PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Panca indera adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan
tertentu. Serabut saraf
(sensory impression ) dari organ indera ke otak, di mana perasaan itu di tafsirkan. Beberapa kesan rasa
timbul dari luar, seperti sentuhan, penglihatan, penciuman dan suara termasuk pengecapan. Indra
pengecap adalah indra yang bertugas dalam menerima rasangan rasa baik berupa manis, pahit, asin,
dan asam.
Organ indra pengecap adalah lidah. Lidah berfungsi untuk membantu proses artikulasi suara,
mencampur makan dengan air liur, mendorong makanan saat menelan, dan membantu membersihkan
mulut, termasuk penerima stimulus rasa. Stimulus rasa yang diterima akan dihantarkan ke otak untuk
melalui proses persepsi. Stimulus akan disesuaikan dengan data atau gambaran diotak yang telah
diterima sebelumnya. Rasa pahit sering berfungsi sebagai peringatan bahwa sumber makanan
alami beracun atau mungkin sebaliknya membuat seseorang sakit, sementara manis disajikan
untuk menunjukkan bahwa sumber makanan secara tradisional tinggi kalori. Melihat begitu
pentingnya fungsi lidah, memiliki pengaruh dalam pemenuhan gizi sesorang. Stimulus rasa yang
diterima dapat mempengaruhi nafsu makan seseorang. Bila persepsi rasa yang diterima, nafsu makan
sesorang cenderung menurun. Nafsu makan menurun akan membuat gizi dan kalori yang masuk
menurun atau tidak sesuai. Padahal bila hal ini terjadi pada orang yang sakit akan memperburuk
proses penyakit penderita.
Bagian depan lidah sangat fleksibel dan bekerja sama dengan gigi dalam pengucapan
huruf-huruf. Bagian tersebut juga membantu untuk menggerakkan makanan ke segala arah
saat sedang mengunyah. Lidah juga mendorong makanan kembali ke permukaan kunyah gigi
sehingga gigi dapat menggilasnya. Bagian belakang lidah juga penting untuk pengunyahan.
Begitu makanan sudah halus dan tercampur dengan saliva (air liur), atau pada saat meludah,
otot-otot belakang lidah bekerja. Sinyal pengecapan diteruskan ke sistem saraf pusat melalui
tiga jalur berbeda yaitu dua pertiga anterior lidah dipersarafi oleh saraf fasialis yang awalnya
melewati saraf lingualis, menuju korda timpani, lalu ke saraf fasialis, satu pertiga posterior
lidah dipersarafi oleh saraf glosofaringeus, dan epiglotis, tonsila, proksimal esofagus
dipersarafi oleh saraf vagus.
Ketiga jalur saraf tersebut kemudian bersinaps di nukleus traktus solitarius dan
diproyeksikan oleh sel saraf orde kedua. Kemudian, sel saraf ini menuju nukleus talamus
bagian ventral posterior medial dan bersinaps dengan sel saraf orde ketiga. Sel saraf tersebut
kemudian menuju korteks serebral, yaitu pada area insular opercular yang terletak pada
1
bagian bawah girus postsentralis pada korteks parietalis serebral. Selain ke talamus, beberapa
jaras saraf ini menuju sistem limbik dan hipotalamus. Terdapat adaptasi pada pengecapan
terjadi 1 menit diperankan oleh sistem saraf pusat, sedangkan pada kuncup kecap, adaptasi
diperankan oleh mukus yang segera menyapu molekul yang terdapat pada mikrovili tersebut.
Untuk mengetahui bagaimana lidah atau indra pengecap dalam menghantarkan implus
rasa dan menjalankan tugasnya, perlu dilakukan pembahasan tentang anatomi fisiologi indra
pengecap.
1.2 Rumuan Masalah
1.2.1. Apa pengertian indra pengecap
1.2.2. Bagaimana bagian-bagian lidah
1.2.3. Bagaimana mekanisme kerja indera pengecap
1.2.4. Apa ambang batas indera pengecap
1.2.5. Apa gangguan pada indera pengecap
1.3 Tujuan
1.3.1 Umum
Mengetahui segala yang berhubungan dengan indera pengecap
1.3.2 Khusus
1) Memahami pengertian indera pengeap
2) Mengerti bagian-bagian lidah
3) Mengerti mekanisme kerja indera pengecap
4) Mengerti ambang batas indera pengecap
5) Memahami gangguan pada lidah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian indra pengecap
Pengecap adalah istilah teknis untuk indera rasa yang kebanyakan orang miliki, yang
memungkinkan mereka untuk mengalami rasa yang berbeda dan selera makanan dan bendabenda lain ketika seseorang menempatkan dalam mulutnya.
Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap.
Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara. Struktur lainnya yang berhubungan
dengan lidah sering disebut lingual, dari bahasa Latin lingua atau glossal dari bahasa Yunani,
.
2.2 Anatomi indera pengecap
sensasi rasa disebabkan oleh zat yang berbentuk cair atau larut dalam air, sehingga lebih cepat
stimuli rasa pada lidah basah daripada lidah kering (Shallenberger, 1997).
Bila makanan ada dalam mulut atau mencium bau makanan maka akan keluar saliva
disebut sekresi psikis akan merangsang nervus olfaktorius dan nervus glossofaringeus
2.2.1 Anatomi lidah
Ada lebih dari 10.000 tunas pengecap pada lidah manusia, sel-sel ini tumbuh seminggu
setelah itu digantikan oleh sel-sel yang baru. Ketika lahir, kita memiliki sekitar 10.000 taste
bud, akan tetapi setelah usia 50 tahun jumlahnya mulai berkurang.
Taste bud merupakan sel epitel yang telah dimodifikasi, beberapa diantaranya disebut
sebagai sel sustentakular dan lainnya disebut sebagai sel reseptor. Sel-sel reseptor ini terusmenerus digantikan melalui pembelahan mitosis dari sel-sel epitel di sekitarnya dengan
waktu paruh sekitar sepuluh hari. Sel-sel reseptor (tunas pengecap) terdapat pada tonjolantonjolan kecil pada permukaan lidah (papila). Sel-sel inilah yang bisa membedakan rasa
manis asam, pahit dan asin.Ujung-ujung luar dari taste buds tersusun di sekitar taste pore
yang sangat kecil. Dari ujung-ujung setiap sel, mikrovili menonjol ke luar menuju taste pore
dan mengarah ke rongga mulut. Mikrovili ini dianggap memberikan permukaan reseptor
untuk pengecapan. Beberapa dari serabut saraf pengecap yang dirangsang oleh selsel reseptor
ini berinvaginasi menjadi lipatan membran sel pengecap yang juga dibentuk oleh banyak
vesikel. Vesikel ini mengandung substansi neurotransmiter yang dilepaskan melalui membran
sel untuk merangsang ujung-ujung serabut saraf dalam rensponnya terhadap rangsang
pengecapan. Taste buds juga terletak pada palatum dan beberapa diantaranya pada pilar
tonsilar, epiglotis, dan bahkan di esofagus bagian proksimal. Orang dewasa mempunyai 3000
3
sampai 10.000 taste buds sedangkan anak-anak mempunyai lebih sedikit. Secara garis besar
lidah dapat terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
1) Radiks lingua adalah pangkal lidah
2) Dorsum lingua adalah punggung lidah
3) Apeks lingua adalah ujung lidah
Otot lidah termasuk otot yang paling kuat pada tubuh. Lidah sebagian besar terdiri dari
dua kelompok otot yaitu :
1) Otot intrinsik lidah melakukan semua gerakan halus, sementara otot ekstrinsik mengaitkan
lidah pada bagian-bagian sekitar serta melaksanakan gerakan kasar yang sangat penting
pada saat mengunyah dan menelan. Otot intrinsic juga membuat kita mampu mengubahubah bentuk lidah (memanjang, memendek, membulat)
2) Otot ekstrinsik lidah membuat lidah dapat bergerak mengelilingi rongga mulut dan faring.
Lidah mengaduk-aduk makanan, menekannya pada langit-langit dan gigi, dan kemudian
mendorongnya ke faring.
Apabila lidah di gulungkan kebelakang , maka tampaklah permukaan bawahnya yang
di sebut frenulum linguae, sebuah struktur ligamen halus yang mengaitkan bagian posterior
lidah pada dasar mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Dila di julurkan, maka
ujung lidah meruncing dan bila terletak tenang di dasar mulut, maka ujung lidah berbentuk
bulat.
