Anda di halaman 1dari 20

MATA KULIAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III


TUGAS INDIVIDU
Anatomi Fisiologi (pendengaran dan pengecapan)

Menyusun WOC (otitis, sinusitis,tonsilitis, CA Lidah)

Menyusun SOP (irigasi telinga, dan perawatan post tonsilektomi)

Dosen Pengampu :  

Imroatul Farida, S.Kep., Ns., M.Kep

Oleh :

Yunus Mufid Wicaksono

2010108

S1-3B Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA

2021-2022
Anatomi dan Fisiologi Sistem Pendengaran
Telinga merupakan alat penerima gelombang suara atau gelombang

udara kemudian gelombang mekanik ini diubah menjadi impuls pulsa listrik

dan diteruskan ke korteks pendengaran melalui saraf pendengaran. Telinga

merupakan organ pendengaran dan keseimbangan. Telinga manusia

menerima dan mentransmisikan gelombang bunyi ke otak di mana bunyi

tersebut akan dianalisa dan diintrepetasikan. Telinga dibagi menjadi 3 bagian

seperti pada gambar 2.1 (Saladin, 2014).

Anatomi Telinga Luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga (aurikula), liang telinga (meatus

acusticus eksterna) sampai membran timpani bagian lateral. Daun telinga

dibentuk oleh tulang rawan dan otot serta ditutupi oleh kulit. Kearah liang

telinga lapisan tulang rawan berbentuk corong menutupi hampir sepertiga

lateral, dua pertiga lainnya liang telinga dibentuk oleh tulang yang ditutupi
kulit yang melekat erat dan berhubungan dengan membran timpani. Bentuk

daun telinga dengan berbagai tonjolan dan cekungan serta bentuk liang

telinga yang lurus dengan panjang sekitar 2,5 cm, akan menyebabkan

terjadinya resonansi bunyi sebesar 3500 Hz. Sepertiga bagian luar terdiri dari

tulang rawan yang banyak mengandung kelenjar serumen dan rambut,

sedangkan dua pertiga bagian dalam terdiri dari tulang dengan sedikit

serumen (Pearce, 2016).

Anatomi Telinga Tengah

Telinga tengah berbentuk kubus yang terdiri dari membrana timpani,

cavum timpani, tuba eustachius, dan tulang pendengaran. Bagian atas

membran timpani disebut pars flaksida (membran Shrapnell) yang terdiri dari

dua lapisan, yaitu lapisan luar merupakan lanjutan epitel kulit liang telinga

dan lapisan dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia. Bagian bawah membran

timpani disebut pars tensa (membran propria) yang memiliki satu lapisan di

tengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin

(Saladin, 2014).

Tulang pendengaran terdiri atas maleus (martil), inkus (landasan), dan stapes

(sanggurdi) yang tersusun dari luar kedalam seperti rantai yang bersambung

dari membrana timpani menuju rongga telinga dalam. Prosesus longus

maleus melekat pada membran timpani, maleus melekat pada inkus, dan

inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada tingkap lonjong yang

berhubungan dengan koklea. Hubungan antara tulang-tulang pendengaran

merupakan persendian. Tuba eustachius menghubungkan daerah nasofaring

dengan telinga tengah (Saladin, 2014).


Prosessus mastoideus merupakan bagian tulang temporalis yang terletak

di belakang telinga. Ruang udara yang berada pada bagian atasnya disebut

antrum mastoideus yang berhubungan dengan rongga telinga tengah. Infeksi

dapat menjalar dari rongga telinga tengah sampai ke antrum mastoideus yang

dapat menyebabkan mastoiditis (Saladin, 2014).

Anatomi Telinga Dalam

Telinga dalam terdiri dari dua bagian, yaitu labirin tulang dan labirin

membranosa. Labirin tulang terdiri dari koklea, vestibulum, dan kanalis semi

sirkularis, sedangkan labirin membranosa terdiri dari utrikulus, sakulus,

duktus koklearis, dan duktus semi sirkularis. Rongga labirin tulang dilapisi

oleh lapisan tipis periosteum internal atau endosteum, dan sebagian besar

diisi oleh trabekula (susunannya menyerupai spons) (Pearce, 2016).

