat praktik akupunktur
(Moustafa Abou-El-Naga, 2013). Banyak dokter menganggap terapi bekam
sebagai terapi komplementer, artinya banyak yang tidak mengenalinya
sebagai bagian dari pengobatan Barat. Terapis terkadang menggunakan
pengobatan komplementer dengan penelitian pendukung selain pengobatan
Barat, salah satunya adalah bekam. National Center for Complementary and
Integrative Health (NCCIH) menyatakan bahwa belum ada cukup penelitian
berkualitas tinggi untuk membuktikan keefektifan bekam (Khoso et al.,
2022). Para ilmuwan harus melakukan lebih banyak penelitian untuk
menentukan apakah bekam bekerja sebagai pengobatan yang efektif (Ersoy &
Benli, 2020).
Terapi bekam merupakan salah satu metode penghilang rasa sakit.
Namun, meskipun ada beberapa bukti keefektifannya, para ilmuwan perlu
melakukan lebih banyak penelitian berkualitas tinggi untuk membuktikan
bahwa terapi bekam dapat menghilangkan rasa sakit(Mohamed El Sayed et
al., 2014). Sebuah meta-analisis tahun 2018 mengklaim mungkin ada bukti
bahwa bekam efektif dalam mengobati sakit punggung. Penelitian juga
mendapatkan terapi bekam efektif untuk mengurangi nyeri leher. Namun,
para peneliti mencatat bahwa harus dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
membuktikannya (Hasan et al., 2014). Teori gate control theory of pain,
menyatakan bahwa terapi bekam meningkatkan frekuensi impuls nyeri.
Stimulasi yang intens dan berkepanjangan menyebabkan serabut saraf kecil
dan besar saling melawan. Ini dapat membantu mengurangi sensasi nyeri
(Benli & Sunay, 2018). Teori conditioned pain modulation, juga disebut

2
kontrol penghambatan noxious difus, didasarkan pada gagasan bahwa satu
jenis rasa sakit dapat menutupi yang lain. Area yang tidak nyaman mungkin
mengalami kesembuhan saat tekanan atau rasa sakit diterapkan ke area lain
di tubuh. Teori zona refleks, yang sering disebut sebagai refleksologi,
mengklaim bahwa organ tubuh dihubungkan oleh interaksi antara saraf, otot,
dan bahan kimia (El Sayed et al., 2014). Masalah pada satu organ membatasi
aliran darah dan cairan lain di dekat organ tersebut. Bagian lain dari tubuh
mungkin menunjukkan gejala tidak nyaman sebagai hasilnya (El-Shanshory
et al., 2018). Terapi bekam dapat merangsang reseptor saraf kulit dan
meningkatkan aliran darah melalui koneksi saraf ke bagian tubuh yang
terkena (Aboonq, 2019). Penelitian ini penting dilakukan karena terapi bekam
sebagai terapi komplementer yang dapat digunakan untuk meningkatkan
status kesehatan seseorang. Tulisan ini bertujuan memaparkan manfaat terapi
bekam terhadap kesehatan tubuh.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan urian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah
yaitu “Bagaimana Terapi Bekam Dapat Dilaksanakan?”
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Mengetahui secara mendalam tentang Terapi Bekam dan Cara
Pelaksanaannya.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui sejarah dari terapi bekam.
2. Untuk mengetahui pengertian dari terapi bekam.
3. Untuk mengetahui jenis bekam.
4. Untuk mengetahui manfaat dari terapi bekam.
5. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari terapi bekam.
6. Untuk mengetahui titik bekam pada sirkulasi.
7. Untuk mengetahui alat terapi bekam.
8. Untuk mengetahui efek samping dari terapi bekam.