Lidah memiliki permukaan kasar karena tonjolan disebut papila (Lihat gambar 2.a).
Jumlah papila pada setiap orang belum tentu sama. Biasanya perempuan memiliki papila
lebih banyak daripada laki-laki. Menurut Delwiche (2007), terdapat empat jenis papila yaitu:
1) Papila filiformis (fili=benang)
Berbentuk seperti benang halus adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh
permukaan lidah. Organ ujung untuk pengecapan adalah putting-putting pengecap yang
sangat banyak terdapat dalam dinding pappilae sirkumvalata dan fungiforum. Pappilae
filiform lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuh daripada rasa pengecapan yang
sebenarnya. Selaput lendir langit-langit dan farinx juga bermuatan putting-putting
pengecap.
2) Papila sirkumvalata (sirkum=bulat)
Berbentuk bulat, tersusun seperti huruf v di belakang lidah. Papilae sirkumvalata
adalah jenis papilae yang terbesar dan masing-masing di kelilingi semacam lekukan
seperti parit. Ada delapan hingga dua belas buah dari jenis ini yang terletak pada bagian
dasar lidah (Lihat gambar 2.b). Papilla sirkumvalata beserta 1/3 bagian anterior lidah
berhubungan dengan saraf otak IX, glossopharyngeal.
4
2) Terdapat enzim ptialin mengubah hidrat arang menjadi maltose, enzim maltose menjadi
glukosa
3) Membasahi lidah pipi, dan langi-langit (palatum)
4) Melarutkian makanan kering hingga dapat dirasakan contohnya gula dan garam
5) Mencegah gigi menjadi karies dengan mengubah suasana asam yang diytimbulkan oleh
baktetri pembusuk
Kelenjar saliva dibagi menjadi 2 kategori:
1) Kelenjar saliva mayor
a. Kelenjar parotis
Kelenjar ini merupakan kelenjar terbesar dibandingkan kelenjar saliva lainnya.
Letak kelenjar berpasangan ini tepat di bagian bawah telinga terletak antara prosessus
mastoideus dan ramus mandibula. Kelenjar ini meluas ke lengkung zygomatikum di
depan telinga dan mencapai dasar dari muskulus masseter. Kelenjar parotis memiliki
suatu duktus utama yang dikenal dengan duktus Stensen. Duktus ini berjalan
menembus pipi dan bermuara pada vestibulus oris pada lipatan antara mukosa pipi dan
gusi dihadapkan molar dua atas.
Kelenjar ini terbungkus oleh suatu kapsul sangat fibrous dan memiliki beberapa
bagian seperti arteri temporal superfisialis, vena retromandibular dan nervus fasialis
yang menembus dan melalui kelenjar ini. Sejumlah besar enzim yang membungkus
antara lain amylase, lisozim, fosfatase asam, aldolase, dan kolinesterase. Kelenjar ini
dikelilingi oleh kapsula jaringan ikat yang tebal, dari sini ada septa jaringan ikat
termasuk kelenjar dan membagi kelenjar menjadi lobulus yang kecil. Kelenjar parotis
mempunyai sistem saluran keluar yang rumit sekali dan hampir semua duktus
ontralobularis adalah duktus striata.
Saluran keluar yang utama yaitu duktus parotidikius steensen terdiri dari epitel
berlapis semu, bermuara kedalam vestibulum rongga mulut berhadapan dengan gigi
molar kedua atas. Kelenjar parotis secara khas dipengaruhi oleh mumps yaitu parotitis
epidemika. Kelenjar parotis menghasilkan suatu sekret yang kaya akan air yaitu serous.
Saliva pada manusia terdiri atas 25% sekresi kelenjar parotis.
b. Kelenjar submandibula
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang berbentuk seperti kacang dan memiliki
kapsul dengan batas yang jelas. Di dalam kelenjar ini terdapat arteri fasialis yang
melekat erat. Kelenjar ini teletak di dasar mulut di bawah ramus mandibula dan meluas
ke sisi leher melalui bagian tepi bawah mandibula dan terletak di permukaan muskulus
7
mylohyoid. Pada proses sekresi kelenjar ini memiliki duktus Wharton yang bermuara di
ujung lidah.