Koklea (rumah siput) berbentuk dua setengah lingkaran. Ujung atau

puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilimfa skala vestibuli

(sebelah atas) dan skala timpani (sebelah bawah). Diantara skala vestibuli dan

skala timpani terdapat skala media (duktus koklearis). Skala vestibuli dan

skala timpani berisi perilimfa dengan 139 mEq/l, sedangkan skala media

berisi endolimfa dengan 144 mEq/l mEq/l. Hal ini penting untuk

pendengaran. Dasar skala vestibuli disebut membrana vestibularis (Reissner’s

Membrane) sedangkan dasar skala media adalah membrana basilaris.


Anatomi dan Fisiologi Sistem Penginderaan

Gambar lidah manusia

Lidah adalah massa otot yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian

berdasarkan penandanya. Perbedaan tanda dalam setiap bagian berguna untuk

menghubungkan struktur.

Otot-otot di dalam dan sekitar lidah berfungsi untuk mengontrol

gerakannya. Berikut adalah penjelasan mengenai anatomi atau bagian-bagian

lidah yang perlu Anda ketahui.

1. Ujung dan tepi lidah

Bagian ini meliputi lidah bagian paling depan, dekat dengan bagian

belakang gigi seri serta tepi kanan dan kiri.

Dalam anatomi lidah, bagian ini bisa bergerak bebas ke area depan,

belakang, kanan, serta kiri mulut. Tak hanya itu saja, ujung dan tepi adalah

bagian lidah yang peka terhadap rasa dari makanan atau minuman yang

masuk.
2. Pangkal lidah

Pangkal lidah berada di bagian belakang dan menempel pada dasar

rongga mulut. Untuk itu, Anda tidak bisa melihat struktur lidahini dari luar

mulut. Pada bagian ini, ada cukup banyak sel sensorik yang memengaruhi

fungsi lidah. Ini bisa membuat lidah merasakan dan menyentuh sesuatu yang

masuk ke dalam mulut.

3. Dasar lidah

Bagian ini disebut juga akar lidah karena lokasinya berada di sisi bawah.

Maka dari itu, Anda tidak bisa melihat bagian anatomi ini dari luar. Terletak

di bagian sepertiga belakang, anatomi lidah ini terletak di mulut bagian

belakang yang dekat dengan tenggorokan. Berbeda dari bagian lidah lainnya,

dasar lidah tidak bisa bergerak secara bebas. Bagian inilah yang menempel

dengan tulang hyoid dan tulang rahang bawah.

4. Badan lidah

Dari keseluruhan anatomi lidah, dua per tiga bagian lidah lainnya disebut

dengan badan lidah. Bagian ini bisa digerakkan secara bebas dan bertanggung

jawab atas beberapa fungsi lidah.

5. Dorsum

Menjadi bagian dari anatomi lidah yang terletak di antara dasar dan

badan lidah. Dorsum lidah adalah bagian yang permukaannya terlihat sedikit

lebih naik dari badan lidah. Di bagian ini, terdapat garis cekungan berbentuk

seperti huruf V yang disebut sulkus terminalis.


6. Papilla

Papilla adalah tonjolan atau bintik kecil yang berada di bagian atas dan

samping lidah Anda. Warnanya pun sama dengan lidah dalam keadaan

normal sehingga tidak terlalu mencolok. Ini memberikan tekstur sedikit kasar,

tetapi papilla berfungsi membantu proses makan. Alasannya, papilla

mempunyai sensor perasa dan juga suhu.

 Ada beberapa jenis papilla dalam anatomi lidah Anda, di antaranya adalah:

 Papilla sirkumvalata, berukuran lebih besar dan lebih datar. Ini berada di dua per

tiga belakang lidah.

 Papilla filiformis, sejajar dengan sulkus teminalis yang sensitif terhadap sentuhan.

 Papila foliata, berada di kanan dan kiri lidah yang berfungsi dalam proses

pengecapan.

 Papilla fungiformis, seperti jamur atau bercak merah di lidah yang paling banyak di

ujung dan samping lidah.

