Anda di halaman 1dari 19

Mata Kuliah : Terapi Komplementer

Dosen : Ns. Vivi Berhimpong S.Kep, M.Kep

TERAPI REFLEKS/REFLOXOLOGY

KELOMPOK 5 :

Siska Siep Nim : 19061082


Salonike Mansoben Nim : 19061084
Eduard Memah Nim : 19061085
Prisca Pelawiten Nim : 19061086
Retno Timbulus Nim : 19061089
Tesalonika Rapar Nim : 19061098
Debora Saroinsong Nim : 19061034
Lovely Kereh Nim : 19061055
Aprilia Worang Nim : 19061060
Lamarce Taribaba Nim : 19061080
Cintya Pay Nim : 190610
Wahyu Rantung Nim : 19061058

UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON


FAKULTAS KEPERAWATAN
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala limpahan Rahmat
karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan Makalah Terapi Komplemetari yang berjudul
“TERAPI REFKESI/REFLEXOLOGY” Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas Mata Kuliah
Terapi Komplementari di Fakultas Keperawatan UNSRIT.

Kami kelompok sadar bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Makalah ini.
Semoga Makalahl ini memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk pengembangan bagi
kita semua khususnya di bidang Keperawatan dan Komplementari

Tomohon

Kelompok

2
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................. 4
1.1 Latar belakang................................................................................................................... 4
1.2 Tujuan............................................................................................................................... 5
1.3 Manfaat............................................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN TEORITIS................................................................................................... 7
2.1 Pengertian refleksi....................................................................................................... 7
2.2 konsep......................................................................................................................... 7
2.3 Pijat refleksi................................................................................................................ 8
BAB III TAHAP KERJA.............................................................................................................. 9
3.1 Cara kerja.................................................................................................................... 9
BAB IV PENUTUP...................................................................................................................... 15
1. Kesimpulan....................................................................................................................... 15
2. Saran ................................................................................................................................. 15
Daftar pustaka............................................................................................................................... 16
Lampiran SPO............................................................................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan munculnya berbagai
masalah kesehatan. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa
telah terjadi pergeseran penyebab kematian dari penyakit menular ke penyakit tidak menular.
Penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian terbesar dengan 59,5% kematian dan
penyakit menular berada diurutan selanjutnya dengan 28,1% kematian. Salah satu penyakit tidak
menular yang menjadi masalah kesehatan dominan dinegara-negara maju dan berkembang
adalah penyakit hipertensi. Hipertensi berkaitan dengan penurunan usia harapan hidup penderita,
peningkatan penyakit jantung dan risiko terjadinya stroke (Wisudawan, Prasojo, & Puspita,
2012).

Sejumlah studi lainnya menunjukkan bahwa terapi pijat refleksi dapat menurunkan
tekanan darah sistolik dan diastolik, menurunkan kadar hormon stress cortisol, dan memberikan
efek relaksasi bagi otot-otot yang tegang sehingga tekanan darah akan turun dan mampu
memberikan rangsangan yang mampu memperlancar aliran darah (Wahyuni, 2014). Terapi pijat
refleksi telah terbukti efektif untuk mengatasi penyakit hipertensi. Dibuktikan dengan penelitian
oleh Samsudin (2013), menyebutkan bahwa pijat refleksi berpengaruh terhadap penurunan
tekanan darah.

