Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ANATOMI DAN PATOFISIOLOGI SISTEM PENGINDRAAN

SYARAF DAN GANGGUAN JIWA DAN PERILAKU

“Anatomi Dan Fisiologi Pada Lidah Dan Kulit”

Dosen Pengampu : Dr. Hendratna, M.Kes

Disusun oleh:
Kelompok 4/Kelas 22A4
1. Charis Deomay (220205145)
2. Dania Salsabila (220205146)
3. Diah Devita Ekasari (220205147)
4. Diva Khayiba Anabikha (220205148)

PROGRAM STUDI D3 REKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DUTA BANGSA SURAKARTA
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lidah dan kulit merupakan salah satu dari lima pancaindera manusia,

dimana keduanya memiliki fungsi yang berbeda – beda. Manusia dapat

merasakan suatu rasa karena adanya sel pengecapan yaitu taste buds yang

banyak terdapat di lidah, Lidah merupakan salah satu indera yang memiliki

fungsi pengecapan di rongga mulut. Pengecap rasa pada lidah disebut juga

dengan taste buds. Taste buds dapat membedakan berbagai jenis rasa dengan

cara mendeteksi molekul atau ion yang berbeda. Rasa manis dan pahit dipicu

oleh pengikatan molekul dengan reseptor berpasangan protein G pada selaput

sel kuncup rasa, sedangkan rasa asin dan asam dapat dirasakan saat masing-

masing logam alkali atau ion hidrogen memasuki taste buds Secara umum

reseptor taste buds pada manusia dapat merasakan lima rasa yaitu manis, asin,

asam, pahit dan umami. Lidah merupakan organ yang terdiri dari otot rangka

dan dilapisi oleh membran mukosa. Organ ini merupakan salah satu indikator

yang baik untuk diagnosis secara klinis dan karakteristiknya dapat

dipengaruhi oleh ras. Lidah merupakan suatu massa otot yang hampir

seluruhnya ditutupi oleh selaput lendir. Ini menempati sebagian besar rongga
mulut dan orofaring. Lidah dikenal karena perannya dalam rasa, tetapi juga

membantu pengunyahan (mengunyah), deglutisi (menelan), artikulasi

(berbicara), dan pembersihan mulut. Lima saraf kranial berkontribusi pada

persarafan kompleks organ multifungsi ini.

Sedangkan Kulit merupakan salah satu organ tubuh yang berfungsi

sebagai barier protektif terhadap pencegahan kehilangan air dan elektrolit,

Kulit memiliki lapisan lemak tipis di permukaan yang dihasilkan oleh kelenjar

minyak kulit yang berfungsi melindungi kulit dari kelebihan penguapan air

yang akan menyebabkan dehidrasi kulit, Penurunan kandungan air dalam

stratum korneum kurang dari 10% menyebabkan kulit bersisik, kasar dan

kering. Sebagai organ paling luar, kulit juga senantiasa bersentuhan dengan

radiasi matahari dan zat-zat lingkungan, yang mendorong produksi radikal

bebas di kulit. Dalam kondisi yang berlebih, sinar UV dapat menimbulkan

beberapa masalah terhadap kulit, mulai dari kulit kemerahan pigmentasi,

bahkan dalam waktu lama menyebabkan resiko kanker. Oleh karena itulah

diperlukan penangkal ancaman bahaya radikal bebas yang dapat menimbulkan

kerusakan pada kulit.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lidah

Gambar 2.1 Struktur Lidah

Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat

membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal

sebagai indra pengecap yang memiliki struktur tunas pengecap. Lidah melekat

pada mulut melalui jaringan keras dan mukosa. Tambatan yang menahan bagian

depan lidah disebut frenulum. Di bagian belakang mulut, lidah menempel pada

tulang hyoid. Lidah sangat penting untuk mengunyah dan menelan makanan,

serta untuk berbicara. Empat rasa yang umum adalah manis, asam, pahit, dan
asin. Rasa kelima, disebut umami, dihasilkan dari rasa glutamat (tersedia dalam

MSG).

Lidah memiliki banyak saraf yang membantu mendeteksi dan mengirimkan

sinyal rasa ke otak. Oleh karena itu, seluruh bagian lidah dapat mendeteksi

empat rasa umum ini; “peta rasa” lidah yang umum digambarkan sebenarnya

tidak ada. Lidah adalah organ yang dilapisi selaput lendir yang terlihat kasar.