7. Otot-otot lidah

Secara garis besar, otot lidah dibagi menjadi dua anatomi, yaitu otot

intrinsik dan otot ekstrinsik. Otot intrinsik adalah otot yang membentuk lidah.

Lalu, ada pula otot ekstrinsik yang mengaitkan lidah ke struktur

sekitarnya dan berperan dalam menentukan posisi lidah.

Berikut adalah bagian atau jenis dari otot intrinsik yang membentuk

lidah, yaitu:
 Longitudinal superior, yang membuat lidah bisa menekuk dan melipat.

 Longitudinal inferior, menekuk otot bawah sehingga memendekkan atau

memanjangkan lidah.

 Transversal, berperan saat menjulurkan lidah dan membuatnya lebih panjang.

 Vertikal, berperan saat lidah melebar di dalam mulut, sehingga mendorong

belakang gigi.

Sedangkan bagian atau jenis dari otot ekstrinsik, di antaranya adalah:

 Genioglosus, memungkinkan lidah bergerak ke dalam, keluar, atau bergantian

dalam waktu cepat.

 Hyoglossus, otot tipis yang berfungsi menarik lidah kembali ke dalam rongga

mulut.

 Styloglossus, menarik lidah ke belakang sehingga melancarkan proses menelan.

 Palatoglossus, otot yang berfungsi mengangkat lidah ke bagian belakang.

Fungsi anatomi lidah

Seperti yang sudah Anda ketahui, lidah mempunyai peranan besar

dalam proses pencernaan manusia karena berfungsi dalam menelan,

mengunyah, dan juga perasa.

Namun, ada pula fungsi dari bagian anatomi lidah lainnya yang

bermanfaat dalam kehidupan Anda, seperti:

1. Mengecap rasa
Permukaan lidah terdiri dari begitu banyak sel pengecap dan ujung saraf

yang memungkinkan kita mengenali berbagai rasa, seperti:

 Manis,

 Asin,

 Asam,

 Pahit,

 Gurih (umami).

Kemampuan mengecap rasa ini juga bisa dibilang melindungi tubuh dari

bahaya. Sebagai contoh, mengenali makanan yang sudah basi atau beracun,

karena rasanya berbeda dari biasanya.

2. Untuk makan dan minum

Lidah adalah organ yang lentur dan bisa digerakkan ke berbagai arah.

Hal ini membuatnya berguna saat kita sedang makan dan minum.

Sebagai contoh, membantu mengisap, mengubah makanan padat menjadi

lembut agar lebih mudah ditelan, dan memulai proses menelan sebelum

masuk ke kerongkongan.

Dalam hal ini berkaitan dengan fungsi lidah sebagai proses pencernaan

kimiawi dan mekanik dalam mengubak ukuran nutrisi serta molekul

makanan.

3. Membantu proses mengisap


Pada bayi, lidah berperan sangat penting dalam proses menyusu. Organ

ini bekerja layaknya mesin pompa yang menekan puting untuk mengeluarkan

susu.

Tekanan yang dihasilkan lidah ini yang akan merangsang air susu untuk

keluar dari payudara.

4. Membantu proses mengunyah

Saat kita mengunyah makanan, lidah bersama dengan pipi bagian dalam

akan bekerja sama menggerakkan makanan ke permukaan gigi.

Lalu, anatomi lidah akan berfungsi menekan makanan yang sudah

dikunyah ke langit-langit mulut, sehingga siap untuk proses menelan.

Pergerakan lidah di dalam rongga mulut saat mengunyah juga

merangsang keluarnya air liur, sehingga makanan lebih mudah ditelan.

5. Bagian dari sistem pertahanan tubuh

Ujung lidah merupakan bagian yang paling sensitif terhadap sentuhan.

Sensitivitas inilah yang membuat lidah bisa melindungi tubuh dari berbagai

gangguan.

Contohnya, saat ada kerikil kecil atau duri ikan yang tidak sengaja masuk

ke rongga mulut, Anda bisa merasa terganggu. Ini karena fungsi bagian lidah

yang sangat sensitif terhadap sentuhan.