Kelenjar submandibula terdiri dari jaringan ikat yang padat. Disebut mukoserosa
karena merupakan kelenjar tubuloasinosa kompleks pada manusia terutama pada
kelenjar campur dengan sel-sel serosa yang dominan. Terdapat duktus interkalaris,
tetapi saluran ini pendek karena itu tidak banyak dalam sajian, sebaliknya duktus striata
berkembang baik dan panjang.
Saluran keluar utama yaitu duktus submandibularis wharton bermuara pada ujung
papila sublingualis pada dasar rongga mulut dekat sekali dengan frenulum lidah,
dibelakang gigi seri bawah. Baik kapsula maupun jaringan ikat stroma berkembang
baik pada kelenjar submandibularis.
Kelenjar submandibularis menghasilkan 80% serous (cairan ludah yang encer)
dan 20% mukous (cairan ludah yang padat) yang memproduksi air liur terbanyak.
Saliva pada manusia terdiri atas 70% sekresi kelenjar submandibularis.
c. Kelenjar sublingulis
Terletak antara dasar mulut dan muskulus mylohyoid merupakan suatu kelenjar
kecil diantara kelenjarkelenjar mayor lainnya dan tidak memiliki kapsul yang dapat
melindunginya. Duktus utama membantu sekresi disebut duktus Bhartolin yang terletak
berdekatan dengan duktus mandibular dan duktus Rivinus yang berjumlah 8-20 buah.
Kelenjar sublingualis adalah kelenjar tubuloasinosa dan kelenjar tubulosa
kompleks. Sel-sel serosa yang sedikit hampir seluruhnya ikut membentuk demilune.
Duktus interkalaris dan duktus striata jaringan terlihat.
Kapsula jaringan ikat tidak berkembang baik, tetapi kelenjar ini lobular halus
biasanya terdapat 10-12 saluran luar yaitu duktus sublingualis bermuara kesepanjang
lipatan mukosa yaitu plika sublingualis, masing-masing mempunyai muara sendiri.
Saluran keluar yang lebih besar yaitu duktus sublingualis mayor bartholin bermuara
pada karunkula sublingualis bersama-sama dengan duktus wharton, kadang-kadang
keduanya menjadi satu.Kelenjar sublingualis menghasilkan sekret yang mukous dan
konsistensinya kental. Saliva pada manusia terdiri atas 5% sekresi kelenjar
sublingualis.
2) Kelenjar saliva minor
Kebanyakan kelenjar saliva minor merupakan kelenjar kecil-kecil yang terletak di
dalam mukosa atau submukosa yang dapat ditemui pada hampir seluruh epitel di bawah
rongga mulut. Kelenjar ini terdiri dari beberapa unit sekresi kecil dan melewati duktus
8
pendek yang berhubungan langsung dengan rongga mulut. Selain itu, kelenjar saliva minor
tidak memiliki kapsul yang jelas seperti layaknya kelenjar saliva mayor, kelenjar saliva
minor secara keseluruhan menghasilkan sekret yang mukous kecuali kelenjar lingual tipe
Van Ebner. Saliva yang dihasilkan mempunyai pH antara 6,0-7,4 sangat membantu
didalam pencernaan ptyalin.
Kelenjar saliva minor terdiri dari:
a. Kelenjar Glossopalatinal berada dalam isthimus dari lipatan glossopalatinal dan dapat
meluas ke bagian posterior dari kelenjar sublingual ke kelenjar yang ada di palatum
molle.
b. Kelenjar Labial terletak di submukosa bibir. Banyak ditemui pada midline dan
memiliki banyak duktus.
c. Kelenjar Bukal terdapat pada mukosa pipi, kelenjar ini serupa dengan kelenjar labial.
d. Kelenjar Palatinal ditemui di sepetiga posterior palatal dan di palatum molle. Kelenjar
ini dapat dilihat secara visual dan dilindungi oleh jaringan fibrous yang padat.
e. Kelenjar Lingual dikelompokkan dalam beberapa tipe yaitu :
a) Kelenjar anterior lingual tepat di ujung lidah.
b) Kelenjar lingual Van Ebner di temukan di papila sirkumvalata.
c) Kelenjar posterior lingual ditemukan pada sepertiga posterior lidah yang berdekatan
dengan tonsil.
