TERAPI REFLEKS/REFLOXOLOGY
KELOMPOK 5 :
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala limpahan Rahmat
karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan Makalah Terapi Komplemetari yang berjudul
“TERAPI REFKESI/REFLEXOLOGY” Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas Mata Kuliah
Terapi Komplementari di Fakultas Keperawatan UNSRIT.
Kami kelompok sadar bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Makalah ini.
Semoga Makalahl ini memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk pengembangan bagi
kita semua khususnya di bidang Keperawatan dan Komplementari
Tomohon
Kelompok
2
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................. 4
1.1 Latar belakang................................................................................................................... 4
1.2 Tujuan............................................................................................................................... 5
1.3 Manfaat............................................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN TEORITIS................................................................................................... 7
2.1 Pengertian refleksi....................................................................................................... 7
2.2 konsep......................................................................................................................... 7
2.3 Pijat refleksi................................................................................................................ 8
BAB III TAHAP KERJA.............................................................................................................. 9
3.1 Cara kerja.................................................................................................................... 9
BAB IV PENUTUP...................................................................................................................... 15
1. Kesimpulan....................................................................................................................... 15
2. Saran ................................................................................................................................. 15
Daftar pustaka............................................................................................................................... 16
Lampiran SPO............................................................................................................................... 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan munculnya berbagai
masalah kesehatan. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa
telah terjadi pergeseran penyebab kematian dari penyakit menular ke penyakit tidak menular.
Penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian terbesar dengan 59,5% kematian dan
penyakit menular berada diurutan selanjutnya dengan 28,1% kematian. Salah satu penyakit tidak
menular yang menjadi masalah kesehatan dominan dinegara-negara maju dan berkembang
adalah penyakit hipertensi. Hipertensi berkaitan dengan penurunan usia harapan hidup penderita,
peningkatan penyakit jantung dan risiko terjadinya stroke (Wisudawan, Prasojo, & Puspita,
2012).
Sejumlah studi lainnya menunjukkan bahwa terapi pijat refleksi dapat menurunkan
tekanan darah sistolik dan diastolik, menurunkan kadar hormon stress cortisol, dan memberikan
efek relaksasi bagi otot-otot yang tegang sehingga tekanan darah akan turun dan mampu
memberikan rangsangan yang mampu memperlancar aliran darah (Wahyuni, 2014). Terapi pijat
refleksi telah terbukti efektif untuk mengatasi penyakit hipertensi. Dibuktikan dengan penelitian
oleh Samsudin (2013), menyebutkan bahwa pijat refleksi berpengaruh terhadap penurunan
tekanan darah.
Terapi refleksi merupakan pemberian energi yang dimasukan ke dalam tubuh untuk
memperlancar peredaran darah, melenturkan otot-otot, meningkatkan daya tahan tubuh, stres, nyeri, dan
ketegangan bisa dihilangkan, kekuatan dan kelenturan pikiran, tubuh, dan emosi bisa ditingkatkan, tidur
bisa lebih berkualitas, restrukturisasi tulang, otot, dan organ dapat dibantu, cedera baru dan lama bisa
disembuhkan, konsentrasi dan ingatan dapat ditingkatkan, bahkan rasa percaya diri dan harmoni bisa
disegarkan (Harapan, 2009).Pamungkas (2009), juga menyatakan bahwa terapi refleksi ini bisa
menyembuhkan hampir semua penyakit, tetapi tujuan utama dari terapi refleksi ini untuk kebugaran dan
secara tidak langsung dapat mencegah penyakit.Selain itu, pijat refleksi juga mampu mencegah
munculnya penyakit kronis. Karena melalui pijat refleksi, akan diketahui organ-organ dalam tubuh yang
bermasalah, seperti hati, ginjal, limpa, paru-paru, jantung, dan pankreas. Organ-organ itu berhubungan
dengan saraf di telapak kaki. Telapak kaki bagian atas, misalnya, berhubungan dengan dada dan paru-
paru. Jika seseorang merasakan sakit saat pemijatan pada saraf tersebut, menandakan bahwa terdapat
masalah pada paru-parunya. Pijat refleksi makin efektif apabila ditunjang dengan asupan makanan yang
sehat, cara kebiasaan hidup yang baik, dan cukup berolahraga(Aryani,2018).
4
1.2 Tujuan
• Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pijet refleksi
• Untuk mengetahui konsep dari kerja refleksi
• Untuk mengetahui cara kerja dari pijat refleksi
• Untuk mengetahui indikasi dari pijat refleksi
• Untuk mengetahui kontra indikasi dari pijat refleksi
• Untuk mengetahui titik titik syaraf pada pijat refleksi
1.3 Manfaat
1. Manfaat teoritis
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang keefektifan terapi terapi pijat refleksi
terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi.
