Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

“REFLEKSI”

OLEH : KELOMPOK 3/A12-A

I Gusti Agung Diana Ratri Astuti 18.321.2832

I Made Agung Surya Diyasa 18.321.2834

Ni Luh Putu Mas Ari Puspa Dewi 18.321.2841

Ni Luh Widi Wulandari 18.321.2843

Ni Made Vina Widya Yanti 18.321.2849

Ni Nyoman Budi Rahayu 18.321.2850

Ni Putu Ary Adnyani 18.321.2852

Putu Ayu Dyah Noviana Dewi 18.321.2861

Putu Diah Wulandari 18.321.2862

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

2020
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Refleksi”. Adapun pembuatan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komplementer.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang
kelompok miliki. Oleh karena itu kelompok mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna untuk menyempurnakan makalah ini.

“Om Santih, Santih, Santih Om”

Denpasar, 30 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Refleksi...............................................................................2
2.2 Konsep Refleksi....................................................................................2
2.3 Biofisiologi Refleksi.............................................................................3
2.4 Teknik Refleksi.....................................................................................4
2.5 Indikasi dan Kontraindikasi..................................................................6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan...........................................................................................8
3.2 Saran.....................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak zaman purba manusia telah mengenal massage dengan berbagai macam
ragam bentuk dan cara penggunaanya. Hal ini dapat diketahui dari peninggalan-
peninggalan mereka yang berupa tulisan-tulisan atau benda-benda relief yang masih ada
hingga saat ini. Pengetahuan tentang massage tidak tercipta dari satu atau beberapa zaman
atau hasil ciptaan beberapa orang, tetapi adalah hasil dari pengalaman pemikiran dan
penelitian orang zaman ke zaman.
Pijatan atau yang lebih dikenal dengan massase ini memiliki beberapa jenis
diantaranya massase untuk umum atau yang biasa kita lakukan, massase kecantikan yang
biasanya ada di salon-salon kecantikan yang gunanya untuk merawat bagian tubuh agar
terlihat lebih cantik dengan pijatan, dan yang kita bahas sekarang adalah massase olahraga
(sport massase) yang biasa dilakukan pada atltit atau olahragawan.
Pijat jenis ini dilakukan terutama di bagian tubuh yang banyak bekerja dengan
mempergunakan manipulasi pijatan shaking, tapotement, petressage, friction dan
stretching. Massage bagi atlet dilakukan di antara pertandingan dengan tindakan yang
diberikan saat istirahat di kamar ganti pakaian atau di bangku istirahat. Fokus pijatan
adalah tungkai atas, tungkai bawah, bahu dan tangan kiri kanan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari refleksi?
2. Bagaimana Biofisiologi Refleksi?
3. Bagaimana Indikasi dan Kontraindikasi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari refleksi
2. Untuk mengetahui biofisiologi refleksi
3. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Refleksi


Refleksi mencakup penekanan pada beberapa bagian dari kaki, tangan dan telinga
dengan tujuan untuk memperbaiki kesehatan. Refleksologi adalah teknik penyembuhan
alternatif untuk mengurangi ketegangan, meningkatkan sirkulasi, dan mempromosikan
fungsi alami dari tubuh melalui penerapan tekanan pada berbagai titik-titik tertentu di
kaki - tangan dan bagian bagian tubuh lainnya. Selain itu, refleksologi juga didefinisikan
sebagai cara pengobatan dengan merangsang berbagai daerah refleks (atau zona atau
mikrosistem) di kaki, tangan, dan telinga yang ada hubungannya dengan (atau mewakili)
berbagai kelenjar, organ, dan bagian tubuh lainnya.