Terapi refleksi merupakan pemberian energi yang dimasukan ke dalam tubuh untuk
memperlancar peredaran darah, melenturkan otot-otot, meningkatkan daya tahan tubuh, stres, nyeri, dan
ketegangan bisa dihilangkan, kekuatan dan kelenturan pikiran, tubuh, dan emosi bisa ditingkatkan, tidur
bisa lebih berkualitas, restrukturisasi tulang, otot, dan organ dapat dibantu, cedera baru dan lama bisa
disembuhkan, konsentrasi dan ingatan dapat ditingkatkan, bahkan rasa percaya diri dan harmoni bisa
disegarkan (Harapan, 2009).Pamungkas (2009), juga menyatakan bahwa terapi refleksi ini bisa
menyembuhkan hampir semua penyakit, tetapi tujuan utama dari terapi refleksi ini untuk kebugaran dan
secara tidak langsung dapat mencegah penyakit.Selain itu, pijat refleksi juga mampu mencegah
munculnya penyakit kronis. Karena melalui pijat refleksi, akan diketahui organ-organ dalam tubuh yang
bermasalah, seperti hati, ginjal, limpa, paru-paru, jantung, dan pankreas. Organ-organ itu berhubungan
dengan saraf di telapak kaki. Telapak kaki bagian atas, misalnya, berhubungan dengan dada dan paru-
paru. Jika seseorang merasakan sakit saat pemijatan pada saraf tersebut, menandakan bahwa terdapat
masalah pada paru-parunya. Pijat refleksi makin efektif apabila ditunjang dengan asupan makanan yang
sehat, cara kebiasaan hidup yang baik, dan cukup berolahraga(Aryani,2018).

4
1.2 Tujuan
• Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pijet refleksi
• Untuk mengetahui konsep dari kerja refleksi
• Untuk mengetahui cara kerja dari pijat refleksi
• Untuk mengetahui indikasi dari pijat refleksi
• Untuk mengetahui kontra indikasi dari pijat refleksi
• Untuk mengetahui titik titik syaraf pada pijat refleksi
1.3 Manfaat
1. Manfaat teoritis
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang keefektifan terapi terapi pijat refleksi
terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi.
2. Manfaat praktis
a. Memberikan informasi bahwa terapi pijat refleksi dapat digunakan sebagai terapi non
farmakologi atau terapi komplementer
b. Memberikan informasi bagi profesi kesehatan dan masyarakat umum tentang
pemanfaatan terapi pijat refleksi.
c. Untuk melestarikan pengobatan tradisional atau terapi komplementer.
3. Manfaat bagi pendidikan/ kesehatan
Menambah wawasan bahwa terapi pijat refleksi dapat digunakan terhadap sebagai terapi
komplementer.

5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Refleksi


Refleksi mencakup penekanan pada beberapa bagian dari kaki, tangan dan telinga
dengan tujuan untuk memperbaiki kesehatan. Refleksologi adalah teknik penyembuhan
alternatif untuk mengurangi ketegangan, meningkatkan sirkulasi, dan mempromosikan
fungsi alami dari tubuh melalui penerapan tekanan pada berbagai titik-titik tertentu di
kaki - tangan dan bagian bagian tubuh lainnya. Selain itu, refleksologi juga didefinisikan
sebagai cara pengobatan dengan merangsang berbagai daerah refleks (atau zona atau
mikrosistem) di kaki, tangan, dan telinga yang ada hubungannya dengan (atau mewakili)
berbagai kelenjar, organ, dan bagian tubuh lainnya. (jurnal keperawatan
muhammadiyah,n.d 2020)
2.2 Konsep
Prinsip pijat refleksi pada dasarnya adalah memanipulasi titik pusat simpul saraf
atau pengendali refleks di titik meridian. Bila energi di jalur meridian berjalan lancar
artinya tubuh dalam kondisi sehat. Sebaliknya, jika ada gangguan kerja organ tubuh
akan pincang dan bereaksi dalam bentuk gejala sakit. Dalam terapi pemijatan, rasa sakit
ini biasanya timbul karena titik-titik refleksi tersebut menjadi sangat sensitif terhadap
rangsangan saat dilakukan pemeriksaan atau diagnosa. Setelah terdiagnosa, pemijatan
suatu organ tubuh bisa dilakukan melalui kaki atau tangan. Jika dilakukan dengan benar
dan tepat pada titik pusat simpul saraf yang mengalami gangguan, bukan gejala sakit
saja yang hilang tetapi juga penyebabnya. Refleksologi menggunakan teknik urutan
pada 62 titik utama yang ada pada telapak kaki seseorang. Titik titik refleksi mempunyai
hubungan dengan organ utama pada tubuh antaranya jantung, paru-paru, ginjal, organ
seks dan otak. (jurnal keperawatan muhammadiyah,n.d 2020)

