Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Terapi Komplementer pada semester IV Tahun Akademik 2022/2023
yang di bimbing oleh :
Ns. Yulidian Nurpratiwi, S.Kep., M.Kep
Oleh Kel 3
Alifiya Fatya Irliani (020319598)
Dyah Anggraini 020319609
Tiara Aisyah N 020319643
Yoga Prasetio 020319646
Yuyun Setiawati 020319647
Ilham Saepul A 020319651
Penulif
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................1
BAB 1................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
TINJAUAN TEORI...........................................................................................................5
A. Pengertian..............................................................................................................5
B. Tujuan Terapi Akupresure......................................................................................6
C. Manfaat Terapi Akupresure....................................................................................6
D. Klasifikasi Akupresur.............................................................................................6
E. Komponen Dasar Terapi Akupresure.....................................................................7
F. Indikasi dan Kontraindikasi..................................................................................18
BAB III...........................................................................................................................20
KESIMPULAN..............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................21
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terapi komplementer adalah semua terapi yang digunakan sebagai
tambahan untuk terapi konvensional yang direkomendasikan oleh
penyelenggara pelayanan kesehatan individu. Terapi komplementer
bermanfaat untuk memperbaiki fungsi dari sistem- sistem tubuh, terutama
sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan
dirinya sendiri yang sedang sakit ( Hidayah, 2019).
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Terapi akupresur adalah sistem pengobatan dengan cara menekan- nekan
pada titik- titik tertentu pada tubuh (meridian) untuk memperoleh efek
rangsang pada energi vital (QI) guna mendapatkan kesembuhan dari suatu
penyakit atau untuk meningkatkan kualitas kesehatan (Ikhsan, 2019).
Akupresur adalah terapi dengan menekan titik di bagian tubuh yang
merupakan jalur meridian (saluran dalam tubuh yang dilewati energi chi)
dengan penekanan menggunakan tangan terutama jempol sehingga dengan
penekanan tersebut akan mempengaru chi (energi), xie (darah), dan organ-
organ tubuh baik organ padat (cang) dan organ berongga (fu) sehingga
keseimbangan panas dan dingin tubuh bisa harmonis, daya tahan tubuh
meningkat sehingga pathogen penyakit bisa ditangani oleh imunitas tubuh
tersebut (wei chi).
D. Klasifikasi Akupresur
Banyak ragam akupresur yang telah berkembang, terdapat klisifikasi
akupresur:
1. Shiatsu
2. Jin Shin
Suatu pola penekanan yang lembut dan berkepanjangan pada titik- titik
akupresur yang penting pada meridian dan jalur- jalur yang terpilih,
setiap titik ditekan selama 1-5 menit. Terapi ini dilakukan dalam keadaan
meditatif untuk menyeimbangkan chi, sang energi vital.
3. Do-in
Suatu bentuk pemijatan terhadap diri sendiri pada otot dan titik- titik
meridian. Do-in juga mencakup gerakan, peregangan, dan latihan
pernafasan.
4. Tui-Na
Tui-Na adalah versi China untuk pijat yang merangsang titik- titik
akupresur dengan menggunakan berbagai ragam gerakan tangan.
Chie adalah zat sari makanan dan Sie adalah darah, secara singkat
disebut Energi vital.
Ada dua sumber energi vitsl, yaitu energi vital bawaan dan energi vital
didapat.
Energi vital bawaan, berasal dari orang tua seperti watak, bakat, rupa,
kesehatan fisik dan mental.Energi vital bawaan ini disimpan di dalam
ginjal. Energi vital berasal dari sari makanan yang diperoleh dari ibu
selama di kandungan, maupun diperoleh saat sudah lahir dari makanan,
air, udara, serta dukungan sosial dan lingkungan.
3) Meridian Lambung
Meridian lambung dimulai dari titik terakhir meridian usus besar, naik
mencapai pangkal hidung, keluar di bawah tulang mata dan pipi, melintasi
pipi hingga ujung bibir, rahang, dan naik sampai di samping kepala. Dari
rahang bawah ada cabang menuju leher depan dan luar. Sampai di tulang
selangka, meridian pecah menjadi dua cabang yang berjalan sejajar di kiri
kanan garis tengah tubuh, dari dada sampai ke rambut kemaluan. Sebuah
cabang yang lain masuk mencapai lambung dan limpa, terus ke bawah dan
bertemu dengan meridian luar di pangkal paha, menjulur ke paha hingga
bawah lutut, dan bercabang kembali. Sebuah cabangnya sebelum sampai di
jari kaki kedua bercabang juga ke jari jempol untuk menyambung dengan
meridian limpa. Cabang satunya berakhir pada jari tengah kaki.
4) Meridian Limpa
Meridian limpa dimulai dari ibu jari kaki, terus naik sampai perut melintasi
kaki bagian dalam. Di perut, meridian ini bercabang, sebuah cabangnya ke
limpa, lambung, terus ke jantung, paru- paru dan mencapai pangkal lidah.
Cabang yang lain menuju sisi luar payudara, naik ke arah tulang rusuk ke 3,
dan turun ke samping badan, sampai di antara tulang rusuk ke 6 dan 7.
5) Meridian Jantung
Meridian jantung dimulai dari ketiak, sebuah cabangnya turun menuju lengan
sampai di kelingking, sedang cabang lain ke atas melintasi dada menuju
jantung.di jantung, cabang tersebut bercabang dua. Sebuah cabang ke atas
sampai di bola mata dengan melintasi leher dan pangkal lidah. Adapun cabang
lainya ke bawah menuju usus kecil.
Meridian usus kecil dimulai dari kelingking tangan, belok ke titik T14,
dipangkal tulang leher ke 7 lalu naik ke bahu. Sampai di bahu bercabang dua,
sebuah cabang naik ke leher, pipi, pelipis, telinga, dan pangkal hidung
menyambung dengan meridian kantong kemih. Cabang lainya ke bawah
menembus jantung menuju usus kecil.
7) Meridian Kantung Kemih
Meridian kantong kemih dimulai dari sudut mata bagian dalam, naik ke kepala
bertemu dengan titik meridian Tu 20 (puncak kepala). Cabang lain menuju
otak dan keluar lagi menuju tengkuk, berjalan menuju tulang belikat bagian
dalam. Kedua meridian kantong kemih (kanan dan kiri) berjalan sejajar
dengan tulang punggung sampai daerah pinggang, lalu masuk ke dalam tubuh
berhubungan dengan gunjal dan kantong kemih.
8) Meridian Ginjal
Meridian ginjal dimulai dari telapak kaki terus melingkar di mata kaki bagian
dalam, naik ke paha. Di paha, meridian becabang dua, sebuah cabang ke
meridian luar, sedangkan cabang lain masuk ke tulang ekor, naik menyusuri
tulang tersebut sampai ginjal, kantong kemih, hati, paru- paru, dan pangkal
lidah. Meridian luar menjalar ke atas perut di antara meridian lambung dan
garis tengah badan, berakhir di bawah tulang selangka.
Meridian selaput jantung dimulai dari dada selebar 4 jari di atas puting susu
dan dua jari ke samping, menelusuri lengan bagian dalam sampai di telapak
tangan, kemudian bercabang dua. Cabang yang satu menuju jari tengah
sedangkan yang lainya ke jari manis. Di dada, sebuah cabangnya masuk ke
selaput jantung. Dari jantung terus ke bawah menembus diafragma, ke ruang
tengah, dan perut bagian dalam.
10) Meridian Tri Pemanas
Meridian Tri pemanas dimulai dari pangkal jari manis hingga ke punggung
tangan, naik ke belakang siku terus mencapai bahu, tulang selangka dan
bercabang dua. Sebuah cabang menuju leher, melewati belakang telinga, pipi,
dan berakhir di ujung alis luar. Adapun cabang yang lain melintasi dada
sampai di ujung, kemudian turun menembus ketiga ruang tubuh, yaitu ruang
atas dari diafragma ke atas, ruang tengah diafragma ke bawah sampai pusar
dan ruang bawah pusar sampai di ruang perut bawah.
Tugas dari Tri pemanas adalah mendistribusikan cairan hasil olahan makanan
dan minuman. Mengolah cairan di dalam tubuh dan membuang ampasnya.
Mengatur peredaran cairan di dalam tubuh bersama ginjal, kantong kemih,
paru- paru, dan jantung.
11) Meridian Kantung Empedu
Meridian kantong empedu dimulai dari sudut mata bagian luar menuju kepala,
dan tengkuk. Sebuah cabang dari pipi menyusup ke dada dan berhubungan
dengan organ dalam kantong empedu, terus ke perut bagian bawah. Cabang
lainya tampak seperti meridian luar, berjalan di bagian sisi luar tubuh sampai
ke punggung kaki untuk kemudian bercabang. Sebuah cabangnya menuju ibu
jari kaki dan lainya ke jari empat kaki berakhir di ujung jari kaki tersebut.
12) Meridian Hati
Meridian hati dimulai dari pangkal kuku jempol kaki bagian luar dekat jari
kaki kedua, naik ke paha bagian dalam, masuk daerah kemaluan, terus ke atas
mencapai hati. Di daerah ruangan tengah perut timbul cabang menuju
lambung, dan naik ke paru- paru. Cabang lain dari hati langsung ke leher,
pangkal lidah, mengitari bibir, menembus mata hingga di puncak kepala.
Meridian Ren dimulai dari depan lubang dubur masuk ke perut bagian bawah,
daerah kelamin, merambat ke atas di tengah garis tubuh sampai di leher dan
rahang bawah, melingkari bibir, kemudian terpecah menjadi dua cabang yang
masing- masing melintasi pipi sampai di bawah mata kiri dan kanan.
14) Meridian Tu
3. Titik Akupresur
Titik ini berhubungan langsung dengan organ dan daerah tubuh yang
dilintasi oleh meridianya.
Titik nyeri jika dipijat akan terasa sakit atau linu. Titik ini berfungsi
sebagai titik terapi untuk mengurangi keluhan lokal/ setempat.
Hidayah, N. (2019).
Buku Seri Keperawatan Komplementer.
MSC. Ikhsan, M. (2019).
Dasar Ilmu Akupresur dan Moksibasi.
Cimahi: Bhimaristan. L, I. (2016).
Stroke Cegah dan Obati Sendiri.
Jakarta: Penebar Plus. Nasronudin. (2019).
Penyakit Infeksi di Indonesia & Solusi Kini dan Mendatang.
Surabaya: Pusat Penerbit dan Percetakan Unair. Pratiwi, Subur, &
Sanistioro. (2017).
Buku saku 1 petunjuk prkatis toga dan akupresure.
Jakarta: Kemenkes RI. Ramawati., Situmorang., & Yulianti. (2019).
Pengaruh Akupresur Terhadap Penurunan Nyeri Dysmenorhea. Jurnal
Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional.
Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional, 4
(2), 9-9. Renityas, N. (2018). Efektifitas Titik Accupresure Li4 Terhadap
Penurunan Nyeri Dysmenorrhoe Pada Remaja Putri.
Jurnal Kesehatan, 1
(2). Salsuda, R. (2017).
Keperawatan Jiwa II Terapi Akupresur.
Fakultas Kedokteran Univesitas Sriwijaya. Satrya, A. (2018).
Analisis Praktik Keperawatan Pada Pasien Chronic Kidney Disiase
(CKD) Dengan Efek Pemberian Terapi Akupresur dan Aromaterapi Bunga
Lavender Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan di Ruang Hemodialisa
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Kalimantan Timur: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah.
Setiowati, W & Pawestri, N,D. (2018). Efektivitas Terapi Akupresur
Terhadap Frekuensi Enuresis Pada Anak Usia 3-4 Tahun.
Jurnal Darul Azhar
, 94-102. Sukananta, P. (2011).
Pijat Akupresure Untuk Kesehatan .
Jakarta: Penebar Plus. Trianingsih., Kuntjoro, & Wahyuni. (2016).
Efektifitas Perbedaan Efektifitas Terapi Akupresur Dan Muscle Streching
Exercise Terhadap Intensitas Nyeri Pada Remaja Putri Dengan
Dismenorhe.
Jurnal Kebidanan, 5
(10), 7-17. Tyas., Ina., & Tjondronegoro. (2019). Pengaruh Terapi
Akupresur Titik Sanyinjiao Terhadap Skala Dismenore.
Jurnal Kesehatan, 7
(1), 1-8