Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER

“TERAPI AKUPRESUR (ACUPRESSURE)”

Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Terapi Komplementer pada semester IV Tahun Akademik 2022/2023
yang di bimbing oleh :
Ns. Yulidian Nurpratiwi, S.Kep., M.Kep

Oleh Kel 3
Alifiya Fatya Irliani (020319598)
Dyah Anggraini 020319609
Tiara Aisyah N 020319643
Yoga Prasetio 020319646
Yuyun Setiawati 020319647
Ilham Saepul A 020319651

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN
2022/2023
Kata Pengantar

Syujur alhamdulillah, Senantias kakmi panjatkan kehadiran Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia_Nya, Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna untuk memenuhi tugas kelompok untuk mata
kuliah Terapi Komplementer. Dengan Judul “Terapi Akupresur
(Acupressure)”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan
Kami Menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dai sempurna di
karenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan balikan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan penelitian

Cikarang, 6 April 2022

Penulif
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................1
BAB 1................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
TINJAUAN TEORI...........................................................................................................5
A. Pengertian..............................................................................................................5
B. Tujuan Terapi Akupresure......................................................................................6
C. Manfaat Terapi Akupresure....................................................................................6
D. Klasifikasi Akupresur.............................................................................................6
E. Komponen Dasar Terapi Akupresure.....................................................................7
F. Indikasi dan Kontraindikasi..................................................................................18
BAB III...........................................................................................................................20
KESIMPULAN..............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................21
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terapi komplementer adalah semua terapi yang digunakan sebagai
tambahan untuk terapi konvensional yang direkomendasikan oleh
penyelenggara pelayanan kesehatan individu. Terapi komplementer
bermanfaat untuk memperbaiki fungsi dari sistem- sistem tubuh, terutama
sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan
dirinya sendiri yang sedang sakit ( Hidayah, 2019).

Terapi komplementer dan alternatif saat ini digencarkan di berbagai


negara. Di Indonesia upaya ini juga mendapatkan dorongan dari pemerintah
maupun nonpemerintah. Penggunaan terapi komplementer diharapkan
semakin mendekatkan jangkauan kemampuan masyarakat terhadap upaya
pengobatan tanpa mengurangi peran terapi modern. Terapi komplementer
dapat dimanfaatkan hanya sebagai alternatif, hingga terapi konvensional,
sebagai penyerta terapi konvensional menyertai terapi medis (Nasronudin,
2019).

Pengobatan yang menggunakan terapi komplementer banyak dijadikan


alternative masyarakat, karena lebih aman dan lebih bebas dari bahan kimia.
Salah satu terpai yang menjadi pilihan adalah terapi akupresur.

Akupresur merupakan pengembangan dari teknik akupunktur yang


memiliki tujuan sama yang digunakan untuk merangsang titik-titik yang ada
di tubuh dan menekan hingga masuk ke sistem saraf dengan menggunakan
gerakan dan tekanan jari yaitu jenis tekan putar, tekan titik dan tekan lurus.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan terapi Akupresur?
2. Apa saja klafisikasi dari terapi Akupresur?
3. Apa saja komponen dasar dari terapi Akupresur?
4. Apa saja indikasi dan kontraindikasi terapi Akupresur?
5. Bagaimana mekanisme kerja terapi Akupresur?
6. Bagaimana keefektifan terapi Akupresur sebagai terapi komplementer?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memahami tentang terapi Akupresur.
2. Tujuan Khusus
a. Memahami tentang klasifikasi terapi Akupresur.
b. Memahami tentang komponen dasar dari terapi Akupresur.
c. Memahami indikasi dan kontraindikasi terapi Akupresur.
d. Memahami mekanisme kerja terapi Akupresur.
e. Memahami keefektifan terapi Akupresur sebagai terapi
komplementer.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Terapi akupresur adalah sistem pengobatan dengan cara menekan- nekan
pada titik- titik tertentu pada tubuh (meridian) untuk memperoleh efek
rangsang pada energi vital (QI) guna mendapatkan kesembuhan dari suatu
penyakit atau untuk meningkatkan kualitas kesehatan (Ikhsan, 2019).
Akupresur adalah terapi dengan menekan titik di bagian tubuh yang
merupakan jalur meridian (saluran dalam tubuh yang dilewati energi chi)
dengan penekanan menggunakan tangan terutama jempol sehingga dengan
penekanan tersebut akan mempengaru chi (energi), xie (darah), dan organ-
organ tubuh baik organ padat (cang) dan organ berongga (fu) sehingga
keseimbangan panas dan dingin tubuh bisa harmonis, daya tahan tubuh
meningkat sehingga pathogen penyakit bisa ditangani oleh imunitas tubuh
tersebut (wei chi).