a. Titik refleksi pada kaki bagian bawah (telapak), titik-titik refleksi pada telapak kaki
berhubungan dengan seluruh organ tubuh. Titik-titik refleksi dibagi menjadi :
1) Titik refleksi pada bagian bawah jari-jari kaki berhubungan dengan organ
otak, dahi, hidung, leher, mata, dan telinga.
2) Titik refleksi pada telapak bagian depan berhubungan dengan bahu, pundak
(otot trapezius), kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, dan paru-paru. Titik
refleksi pada
3) telapak bagian tengah berhubungan dengan lambung, usus 12 jari,
pankreas, kelenjar adrenalin, ginjal, jantung, usus besar, dan limpa.
4) Titik refleksi pada telapak bagian belakang berhubungan dengan ureter
6
(saluran kencing), usus kecil, kandung kemih, rektum, anus, lutut, insomnia,
dan kelejar reproduksi.
5) Titik refleksi pada punggung kaki, titik-titik refleksi pada punggung kaki
bagian depan berhubungan dengan kelenjar getah bening, organ
keseimbangan, dada, sekat rongga dada dan perut, amandel, rahang, dan
saluran pernapasan.
6) Titik refleksi pada punggung kaki bagian belakang dan samping
berbuhubungan dengan bahu, lutut, indung telur atau testis, sendi pinggul,
tulang tungging, tulang belikat, sendi siku, tulang rusuk, dan pinggul.
7) Titik refleksi pada kaki bagian samping dalam, titik refleksi pada kaki
bagian depan berhubungan dengan hidung, leher, kelenjar paratiroid, dan
punggung.
8) Titik refleksi pada kaki bagian belakang berhubungan dengan pinggang,
kandung kemih, kelangkang, tulang paha, kelenjar getah bening, rahim,
prostat, tulang rusuk, dan dubur.

Terapi pijat refleksi kaki harus dilakukan secara menyeluruh. Artinya,


pemijatan tidak hanya pada satu titik syaraf telapak kaki tertentu saja. Contohnya,
pada proses penanganan kasus telinga berdenging , tidak hanya menekan titik
syaraf kaki yang berhubungan dengan telinga. Pemijatan titik syaraf telapak kaki
yang berhubungan dengan organ kepala, ginjal, dan kelenjar getah bening juga
harus dilakukan. Hal ini disebabkan semua organ tersebut berkaitan dengan organ
telinga.Sebagian orang akan merasa lebih baik saat pertama kali dipijat refleksi
tetapi untuk sebagian orang dampak pijat refleksi tidak dapat langsung dirasakan.
Untuk tu, sebaiknya pijat refleksi harus dilakukan secara bertahap dalam kurun
waktu tertentu. Jika terlalu cepat juga kurang baik dan jika terlalu lama maka
toksin-toksin akan kembali mengendap. Sebaiknya lakukan pijat berikutnya 3 - 4
hari setelah pijat yang sebelumnya atau disesuaikan dengan kondisi tubuh pasien.
(jurnal keperawatan muhammadiyah,n.d 2020)

2.3 Pijat refleksi


a. Pengertian pijat refleksi
Pijat refleksi atau reflexiology merupakan ilmu yang mempelajari tentang
pijat pada titik-titik tertentu di tubuh yang dapat dilakukan dengan tangan atau benda-
benda seperti kayu, plastik, atau karet (Alviani, 2015). Pijat refleksi juga diartikan
sebagai jenis pengobatan yang mengadopsi kekuatan dan ketahanan tubuh sendiri,
dengan cara memberikan sentuhan pijatan pada lokasi dan tempat yang sudah
dipetakan sesuai zona terapi (Putri, 2015).