2. Manfaat praktis
a. Memberikan informasi bahwa terapi pijat refleksi dapat digunakan sebagai terapi non
farmakologi atau terapi komplementer
b. Memberikan informasi bagi profesi kesehatan dan masyarakat umum tentang
pemanfaatan terapi pijat refleksi.
c. Untuk melestarikan pengobatan tradisional atau terapi komplementer.
3. Manfaat bagi pendidikan/ kesehatan
Menambah wawasan bahwa terapi pijat refleksi dapat digunakan terhadap sebagai terapi
komplementer.
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
a. Titik refleksi pada kaki bagian bawah (telapak), titik-titik refleksi pada telapak kaki
berhubungan dengan seluruh organ tubuh. Titik-titik refleksi dibagi menjadi :
1) Titik refleksi pada bagian bawah jari-jari kaki berhubungan dengan organ
otak, dahi, hidung, leher, mata, dan telinga.
2) Titik refleksi pada telapak bagian depan berhubungan dengan bahu, pundak
(otot trapezius), kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, dan paru-paru. Titik
refleksi pada
3) telapak bagian tengah berhubungan dengan lambung, usus 12 jari,
pankreas, kelenjar adrenalin, ginjal, jantung, usus besar, dan limpa.
4) Titik refleksi pada telapak bagian belakang berhubungan dengan ureter
6
(saluran kencing), usus kecil, kandung kemih, rektum, anus, lutut, insomnia,
dan kelejar reproduksi.
5) Titik refleksi pada punggung kaki, titik-titik refleksi pada punggung kaki
bagian depan berhubungan dengan kelenjar getah bening, organ
keseimbangan, dada, sekat rongga dada dan perut, amandel, rahang, dan
saluran pernapasan.
6) Titik refleksi pada punggung kaki bagian belakang dan samping
berbuhubungan dengan bahu, lutut, indung telur atau testis, sendi pinggul,
tulang tungging, tulang belikat, sendi siku, tulang rusuk, dan pinggul.
7) Titik refleksi pada kaki bagian samping dalam, titik refleksi pada kaki
bagian depan berhubungan dengan hidung, leher, kelenjar paratiroid, dan
punggung.
8) Titik refleksi pada kaki bagian belakang berhubungan dengan pinggang,
kandung kemih, kelangkang, tulang paha, kelenjar getah bening, rahim,
prostat, tulang rusuk, dan dubur.
Waktu yang dibutuhkan dalam melakukan pijat refleki berbeda antara satu
dengan yang lainnya karena kondisi tubuh pada masing-masing orang berbeda, begitu
juga dengan kemampuan untuk menahan rasa sakit. Dalam pijat refleksi, untuk
kondisi tubuh normal masing-masing titik refleksi membutuhkan waktu sekitar lima
menit setiap pemijatannya. Tubuh yang sedang sakit keras proses pemijatannya
berlangsung lebih lama yaitu sekitar sepuluh menit dan tidak lebih, berbeda dengan
seseorang yang menderita penyakit jantung, kencing manis, liver, kanker hanya boleh
dipijat selama dua menit. Jadi total waktu yang dibutuhkan untuk memijat seluruh
titik refleksi yang bersangkutan kurang lebih 30 menit atau bisa juga 45 sampai 60
menit tergantung pada penguasaan teknik serta pengalaman Menurut Putri (2015).
Pemijat Frekuensi dalam pemberian pijat refleksi antara tiga sampai enam hari
sekali untuk mencegah penyakit dan dua sampai tiga hari sekali untuk mengatasi
gangguan penyakit yang dilakukan antara empat sampai delapan minggu untuk
memperoleh hasil yang efektif (Alviani, 2015).
8
BAB III
TAHAP KERJA
a. Indikasi
Refleksologi telah lama dikenal sebagai terapi alternatif untuk mengatasi
gangguan pada saraf dan peredaran darah. Selain itu, refleksi juga berfungsi :
9
3) Menyeimbangkan tata letak badan
4) Melancarkan pergerakan
5) Menguatkan otot kaki
6) Mengurangi risiko kencing tidak lancar
7) Menguatkan tulang dan pinggul
8) Mengurangi risiko sakit sendi
9) Meredakan rasa letih
10) Menghindarkan risiko sembelit
11) Mengurangi masalah usus
12) Mengurangi masalah organ reproduksi.
13) Membantu mengatasi sakit kepala
14) Membantu mengatsi depresi
15) Membantu mengatasi sindrom pra-haid, asma.
b. Kontra indikasi
Pijat refleksi termasuk salah satu metode penyembuhan atau terapi kesehatan yang
tidak menimbulkan efek samping selama dilakukan secara baik dan sesuai petunjuk. Namun
ada beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan dengan cara dipijat refleksi menurut W
Widyatuti, 2008 antara lain :
1. Matinya urat saraf akibat kecelakaan, benturan, stroke atau penyakit lainnya.
Pemijatan pada daerah refleksi tidak boleh dianjurkan sebab tidak akan
memberikan reaksi atau respon terhadap organ yang berhubungan dengan
daerah refleksi.