Akupresur adalah perkembangan terapi pijat yang merupakan turunan


dari ilmu akupunktur yang menggunakan jari tangan sebagai pengganti jarum
tetapi dilakukan pada titik-titik yang sama seperti yang digunakan pada terapi
akupunktur (Hartono, 2012).

Akupresur adalah suatu tindakan penekanan secara tepat pada titik


khusus bagian tubuh untuk menurunkan nyeri, memberikan relaksasi dan
mencegah atau mengurangi mual (NIC, 2004 dalam Satrya, 2018).

Akupresur merupakan pengembangan dari teknik akupunktur yang


memiliki tujuan sama yang digunakan untuk merangsang titik-titik yang ada
di tubuh dan menekan hingga masuk ke sistem saraf dengan menggunakan
gerakan dan tekanan jari yaitu jenis tekan putar, tekan titik dan tekan lurus.

B. Tujuan Terapi Akupresure

Teknik pengobatan akupresur bertujuan untuk membangun kembali sel-sel


dalam tubuh yang melemah serta mampu membuat sistem pertahanan dan
meregenerasikan sel tubuh. Pengobatan akupresur memberikan jalan keluar
meregenerasikan sel- sel agar daya tahan tubuh kuat untuk mengurangi sel-
sel abnormal (Fengge, 2012).

C. Manfaat Terapi Akupresure


Akupresur terbukti bermanfaat untuk pencegahan penyakit,
penyembuhan penyakit, rehabilitasi (pemulihan) serta meningkatkan daya
tahan tubuh. Melalui terapi akupresur dapat digunakan untuk menyembuhkan
keluhan sakit, sebagai rehabilitasi (pemulihan) akupresur dipraktekan untuk
meningkatkan kondisi kesehatan sesudah sakit. Selain itu, akupresur
bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh walaupun tidak sedang
dalam keadaan sakit (Fengge, 2012).

D. Klasifikasi Akupresur
Banyak ragam akupresur yang telah berkembang, terdapat klisifikasi
akupresur:

1. Shiatsu

Shiat-su berarti jari (shi) dan tekanan (atsu), serangkaian penekanan


menggunakan jari secara berirama, keseluruhan bagian tubuh sepanjang
meridian energi. Titik- titik tekan hanya disentuh abtara 3-5 detik.
Penanganan ini bisa merangsang sekaligus menenangkan.

2. Jin Shin

Suatu pola penekanan yang lembut dan berkepanjangan pada titik- titik
akupresur yang penting pada meridian dan jalur- jalur yang terpilih,
setiap titik ditekan selama 1-5 menit. Terapi ini dilakukan dalam keadaan
meditatif untuk menyeimbangkan chi, sang energi vital.

3. Do-in

Suatu bentuk pemijatan terhadap diri sendiri pada otot dan titik- titik
meridian. Do-in juga mencakup gerakan, peregangan, dan latihan
pernafasan.

4. Tui-Na
Tui-Na adalah versi China untuk pijat yang merangsang titik- titik
akupresur dengan menggunakan berbagai ragam gerakan tangan.

E. Komponen Dasar Terapi Akupresure


Ada tiga komponen dasar Akupresur, yaitu:

1. Chie Sie atau energi vital

Chie adalah zat sari makanan dan Sie adalah darah, secara singkat
disebut Energi vital.

Ada dua sumber energi vitsl, yaitu energi vital bawaan dan energi vital
didapat.

Energi vital bawaan, berasal dari orang tua seperti watak, bakat, rupa,
kesehatan fisik dan mental.Energi vital bawaan ini disimpan di dalam
ginjal. Energi vital berasal dari sari makanan yang diperoleh dari ibu
selama di kandungan, maupun diperoleh saat sudah lahir dari makanan,
air, udara, serta dukungan sosial dan lingkungan.

2. Sistem Meridian dan lintasanya.

Dalam ilmu penyembuhan akupresur, sistem meridian adalah sebuah


sistem yang mengatur lalu lintas energi vitaldi dalam tubuh. Meridian
adalah saluran energi vital yang melintasi seluruh bagian tubuh seperti
jaring laba- laba yang membujur dan melintang dan menghubungkan
semua bagian tubuh.

Fungsi meridian adalah:

a. Menghubungkan bagian tubuh satu dengan bagian lainya seperti,


muka-belakang, atas- bawah, samping kiri- kanan, bagian luar-
bagian dalam.
b. Menghubungkan organ tubuh dengan pancaindra, dan jaringan tubuh
lainya. Sifat hubungan tersebut adalah bolak balik.

c. Menghubungkan titik- titik akupunktur dengan organ, jaringan tubuh


dan pancaindra.

d. Merupakan saluran untuk menyampaikan kelainan fungsi organ ke


permukaan tubuh, yang dapat diketahui melalui kelainan keadaan
titik pijat, panca indra atau jaringan tubuh lainya.

e. Merupakan saluran bagi penyebab penyakit masuk ke dalam organ,


baik penyebab dari luar tubuh maupun penyebab dari dalam tubuh.

Meridian didiklasifikasikan menjadi meridian umum dan meridian


istimewa. Meridian umum adalah meridian paru- paru, usus besar,
lambung, limpa, jantung, usus kecil,kantong kemih, ginjal, selaput
jantung, tripemanas, kantong empedu, hati. Meridian istimewa adalah
meridian tu dan meridian ren yang melintas di garis tengah tubuh.
Meridian istimewa merupakan pengikat atau penghubung semua
meridian, sehingga keempat belas meridian merupakan mata rantai yang
tidak terputus (Sukanta, 2008 dalam Salsuda 2018).

1) Meridian Paru- paru

Meridian paru- paru dimulai dari ruang tengan perut (pusar),


kemudian naik ke atas mencapai lambung menembus diafragma, terus
kedua paru- paru, langsung ke tenggorokan dan keluar di sela iga I
dan II di daerah dada, lau melintasi lengan menuju ibu jari tangan.

Di daerah pergelangan tangan ada cabang menuju jari telunjuk untuk


berhubungan dengan meridian usus besar.
2) Meridian Usus Besar
Meridian usus besar dimulai dari pangkal kuku jari telunjuk kiri dan kanan,
naik ke bahu. Sampai dibahu berbelok dan bercabang sampai ke tengkuk
mencapai benjolan persendian tulang leher 7 dan tulang punggung 1, dan
kembali ke bahu. Di bahu meridian ini bercabang turun ke bawah melintasi
paru- paru mencapai usus besar. Sedangkan cabang yang lain naik dari tulang
selangka pipi, melintasi bibir, dan naik ke tepi hidung sampai bawah mata
bertemu dengan meridian lambung.

3) Meridian Lambung

Meridian lambung dimulai dari titik terakhir meridian usus besar, naik
mencapai pangkal hidung, keluar di bawah tulang mata dan pipi, melintasi
pipi hingga ujung bibir, rahang, dan naik sampai di samping kepala. Dari
rahang bawah ada cabang menuju leher depan dan luar. Sampai di tulang
selangka, meridian pecah menjadi dua cabang yang berjalan sejajar di kiri
kanan garis tengah tubuh, dari dada sampai ke rambut kemaluan. Sebuah
cabang yang lain masuk mencapai lambung dan limpa, terus ke bawah dan
bertemu dengan meridian luar di pangkal paha, menjulur ke paha hingga
bawah lutut, dan bercabang kembali. Sebuah cabangnya sebelum sampai di
jari kaki kedua bercabang juga ke jari jempol untuk menyambung dengan
meridian limpa. Cabang satunya berakhir pada jari tengah kaki.

4) Meridian Limpa

Meridian limpa dimulai dari ibu jari kaki, terus naik sampai perut melintasi
kaki bagian dalam. Di perut, meridian ini bercabang, sebuah cabangnya ke
limpa, lambung, terus ke jantung, paru- paru dan mencapai pangkal lidah.
Cabang yang lain menuju sisi luar payudara, naik ke arah tulang rusuk ke 3,
dan turun ke samping badan, sampai di antara tulang rusuk ke 6 dan 7.
5) Meridian Jantung

Meridian jantung dimulai dari ketiak, sebuah cabangnya turun menuju lengan
sampai di kelingking, sedang cabang lain ke atas melintasi dada menuju
jantung.di jantung, cabang tersebut bercabang dua. Sebuah cabang ke atas
sampai di bola mata dengan melintasi leher dan pangkal lidah. Adapun cabang
lainya ke bawah menuju usus kecil.

6) Meridin Usus Kecil

Meridian usus kecil dimulai dari kelingking tangan, belok ke titik T14,
dipangkal tulang leher ke 7 lalu naik ke bahu. Sampai di bahu bercabang dua,
sebuah cabang naik ke leher, pipi, pelipis, telinga, dan pangkal hidung
menyambung dengan meridian kantong kemih. Cabang lainya ke bawah
menembus jantung menuju usus kecil.
7) Meridian Kantung Kemih

Meridian kantong kemih dimulai dari sudut mata bagian dalam, naik ke kepala
bertemu dengan titik meridian Tu 20 (puncak kepala). Cabang lain menuju
otak dan keluar lagi menuju tengkuk, berjalan menuju tulang belikat bagian
dalam. Kedua meridian kantong kemih (kanan dan kiri) berjalan sejajar
dengan tulang punggung sampai daerah pinggang, lalu masuk ke dalam tubuh
berhubungan dengan gunjal dan kantong kemih.

Dari pinggang, meridian bercabang ke daerah pinggul, ke bawah sampai lipat


lutut. Cabang lainya dari daerah tengkuk berjalan sejajar dengan cabang
pertama. Menjepit tulang punggung melewati daerah pinggulterus ke lipatan
paha, bertemu dengan cabang pertama di lipatan lutut, turun ke betis dan
berakhir di jari kelingking kaki seblah luar.

8) Meridian Ginjal
Meridian ginjal dimulai dari telapak kaki terus melingkar di mata kaki bagian
dalam, naik ke paha. Di paha, meridian becabang dua, sebuah cabang ke
meridian luar, sedangkan cabang lain masuk ke tulang ekor, naik menyusuri
tulang tersebut sampai ginjal, kantong kemih, hati, paru- paru, dan pangkal
lidah. Meridian luar menjalar ke atas perut di antara meridian lambung dan
garis tengah badan, berakhir di bawah tulang selangka.

9) Meridian Selaput Jantung

Meridian selaput jantung dimulai dari dada selebar 4 jari di atas puting susu
dan dua jari ke samping, menelusuri lengan bagian dalam sampai di telapak
tangan, kemudian bercabang dua. Cabang yang satu menuju jari tengah
sedangkan yang lainya ke jari manis. Di dada, sebuah cabangnya masuk ke
selaput jantung. Dari jantung terus ke bawah menembus diafragma, ke ruang
tengah, dan perut bagian dalam.
10) Meridian Tri Pemanas

Meridian Tri pemanas dimulai dari pangkal jari manis hingga ke punggung
tangan, naik ke belakang siku terus mencapai bahu, tulang selangka dan
bercabang dua. Sebuah cabang menuju leher, melewati belakang telinga, pipi,
dan berakhir di ujung alis luar. Adapun cabang yang lain melintasi dada
sampai di ujung, kemudian turun menembus ketiga ruang tubuh, yaitu ruang
atas dari diafragma ke atas, ruang tengah diafragma ke bawah sampai pusar
dan ruang bawah pusar sampai di ruang perut bawah.

Tugas dari Tri pemanas adalah mendistribusikan cairan hasil olahan makanan
dan minuman. Mengolah cairan di dalam tubuh dan membuang ampasnya.
Mengatur peredaran cairan di dalam tubuh bersama ginjal, kantong kemih,
paru- paru, dan jantung.
11) Meridian Kantung Empedu

Meridian kantong empedu dimulai dari sudut mata bagian luar menuju kepala,
dan tengkuk. Sebuah cabang dari pipi menyusup ke dada dan berhubungan
dengan organ dalam kantong empedu, terus ke perut bagian bawah. Cabang
lainya tampak seperti meridian luar, berjalan di bagian sisi luar tubuh sampai
ke punggung kaki untuk kemudian bercabang. Sebuah cabangnya menuju ibu
jari kaki dan lainya ke jari empat kaki berakhir di ujung jari kaki tersebut.
12) Meridian Hati

Meridian hati dimulai dari pangkal kuku jempol kaki bagian luar dekat jari
kaki kedua, naik ke paha bagian dalam, masuk daerah kemaluan, terus ke atas
mencapai hati. Di daerah ruangan tengah perut timbul cabang menuju
lambung, dan naik ke paru- paru. Cabang lain dari hati langsung ke leher,
pangkal lidah, mengitari bibir, menembus mata hingga di puncak kepala.

13) Meridian Ren

Meridian Ren dimulai dari depan lubang dubur masuk ke perut bagian bawah,
daerah kelamin, merambat ke atas di tengah garis tubuh sampai di leher dan
rahang bawah, melingkari bibir, kemudian terpecah menjadi dua cabang yang
masing- masing melintasi pipi sampai di bawah mata kiri dan kanan.
14) Meridian Tu

Meridian Tu dimulai dari belakang dubur, masuk ke dalam tubuh


berhubungan dengan organ reporduksi ginjal, naik ke tulang ekor, menyusuri
tulang punggung, ke depan sampai di gusi rahang atas. Meridian ini berjalan
di garis tengah tubuh hingga kepala. Di bagian kepala ada sebuah cabang
yang masuk meyusup ke otak. Cabang lainya ke tengah dahi, hidung, dan
berakhir di bibir atas.

3. Titik Akupresur

Titik akupresur merupakan suatu area kecil di permukaan tubuh yang


mempunyai karakteristik sifat fisika betegangan tinggi dengan hambatan
rendah dibandingkan dengan jaringansekitarnya dan kepekaan terhdap
rangsangan lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya.
Menurut lokasi titik, ada tiga macam titik pijat:
a. Titik meridian atau titik umum

Titik ini berhubungan langsung dengan organ dan daerah tubuh yang
dilintasi oleh meridianya.

b. Titik istimewa yang umumnya berada di luar lintasan meridian

Titik ini mempunyai indikasi atau kegunaan khusus, tidak


tergantung pada tempatnya.
c. Titik nyeri atau yes pint

Titik nyeri jika dipijat akan terasa sakit atau linu. Titik ini berfungsi
sebagai titik terapi untuk mengurangi keluhan lokal/ setempat.

F. Indikasi dan Kontraindikasi


1. Indikasi Beberapa indikasi dilakukan akupresur antara lain pada
kondisi sakit kepala tipe tegang, migren, ketegangan otot, depresi,
kecemasan, membantu lebih rileks, mengatasi nyeri misal nyeri sendi,
nyeri tulang belakang. 2.
2. Kontraindikasi Akupresur merupakan terapi yang dapat dilakukan
dengan mudah dan efek samping yang minimal. Namun, akupresur
tidak boleh dilakukan pada bagian tubuh yang luka, bengkak, tulang
retak atau patah dan kulit yang terbakar. Selain itu hindari melakukan
terapi pada pasien dengan kondisi gawat, misalnya terjadi serangan
jantung, gagal nafas, dan penyakit pada saraf otak (stroke, pecah
pembuluh darah).
G. Prinsip Ilmiah yang digunakan atau Mekanisme Kerja Akupresur
Akupresur bisa menggunakan ujung ibu jari untuk menekan, beberapa
orang ada yang lebih cocok memberikan tekanan dengan telunjuk atau jari
tengah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan
akupresur:
1. Pasien tidak boleh dalam keadaan emosional, terlalu sedih atau
gembira, perut terlalu lapar atau kenyang, kondisi tubuh terlalu lemah.
2. Sebaiknya tidak melakukan akupresur dalam keadaan berdiri, posisi
terbaik adalah duduk santai atau tidur santai, posisi senyaman
mungkinendorphin sesuai kebutuhan tubuh dan diharapkan dapat
menurunkan rasa nyeri saat menstruasi.
H. Keefektifan Akupresure sebagai Terapi Alternatif dan Terapi
Komplementer Sebagai pengobatan yang bersifat holistic atau
keseluruhan, akupresur tidak hanya mengatasi keluhan yang timbul,
akupresur dapat berfungsi baik sebagai pencegahan, penyembuhan,
rehabilitasi, menghilangkan rasa sakit serta mencegah kekambuhan
penyakit. Menurut kemenkes (2015) menjelaskan bahwa akupresur dapat
digunakan untuk meningkatkan stamina tubuh, melancarkan peredaran
darah, mengurangi rasa sakit, serta mengurangi stress atau menenangkan
pikiran. Penelitian uji klinis telah ditemukan dari berbagai publikasi jurnal
terhadap efektifitas pengunaan terapi akupresur dalam berbagai gangguan,
salah satu gangguan yang umumnya ditemukan adalah problem nyeri yang
dirasakan oleh remaja puteri ketika memasuki siklus dismenorhea. Berikut
ini adalah bukti penelitian secara ilmiah yang dilakukan oleh beberapa
jurnal sebagai bukti keefektifan dari tindakan terapi akupresure.
BAB III
KESIMPULAN