b. Manfaat pijat refleksi


7
Pijat refleksi memiliki beberapa manfaat diantaranya melancarkan sirkulasi
darah, merangsang produksi hormone endorphine, memperbaiki fungsi saraf,
meningkatkan energi, relaksasi dan rekreasi, meredakan sakit kepala, stimulasi sistem
saraf, mempercepat penyembuhan luka, melepaskan racun, mengurangi gejala pra-
menstruasi dan menstruasi, dan penyembuhan penyakit (Alviani, 2015).

c. Teknik pijat refleksi


Menurut Putri (2015) teknik pijat umumnya berupa mengusap, meremas,
menekan, menggetar, dan memukul. Mengusap berarti meluncurkan tangan
menggunakan telapak tangan atau bantalan tangan di permukaan tubuh searah dengan
peredaran darah menuju jantung dan kelenjar-kelenjar getah bening, dimana gerakan
ini dilakukan diawal dan diakhir pemijatan dengan manfaat merelaksasi otot dan
ujung-ujung saraf. Meremas berarti memijit atau meremas menggunakan telapak atau
jari-jari telapak tangan di area tubuh yang berlemak dan jaringan otot yang tebal
sehingga terjadi pengosongan dan pengisian pembuluh darah vena dan limfe sehingga
suplai darah yang lebih banyak di bawa ke otot yang sedang di pijit. Menekan
bertujuan untuk melepaskan bagian-bagian otot yang kejang serta menyingkirkan
akumulasi dari sisa-sisa metabolisme. Teknik menggetar bermanfaat untuk
memperbaiki atau memulihkan serta mempertahankan fungsi saraf dan otot dengan
menggetarkan bagian tubuh menggunakan telapak tangan ataupun jari-jari tangan.
Teknik terakhir yaitu memukul yang bermanfaat untuk memperkuat kontraksi otot
saat di stimulasi dan selain itu berguna untuk mengurangi deposit lemak dan bagian
otot yang lembek.

Waktu yang dibutuhkan dalam melakukan pijat refleki berbeda antara satu
dengan yang lainnya karena kondisi tubuh pada masing-masing orang berbeda, begitu
juga dengan kemampuan untuk menahan rasa sakit. Dalam pijat refleksi, untuk
kondisi tubuh normal masing-masing titik refleksi membutuhkan waktu sekitar lima
menit setiap pemijatannya. Tubuh yang sedang sakit keras proses pemijatannya
berlangsung lebih lama yaitu sekitar sepuluh menit dan tidak lebih, berbeda dengan
seseorang yang menderita penyakit jantung, kencing manis, liver, kanker hanya boleh
dipijat selama dua menit. Jadi total waktu yang dibutuhkan untuk memijat seluruh
titik refleksi yang bersangkutan kurang lebih 30 menit atau bisa juga 45 sampai 60
menit tergantung pada penguasaan teknik serta pengalaman Menurut Putri (2015).

Pemijat Frekuensi dalam pemberian pijat refleksi antara tiga sampai enam hari
sekali untuk mencegah penyakit dan dua sampai tiga hari sekali untuk mengatasi
gangguan penyakit yang dilakukan antara empat sampai delapan minggu untuk
memperoleh hasil yang efektif (Alviani, 2015).