3
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Terapi Bekam


Terapi ḥijâmah atau bekam sudah dikenal sejak dulu sebelum masa Rasulullah saw.,
bahkan terapi ini sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi dan menjadi terapi
pengobatan tertua dalam sejarah. Sebelumnya, terapai bekam disinyalir telah dilakukan
oleh kaum Nabi Lut sebelum tahun 1800 SM. Adapun sejarah bekam sebagai berikut:
a. Bekam di Mesir
Bekam terkenal di Mesir kuno. Kehidupan mereka mempunyai aktivitas berdagang
yang tidak hanya antarsuku tapi juga menjangkau ke berbagai bangsa. Perjalanan
yang jauh dan cukup melelahkan, membat kondisi tubuh terasa tidak nyaman, maka
mereka berupaya mengurangi rasa sakit di bagian tubuhnya dengan mengeluarkan
cairan-cairan darah yang dianggap mempengaruhi keseimbangan dan metabolisme
tubuhnya dan cara tersebut memberikan dampak positif.
Orang Mesir kuno adalah orang yang pertama kali menggunakan bekam dengan
sistematis, bekam adalah metode medis kuno yang digunakan oleh Firaun. Pakar
kedokteran Abu Qarat menyebutkan bahwa firaun membagi bekam menjadi dua
bagian yaitu bekam basah (dengan mengeluarkan darah) dan kering. Dalam
menentukan titik-titik bekam, para tabib menggunakan pedoman dalam lembaran
Papirus tersebut yang di dalamnya telah digambarkan titik bekam walaupun belum
lengkap. Tidak ada perbedaan antara titik besar dan kecil. Titik-titik ini kemudian
berkembang hingga ke Yunani, Bulgaria, Romawi dan lain-lain.
Metode detoksifikasi yang paling umum dan paling banyak dilakuan adalah
ekstraksi atau pengeluaran darah dari kulit. Orang-orang Mesir mempraktikkan jenis
pengobatan ini secara meluas dan memindahkannya dari negara-negara tetangga
sampai ke Cina. Cangkir tersebut digunakan untuk mengosongkan udara dengan
membakar sepotong kapas atau wol di dalamnya, kemudian pengambilan darah dari
tubuh untuk membersihkan darah melalui empat cara:
1) Ekstraksi darah dari arteri.
2) Ekstraksi darah dari vena.
3) Ekstraksi darah melalui kulit dengan menggunakan cangkir (bekam).

4
4) Ekstraksi darah dari kulit dengan menggunakan lintah.
Namun, metode detoksifikasi yang paling umum dan paling banyak digunakan
adalah ekstraksi darah melalui permukaan kulit yang merupakan organ tubuh terbesar
dan paling banyak berkumpulnya toksid atau racun. Orang-orang Mesir
mempraktikkan jenis pengobatan ini secara meluas dan memindahkannya dari negara-
negara tetangga sampai ke Cina.
b. Bekam di Cina
Pengobatan dengan cangkir udara atau gelas bekam untuk pengobatan penyakit
dalam di sejarah Cina kuno sekitar 4.000 tahun yang lalu merupakan referensi sejarah
pertama untuk bekam di kitab Bo Shu, sebuah buku kuno yang ditulis pada sutra yang
ditemukan di pemakaman dinasti Han pada tahun 1973. Menurut pengaruh kuno dari
kerajaan "Taj" Cina bahwa pengobatan bekam digambarkan sebagai metode
pengobatan tuberkulosis (TBC) atau sejenisnya di masa itu. Sejarah juga telah
mendokumentasikan penanganan kasus penderita tuberkulosis dengan bekam di tahun
755 SM. Sekitar 300 tahun kemudian, seorang dokter lain, Susen Liang Fang,
menderita batuk kronis dan beracun kemudian menggunakan terapi bekam dalam
penyembuhannya.
Telah disebutkan pula seni terapi pengobatan ini dalam tulisan-tulisan tabib
herbalis yang terkenal di Cina bernama Ji Hong, yang hidup di abad ke-4 SM (341-
281 SM) dan menyebut terapi itu dengan nama "metode tanduk". Oleh karena itu
bekam dalam bahasa Cina dikenal dengan nama“Jiaofa” yang berarti "metode tanduk"
yaitu tanduk hewan.
c. Bekam di India
Terapi pengobatan bekam juga banyak dilakukan di benua India dulu. Praktik
terapi ini baik di Cina dan India sama-sama memotong ujung-ujung tanduk berongga
beberapa binatang dan kemudian meletakkan sebagian besar dari mereka di kulit dan
kemudian mengisap dengan menggunakan mulut dari sisi yang sempit sampai udara
dikosongkan ke dalam tanduk dan kemudian ditutup dengan ibu jari dengan tekanan
kuat pada tanduk. Prosedur ini membuat kulit dan jaringan di bawahnya tersedot ke
atas melalui rongga tanduk yang luas dan kemudian dipenuhi oleh darah.
Orang-orang Muslim di sana telah mempertahankan sejarah medis ini dan masih
mempraktikkannya di sana seperti dulu. Mereka juga telah menambah menerbitkan
banyak referensi tentang bekam, seperti kitab mahakarya milik dokter Ahmad as-