Susunan saliva (ludah) terdiri dari
1) Air 70-90%
2) Gliko protein dihasilkan sublingualis
3) Ptialin hanya beketrja dalam suasana asam
4) Garam alkali (sifat basa)
5) Lainnya, srl epitel terlepas, sel kelenjar leukosit, CO2 , dan bakteri
2.3 Mekanisme kerja indera pengecap
Tiap kuncup pengecap tersusun dari sel-sel yang memiliki rambut
berukuran mikro yang sensitif, disebut mikrovilli. Rambut-rambut super mini ini
pada saat berkontak dengan makanan akan mengirimkan pesan ke otak, lalu
otak akan menerjemahkan sinyal yang diberikan tersebut dan menentukan rasa
dari makanan yang kita makan. Ada beberapa hal yang dapat membuat reseptor
kuncup pengecap menjadi kurang sensitif. Bila kita mengemut es batu sebelum
makan, dinginnya es dapat membuat kuncup pengecap menjadi kurang sensitif.
Begitu juga kalau lidah kita terkena makanan yang terlalu panas, dapat
menyebabkan tongue burning dan biasanya baru akan pulih dalam 1-2 hari.
9
Ujung saraf pengecap berada di taste buds pada seluruh permukaan lidah. Dengan
demikian zat-zat kimia yang terlarut dalam saliva akan mengadakan kontak dan merangsang
ujung-ujung serabut saraf pengecap kemudian timbul impuls yang akan menjalar ke nervus
facial (VII) dan nervus glossopharyngeal (IX). Impuls dari daerah lain selain lidah berjalan
melalui nervus vagus (X). Impuls di ketiga saraf tersebut menyatu di medula oblongata untuk
masuk ke nukleus traktus solitarius. Dari sana, axon berjalan membawa sinyal dan bertemu
dengan leminiskus medialis kemudian akan disalurkan ke daerah insula. Impuls
diproyeksikan ke daerah cortex serebrum di postcentral gyrus kemudian dihantar ke thalamus
dan sebagai hasilnya kita dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut kita.21 Tiap
rasa utama tersebut tidak mutlak sebagai proses spesifik, artinya rasa oleh masing-masing ion
atau molekul zat tersebut dapat bereaksi pada saat yang berlainan dengan setiap epitel neuron
ujung serabut syaraf pengecapan. Jadi setiap taste buds dapat bereaksi untuk semua rasa
walau dengan intensitas berbeda
Sensasi pengecapan terjadi karena rangsangan terhadap berbagai reseptor pengecapan,
ada sedikitnya 13 reseptor kimia yang ada pada sel-sel pengecapan, antara lain 2 reseptor
natrium, 2 reseptor kalium, 1 reseptor klorida, 1 resptor adenosine,1 reseptor inosin, 1
reseptor manis, 1 reseptor pahit,1 reseptor glutamate, dan 1 reseptor ion hydrogen.
Terdapat lima rasa yang dapat dikenali oleh sel kecap, yaitu:
2.3.1 Rasa asin
Diperankan oleh reseptor EnaC dan distimulasi oleh NaCl. Reseptor ini dapat diinhibisi
oleh amilorid. Ion Na pada NaCl masuk melalui kanal Na dan menyebabkan depolarisasi
pada sel kecap, sehingga menimbulkan potensial aksi pada sel saraf orde pertama.
2.3.2 Rasa asam
10
11
3) Perubahan warna
Perubahan warna pada lidah bisa menjadi pendeteksi penyakit seperti:
a. Lidah berwarna putih
Jika rona lidah berubah menjadi putih, biasanya ia menderita tifus. Rona putih
pada lidah juga dapat menandakan gejala flu atau gangguan pencernaan. Jika lidah
putih tipis-tipis, biasanya penderita mengalami kekurangan darah. Jika terdapat
penyakit pada lidah Anda, hal ini akan sedikit sulit diketahui.
b. Lidah - Lidah berwarna kuning
Apabila lidah terlihat berwarna agak kekuningan, hal ini mengindikasikan adanya
infeksi bakteri. Apabila rona kuningnya agak kehijauan, berarti terjadi infeksi bakteri
akut. Rona kuning pada lidah juga dapat menandai bahwa kondisi panas tubuh nan
berlebihan. Hal ini dapat terjadi sebab sering merokok, mengonsumsi makanan pedas
atau alkohol, dan dapat juga sebab mengalami stres.