8
BAB III
TAHAP KERJA

3.1 Pengertian Cara kerja


Cara kerja refleksologi belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa teori
yang bisa mewakilinya. Teori yang paling populer adalah refleksologi bekerja dengan
mengirim pesan menenangkan ke sistem saraf pusat dengan perantara saraf perifer
pada tangan dan kaki.Pesan ini kemudian memerintahkan tubuh untuk mengurangi
tingkat ketegangan sehingga memicu relaksasi dan melancarkan aliran darah. Teori
kedua menyatakan bahwa stimulasi yang dihasilkan dari sesi refleksologi akan
merangsang tubuh untuk melepaskan endorfin dan monoamina, dua senyawa yang
berfungsi mengontrol rasa sakit dan merangsang relaksasi.Sedang teori ketiga, yang
disebut Teori Zona, menyatakan refleksologi bekerja dengan cara yang mirip dengan
akupunktur. Teori ini mengatakan bahwa tubuh dibagi menjadi 10 zona vertikal, dan
bahwa setiap otot dan organ dalam tubuh dapat dirangsang dengan melakukan
tekanan atau pijitan pada tangan dan kaki (jurnal keperawatan muhammadiyah,n.d
2020).
Sesi refleksologi umumnya akan dimulai dengan pemanasan pada kaki. Metode
pijat refleksi selanjutnya adalah memijat atau menekan titik refleksi pada kaki atau
tangan. Pemijatan atau penekanan titik refleksi ini bertujuan untuk merangsang saraf-
saraf yang berhubungan dengan organ tubuh yang sakit atau mengalami gangguan.
Titik- titik refleksi sebenarnya terdapat di seluruh tubuh. Peredaran darah ke seluruh
tubuh melalui jalur saraf berhubungan dengan seluruh organ tubuh. Jalur saraf
tersebut ada yang melewati kaki dan tangan. Pada daerah kaki dan tangan, terdapat
serabut-serabut saraf yang menjadi titik-titik refleks. Titik-titik refleksi pada kaki atau
tangan akan memberikan rangsangan secara refleks (spontan) pada saat dipijat atau
ditekan. Rangsangan tersebut akan mengalirkan semacam gelombang kejut atau
listrik menuju otak. Gelombang tersebut diterima otak dan diproses dengan cepat, lalu
diteruskan menuju saraf pada organ tubuh yang mengalami gangguan. Salah satu
penyebab organ tubuh mengalami gangguan atau sakit adalah adanya penyumbatan
aliran darah menuju organ tersebut. Saat titik refleks dipijat atau ditekan, gelombang
yang merambat akan menghancurkan atau memecah penyumbatan tesebut sehingga
aliran darah akan kembali lancar (jurnal keperawatan muhammadiyah,n.d 2020)

a. Indikasi
Refleksologi telah lama dikenal sebagai terapi alternatif untuk mengatasi
gangguan pada saraf dan peredaran darah. Selain itu, refleksi juga berfungsi :

1) Meningkatkan daya tahan individu


2) Mengurangi risiko tulang rapuh atau keropos

9
3) Menyeimbangkan tata letak badan
4) Melancarkan pergerakan
5) Menguatkan otot kaki
6) Mengurangi risiko kencing tidak lancar
7) Menguatkan tulang dan pinggul
8) Mengurangi risiko sakit sendi
9) Meredakan rasa letih
10) Menghindarkan risiko sembelit
11) Mengurangi masalah usus
12) Mengurangi masalah organ reproduksi.
13) Membantu mengatasi sakit kepala
14) Membantu mengatsi depresi
15) Membantu mengatasi sindrom pra-haid, asma.

b. Kontra indikasi
Pijat refleksi termasuk salah satu metode penyembuhan atau terapi kesehatan yang
tidak menimbulkan efek samping selama dilakukan secara baik dan sesuai petunjuk. Namun
ada beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan dengan cara dipijat refleksi menurut W
Widyatuti, 2008 antara lain :

1. Matinya urat saraf akibat kecelakaan, benturan, stroke atau penyakit lainnya.
Pemijatan pada daerah refleksi tidak boleh dianjurkan sebab tidak akan
memberikan reaksi atau respon terhadap organ yang berhubungan dengan
daerah refleksi.
2. Tumpulnya kepekaan urat saraf karena terlalu banyak minum obat kimia.
Terlalu sering dan banyak meminum obat kimia dapat membuat urat saraf
menjadi tumpul atau kurang peka, karena peran yang alami telah di gantikan
atau dimatikan oleh obat kimia tersebut.
3. Kanker yang terlalu parah karena telat ditangani.