5
Sayyid. dan dari raja-raja paling terkenal yang tertarik dengan metode medis ini
adalah Abdullah Qutb Shah yang memuliakan dokter Nizamuddin Ahmad al-Jailani.
d. Bekam di Arab Kuno
Penggunaan bekam telah tersebar di antara masyarakat Arab dan kaum muslimin.
Disebutkan bangsa Asy’uriyyun termasuk bangsa Arab yang paling banyak
menggunakan bekam. Ketika muncul, terapi bekam tidak hanya menjadi sebatas
terapi, melainkan telah menjadi sunnah setelah didukung dan sebagian aspeknya telah
diundang-undangkan oleh Rasulullah saw. dan mengetahui batasan-batasan serta
syarat-syarat, dan waktunya.
Orang yang pertama menjelaskan bekam adalah dokter Abu al-Faraj bin
Muwafaq ad-Dîn bin Ishaq bin al-Quf al-Karaki dalam bukunya al- ‘Umdah fî al-
Jirâḥah merupakan salah satu karya dalam ilmu bekam. Dokter Andalusia az-Zahrawi
unggul dalam menggunakan lintah saat bekam. Ibnu Sina mendiskripsikan bekam
sebagai pengobatan untuk lebih dari tiga puluh penyakit dalam kitabnya yang berjudul
al-Qanûn sebagaimana karangan Bakhshoua bin Jibril juga menulis sebuah buku
lengkap tentang bekam. Ibnu Sina juga mengatakan bahwa tidak diperbolehkan untuk
menerapkan bekam bagi mereka yang berusia kurang dari dua tahun dan berusia di
atas enam puluh tahun.
e. Bekam setelah kemunculan Islam
Pada abad keenam Masehi, Islam datang sebagai petunjuk bagi umat manusia,
yang menganjurkan kebajikan dan melarang kemungkaran dalam kepercayaan atau
aqidah, ibadah, etika, muamalah, adab, dan semua masalah kehidupan. Rasulullah
saw. datang untuk memperkenalkan pengobatan yang secara umum telah diketahui
orang Arab, dan menerapkannya.
Ketika Rasulullah saw. hadir dengan membawa syariat Islam, bekam sudah
menjadi tradisi pengobatan bangsa Arab saat itu. Sebagai pengobatan peninggalan
nenek moyang, para sahabat khawatir bahwa bekam termasuk pengobatan yang
dilarang dalam Islam. Tetapi Rasulullah saw. tidak melarangnya, justru beliau
menyampaikan bahwa diantaran pengobatan-pengobatan yang ada pada saat itu,
bekam adalah yang paling utama dan Rasulullah saw. merekomendasikan umatnya
agar berbekam.
Dengan itu mulailah muncul masa baru dalam ilmu kedokteran, yang kemudian
dikenal sebagai at-Ṭibbu an-Nabawi. Dengan perkembangan ini, bekam mencapai

6
puncak perkembangannya setelah Rasulullah saw. menyetujuinya maupun dilihat dari
segi ilmiah. Hal tersebut disebut dengan al-Ḥijâmah an-Nabawiyah atau Bekam Nabi.
Adapun hadis hadis Rasulullah saw. menyebutkan bahwa bekam itu baik. Pada masa
Rasulullah saw., alat bekam yang digunakan tidak lagi berupa tanduk hewan, akan
tetapi pada masa itu beliau menggunakan kaca yang berupa cawan atau mangkok
tinggi.
Di masa perkembangan Islam sekitar tahun 300 hijriyah, di Baghdad, bekam
merupakan pengobatan yang paling maju saat itu. Mereka menggunakan bekam
bersama kay dan faṣdu. Para juru bekamnya pun bermacam-macam, dari yang hanya
belajar karena turun temurun, bekam jalanan, hingga ahli bekam yang berpendidikan
seperti di lembaga kedoteran tinggi Jundi Syahpur, Harran, Syam, maupun
Iskandariyah. iketahui pula bahwa kedokteran Islam telah mengambil pendekatan
baru, dan merubah pada kebiasaan sebelumnya, dan ijtihad dalam metode eksperimen
merupakan dasar dalam studi dan praktik ilmu kedokteran.