Namun tekstur dari permukaan lidah yang kasar ini terdiri dari banyak benjolan

kecil disebut papila. Papila merupakan ujung dari saraf pengecap, tonjolan-

tonjolan kecil ini terhubung dengan saraf di otak. Papila adalah tonjolan-tonjolan

kecil pada bagian lidah yang sewarna dengan lidah. Struktur papila memberikan

lidah tekstur yang agak kasar yang membantu saat proses mengunyah. Selain itu,

papila lidah terdiri atas indra pengecap rasa dan suhu. Pada kondisi normal,

papila lidah sering kali tidak terlihat. Namun, pada kondisi tertentu, papila lidah

bisa membesar, Papila ini merupakan tonjolan jaringan ikat berbentuk kerucut,

langsing, tinggi 2-3 mm, dan dilapisi oleh epitel berlapis gepeng dengan lapisan

tanduk yang cukup keras, tetapi tidak mempunyai kuncup kecap. Papila ini

berfungsi mekanis dan terdistribusi pada bagian anterior permukaan dorsal lidah

dengan ujung menghadap ke posterior. Lidah memiliki beberapa bagian yang

meliputi tubuh, akar, apex, dorsum hingga permukaan inferior di dalamnya. Akar

dari lidah disebut sebagai dasar lidah berada di sisi bawah dekat tenggorokan,

kondisi ini tidak dapat membuatnya terlihat dari luar mulut. Akar sebenarnya
melekat pada tulang hyoid antara leher dan dagu yang terdapat di dalam bagian

dan tulang mandibula.

B. Struktur Lidah

Secara garis besar, lidah dapat terbagi menjadi tiga bagian yaitu, radiks lingua

(pangkal lidah), dorsum lingua (punggung lidah), apeks lingua (ujung lidah).

1. Pangkal lidah, menempel pada dasar rongga mulut dan terletak di

belakang sehingga tidak bisa dilihat dari luar mulut. Pangkal lidah bisa

bergerak, tetapi pergerakannya tidak bisa sebebas bagian ujung dan tepi

lidah. Pada bagian ini, ada cukup banyak sel sensorik yang

mempengaruhi fungsi lidah. Ini bisa membuat lidah merasakan dan

menyentuh sesuatu yang masuk ke dalam mulut.

2. Punggung lidah, Pada permukaan lidah terdapat banyak papillae, yaitu

bintik-bintik kecil yang memberikan tekstur lidah. Kadang pada lidah

bisa tampak terdapat kerak, kondisi ini normal dan lebih sering terjadi

pada orang tua. Permukaan papillae terdiri dari ribuan kuncup perasa

(taste buds), yaitu sel saraf yang terhubung otak. Kuncup perasa

membuat Anda bisa merasakan rasa, suhu, maupun tekstur benda yang

masuk ke dalam mulut Anda, termasuk makanan.

3. Ujung lidah, merupakan salah satu bagian yang peka terhadap sentuhan.

Oleh karena itu Anda dapat dengan mudah menyadari jika ada duri ikan,
serpihan tulang, atau benda asing kecil yang tidak sengaja masuk di

makanan. Lidah juga bisa membantu mencari sisa-sisa makanan yang

tertinggal di dalam mulut. Bagian ini meliputi lidah bagian paling depan,

dekat dengan bagian belakang gigi seri serta tepi kanan dan kiri.

C. Anatomi Lidah

1. Lidah bagian atas atau permukaan superior

Bagian atas lidah ini memiliki bentuk seperti huruf V, huruf V pada lidah

disebut dengan sulkus terminal.Fungsi dari bagian atas lidah adalah untuk

mengecap rasa sebab permukaan atas lidah akan bersentuhan langsung

dengan makanan atau minuman yang masuk ke dalam mulut manusia.

2. Akar Lidah

Akar lidah letaknya di antara tulang hyoid dan juga di bagian rahang

bawah lidah. Punggung pada bagian akar memiliki posisi duduk di bagian

orofaring. Akar lidah berfungsi sebagai penggerak lidah sebab tanpa akar,

lidah tidak bisa bergerak ke sana dan kemari.