10
c. Titik atau area pijat refleksi

Gambar 1&2

Sumber : Hendro & Ariyani (2015)

11
Keterangan :

1) Kepala (otak) 32) Anus


2) Dahi (sinus) 33) Jantung
3) Otak kecil (cerebellum) 34) Limpa
4) Kelenjar bawah otak/ 35) Lutut
Hyphophyse/pituit ary 36) Kelenjar reproduksi
5) Saraf trigeminus (temporal area) 37) Mengendurkan perut
6) Hidung 38) Sendi pinggul
7) Leher 39) Kelenjar getah bening (atas)
8) Mata 40) Kelenjar getah bening (perut)
9) Telinga 41) Kelenjar getah bening (dada)
10) Bahu 42) Organ keseimbangan
11) Otot trapezius 43) Dada
12) Kelenjar tiroid 44) Sekat rongga dada/ diafragma
13) Kelenjar paratiroid 45) Amandel
14) Paru-paru bronkus 46) Rahang bawah
15) Lambung 47) Rahang atas
16) Duodenum (usus dua belas jari) 48) Tenggorokan dan saluran pernapasan
17) Pankreas 49) Kunci paha
18) Hati 50) Rahim atau testis
19) Kantong empedu 51) Penis/vagina/ saluran kencing
20) Serabut lambung 52) Dubur atau wasir
21) Kelenjar adrenal 53) Tulang leher
22) Ginjal 54) Tulang punggung
23) Ureter 55) Tulang pinggang
24) Kantong kemih 56) Tulang kelangkang
25) Usus kecil 57) Tulang tungging
26) Usus buntu 58) Tulang belikat
27) Katup ileo sekal 59) Sendi siku
28) Usus besar menaik (ascendens) 60) Tulang rusuk
29) Usus besar mendatar(transcendens) 61) Pinggul
30) Usus besar menurun (descendens) 62) Lengan
31) Rektum

Berdasarkan titik-titik diatas, ada beberapa titik yang dapat diaplikasikan untuk
tekanan darah tinggi diantaranya:

a. Titik 7. Leher. Lokasi titik pijat di telapak kaki pada pangkal ibu jari. Titik

12
ini dapat digunakan apabila memiliki gangguan atau keluhan pada leher,
batuk, radang tenggorokan, dan juga dapat membantu mengendurkan
ketegangan leher pada kasus hipertensi.
b. Titik 10. Bahu. Lokasi titik terletak di telapak kaki dibawah jari
kelingking. Titik ini digunakan untuk mengatasi nyeri sendi bahu, kaku
kuduk, nyeri saat mengangkat tangan juga dapat digunakan sebagai titik
bantu pada gangguan karena hipertensi.
c. Titik 11. Otot trapezius. Area pijat terletak di telapak kaki di bawah
pangkal jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Titik ini dapat mengatasi
nyeri sendi bahu, kaku kuduk, nyeri saat mengangkat tangan juga dapat
melepaskan ketegangan otot bahu saat menderita batuk atau hipertensi.
d. Titik 33. Jantung. Area pijat terletak di telapak kaki, longitudinal 2-3-4,
transversal 2. Titik ini dapat mengurangi vertigo, migrain, dan tekanan
darah tinggi karena kelainan ginjal, jantung, stress, kelainan hormone,
makanan atau minuman, keturunan dan lain-lain (Hendro & Ariyani,
2015).
e. Cara melakukan pijat refleksi kaki
1) Mempersiapkan otot dan tubuh klien untuk diterapi dengan teknik
peregangan dan relaksasi otot dengan tujuan agar klien siap untuk
dipijat dan mencegah terjadinya cedera otot.
2) Memberikan hasil pijat yang maksimal dimulai dengan pemijatan
pada titik atau area yang hasilnya akan merangsang titik/area pijat
refleksi sesudahnya.
3) Membiasakan diri untuk mengikuti urutan-urutan pemijatan.
4) Urutan-urutan pemijatan:
1. Persiapan, bisa dilakukan dengan merendam kaki dengan air
hangat selama kurang lebih sepuluh menit.
2. Setelah itu seka dengan handuk bersih, kemudian lakukan
peregangan dan relaksasi otot kaki klien dengan memutar-mutar
pergelangan kaki, mengurut dan meremas secara lembut
sepanjang betis dan lateral tulang kering yang sebelumnya sudah
diolesi minyak pijat.
3. Pijat dengan titik pembukaan yang semuanya dikendalikan oleh
otak dan sistem saraf (titik nomor 1, 3, 4, 5, 53, 54, 55, 56, 57,
dan 58). d) Memijat titik wajib untuk memelihara organ tubuh
meski tidak ada gangguan meliputi: (1) Detoksifikasi
(pembuangan) di tiitk nomor 34, 22, 23, 24, 51, 28, 29, 30, 31
dan 32. (2) Pemeliharaan saraf dan metabolisme tubuh di titik
nomor 12 dan 13. (3) Pencernaan di titik nomor 15, 16, 17, 18,
19 dan 25. (4) Relaksasi dan penenangan di titik nomor 2 dan
20. (5) Suplemen di titik nomor 21. e) Titik terapi, titik yang
dipilih sesuai dengan keluhan klien. Apabila titik keluhan sudah