6. Membantu berbicara

Untuk bisa mengasilkan suara, lidah, bibir, dan gigi perlu bekerja sama

dengan baik. Dalam proses bicara, lidah adalah salah satu organ terpenting.
Bahkan, organ ini bisa membantu menghasilkan lebih dari 90 kata per

menit dengan lebih dari 20 gerakan berbeda. Lidah juga merupakan organ

utama dalam pengucapan huruf T, D, L, dan R.


WOC OTITIS

Infeksi sekunder (ISPA) Trauma, Benda Asing


BakteriStreptococcus,
Hemophylus, Influenza
Ruptur Gendang Telinga

Invasi Bakteri

Otitis Media

Proses peradangan Peningkatan Tekanan udara Pengobatan tdk Kurangnya


produksi pada telinga tuntas, Informasi
c a i r a n serosa tengah (-) Episode
Kesulitan/sakit Nyeri berulang Kurang
menelan dan Akumulasi cairan pengetahuan
mucus dan serosa Retraksi membran Infeksi berlanjut
mengunyah
timpani sampai ke telinga
Ruptur membran dalam
Resiko pemenuhan timpani Hantaran suara / Erosi pada kanalis
kebutuhan nutrisi Sekret keluar dan udara yg diterima semiserkularis
kurang dari berbau tidak enak menurun
kebutuhan tubuh (otorrhoe)
Vertigo
Ggn Citra Diri
Ggn persepsi
sensori Resiko Injuri
pendengaran

kolesteatom

mastoidektomi

Cemas Nyeri akut


WOC SINUSITIS
penyebaran infeksi melalui
Virus,Lingkungan, pembuluh darah ke tulang
imunologik kranium

Resti.kebutaan
Pusing,demam

Infeksi sinusitis etmoid dan sfenoid


Maksila dan sinusitis
frontal
Inflamasi pada mukosa

silia tidak dapat bergerak untuk Penumpukan secret


Obstruksi ostium sinus mengeluarkan sekret +bakteri
gg.efektivitas jalan
nafas
gg.aerasi dan drainase sinus Bau

Berkembangnya bakteri
Perubahan tekanan O2 aerob
Mual dan muntah Gg,konsep diri

Jaringan membengkak/edema
Premeabilitas kapiler gg. nutrisi

Klenjar sekresi pembentukan polip atau nyeri


mengental Sekresi klenjar kista
gg.pola istirahat

Terjadi transudasi Pemberian obat


antibiotik

gg. fungsi silia


WOC TONSILITIS

PATHWAY TONSILITIS
Invasi kuman patogen (bakteri / virus)

Penyebaran limfogen

Faring & tonsil

Proses inflamasi

Tonsilitis akut hipertermi

Edema tonsil Tonsil & adenoid membesar

Nyeri telan Obstruksi pada tuba eustakii

Sulit makan & minum K u ra n g n y a In fe k si se k u n d e r


pendengaran
kelemahan

R e sik o Otitis media


perubahanstatus nutrisi
Intoleransi
< d a ri k e b u tu h a n aktifitas

G a n g g u a n p e rse p si se n so ri :
p e n d e n g a ra n
WOC CA LIDAH
SOP IRIGASI TELINGA

Definisi Irigasi Telinga


Irigasi telinga adalah tindakan yang bertujuan untuk membersihkan atau mengeluarkan
kotoran telinga atau benda asing yang ada di dalam telinga dengan cara membilas saluran
telinga luar dengan air yang steril.

A. Persiapan Alat

 Zeil dan alas


 2 buah bengkok
 Bak instrumen berisi cotton bud (kapas lidi) dan kapas steril
 Kom
 Pinset telinga kalau perlu
 Semprit telinga
 Cairan yang diperlukan (Peryhidrol 13%, Larutan Permanganat Kaliens 1:4000,
Larutan Bicarbonas Natriens 3%, air hangat 38° C 500-1000 cc)

B. Persiapan Pasien

1. Perawat memberitahu tujuan dan cara prosedur yang akan dilaksanakan dengan
melakukan komunikasi selama pelaksanaan.
2. Menyiapkan lingkungan pasien.
3. Memasang skerem di sekeliling tempat tidur pasien.
4. Mengatur posisi pasien, minta pasien duduk dengan kepala miring, telinga yang akan
diobati menghadap ke atas.