2. Tumpulnya kepekaan urat saraf karena terlalu banyak minum obat kimia.
Terlalu sering dan banyak meminum obat kimia dapat membuat urat saraf
menjadi tumpul atau kurang peka, karena peran yang alami telah di gantikan
atau dimatikan oleh obat kimia tersebut.
3. Kanker yang terlalu parah karena telat ditangani.
10
c. Titik atau area pijat refleksi
Gambar 1&2
11
Keterangan :
Berdasarkan titik-titik diatas, ada beberapa titik yang dapat diaplikasikan untuk
tekanan darah tinggi diantaranya:
a. Titik 7. Leher. Lokasi titik pijat di telapak kaki pada pangkal ibu jari. Titik
12
ini dapat digunakan apabila memiliki gangguan atau keluhan pada leher,
batuk, radang tenggorokan, dan juga dapat membantu mengendurkan
ketegangan leher pada kasus hipertensi.
b. Titik 10. Bahu. Lokasi titik terletak di telapak kaki dibawah jari
kelingking. Titik ini digunakan untuk mengatasi nyeri sendi bahu, kaku
kuduk, nyeri saat mengangkat tangan juga dapat digunakan sebagai titik
bantu pada gangguan karena hipertensi.
c. Titik 11. Otot trapezius. Area pijat terletak di telapak kaki di bawah
pangkal jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Titik ini dapat mengatasi
nyeri sendi bahu, kaku kuduk, nyeri saat mengangkat tangan juga dapat
melepaskan ketegangan otot bahu saat menderita batuk atau hipertensi.
d. Titik 33. Jantung. Area pijat terletak di telapak kaki, longitudinal 2-3-4,
transversal 2. Titik ini dapat mengurangi vertigo, migrain, dan tekanan
darah tinggi karena kelainan ginjal, jantung, stress, kelainan hormone,
makanan atau minuman, keturunan dan lain-lain (Hendro & Ariyani,
2015).
e. Cara melakukan pijat refleksi kaki
1) Mempersiapkan otot dan tubuh klien untuk diterapi dengan teknik
peregangan dan relaksasi otot dengan tujuan agar klien siap untuk
dipijat dan mencegah terjadinya cedera otot.
2) Memberikan hasil pijat yang maksimal dimulai dengan pemijatan
pada titik atau area yang hasilnya akan merangsang titik/area pijat
refleksi sesudahnya.
3) Membiasakan diri untuk mengikuti urutan-urutan pemijatan.
4) Urutan-urutan pemijatan:
1. Persiapan, bisa dilakukan dengan merendam kaki dengan air
hangat selama kurang lebih sepuluh menit.
2. Setelah itu seka dengan handuk bersih, kemudian lakukan
peregangan dan relaksasi otot kaki klien dengan memutar-mutar
pergelangan kaki, mengurut dan meremas secara lembut
sepanjang betis dan lateral tulang kering yang sebelumnya sudah
diolesi minyak pijat.
3. Pijat dengan titik pembukaan yang semuanya dikendalikan oleh
otak dan sistem saraf (titik nomor 1, 3, 4, 5, 53, 54, 55, 56, 57,
dan 58). d) Memijat titik wajib untuk memelihara organ tubuh
meski tidak ada gangguan meliputi: (1) Detoksifikasi
(pembuangan) di tiitk nomor 34, 22, 23, 24, 51, 28, 29, 30, 31
dan 32. (2) Pemeliharaan saraf dan metabolisme tubuh di titik
nomor 12 dan 13. (3) Pencernaan di titik nomor 15, 16, 17, 18,
19 dan 25. (4) Relaksasi dan penenangan di titik nomor 2 dan
20. (5) Suplemen di titik nomor 21. e) Titik terapi, titik yang
dipilih sesuai dengan keluhan klien. Apabila titik keluhan sudah
13
termasuk titik wajib, tidak perlu dipijat lagi. f) Titik penutupan,
titik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh di titik nomor
39, 40 dan 41. Titik dianjurkan dengan klien penderita autoimun
dan seseorang yang baru menjalani tranplantasi organ.
4. Pijat pendinginan dengan menggosok atau mengelus kaki,
bagian betis dan lateral tulang kering klien agar otot menjadi
lebih elastis dan tidak memar (Hendro & Ariyani, 2015).