13
termasuk titik wajib, tidak perlu dipijat lagi. f) Titik penutupan,
titik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh di titik nomor
39, 40 dan 41. Titik dianjurkan dengan klien penderita autoimun
dan seseorang yang baru menjalani tranplantasi organ.
4. Pijat pendinginan dengan menggosok atau mengelus kaki,
bagian betis dan lateral tulang kering klien agar otot menjadi
lebih elastis dan tidak memar (Hendro & Ariyani, 2015).

14
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan
Refleksi mencakup penekanan pada beberapa bagian dari kaki, tangan dan
telinga dengan tujuan untuk memperbaiki kesehatan. Selain itu, refleksologi juga
didefinisikan sebagai cara pengobatan dengan merangsang berbagai daerah refleks
(atau zona atau mikrosistem) di kaki, tangan, dan telinga yang ada hubungannya
dengan (atau mewakili) berbagai kelenjar, organ, dan bagian tubuh lainnya.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas mengenai Pengaruh terapi maka :
1) Bagi Klien
Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan setelah diberikan asuhan
berkesinambungan.
2) Bagi Mahasiswa
Mahasiswa lebih menguasai teori sehingga mampu meningkatkan ketrampilan
berkesinambungan dan dapat dijadikan bahan pembelajaran sehingga dapat
menerapkannya dilahan praktik maupun dimasyarakat.
3) Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan secara
berkesinambungan dan meningkatkan peyalanan komplementer

15
DAFTAR PUSTAKA

Keefektifan terapi pijatrefleksi kaki (Efektifitas Terapi Pijat Refleksi Kaki Terhadap
Pengendalian Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus | Mardiana | Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah, n.d.)

Hipertensi penting dalam pijat reflex (Amalia, 2012)

The study revealed that about 40% of postmenopausal (Kaban & Kurniarti, 2021)

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada
pembuluh darah (Hartutik & Suratih, 2017)

Penatalaksanaan farmakologi dan non farmakologi merupakan bentuk pengobatan


(Weny Kusuma, Yulius Tiranda, Sukron, 2021)

Pengaruh Terapi (Barelli et al., 2018)

Teknik terapi komplementer yang banyak digunakan, (Hartatik & Sari, 2021)
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh
darah yang mengakibatkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi (Barelli et al., 2018)
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat
secara kronis (Putri et al., 2020)
Pengaruh Terapi Pijat Refleksi Kaki Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Primer (Hartutik & Suratih, 2017)
Manusia merupakan makhluk yang utuh dan unik yang terdiri dari
komponen bio, psiko, sosio, dan spiritual. (Hartutik & Suratih, 2017)
Umumnya teknik pijat (Hartatik & Sari, 2021)
Teknik-tenik efektif (Hartatik & Sari, 2021)
Pengaruh terapi bekam (Hartatik & Sari, 2021)