c. Lidah - Merah
Warna merah pada lidah mengindikasikan aktivitas panas pada tubuh. Apabila
rona merah hanya di ujung lidah, menandakan adanya panas pada jantung. Bila rona
merah terdapat di sisi kanan dan kiri lidah, berarti terjadi gangguan ginjal dan kandung
empedu. Jika rona lidah merah keunguan, menandakan adanya panas dan tidak aktif
darah.
d. Lidah - Biru
Warna biru pada lidah menandakan adanya tidak aktif darah atau dingin. Namun
jika rona biru keunguan, berarti kondisi penderita lebih parah.
e. Lidah - Ungu
Warna ungu pada lidah, mengindikasikan genre darah tak lancar atau demam
pada penderita. Apabila semua bagian lidah berwarna ungu, organ dalam penderita
mengalami panas tinggi.
4) Luka dan benjolan
Luka pada lidah bisa disebabkan oleh reaksi alergi, infeksi virus herpes simplex
mulut, luka sariawan, tuberculosis, infeksi bakteri, atau sifilis tahapawal. Luka bisa juga
disebabkan oleh alergi atau gangguan sistem kekebalan lainnya. Meskipun benjolan kecil
pada kedua sisi lidah biasanya tidak berbahaya, sebuah benjolan hanya pada salah satu sisi
bisa bersifat kanker.
5) Rasa tidak nyaman
13
lidah yang tidak nyaman bisa dihasilkan dari iritasi oleh makanan tertentu,
khususnya yang asam (misal, nanas), atau rasa tertentu di dalam pasta gigi, pencuci mulut,
permen, atau permen karet..
6) Oral candidosis
Penyebabnya adalah jamur yang disebut candida albicans. Gejalanya lidah akan
tampak tertutup lapisan putih yang dapat dikerok.
7) Atropic glossitis.
Penyakit ini juga sering ditemukan. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik
seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang paling sering biasanya
adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak didapatkan pada penderita anemia.
8) Geografic tongue.
Lidah seperti peta, berpulau-pulau. Baik banyak maupun sedikit. Bagian pulau itu
berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan dikelilingi pita putih tebal.
9) Fissured tongue.
Lidah akan terlihat pecah-pecah. Kadang garis hanya satu ditengah, kadang juga
bercabang-cabang.
10)Glossopyrosis.
Kelainan ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakit dan panas dan
terbakar tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan. Hal ini kebanyakan
karena psikosomatis dibandingkan dengan kelainan pada syaraf.
11)
Kanker lidah adalah kanker kedua terbanyak setelah kanker bibir sebagai tempat
kanker primer. Tembakau dan alkohol merupakan dua hal yang disinyalir sebagai pemicu
semakin cepatnya pertumbuhan sel kanker lidah. Keganasan kanker lidah terjadi paling
sering pada bagian tengah lateral lidah dan seringkali asimtomatik. Penyebaran kanker ini
bisa meluas melalui submukosa ke basal lidah dan menyerang garis tengah atau ke lateral
menuju dasar mulut. Cara pencegahannya adalah dengan cara berhenti merokok, hindari
minuman beralkohol, menjaga kebersihan mulut dan pemeriksaan rutin 6 bulan sekali ke
dokter gigi.
3) Makroglosia
Makroglosia merupakan penyakit sebagai akibat dari pembesaran lidah yang
mungkin merupakan bagian dari suatu sindroma yang ditemukan dalam keadaan tumbuh kembang seperti sindroma dowm. Pembesaran lidah ini bisa juga sebagai akibat dari tumor
(hernangioma atau limfangioma), penyakit metabolik (seperti amilodosis primer) atau
gangguan endokrin (seperti halnya akromegali ataupun kretinisme)
4) Mikroglosia
Bila makroglosia merupak penyakit pada lidah yang berupa pembesaran lidah, maka
mikroglosia adalah kebalikannya. Mirkoglosia merupakan penyakit pada lidah yang
berupa pengecilan ukuran dan bentul lidah
5) Lidah dengan fisura (scrotal tongue)
Ini merupakan dorsal dan kedua sisi lidah ditutupi oleh alur yang dangkal atau dalam
tanpa rasa nyeri; karena terdapatnya alur - alur ini maka dapat menyebabkan penumpukan
debris di dalamnya yang kemudian bisa mengakibatkan iritasi
6) Glosoptosis
Glosoptosis merupakan penyakit pada lidah berupa lidah tertarik ke belakang. Pada
bayi baru lahir atau pada anak-anak kondisi glosoptosis sangan berbahaya karena bisa saja
sewaktu-waktu lidahnya menutup saluran nafas yang bila tidak segera ditangani dengan
benar bisa menyebabkan kematian.