3. Tubuh Lidah

Bagian besar lidah dua pertiganya adalah tubuh lidah. Di dalam tubuh

lidah akan ada permukaan kasar dengan nama papilla lingual. Tubuh

lidah akan dikelilingi oleh gigi lateral dan permukaan anterior. Papila di

bagian tubuh lidah memiliki fungsi sebagai pembantu pengidentifikasian

rasa yang berbeda dari makanan. Papila yang ada di bagian tubuh lidah

ini memiliki 4 jenis utama, yaitu adalah sebagai berikut ini:


a) Papilla filiform, memiliki bentuk kerucut dan paling banyak

dijumpai di lidah. Letak papilla ini diatur didalam barisan yang

teratur dan bisa berjalan dengan sejajar.

b) Papilla poliate, ciri dari papilla ini berkerumun dan menjadi dua

kelompok, papilla ini berada disetiap sisi lidah.

c) Papilla fungiform, memiliki keterlibatan dengan sensasi rasa

makanan dan minuman, papilla fungiform memiliki selera yang

tertancap disetiap permukaan, rasa yang ditanggapi oleh papilla

ini adalah rasa asam maupun rasa manis.

d) Papilla siekumvalata, papilla ini terdapat pada lidah manusia

sebanyak 7-12, pada masing-masing papilla sirkumvalata terdapat

beberapa ribu selera rasa. Bentuk dari papilla sirkumvalata adalah

bulat, terangkat dan bisa dilihat dengan mata telanjang. Papilla ini

diatur dalam bentuk V dibagian belakang lidah.

4. Tonsil Atau Amandel

Tonjolan di sebelah kanan dan kiri rongga mulut disebut dengan amandel.

Amandel bisa membesar seiring berjalannya waktu. Jika amandel terus

membesar akibatnya adalah manuisa akan kesulitan dalam menelan

makanan. Fungsi utama amandel itu adalah sebagai benteng pertama

dalam pertahanan tubuh manusia, sehingga amandel itu berhubungan

langsung dengan sistem kekebalan tubuh manusia. Berdasarkan letaknya

dalam rongga mulut, tonsilterbagia tas tiga jenis, yaitu:


a) Tonsil palatina, merupakan tonsil yang sering disebut sebagai

amandel dan terletak di kiri dan kanan rongga mulut.

b) Tonsil faringes, disebut juga sebagai adenoid yang terletak

dibagian dinding belakang nesofaring.

c) Tonsil linguis, merupakan tonsil yang terletak pada daerah pintu

masuk saluran nafas dan saluran pencernaan.

5. Adenoid

Adenoid merupakan bagian dari lidah yang memiliki fungsi untuk

memerangi infeksi, sehingga jika ada kuman dan bakteri dicap oleh lidah,

adenoid inilah yang bertugas untuk memerangi kuman dan bakteri

tersebut.

6. Kuncup lidah

Merupakan struktur yang ada di bagian permukaan lidah. Tugas kuncup

lidah adalah sebagai pencipta resep untuk rasa. Kuncup lidah bisa

mengecap rasa manis, asam, pahit dan asin.

7. Frenulum

Frenulum merupakan bagian lidah yang berbentuk berupa lapisan tipis

jaringan yang berguna untuk penghubung antara lidah dengan dasar

mulut.

8. Otot lidah
Tanpa otot, lidah tidak bisa digerakkan.Otot di dalam lidah terbagi

menjadi dua kelompok yaitu kelompok lidah intrinsik dan juga kelompok

lidah ekstrinsik. Berikut ini adalah fungsi dari otot lidah tersebut, Otot

intrinsik memiliki fungsi dalam penguabahn bentuk lidah dalam

sementara. Otot ekstrinsik, Otot ini di dalam lidah memiliki fungsi

berupa pengubahan posisi lidah misalnya.

D. Fungsi Lidah

Lidah memiliki fungsi, yaitu:

1. Indera pengecap atau perasa

Lidah menjadi salah satu dari kelima indera manusia yang bertugas sebagai

pengecap atau perasa, baik makanan maupun minuman. Alat ini sangat peka

terhadap rangsangan rasa makanan, seperti manis, asam, pahit, pedas, dan

sebagainya. Selain itu juga mampu mengukur kualitas tekstur dan struktur

makanan, apakah lembut seperti kue dan roti ataukah kasar dan berserat

seperti daging. Hal ini memberikan nilai tambah dan sangat di gunakan oleh

koki atau juru masak.