Akupresur merupakan pengembangan dari teknik akupunktur yang


memiliki tujuan sama yang digunakan untuk merangsang titik-titik yang
ada di tubuh dan menekan hingga masuk ke sistem saraf dengan
menggunakan gerakan dan tekanan jari yaitu jenis tekan putar, tekan titik
dan tekan lurus. Akupresur adalah terapi dengan menekan titik di bagian
tubuh yang merupakan jalur meridian (saluran dalam tubuh yang dilewati
energi chi) dengan penekanan menggunakan tangan terutama jempol
sehingga dengan penekanan tersebut akan mempengaru chi (energi), xie
(darah), dan organ-organ tubuh baik organ padat (cang) dan organ
berongga (fu) sehingga keseimbangan panas dan dingin tubuh bisa
harmonis, daya tahan tubuh meningkat sehingga pathogen penyakit bisa
ditangani oleh imunitas tubuh tersebut (wei chi). Teknik akupresur dapat
mengurangi rasa nyeri yang dirasakan sehingga rasa nyaman dapat
terpenuhi dan dapat meningkatkan aktivitas sehari-hari, contohnya adalah
nyeri haid.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayah, N. (2019).
Buku Seri Keperawatan Komplementer.
MSC. Ikhsan, M. (2019).
Dasar Ilmu Akupresur dan Moksibasi.
Cimahi: Bhimaristan. L, I. (2016).
Stroke Cegah dan Obati Sendiri.
Jakarta: Penebar Plus. Nasronudin. (2019).
Penyakit Infeksi di Indonesia & Solusi Kini dan Mendatang.
Surabaya: Pusat Penerbit dan Percetakan Unair. Pratiwi, Subur, &
Sanistioro. (2017).
Buku saku 1 petunjuk prkatis toga dan akupresure.
Jakarta: Kemenkes RI. Ramawati., Situmorang., & Yulianti. (2019).
Pengaruh Akupresur Terhadap Penurunan Nyeri Dysmenorhea. Jurnal
Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional.
Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional, 4
(2), 9-9. Renityas, N. (2018). Efektifitas Titik Accupresure Li4 Terhadap
Penurunan Nyeri Dysmenorrhoe Pada Remaja Putri.
Jurnal Kesehatan, 1
(2). Salsuda, R. (2017).
Keperawatan Jiwa II Terapi Akupresur.
Fakultas Kedokteran Univesitas Sriwijaya. Satrya, A. (2018).
Analisis Praktik Keperawatan Pada Pasien Chronic Kidney Disiase
(CKD) Dengan Efek Pemberian Terapi Akupresur dan Aromaterapi Bunga
Lavender Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan di Ruang Hemodialisa
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Kalimantan Timur: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah.
Setiowati, W & Pawestri, N,D. (2018). Efektivitas Terapi Akupresur
Terhadap Frekuensi Enuresis Pada Anak Usia 3-4 Tahun.
Jurnal Darul Azhar
, 94-102. Sukananta, P. (2011).
Pijat Akupresure Untuk Kesehatan .
Jakarta: Penebar Plus. Trianingsih., Kuntjoro, & Wahyuni. (2016).
Efektifitas Perbedaan Efektifitas Terapi Akupresur Dan Muscle Streching
Exercise Terhadap Intensitas Nyeri Pada Remaja Putri Dengan
Dismenorhe.
Jurnal Kebidanan, 5
(10), 7-17. Tyas., Ina., & Tjondronegoro. (2019). Pengaruh Terapi
Akupresur Titik Sanyinjiao Terhadap Skala Dismenore.
Jurnal Kesehatan, 7
(1), 1-8

Anda mungkin juga menyukai