15
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Pengecap adalah istilah teknis untuk indera rasa yang kebanyakan orang miliki, yang
memungkinkan mereka untuk mengalami rasa yang berbeda dan selera makanan dan bendabenda lain ketika seseorang menempatkan dalam mulutnya. Lidah adalah indera pengecap.
Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot yaitu otot intrinsik dan otot
ekstrinsik. Terdapat tiga jenis papila yaitu papila filiformis (fili=benang), papila sirkumvalata
(sirkum=bulat), papila fungiformis (fungi=jamur), dan papila folliata. Tiga saraf cranial yang
memainkan peranan dalam pengantaran impuls dari lidah ke otak, yaitu nervus facial (VII)
pada bagian 2/3 anterior lidah, nervus glossopharyngeal (IX) pada bagian 1/3 posterior lidah,
dan nervus vagus (X) pada pharynx dan epiglottis. vaskulerisasi lidah terbagi atas arteri
lingualis, vena-vena pada lidah, dan pembuluh limfe.
Tiap kuncup pengecap tersusun dari sel-sel yang memiliki rambut
berukuran mikro yang sensitif, disebut mikrovilli saat berkontak dengan
makanan akan mengirimkan pesan ke otak, lalu otak akan menerjemahkan
sinyal yang diberikan tersebut dan menentukan rasa dari makanan yang kita
makan. Ujung saraf pengecap berada di taste buds pada seluruh permukaan lidah. Terdapat
lima rasa yang dapat dikenali oleh sel kecap yaitu rasa asin, rasa asam, rasa manis, rasa pahit,
dan rasa umami (bahasa.jepang). Ambang batas dari sel kecap untuk dapat menimbulkan
potensial aksi dan mengenali rasa tersebut berbeda-beda pada setiap rasa.
Gangguan pada lidah diantaranya luka, berbulu, perubahan warna, luka dan benjolan,
rasa tidak nyaman, oral candidosis, atropic glossitis., geografic tongue, fissured tongue,
glossopyrosis, dan burning mouth syndrome (juga disebut oral dysesthesia). Penyakit pada
lidah antara lain sariawan, kanker lidah, makroglosia, mikroglosia, lidah dengan fisura
(scrotal tongue), glosoptosis, cara memelihara indera pengecap
3.2 Saran
3.2.1 Bagi pembaca sebaiknya mengetahui dan memperdalam anatomi fisiologis indera
pengecap .
3.2.2 Bagi pihak kampus lebih bisa meningkatkan dan memperbaiki penyediaan fasilitas
belajar dan pelayanan pendidikan.
16
LAMPIRAN
Gambar 2.b
Gambar 2.a
Gambar 2.d
Gambar 2.c
17
DAFTAR PUSTAKA
Binasyifa.2014.www.binasyifa.com/399/78/25/macam-macam-penyakit-pada-lidah.htm.
Diakses 04 Oktober 2015
Carapedia.2013.http://carapedia.com/beberapa_penyakit_pada_lidah_info2254.html. Diakses
04 Oktober 2015
Medicinesia.2013.www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/penginderaan-kedokterandasar/fisiologi-penghidu-dan-pengecapan/. Diakses 04 Oktober 2015
Pintarbiologi.2015.www.pintarbiologi.com/2015/09/mengenal-bagian-bagian-lidahanatomi.html?M=1. Diakses 04 Oktober 2015
Pustakasekolah.2012.Www.pustakasekolah.com/lidah-struktur-dan-anatomi-lidah.html.
Diakses 04 Oktober 2015
1. Amerogen AV. Ludah dan Kelenjar Ludah Arti Bagi Kesehatan Gigi. Alih Bahasa
Rafiah Abyono. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press. 1988
2. Dixon, Andrew D. Anatomi untuk Kedokteran Gigi ed.5. Jakarta: Hipokrates. 1993
3. Geneser, Finn. Buku Teks Histologi, Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara. 1994.
18