2. Membantu mencerna makanan

Bukan hanya itu, baik lidah manusia ataupun hewan semua di lengkapi

kelenjar yang berguna merawat dan membantu lidah menjalankan fungsinya.

Salah satunya adalah untuk mencerna makanan. Jadi di lidah terdapat


kelenjar air liur yang membantu manusia untuk mengolah makanan yang ada

di dalam tubuh. Bantuan tersebut membuat makanan menjadi lebih lembut,

serta membantu lidah untuk membaui apakah rasa dari makanan tersebut.

Kelenjar ini juga membantu lidah untuk meneruskan makanan dari mulut ke

kerongkongan untuk pencernaan makanan lebih lanjut. Peristiwa ini di

namakan dengan gerakan peristaltic.

3. Membantu manusia berbicara

Dalam beberapa kata dan percakapan manusia memerlukan lidah untuk

membantu menjelaskan makna dan maksud pembicaraan. Misalnya saat

anda mengatakan ‘dodi’, bagian ujung lidah akan menempel pada langit

langit mulut. Mengapa? Karena hal ini bisa memperjelas ucapan anda. jika

anda hendak mengucapkan kata ‘dodi’ tanpa menggerakkan lidah, kata yang

keluar nantinya adalah ‘oi’ saja.

4. Membantu melembabkan mulut

Apakah anda juga mengalami bibir kering saat siang hari yang di sebabkan

karena panasnya matahari atau dehidrasi? Bagaimana dengan mengatasinya

agar bibir anda tetap segar? Biasanya orang orang membasahi bibirnya

dengan air liur yang di salurkan melalui lidah. Hal ini dilakukan untuk

menjaga kelembaban bibir, agar tidak terlihat semakin pecah pecah. Sebab

jika anda membiarkan bibir tersebut sampai parah tingkat kepecah

pecahannya, akan menimbulkan luka sampai berdarah. Keadaan ini


memungkinkan seseorang terkena infeksi yang di tandai dengan

pembengkakan di daerah lidahnya.

5. Membantu gigi memproses makanan

Jika mulut anda hanya terdapat gigi dan air liur saja, bisakah makanan di

cerna mulut? Mungkin bisa untuk terus di gigit gigiti saja, tapi makanan

tersebut tidak bisa di balik, tidak bisa di tata di dalam mulut. Masalah ini

seperti ketika anda ‘seliliden’ atau terselipnya makanan di sela antara gigi

anda. Sangat menggelikan, sehingga secara tidak sadar lidah langsung

merangsang makanan tersebut agar segera keluar. Jika tidak ada bantuan

lidah, maka selipan makanan tersebut tidak akan bisa keluar dari gigi.

6. Pencegah bahaya yang masuk ke dalam mulut

Secara normal lidah bisa memberikan insting kuat, makanan mana yang

layak di makan atau tidak. Hal ini berkaitan bahwa lidah menjadi salah satu

pelindung tubuh manusia dari racun. Ketika lidah merasa makanan yang

masuk adalah racun, atau mengandung zat zat yang sangat kuat, yang mana

bisa merusak tubuh, maka secara sadar akan menolak. Namun kemampuan

ini tidaklah kuat. Bukan berarti semua makanan yang masuk, dengan

indikasi di beri racun, bisa langsung di tolak lidah. Jika makanan yang

masuk ke dalam tubuh di manipulasi dengan sesuatu yang menurut lidah

enak dan lezat serta pantas untuk di makan, maka lidah juga akan

menerimanya.

7. Pengaturan suhu antara dalam tubuh dengan lingkungan


Salah satu keistimewaan lidah ini adalah sebagai pengatur suhu antara dalam

tubuh dengan udara yang ada di luar. Seperti ketika anda sakit, maka tubuh

anda akan terasa panas tinggi di dalam. Atau dengan kata lain, suhu yang ada

di dalam tubuh naik. Pertama kali yang merasa kenaikan suhu tersebut

adalah lidah. Di dalam mulut akan terasa panas, lalu merasakan pahit.

E. Gambaran umum kulit

Gambar 2.2 Anatomi Kulit

Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang terletak paling luar yang

melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan hidup manusia dan merupakan alat

tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu kirakira 15% dari berat tubuh

dan luas kulit orang dewasa 1,5 m2. Kulit sangat kompleks, elastis dan sensitif,
serta sangat bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung

pada lokasi tubuh serta memiliki variasi mengenai lembut, tipis, dan tebalnya.