2.2 Definisi Bekam


Bekam dikenal juga dengan istilah cupping therapy, kop, bloodletting therapy, al-
hijamah, candhuk, canthuk dan lainnya. Bekam atau hijamah, secara bahasa berasal dari
kata al-hajamu yang artinya menghisap. Hajama asy-syai’a artinya menghisap sesuatu.
Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah dalam kitab Zadul Maad mendefinisikan hijamah yaitu
pengeluaran darah dari permukaan kulit perifer. Definisi bekam lainnya dikemukakan
oleh Perkumpulan Bekam Indonesia (PBI) (2019) bahwa hijamah atau bekam yaitu
pengeluaran darah dari kulit dengan jalan penghisapan, kemudian perlukaan ringan pada
kulit bagian luar, kemudian penghisapan kembali, sehingga darah keluar.
Kesimpulan dari beberapa definisi di atas yaitu bahwa bekam pengeluaran darah dari
permukaan kulit perifer dengan jalan penghisapan, kemudian perlukaan ringan pada kulit
bagian luar, kemudian penghisapan kembali sehingga darah keluar.

2.3 Jenis Bekam


Bekam secara mendasar dibagi menjadi dua, yaitu bekam kering dan bekam basah.
Bekam tanpa mengeluarkan darah disebut bekam kering.
a. Bekam Kering

7
Terapi bekam kering merupakan teknik menghisap permukaan kulit dan memijat
tempat sekitarnya tanpa mengeluarkan darah (Ismail dkk, 2017). Terapi bekam kering
bertujuan untuk menimbulkan efek relaksasi dan memperlancar sirkulasi darah.
Bekam kering bermanfaat untuk melemaskan otot-otot yang kaku atau membuat
rileks, membuang angin serta mengurangi rasa sakit secara darurat.Teknik bekam
kering ini menyebabkan pembuluh darah perifer akan berdilatasi dan menimbulkan
bekas seperti memar setelah dilakukannya bekam (Agustin dkk, 2018).
Menurut Zaki (2012) lama pengekopan pada bekam kering biasanya dilakukan
berkisar15-20 menit. Terdapat empat teknik yang biasa dilakukan untuk bekam kering
antara lain:
1. Teknik statis yaitu melakukan penyedotan pada titik bekam yang diinginkan.
2. Teknik seluncur adalah teknik yang biasa digunakan sebagai pemanasan sebelum
bekam statis, teknik ini dilakukan dengan meluncurkan kop bekam dengan
tarikan ringan ke seluruh tubuh yang akan di bekam. Teknik seluncur dapat
melancarkan peredaran darah, pelemasan otot, dan menyehatkan kulit.
3. Teknik tarik merupakan teknik yang dilakukan untuk menghilangkan rasa nyeri
dan penat pada daerah yang mengalami pegal-pegal.
4. Teknik limfatik yaitu teknik untuk mengaktifkan kembali leukosit yang berfungsi
sebagai pembasmi kuman bakteri dan virus yang dapat melemahkan sistem
imunitas tubuh (Zaki, 2012).
b. Bekam Basah
Bekam basah merupakan suatu proses pembuangan darah kotor dari permukaan
kulit (Suryanda dkk, 2017).Terapi bekam basah merupakan proses pembekaman
dengan melakukan sayatan atau penusukan halus untuk mengeluarkan darah kotor
yang ada di kapiler epidermis (Mega dkk, 2017). Bekam basah bermanfaat untuk
mengeluarkan semua kotoran dan endapan yang ada di pembuluh darah yang
berhubungan dengan peredaran darah (Rahmadhani, 2021).

2.4 Manfaat Terapi Bekam


Manfaat bekam secara umum yang dicantumkan dalam buku panduan pengajaran
bekam oleh PBI (2019), yaitu meningkatkan efektifitas penyimpanan zat makanan dan
oksigen karena terbentuknya sel darah merah yang baru, mengurangi beban kerja limpa,
merangsang kerja sistem imun, mencegah timbulnya penyakit kanker dan infeksi,

8
meningkatkan elastisitas dinding pembuluh darah, menurunkan resistensi darah,
meningkatkan terbentuknya antioksidan alami, meningkatkan jumlah makrofag,
meningkatkan jumlah sel natural killer dan limfosit T serta menurunkan jumlah radikal
bebas. Adapun manfaat bekam secara umum yaitu sebagai berikut:
1. Ekskresi