14
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Refleksi mencakup penekanan pada beberapa bagian dari kaki, tangan dan
telinga dengan tujuan untuk memperbaiki kesehatan. Selain itu, refleksologi juga
didefinisikan sebagai cara pengobatan dengan merangsang berbagai daerah refleks
(atau zona atau mikrosistem) di kaki, tangan, dan telinga yang ada hubungannya
dengan (atau mewakili) berbagai kelenjar, organ, dan bagian tubuh lainnya.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas mengenai Pengaruh terapi maka :
1) Bagi Klien
Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan setelah diberikan asuhan
berkesinambungan.
2) Bagi Mahasiswa
Mahasiswa lebih menguasai teori sehingga mampu meningkatkan ketrampilan
berkesinambungan dan dapat dijadikan bahan pembelajaran sehingga dapat
menerapkannya dilahan praktik maupun dimasyarakat.
3) Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan secara
berkesinambungan dan meningkatkan peyalanan komplementer
15
DAFTAR PUSTAKA
Keefektifan terapi pijatrefleksi kaki (Efektifitas Terapi Pijat Refleksi Kaki Terhadap
Pengendalian Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus | Mardiana | Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah, n.d.)
The study revealed that about 40% of postmenopausal (Kaban & Kurniarti, 2021)
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada
pembuluh darah (Hartutik & Suratih, 2017)
Teknik terapi komplementer yang banyak digunakan, (Hartatik & Sari, 2021)
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh
darah yang mengakibatkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi (Barelli et al., 2018)
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat
secara kronis (Putri et al., 2020)
Pengaruh Terapi Pijat Refleksi Kaki Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Primer (Hartutik & Suratih, 2017)
Manusia merupakan makhluk yang utuh dan unik yang terdiri dari
komponen bio, psiko, sosio, dan spiritual. (Hartutik & Suratih, 2017)
Umumnya teknik pijat (Hartatik & Sari, 2021)
Teknik-tenik efektif (Hartatik & Sari, 2021)
Pengaruh terapi bekam (Hartatik & Sari, 2021)
16
LAMPIRAN SPO
TERAPI REFLEKSI/REFLEXOLOGY
Waskom 1 buah
Air Hangat
Garam
Handuk 1 buah
Prosedur
1. Cuci tangan
2. Rendam kaki pasien dalam air hangat yang
telah dibubuhi garam selama 10-15 menit
3. Keringkan kaki pasien dengan handuk
17
4. Minta pasien untuk berbaring dan anjurkan
pasien untuk rileks
5. Pakailah minyak ketika akan melakukan teknik
pijatan refleksi.
6. Ketika dipijat, apabila makin sakit maka makin
baik. Namunharusdiperhatikan pula daya
tahun dari penderita, sebab setiap orang
berbeda-beda daya tahannya. Maka dari itu
para pemijat refleksi harus memberi tahu
pasiennya agar menahan sakit ketika dipijat.
Apabila penderita menahan sakit sampai pucat
pada mukanya, berarti sakitnya melampaui
daya tahannya, maka dari itu perlu
diistirahatkan.
7. Daerah refleksi yang terdapat pada titik kaki,
cara memijat refleksi pada titik kaki yaitu dari
arah bawah ke atas. Kemudian untuk disekitar
titik betis memijatnya menurut arah aliran
darah.
8. Ketika melakukan pijat refleksi pada kaki perlu
menggunakan tulang jari telunjuk yang
dilipatkan untuk memijat, khusus pada titik
refleksi yang letaknya agak tersembunyi atau
telapak kaki yang banyak dagingnya.
9. Lama waktu ketika melakukan pijat refleksi
adalah sekitar 30 – 40 menit. Tetapi juga
bergantung kepada penyakit yang diderita serta
daya tahan tubuh pasien.
10. Setiap titik refleksi hanya dipijat 5-9 menit
dalam sekali pengobatan.
11. Bagi penderita penyakit jantung, kencing gula,
lever, kanker jangan memijat dengan keras.
Tiap daerah refleksi pada titik kaki tidak lebih
dari 2 menit.
12. Selama pemijatan, hentikan terlebih dahulu
obat-obatan dari apotik / dokter. Hal ini karena
dapat menghambat kesembuhan, terkecuali
penderita penyakit Jantung dan kencing gula,
obat-obat tersebut tetap diperlukan.
13. Kebanyakan orang memerlukan waktu
perawatan 4-8 minggu untuk memperoleh hasil
yang memuaskan. Tetapi bagi pasien
18
berpenyakit kronis dipijat 3x dalam seminggu
atau 2 hari sekali, jangan memijat setiap hari.
14. Setelah selesai memijat, cuci tangan hingga
bersih
15. Anjurkan pasien untuk minum air putih 2-3
gelas atau 500 cc. Hal ini akan membantu
membuang kotoran di dalam tubuh pasien.
Khusus untuk penderita penyakit ginjal, jangan
minum air putih setelah pijat refleksi lebih dari
150 cc.
Tahap akhir
a. Evaluasi persaan klien
b. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
c. Dokumentasikan prosedur dan hasil observasi
19