Rata-rata tebal kulit 1-2m. Paling tebal (6 mm) terdapat di telapak tangan dan

kaki dan paling tipis (0,5 mm) terdapat di penis. Kulit merupakan organ yang

vital dan esensial serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan.

F. Anatomi Kulit

Kulit merupakan organ yang tersusun dari 4 jaringan dasar :

1. Kulit mempunyai berbagai jenis epitel, terutama epitel berlapis gepeng dengan

lapisan tanduk. Penbuluh darah pada dermisnya dilapisi oleh endotel.

Kelenjar- kelenjar kulit merupakan kelenjar epitelial.

2. Terdapat beberapa jenis jaringan ikat, seperti serat-serat kolagen dan elastin,

dan sel-sel lemak pada dermis.

3. Jaringan otot dapat ditemukan pada dermis. Contoh, jaringan otot polos, yaitu

otot penegak rambut (m. arrector pili) dan pada dinding pembuluh darah,

sedangkan jaringan otot bercorak terdapat pada otot-otot ekspresi wajah.

4. Jaringan saraf sebagai reseptor sensoris yang dapat ditemukan pada kulit

berupa ujung saraf bebas dan berbagai badan akhir saraf. Contoh, badan

Meissner dan badan Pacini.

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu:

a) Lapisan epidermis, Epidermis merupakan lapisan paling luar kulit dan

terdiri atas epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Epidermis


hanya terdiri dari jaringan epitel, tidak mempunyai pembuluh darah

maupun limfa, oleh karena itu semua nutrien dan oksigen diperoleh dari

kapiler pada lapisan dermis. Epitel berlapis gepeng pada epidermis ini

tersusun oleh banyak lapis sel yang disebut keratinosit. Sel-sel ini secara

tetap diperbarui melalui mitosis sel-sel dalam lapis basal yang secara

berangsur digeser ke permukaan epitel. Selama perjalanannya, sel-sel ini

berdiferensiasi, membesar, dan mengumpulkan filamen keratin dalam

sitoplasmanya. Mendekati permukaan, selsel ini mati dan secara tetap

dilepaskan (terkelupas). Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai

permukaan adalah 20 sampai 30 hari. Modifikasi struktur selama

perjalanan ini disebut sitomorfosis dari sel-sel epidermis. Bentuknya

yang berubah pada tingkat berbeda dalam epitel memungkinkan

pembagian dalam potongan histologik tegak lurus terhadap permukaan

kulit. Epidermis terdiri atas 5 lapisan yaitu, dari dalam ke luar, stratum

basal, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum, dan

stratum korneum.

1) Stratum Basal

Merupakan lapisan basal atau lapisan benih. Lapisan ini terletak

paling dalam dan terdiri atas satu lapis sel yang tersusun berderet-

deret di atas membran basal dan melekat pada dermis di

bawahnya. Sel-selnya kuboid atau silindris. Intinya besar, jika

dibanding ukuran selnya, dan sitoplasmanya basofilik. Pada


lapisan ini biasanya terlihat gambaran mitotik sel, proliferasi

selnya berfungsi untuk regenerasi epitel. Sel-sel pada lapisan ini

bermigrasi ke arah permukaan untuk memasok sel-sel pada

lapisan yang lebih superfisial. Pergerakan ini dipercepat oleh

adalah luka, dan regenerasinya dalam keadaan normal cepat. Sel-

sel ini berfungsi untuk reproduktif dan akan mengadakn mitosis,

yang terdiri atas dua jenis sel-sel yaitu sel pembentuk melanin

atau melanosit dan sel-sel berbentuk kolumnar.

2) Stratum Spinosum (lapis taju)

Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang besar-besar

berbentuk polygonal dengan inti lonjong. Sitoplasmanya

kebiruan. Bila dilakukan pengamatan dengan pembesaran

obyektif 45x, maka pada dinding sel yang berbatasan dengan sel

di sebelahnya akan terlihat taju-taju yang seolah-olah

menghubungkan sel yang satu dengan yang lainnya. Pada taju

inilah terletak desmosom yang melekatkan sel-sel satu sama lain

pada lapisan ini. Semakin ke atas bentuk sel semakin gepeng.