16
LAMPIRAN SPO

TERAPI REFLEKSI/REFLEXOLOGY

Pengertian Refleksi mencakup penekanan pada beberapa bagian dari kaki,


tangan dan telinga. Terapi refleksi merupakan pemberian energi
yang dimasukan ke dalam tubuh untuk memperlancar peredaran
darah, melenturkan otot-otot, meningkatkan daya tahan tubuh,
stres, nyeri, dan ketegangan bisa dihilangkan, kekuatan dan
kelenturan pikiran, tubuh, dan emosi bisa ditingkatkan, tidur bisa
lebih berkualitas, restrukturisasi tulang, otot, dan organ dapat
dibantu, cedera baru dan lama bisa disembuhkan, konsentrasi dan
ingatan dapat ditingkatkan, bahkan rasa percaya diri dan harmoni
bisa disegarkan
Tahap Persiapan
a. Persiapan klien :
 Mengucapkan salam dan Memperkenalkan
diri

 Menjelaskan tujuan terapi refleks

 Menjelaskan langkah-langkah yang akan


dilakukan
b. Persiapan Lingkungan :
Menutup pintu atau memasang sampiran
Peralatan dan bahan
 Minyak urut

 Waskom 1 buah

 Air Hangat

 Garam

 Handuk 1 buah
Prosedur
1. Cuci tangan
2. Rendam kaki pasien dalam air hangat yang
telah dibubuhi garam selama 10-15 menit
3. Keringkan kaki pasien dengan handuk

17
4. Minta pasien untuk berbaring dan anjurkan
pasien untuk rileks
5. Pakailah minyak ketika akan melakukan teknik
pijatan refleksi.
6. Ketika dipijat, apabila makin sakit maka makin
baik. Namunharusdiperhatikan pula daya
tahun dari penderita, sebab setiap orang
berbeda-beda daya tahannya. Maka dari itu
para pemijat refleksi harus memberi tahu
pasiennya agar menahan sakit ketika dipijat.
Apabila penderita menahan sakit sampai pucat
pada mukanya, berarti sakitnya melampaui
daya tahannya, maka dari itu perlu
diistirahatkan.
7. Daerah refleksi yang terdapat pada titik kaki,
cara memijat refleksi pada titik kaki yaitu dari
arah bawah ke atas. Kemudian untuk disekitar
titik betis memijatnya menurut arah aliran
darah.
8. Ketika melakukan pijat refleksi pada kaki perlu
menggunakan tulang jari telunjuk yang
dilipatkan untuk memijat, khusus pada titik
refleksi yang letaknya agak tersembunyi atau
telapak kaki yang banyak dagingnya.
9. Lama waktu ketika melakukan pijat refleksi
adalah sekitar 30 – 40 menit. Tetapi juga
bergantung kepada penyakit yang diderita serta
daya tahan tubuh pasien.
10. Setiap titik refleksi hanya dipijat 5-9 menit
dalam sekali pengobatan.
11. Bagi penderita penyakit jantung, kencing gula,
lever, kanker jangan memijat dengan keras.
Tiap daerah refleksi pada titik kaki tidak lebih
dari 2 menit.
12. Selama pemijatan, hentikan terlebih dahulu
obat-obatan dari apotik / dokter. Hal ini karena
dapat menghambat kesembuhan, terkecuali
penderita penyakit Jantung dan kencing gula,
obat-obat tersebut tetap diperlukan.
13. Kebanyakan orang memerlukan waktu
perawatan 4-8 minggu untuk memperoleh hasil
yang memuaskan. Tetapi bagi pasien

18
berpenyakit kronis dipijat 3x dalam seminggu
atau 2 hari sekali, jangan memijat setiap hari.
14. Setelah selesai memijat, cuci tangan hingga
bersih
15. Anjurkan pasien untuk minum air putih 2-3
gelas atau 500 cc. Hal ini akan membantu
membuang kotoran di dalam tubuh pasien.
Khusus untuk penderita penyakit ginjal, jangan
minum air putih setelah pijat refleksi lebih dari
150 cc.
Tahap akhir
a. Evaluasi persaan klien
b. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
c. Dokumentasikan prosedur dan hasil observasi

19

Anda mungkin juga menyukai