2.2 Konsep Refleksi


Prinsip pijat refleksi pada dasarnya adalah memanipulasi titik pusat simpul saraf
atau pengendali refleks di titik meridian. Bila energi di jalur meridian berjalan lancar
artinya tubuh dalam kondisi sehat. Sebaliknya, jika ada gangguan kerja organ tubuh akan
pincang dan bereaksi dalam bentuk gejala sakit. Dalam terapi pemijatan, rasa sakit ini
biasanya timbul karena titik-titik refleksi tersebut menjadi sangat sensitif terhadap
rangsangan saat dilakukan pemeriksaan atau diagnosa. Setelah terdiagnosa, pemijatan
suatu organ tubuh bisa dilakukan melalui kaki atau tangan. Jika dilakukan dengan benar
dan tepat pada titik pusat simpul saraf yang mengalami gangguan, bukan gejala sakit saja
yang hilang tetapi juga penyebabnya.
Refleksologi menggunakan teknik urutan pada 62 titik utama yang ada pada
telapak kaki seseorang. Titik titik refleksi mempunyai hubungan dengan organ utama
pada tubuh antaranya jantung, paru-paru, ginjal, organ seks dan otak.
1. Titik refleksi pada kaki bagian bawah (telapak), titik-titik refleksi pada telapak
kaki berhubungan dengan seluruh organ tubuh. Titik-titik refleksi dibagi menjadi
bagian bawah jari-jari, telapak bagian depan, telapak bagian tengah, dan telapak
bagian belakang. Titik refleksi pada bagian bawah jari-jari kaki berhubungan
dengan organ otak, dahi, hidung, leher, mata, dan telinga. Titik refleksi pada

2
telapak bagian depan berhubungan dengan bahu, pundak (otot trapezius), kelenjar
tiroid, kelenjar paratiroid, dan paru-paru. Titik refleksi pada telapak bagian tengah
berhubungan dengan lambung, usus 12 jari, pankreas, kelenjar adrenalin, ginjal,
jantung, usus besar, dan limpa. Titik refleksi pada telapak bagian belakang
berhubungan dengan ureter (saluran kencing), usus kecil, kandung kemih, rektum,
anus, lutut, insomnia, dan kelejar reproduksi.
2. Titik refleksi pada punggung kaki, titik-titik refleksi pada punggung kaki bagian
depan berhubungan dengan kelenjar getah bening, organ keseimbangan, dada,
sekat rongga dada dan perut, amandel, rahang, dan saluran pernapasan. Titik
refleksi pada punggung kaki bagian belakang dan samping berbuhubungan
dengan bahu, lutut, indung telur atau testis, sendi pinggul, tulang tungging, tulang
belikat, sendi siku, tulang rusuk, dan pinggul.
3. Titik refleksi pada kaki bagian samping dalam, titik refleksi pada kaki bagian
depan berhubungan dengan hidung, leher, kelenjar paratiroid, dan punggung.
Titik refleksi pada kaki bagian belakang berhubungan dengan pinggang, kandung
kemih, kelangkang, tulang paha, kelenjar getah bening, rahim, prostat, tulang
rusuk, dan dubur.

2.3 Biofisiologi Refleksi


Refleksologi (pijat refleksi) dilakukan dengan memberi tekanan kepada suatu titik
tubuh, khususnya kaki, untuk meningkatkan kesehatan, mengurangi rasa sakit dan
mempromosikan relaksasi. Terapis refleksologi percaya bahwa zona tertentu pada tangan,
kaki, dan telinga memiliki hubungan dengan berbagai kelenjar, organ, dan otot-otot yang
terletak di tempat lain di tubuh. Ketika tekanan diterapkan pada zona tersebut, pasien
akan mengalami peningkatan taraf kesehatan. Sebagai contoh, memijat ujung jari kaki
diyakini dapat merangsang kepala dan otak dan meringankan sakit kepala, sementara
tekanan yang diterapkan pada mata kaki diyakini bermanfaat bagi dada dan jantung.
1. Melancarkan Sirkulasi dan Merangsang Relaksasi
Refleksologi bisa menghasilkan berbagai perubahan fisik dalam tubuh. Reaksi
yang paling umum dijumpai adalah relaksasi tubuh yang sangat bermanfaat untuk
kesehatan dan kesejahteraan secara umum. Refleksologi juga dapat memperlancar