Lapisan malpighi atau disebut juga prickle cell layer (lapisan

akanta) merupakan lapisan epidermis yang paling kuat dan tebal.

Pada lapisan ini banyak mengandung glikogen.

3) Stratum granulosum (lapis berbutir)


Lapisan ini terdiri atas 2-4 lapis sel gepeng yang mengandung

banyak granula basofilik yang disebut granula keratohialin, yang

dengan mikroskop electron ternyata merupakan partikel amorf

tanpa membran tetapi dikelilingi ribosom. Mikrofilamen melekat

pada permukaan granula. Tersusun oleh sel-sel keratinosit yang

berbentuk poligonal, berbutir kasar, berinti mengkerut.

4) Stratum lusidum (lapis bening)

Lapisan ini dibentuk oleh 2-3 lapisan sel gepeng yang tembus

cahaya, dan agak eosinofilik. Tak ada inti maupun organel pada

sel-sel lapisan ini. Walaupun ada sedikit desmosom, tetapi pada

lapisan ini adhesi kurang sehingga pada sajian seringkali tampak

garis celah yang memisahkan stratum korneum dari lapisan lain di

bawahnya.

5) Stratum korneum (lapis tanduk)

Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel-sel mati, pipih dan tidak

berinti serta sitoplasmanya digantikan oleh keratin. Sel-sel yang

paling permukaan merupakan sisik zat tanduk yang terdehidrasi

yang selalu terkelupas.

Terdapat empat jenis sel epidermis, yaitu: keratinosit, melanosit, sel

Langerhans, dan sel Merkel. Keratinosit merupakan sel terbanyak (85-

95%), berasal dari ektoderm permukaan. Merupakan sel epitel yang


mengalami keratinisasi, menghasilkan lapisan kedap air dan perisai

pelidung tubuh. Proses keratinisasi berlangsung 2-3 minggu mulai dari

proliferasi mitosis, diferensiasi, kematian sel, dan pengelupasan

(deskuamasi). Pada tahap akhir diferensiasi terjadi proses penuaan sel

diikuti penebalan membran sel, kehilangan inti organel lainnya.

Keratinosit merupakan sel induk bagi sel epitel di atasnya dan derivate

kulit lain.

Melanosit meliputi 7-10% sel epidermis, merupakan sel kecil dengan

cabang dendritik panjang tipis dan berakhir pada keratinosit di stratum

basal dan spinosum. Terletak di antara sel pada stratum basal, folikel

rambut dan sedikit dalam dermis. Dengan pewarnaan rutin sulit dikenali.

Dengan reagen DOPA (3,4- dihidroksi-fenilalanin), melanosit akan

terlihat hitam. Pembentukan melanin terjadi dalam melanosom, salah satu

organel sel melanosit yang mengandung asam amino tirosin dan enzim

tirosinase. Melalui serentetan reaksi, tirosin akan diubah menjadi melanin

yang berfungsi sebagai tirai pena. Sel Langerhans merupakan sel

dendritik yang bentuknya ireguler, ditemukan terutama di antara

keratinosit dalam stratum spinosum. Tidak berwarna. Sel ini berperan

dalam respon imun kulit, merupakan sel pembawa-antigen yang

merangsang reaksi hipersensitivitas tipe lambat pada kulit. Sel Merkel

memiliki jumlah sel jenis ini paling sedikit, berasal dari krista neuralis

dan ditemukan pada lapisan basal kulit tebal, folikel rambut, dan
membran mukosa mulut. Merupakan sel besar dengan cabang sitoplasma

pendek. Serat saraf tak bermielin menembus membran basal, melebar

seperti cakram dan berakhir pada bagian bawah sel merkel. Kemungkinan

badan Merkel ini merupakan mekanoreseptor atau reseptor rasa sentuh.

b) Lapisan Dermis, Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit. Batas

dengan epidermis dilapisi oleh membran basalis dan disebelah bawah

berbatasan dengan subkutis tetapi batas ini tidak jelas hanya yang bisa

dilihat sebagai tanda yaitu mulai terdapat sel lemak pada bagian tersebut.

Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu bagian atas, pars papilaris (stratum

papilar) dan bagian bawah pars retikularis (stratum retikularis). Pada

bagian dalam dermis terdapat adneksa-adneksa kulit seperti folikel

rambut, papila rambut, kelenjar keringat, saluran keringat, kelenjar

sebasea, otot penegak rambut, serabut lemak yang terdapat pada lapisan

lemak bawah (subkutis/ hipodermis), juga sebagai ujung pembuluh darah

dan ujung saraf.

c) Lapisan Subkutan, Lapisan subkutan merupakan lapisan dibawah dermis

yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang

menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya.

Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah tubuh dan keadaan

nutrisi individu. Berfungsi menunj;ang suplai darah ke dermis untuk

regenerasi.
G. Fungsi kulit

Kulit adalah bagian tubuh yang paling luar yang menutupi permukaan tubuh

sehingga memiliki peranan penting yaitu sebgai pelindung tubuh dengan

lingkungn luar dari berbagai macam rangsangan serta gangguan dari luar. Kulit

juga mempunyai fungsi lain antara lain:

a) Fungsi Proteksi

Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau mekanik

(tarikan, gesekan, dan tekanan), gangguan kimia ( zat-zat kimia yang iritan),

dan gagguan bersifat panas (radiasi, sinar ultraviolet), dan gangguan infeksi

luar. Gangguan fisik dan mekanik dapat dikurangi akibat adanya bantalan

lemak. Sel melanosit juga berperan untuk melindungi kulit dari sinar

matahari.

b) Fungsi absorsi

Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat tetapi

cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun yang larut

lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit

ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit

dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan

jenis vehikulum. Penyerapan bisa melalui saluran keluarnya rambut, celah

antar sel serta bisa juga melalui saluran kelenjar.

c) Fungsi presepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis

sehingga

kulit mampu mengenali rangsangan yang diberikan terhadap rangsangan

panas,

dingin, rabaan dan tekanan. Rangsangan panas diperankan oleh badan ruffini

di dermis dan subkutis, rangsangan dingin diperankan oleh badan krause yang

terletak di dermis, rangsangan rabaan diperankan oleh badan meissner yang

terletak di papila dermis, dan rangsangan tekanan diperankan oleh badan

paccini di epidermis.

d) Fungsi Ekskresi

Kelenjar pada kulit mengeluarkan zat sisa dari metabolisme tubuh. Kelenjar

lemak memiliki sebum yang digunakan untuk melindungi kulit agar kulit

tidak menjadi kering dengan cara menahan evaporasi air yang berlebihan.

e) Fungsi Keratinasi

Fungsi ini memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis

fisiologik.

f) Fungsi Pembentukan Pigmen


Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan epidermis dan sel ini

berasal dari rigi saraf. Jumlah melanosit dan 17 jumlah serta besarnya butiran

pigmen(melanosomes) menentukan warna kulit ras maupun individu .

g) Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh

Kulit melakukan fungsi ini dengan cara mengekskresikan keringat dan

mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. Di waktu suhu dingin,

peredaran darah di kulit berkurang guna mempertahankan suhu badan. Pada

waktu suhu panas, peredaran darah di kulit meningkat dan terjadi penguapan

keringat dari kelenjar keringat sehingga suhu tubuh dapat dijaga tidak terlalu

panas.

h) Fungsi Pembentukan Vitamin D

Kulit dapat memproduksi vitamin D dari luar tapi tidak cukup untuk

memenuhi

kebutuhan sehingga diperlukan vitamin D dari luar.

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, R., & Triana, A. (2015). Anatomi dan Fisiologi Kulit. 134–145. Ii, B.
A. B. (2011). Centella asiatica Urb ).
https://osf.io/preprints/inarxiv/fq93m/download
http://repository.unp.ac.id/20541/1/BUKUAnatomi,Fisiologi%danGenetikaedit.pdf
Pearce. E.. 2008. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis (Indera Pengecap dan
Pencium). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sufitni. 2008. Anatomi (Lidah sebagai Indera Pengecap). Medan : Departemen
Anatomi Fakultas Kedokteran USU
Sunariani J. 2013. Indera Rasa Pengecap di Dalam Rongga Mulut. Sidoarjo:
Dwiputra Pustaka Jaya. Hal 2-6, 24-26.
Sunariani,J.. 2013. Indera Rasa Pengecap di dalam Rongga Mulut. Surabaya:
Dwiputra Pustaka Jaya,

Anda mungkin juga menyukai