C. Langkah Prosedur Irigasi Telinga

1. Mencuci tangan
2. Memasang zeil dan alasnya
3. Memberi 1 bengkok pada pasien, pasien diminta untuk memegang dan tadahkan di
bawah telinga yang akan diirigasi.
4. Menuangkan cairan dalam kom
5. Kotoran telinga dibersihkan dahulu dengan cotton bud sampai bersih, kapas kotor
diletakkan dalam bengkok.
6. Cairan dihisap dengan spuit, keluarkan udara yang ada di dalamnya.
7. Pada orang dewasa, telinga ditarik ke atas dan ke belakang (pada anak kecil telinga
ditarik ke bawah dan belakang)
8. Dengan tangan lain perawat memancarkan cairan ke dinding atas dari liang telinga.
9. Mengeringkan telinga dengan lidi kapas hingga bersih.
10. Memasukkan kapas biasa untuk menampung cairan/kotoran yang mungkin masih
keluar.
11. Membereskan alat.
12. Mencuci tangan.

D. Sikap

1. Hati-hati, peka terhadap privacy pasien.


2. Bersikap ramah, sopan dan sabar.
3. Cermat dalam menentukan langkah-langkah sesuai kondisi pasien

SOP PERAWATAN POST TONSILEKTOMI

1. Pengertian Tonsilektomi adalah oprasi pengangkatan tonsil.

Tonsiloadenoidektomi ialah operasi pengangkatan tonsil dan

adenoid

2. Indikasi 1. Infeksi berulang

2. Quinsy

3. Dicurigai keganasan

4. Sebagai bagian dari pendekatan pembedahan bagian dalam

tonsil

5. Tonsilitis yang bisa menimbulkan otitis media akut atau

kekambuhan atau penyakit tubotimpani

6. Obstruksi tonsil atau adenoid

3. Kontra indikasi 1. Penyakit darah

2. Infeksi akut

4. Persiapan 1. Persiapan pasien

a. Penjelasan rencana operasi dan komplikasi

b. Ijin operasi

c. Ijin pembiusan

d. Pemeriksaan lab darah, pemeriksaan foto rontgen toraxs

AP, EKG (bila perlu )

2. Persiapan Alat

a. Satu Infus set, satu abocath no 18 atau 201

b. Benang Side 1 buah1

c. Benang chromic cat gut 2 buah1


d. RL 1 kolf1.

e. Instrument set Tonsilektomi1.

f. Alat dan bahan habis pakai :

1) 6 pasang handscund-

2) Betadin 100 cc

3) Kassa 20 lembar

4) Nacl 0,9% 1 kolf

3. Persiapan petugas

a. Dokter spesialis THT 1 orang yang mempunyai

kewenangan klinis1

b. Dokter spesialis Anestesi 1 orang yang mempunyai

kewenangan klinis1

c. Perawat bedah 2 orang yang mempunyai kewenangan

klinis1

d. Penata anestesi 1 orang yang mempunyai kewenangan

klinis

5. Prosedur tindakan 1. Sign in

a. kondisi pasien

1) Kesiapan alat

2) Kesiapan petugas

Sign out :

a. Kondisi pasien selama operasi stabil

b. Jumlah alat-alat yang dipakai cukup

Time out :

a. Pengecekan kondisi pasien

b. Pengecekan kelengkapan alat


6. Pasca prosedur tindakan 1. Hitung jumlah perdarahan selama operasi

2. Pasien serahterimakan dengan perawat ruangan

3. Pasien dipindahkan ke ruang perawatan

7. Tingkat Evidens IV

8. Indikator Prosedur Tonsilektomi dan atau Tonsiloadenoidektomi selesai tanpa

komplikasi dalam waktu30 menit.

Target :70%

Tonsilektomi dan atau Tonsiloadenoidektomi selesai tanpa

komplikasi dalam waktu 30 menit

9. Kepustakaan 1. Bingham BJG. Hawthorne MR. Synopsis of operative ENT

Surgery. Butterworth Heinemann.2015

Anda mungkin juga menyukai