3
peredaran darah dan membantu pembuangan produk limbah. Aliran darah yang
lancar memungkinkan nutrisi penting mencapai sel-sel tubuh. Pijatan dan tekanan
pada refleksologi mampu menawarkan banyak manfaat seperti halnya terapi pijat
yang lain.
2. Mekanisme Refleksologi
Cara kerja refleksologi belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa teori
yang setidaknya bisa mewakilinya. Teori yang paling populer adalah refleksologi
bekerja dengan mengirim pesan ‘menenangkan’ ke sistem saraf pusat dengan
perantara saraf perifer pada tangan dan kaki. Pesan ini lantas memerintahkan
tubuh untuk mengurangi tingkat ketegangan sehingga memicu relaksasi dan
melancarkan aliran darah. Teori kedua menyatakan bahwa stimulasi yang
dihasilkan dari sesi refleksologi akan merangsang tubuh untuk melepaskan
endorfin dan monoamina, dua senyawa yang berfungsi mengontrol rasa sakit dan
merangsang relaksasi. Sedang teori ketiga, yang disebut Teori Zona, menyatakan
refleksologi bekerja dengan cara yang mirip dengan akupunktur. Teori ini
mengatakan bahwa tubuh dibagi menjadi 10 zona vertikal, dan bahwa setiap otot
dan organ dalam tubuh dapat dirangsang dengan melakukan tekanan atau pijitan
pada tangan dan kaki.

2.4 Teknik Refleksi


Pijat Refleksi Kaki
I. Tahap Persiapan
A. Persiapan klien :
• Memperkenalkan diri
• Menjelaskan tujuan
• Menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan
B. Persiapan Lingkungan :
Menutup pintu atau memasang sampiran
C. Persiapan Alat
• Minyak urut
• Waskom 1 buah

4
• Air Hangat
• Garam
• Handuk 1 buah

II. Tahap Pelaksanaan


1. Cuci tangan
2. Rendam kaki pasien dalam air hangat yang telah dibubuhi garam selama 10-15
menit
3. Keringkan kaki pasien dengan handuk
4. Minta pasien untuk berbaring dan anjurkan pasien untuk rileks
5. Pakailah minyak ketika akan melakukan teknik pijatan refleksi.
6. Ketika dipijat, apabila makin sakit maka makin baik. Namun harus diperhatikan
pula daya tahun dari penderita, sebab setiap orang berbeda-beda daya tahannya.
Maka dari itu para pemijat refleksi harus memberi tahu pasiennya agar menahan
sakit ketika dipijat. Apabila penderita menahan sakit sampai pucat pada
mukanya, berarti sakitnya melampaui daya tahannya, maka dari itu perlu
diistirahatkan.
7. Daerah refleksi yang terdapat pada titik kaki, cara memijat refleksi pada titik kaki
yaitu dari arah bawah ke atas. Kemudian untuk disekitar titik betis memijatnya
menurut arah aliran darah.
8. Ketika melakukan pijat refleksi pada kaki perlu menggunakan tulang jari telunjuk
yang dilipatkan untuk memijat, khusus pada titik refleksi yang letaknya agak
tersembunyi atau telapak kaki yang banyak dagingnya.
9. Lama waktu ketika melakukan pijat refleksi adalah sekitar 30 – 40 menit. Tetapi
juga bergantung kepada penyakit yang diderita serta daya tahan tubuh pasien.
10. Setiap titik refleksi hanya dipijat 5-9 menit dalam sekali pengobatan.
11. Bagi penderita penyakit jantung, kencing gula, lever, kanker jangan memijat
dengan keras. Tiap daerah refleksi pada titik kaki tidak lebih dari 2 menit.
12. Selama pemijatan, hentikan terlebih dahulu obat-obatan dari apotik / dokter. Hal
ini karena dapat menghambat kesembuhan, terkecuali penderita penyakit Jantung
dan kencing gula, obat-obat tersebut tetap diperlukan.

5
13. Kebanyakan orang memerlukan waktu perawatan 4-8 minggu untuk memperoleh
hasil yang memuaskan. Tetapi bagi pasien berpenyakit kronis dipijat 3x dalam
seminggu atau 2 hari sekali. Jangan memijat setiap hari
14. Setelah selesai memijat, cuci tangan hingga bersih
15. Anjurkan pasien untuk minum air putih 2-3 gelas atau 500 cc. Hal ini akan
membantu membuang kotoran di dalam tubuh pasien. Khusus untuk penderita
penyakit ginjal, jangan minum air putih setelah pijat refleksi lebih dari 150 cc.