Tekanan negatif pada terapi bekam basah yang diberikan saat penghisapan setelah
melakukan perlukaan pada kulit dapat berfungsi sebagai ekskresi. Ekskresi pada terapi
bekam basah dapat berupa bahan hidrofilik dan hidrofobik (trigliserida, LDL, dan
kolesterol).
2. Detoksifikasi
Terapi bekam basah terbukti dapat membersihkan darah dan cairan interstitial dari
racun endogen dan eksogen.
3. Metabolic
Terapi bekam basah dapat meningkatkan perfusi sel sekunder untuk meningkatkan
sirkulasi kapiler dan menghilangkan plaque pada vaskular. Terapi bekam basah dapat
membersihkan darah dari akumulasi metabolit seluler misalnya ferritin, urea dan asam
urat.
4. Analgesik
Terapi bekam basah dapat mengeluarkan zat penyebab nyeri prostaglandin, mediator
inflamasi dan sitokinin, sehingga dapat mengurangi nyeri. Ujung saraf dalam terapi
bekam basah terpenuhi oleh cairan yang berkumpul dalam kulit yang uplifting
sehingga terjadi istirahat jaringan adhesi dan dapat menyebabkan penurunan nyeri.
5. Anti hipertensi
Terapi bekam basah dapat mengeluarkan kelebihan cairan intravaskular, sehingga
dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik.

2.5 Indikasi dan Kontraindikasi Terapi Bekam


Bekam dapat digunakan untuk penyakit yang sifatnya lokal maupun sistemik. Bekam
dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada penyakit-penyakit seperti sakit
kepala, carpal tunnel syndrome dan beberapa penyakit lokal lainnya. Sementara untuk
penyakit sistemik, bekam banyak digunakan pada kasus-kasus hipertensi dan diabetes
mellitus. Bekam tidak bisa dilakukan langsung di atas pembuluh darah vena dan arteri,
nervus, pada kulit yang sedang mengalami inflamasi, lubang-lubang tubuh (lubang
9
telinga, hidung), mata, kelenjar limfe, luka yang terbuka, tulang yang patah, luka bakar
dan thrombosis vena dalam. Adapun penyakit-penyakit yang menjadi kontraindikasi
untuk dilakukannya bekam dapat dikelompokkan menjadi kontraindikasi absolut dan
relatif. Kontraindikasi absolut terjadi apabila dalam kondisi tersebut informasi mengenai
keamanan bekam belum cukup diketahui.
a. Indikasi terapi bekam:
1. Indikasi penyakit lokal:
a) Sakit pinggang, leher, bahu, kepala
b) Migrain
c) Mengurangi sakit pada paralisis fasial, brakialgia, carpal tunnel syndrome.
d) Kekakuan otot
e) Keram
f) Mengurangi sakit pada herpes zoster
2. Indikasi penyakit siskemik :
a) Sakit kepala karena tekanan darah tinggi
b) Kencing manis
c) Nyeri sendi
d) Asma
e) Anemia
f) Penyakit jiwa: cemas dan depresi
g) Infertilitas
b. Kontraindikasi terapi bekam :
1. Kontraindikasi absolut:
a) Kanker
b) Gagal organ (ginjal, hati dan jantung)
c) Menggunakan pacemaker
d) Hemofilia
2. Kontraindikasi relatif:
a) Infeksi akut
b) Menggunakan antikoagulan
c) Mengalami penyakit kronik yang berat
d) Hamil, nifas dan menstruasi
e) Anemia

10
f) Baru saja menjalani bekam basah
g) Baru mendonorkan darah
h) Mengalami kegawatdaruratan
i) Anak-anak dan orang tua
2.6 Titik Bekam Pada Sirkulasi
Menurut Majid (2009), Penentuan titik bekam yang sangat dianjurkan pada terapi
bekam yaitu pada bagian belakang tubuh dikarenakan tubuh bagian belakang berdekatan
dengan pusat susunan saraf otak dan sumsum tulang belakang. Titik bekam pada terapi
bekam terletak pada ganglion yang tersebar dikanan dan kiri tulang belakang. Ganglion
merupakan sekelompok badan sel saraf yang terletak diluar sistem saraf pusat dan
merupakan kumpulan kelompok inti tertentu yang berasal dari otak atau sumsum tulang
balakang. Ganglion saling bergabung membentuk fleksus simpatis. Terdapat 3 bagian
utama ganglion yang membentuk fleksus yang masing-masing mewakili berbagai organ
yaitu fleksus jantung, fleksus siliaka, dan fleksus mesentrikus.
a. Titik 1
Titik 1 berada pada pertemuan leher dan bahu. Titik ini mewakili organ-organ bagian
atas. Titik ini dapat memperbaiki dan melancarkan sirkulasi darah menuju ke otak.
Pembekaman pada titik ini sangat efektif bagi orang yang mengalami pusing migrain
dan sulit tidur (insomnia)
b. Titik 2 dan 3
Titik 2 dan 3 berada pada posisi searah paru-paru, jantung, dan hati. Titik bekam pada
posisi ini dapat membantu mengeluarkan gas toksik yang ada di dalam paru,
mengeluarkan patogen yang berada di dalam hati dan membantu melancarkan
peradaran darah menuju jantung.
c. Titik 4 dan 5
Titik 4 dan 5 mewakili organ tubuh yang berfungsi untuk memproduksi darah yaitu
hati dan sumsum tulang belakang. Pembekaman pada titik ini efektif untuk
meningkatkan daya tahan tubuh, selain itu pembekaman pada titik ini efektif
dilakukan pada pasien dengan peningkatan kadar lipoprotein LDL diatas 160 mg/dl
dan penurunan kadar lipoprotein HDL dibawah 55mg/dl.

11
2.7 Alat Terapi Bekam
Untuk menunjang kenyamanan terapi bekam dibutuhkan alat yang sekirahnya cukup
lengkap, antara lain:

a. Kop bekam :
Berfungsi untuk menarik dan darah dari
tubuh pasien. Adapun cara
penggunaannya, yaitu tentukan
tempat/lokasi yang akan dibekam dan
sedot lembut 2 hingga 3 tarikan atau
disesuaikan dengan daya tahan tubuh
pasien.
Cara penyimpanan kop yang sudah steril
dalam wadah khusus yang tertutup dan
kedap. Jika kop akan digunakan,
sebaiknya di simpan di atas nampan.
Siapkan dua nampan ketika siap
melakukan bekam yaitu satu nampan
untuk meletakkan alat yang bersih dan
satu nampan untuk meletakkan kop yang
sudah digunakan. Usahkan agar
meletakkan lancet dan pompapenarik
diluar nampan tempat kita meletakkan kop
sehingga perlengkapan terlihat rapid an
memenuhi estetika.
b. Pompa bekam :
Fungsinya untuk pegangan atau alat untuk
memudahkan agar kop bekam dapat
ditarik dengan mudah. Adapu cara
penggunaannya adalah tempelkan ujung
pompa pada ujung kop bekam, kemudian
tarik beberapa kali sampai kop bekam
dapat menempel dengan baik pada area
titik bekam.
c. Lancing device :
Fungsinya untuk memasang lancet/jarum.
Cara penggunaan yaitu buka penutup
lancing kemudian masukan lancet kedalam
lubang ujung lancing dan tutup kembali,
lalu setting ukurang kedalam pada lancing
device/pen lancet. Tekan pemantik pen
lancet agar terjadi luka kecil pada kulil
yang telah di pasang kop. Yang harus
12
diperhatikan dalam penggunaan lancing
ini, jangan terlalu ditekan ke kulit saat
pemantiknya di tekan.
d. Lancet / jarum streril :
Berfungsi untuk pelukaan pada permukaan
kulit (pada titik bekam yang telah di kop).
Cara lancet digunakan yaitu memasukkan
gagang lancet pada lancing device,
pastkan sudah masuk dengan sempurna
kemudian buka kepala atau penutup
jarumnya dengan cara memutarnya.
Perhatikan agar supaya menyimpan
cadangan jarum lancet dalam tempat yang
tertutup rapi, bukan diletakkan berserakan
pada kotak besar alat bekam sehingga
terkesan tidak rapi.
e. Bak instrument :
Fungsinya untuk menyimpan
perlengkapan bekam, terutama kop dan
pompa bekam yang belum dipakai dan
sudah dipakai. Cara digunakan letakkan
dengan rapi kop dan pompa bekam di atas
nampan. Dianjurkan untuk menyimpan
nampan stainless lebih dari satu buah, agar
meletakkan kop bersih dan kop yang
sudah terpakai dalam nampan yang
berbeda. Begitu juga agar menempatkan
lancet pada wadah atau tempat yang
berbeda pula.
f. Nairbaken :
Berfungsi untuk menampung lancing
device. Adapu cara penggunaan yaitu
letakkan lancing device yang belum atau
yang sudah digunakan.

g. Kom :
Fungisnya untuk sebagai tempat
menyipakan minyak zaitun yang akan
digunakan pada pelumuran pertama pada
kulit sebelum dibekam. Caranya tuangkan
minyak zaitun secukupnya dan gunakan
kain kassa sebagai alat bantu untuk
13
mengambilnya dengan cara kain kassa
dicelupkan secukupnya ke dalam minyak
zaitun.
h. Handscoon:
Melingdungi kontak langsung antara
pembekam dengan pasien dari
zat-zat/materi berbahaya yang dapat
merugikan keduanya. Caranya masukkan
kedua tangan kita kedalam sarung tangan
sebelum melakukan kontak langsung
dengan tubuh pasien yang akan di bekam
i. Masker :
Sebagai media untuk proteksi terhadap
penyebaran patogen dari pasien dan atau
dari pembekam. Caranya sangkutkan karet
yang berada dikedua sisi masker pada ke
dua telinga atau masker yang
menggunakan tali, ikat tali masker pada
bagian atas dibagian kepala bagian atas
dan tali bagian bawah diikat pada bagian
belakang yang sejajar denga daun telinga
bagian bawah.
j. Skort/apron dan tutup kepala:
Untuk melindungi tubuh/baju pembekam
dari percikan darah bekam, minyak herbal.
Caranya kenakan saat akan melakukan
pembekaman.

k. Baju pasien :
Menutupi bagian tubuh pasien yang tidak
dibekam yaitu masukkan kedua tangan
pasien sehingga baju dipasang secara
terbalik.
l. Kacamata google:
Untuk melindungi mata dari percikan
debu/darah yang mungkin saja terjadi saat
membekam. Caranya yaitu kenakan saat
mulai membekam sampai proses
pembekaman selesai.
m. Minyak herbal:
Sebagai media pelembutan kulit dan
antiseptic dengan cara lumuri area kulit
14
yang akan di bekam (sebelum dan sesudah
pembekaman0 dengan menggunakan
kassa steril.
n. Alcohol 70% :
Untuk membersikan kop bekam yang
sudah digunakan dan setelah dicuci,
membersikan perlengkapan lainnya seperti
nampan dan kom.

o. Kassa streril :
Digunakan untuk membersihkan lokasi
pembekaman pada area permukaan kulit
pasien, baik sebelum atau sesudah
pembekaman dan untuk membersihkan
darah bekam.
p. Tempat sampah :
Menampung limbah/sampah berupa kassa
yang sudah terpapar darah bekam, sarung
tangan, masker. Caranya masukkan
kantong plastik pada tempat sampah
sebelum digunakan, usahakan ada 2
tempat sampah, yang satu untuk yang
basah dan satu lagi untuk sampah yang
kering. Kantong dengan sampah basah
(terpapar darah) harus langsung diikat
sehinga satu kantong untuk setiap pasien.
Selanjutnya dikumpulkan dalam wadah
khusus yang tertutup sebelum dilakukan
tindakan lebih lanjut untuk dimusnahkan.
Kantong palstik untuk menampung limbah
bekam menggunakan kantong berwarna
kuning, penggunaan kantong warna
kuning sangat disarankan karena mengacu
pada kaidah limbah berbahaya atau
infeksius. Bahwa dalam dunia pengobatan
dan kesehatan limbah yang ditampung
dalam wadah berwarna kuning berarti
berisi limbah infeksius yang berbahaya
dan berisiko menularkan penyakit.
Untuk penampung limbah dangerous
infeksius seperti jarum lancet dan pisau
bisturi juga alat-alat tajam lainnya yang
berbahan tembaga dan berbahaya. Secara
15
standar ditampung di wadah yang lebih
kokoh, biasanya terbuat dari bahan kardus
dengan lapisan plastic dengan tanda
khusus seperti tampak dalam gambar
berikut.
q. Gunting :
Menggunting rambut atau bulu-bulu pada
permukaan kulit yang dapat menganggu
proses pembekaman.
r. Mesin Sterilisator:
Digunakan untuk mensterilkan
perlengkapan bekam sekiranya masih
diperlukan untuk lebih menjamin mutu
layanan. Caranya masukkan semua
perlengkapan bekam yang sudah
dibersihkan kedalam sterilisator 66 dan
nyalakan selama 15 menit. Perlengkapan
bekam yang berbahan plastic dan karet
letakkan di bagian yang atas dengan
menggunkan system ozonisasi dan yang
berbahan stainless di bagian yang bawah
atau menggunkan sterilisator ultraviolet

2.8 Efek Samping


Efek samping yang ditimbulkan dari praktik bekam tidak berat, hanya menimbulkan
rasa tidak nyaman yang akibat adanya bekas pembekaman dan penyayatan di kulit. Akan
tetapi, bekas tersebut akan hilang dalam waktu 2-3 hari sehingga terapi bekam aman
untuk dilakukan.
Sementara kejadian tidak diinginkan yang dapat terjadi akibat bekam antara lain
timbulnya jaringan parut, luka bakar, sakit kepala, gatal, pusing, rasa lelah, ketegangan
otot, anemia, mual, pembentukan bula, hematoma, timbulnya sakit di tempat
dilakukannya bekam, abses, infeksi kulit, insomnia, hiperpigmentasi, reflex vasovagal.
Dalam sebuah systematic review dilaporkan belum didapatkan kejadian tidak diinginkan
yang serius.

16
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari data dan fakta yang telah dipaparkan diatas maka kami dapat menyimpulkan
bahwa bekam merupakan salah satu jenis pengobatan alternatif tertua yang sudah berusia
ribuan tahun, Bekam juga sudah dikenal sejak zaman Nabi Muhammad SAW dan
mengalami perkembangan pesat di Indonesia serta diminati oleh masyarakat dari semua
kalangan. Berdasar jenis perlukaannya berkam dibagi menjadi dua; bekam kering dan
bekam basah. Penggunaan bekam untuk melakukan kontrol terhadap tekanan darah
cukup banyak dilakukan. Beberapa penelitian mendapatkan mendapatkan hasil bekam
efektif dalam menurunkan dan mengontrol tekanan darah sistolik. Bekam sendiri
merupakan prosedur ekskresi bedah minor dimana tekanan negatif (kekuatan hisap)
diterapkan di permukaan kulit menggunakan cup yang membuat kulit terhisap
kedalamnya.

3.2 Saran
Meskipun kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan
tetapi pada kenyataannya masih terdapat kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan dari kami. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi
untuk kedepannya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ardianti, S. (2022). Manfaat Bekam Bagi Manusia (Kajian Kritik Hadis Dan Kesehatan).
Laporan Penelitian, 1–51.
Dita Amalia Lutfiana, & Margiyati Margiyati. (2021). Penerapan Terapi Bekam Kering
Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah
Binaan Puskesmas Rowosari Semarang. Jurnal Keperawatan Sisthana, 6(2), 61–70.
https://doi.org/10.55606/sisthana.v6i2.79
Fadli. (2020). Buku Ajar Bekam Untuk Penderita Hipertensi.
Hidayat, H., Amiruddin, M., Aktifa, A. F., Haryadi, M. C., & Azzahra, N. (2022). Terapi
Bekam (Hijamah) dalam Perspektif Islam dan Medis. Proceedings of International
Pharmacy Ulul Albab Conference and Seminar (PLANAR), 2, 77.
https://doi.org/10.18860/planar.v2i0.2129
Hidayati, H. B., Machfoed, M. H., Kuntoro, K., Soetojo, S., Santoso, B., Suroto, S., &
Utomo, B. (2019). Bekam Sebagai Terapi Alternatif Untuk Nyeri. Majalah Kedokteran
Neurosains Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, 36(2), 148–156.
https://doi.org/10.52386/neurona.v36i2.69
Oktaviani, C., Azizah, S. N. U. R., & Pusparesa, S. A. (2021). Bekam Pada Hipertensi.
Risniati, Y., Afrilia, A. R., Lestari, T. W., Nurhayati, N., & Siswoyo, H. (2020). Pelayanan
Kesehatan Tradisional Bekam: Kajian Mekanisme, Keamanan dan Manfaat. Jurnal
Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 3(3), 212–225.
https://doi.org/10.22435/jpppk.v3i3.2658
Sari, F. R., Salim, M. A., Ekayanti, F., & Subchi, I. (n.d.). BEKAM.
Sari, K. (2022). Konsep Dasar Terapi Bekam Terhadap Hipertensi. Jurnal Kesehatan, 10–36.
Sormin, T. (2019). Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi.
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 14(2), 123.
https://doi.org/10.26630/jkep.v14i2.1294
Suharmanto. (2023). Manfaat Terapi Bekam Bagi Kesehatan Tubuh. Jurnal Penelitian
Perawat Profesional, 5(4), 1617–1624.

18

Anda mungkin juga menyukai