III. Tahap Akhir


a. Evaluasi persaan klien
b. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
c. Dokumentasikan prosedur dan hasil observasi

2.5 Indikasi dan Kontraindikasi


Refleksologi telah lama dikenal sebagai terapi alternatif untuk mengatasi gangguan pada
saraf dan peredaran darah. Selain itu, refleksi juga berfungsi untuk :
• Meningkatkan daya tahan individu
• Mengurangi risiko tulang rapuh atau keropos
• Menyeimbangkan tata letak badan
• Melancarkan pergerakan
• Menguatkan otot kaki
• Mengurangi risiko kencing tidak lancar
• Menguatkan tulang dan pinggul
• Mengurangi risiko sakit sendi
• Meredakan rasa letih
• Menghindarkan risiko sembelit
• Mengurangi masalah usus
• Mengurangi masalah organ reproduksi.
• Membantu mengatasi sakit kepala
• Membantu mengatsi depresi
• Membantu mengatasi sindrom pra-haid, asma, dan penyakit kulit

6
Kontra Indikasi

Pijat refleksi termasuk salah satu metode penyembuhan atau terapi kesehatan yang tidak
menimbulkan efek samping selama dilakukan secara baik dan sesuai petunjuk. Namun
ada beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan dengan cara dipijat refleksi antara
lain :
1. Matinya urat saraf akibat kecelakaan, benturan, stroke atau penyakit lainnya.
Pemijatan pada daerah refleksi tidak boleh dianjurkan sebab tidak akan memberikan
reaksi atau respon terhadap organ yang berhubungan dengan daerah refleksi.
2. Tumpulnya kepekaan urat saraf karena terlalu banyak minum obat kimia. Terlalu
sering dan banyak meminum obat kimia dapat membuat urat saraf menjadi tumpul
atau kurang peka, karena peran yang alami telah di gantikan atau dimatikan oleh obat
kimia tersebut.
3. Kanker yang terlalu parah karena telat ditangani.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Refleksologi adalah teknik penyembuhan alternatif untuk mengurangi ketegangan,
meningkatkan sirkulasi, dan mempromosikan fungsi alami dari tubuh melalui penerapan
tekanan pada berbagai titik-titik tertentu di kaki - tangan dan bagian bagian tubuh
lainnya. Prinsip pijat refleksi pada dasarnya adalah memanipulasi titik pusat simpul saraf
atau pengendali refleks di titik meridian. Bila energi di jalur meridian berjalan lancar
artinya tubuh dalam kondisi sehat. Sebaliknya, jika ada gangguan kerja organ tubuh akan
pincang dan bereaksi dalam bentuk gejala sakit.
Refleksi juga berfungsi untuk Meningkatkan daya tahan individu, Mengurangi risiko
tulang rapuh atau keropos, Melancarkan pergerakan. Pijat refleksi termasuk salah satu
metode penyembuhan atau terapi kesehatan yang tidak menimbulkan efek samping
selama dilakukan secara baik dan sesuai petunjuk.

3.2 Saran
Bagi Mahasiswa Keperawatan, setelah membaca makalah ini hendaklah dapat benar-
benar memahami konsep umum dari terapi komplementer refleksi. Serta terus
memperbaharui pengetahuan keperawatan khususnya pada terapi refleksi.
Bagi perawat lapangan, dengan penjelasan diatas telah dijabarkan terkait konsep umum
dari terapi refleksi. Jadi seorang perawat harus benar-benar dapat memenuhi perawan
perawat untuk dapat memberikan alternatif pengobatan yang sesuai dengan keluhan
pasien serta halal untuk dilakukan dari pandangan religi

8
DAFTAR PUSTAKA

Suyoto. 2015. Pijat Refleksi. Jakarta. Penebar Plus

Rahimsyah. 2014. Pijat Refleksi dan Ramuan Tradisional. Surabaya. Penerbit Serba Jaya.

Wahyuni, Shanty. (2014). Pijat Refleksi Untuk Kesehatan. Jakarta : Dunia Sehat.

Pamungkas, R. 2009. Dahsyatnya Jari Refleksi. Yogyakarta: Pinang Merah.

Guyton A C dan Hall J E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Potter dan Peery.1997. Buku ajar foundamental keperwatan konsep, proses dan praktek. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai