Anda di halaman 1dari 4

DOKUMEN LEVEL

STANDART OPERATING KODE ......


PROCEDURE

PEMBERIAN IMUNISASI COMBO (DPT-HiB-Hb) TANGGAL DIKELUARKAN :


Tuliskan tanggal dokumen
dikeluarkan
AREA: Keperawatan Anak NO REVISI: ......

Disusun Oleh Disahkan Oleh

Tim Divisi Keperawatan Ketua STIKES Bethesda

A. DESKRIPSI
Pemberian Imunisasi Combo (DPT-HiB-Hb) merupakan tindakan yang disengaja
memberikan vaksin kombinasi DPT, HiB dan Hb.

B. TEORI YANG MENDASARI TINDAKAN


Vaksin akan merangsang reseptor pada sel limfosit, yang akan mengenali antigen yang
terdapat pada virus atau bakteri dalam vaksin. Pada sel B, antigen akan berikatan
dengan imunoglobulin di permukaan sel. Antigen T-dependent, akan memicu rangkaian
proses perubahan (transformasi) Sel B dengan bantuan Sel Th untuk kemudian
berdiferensiasi menjadi sel plasma dan Sel B memori. Sel B membentuk sel memori
yang kelak jika bertemu (terpapar) lagi dengan antigen serupa, akan lebih cepat
memperbanyak diri (ber-proliferasi) dan segera menghasilkan antibodi untuk
menangkal virus/bakteri tersebut (Satgas IDAI, 2012). Imunisasi Combo berisi vaksin
pentavalen yaitu DPT-HB dan HiB

C. TUJUAN
1. Mencegah penyakit Difteri, Pertusis dan Tetanus untuk imunisasi DPT
2. Mencegah infeksi selaput otak, faringitis, otitis media, pneumonia, selulitis, artritis
dan epiglotitis untuk imunisasi HiB
3. Mencegah hepatitis B untuk imunisasi Hb

D. INDIKASI TINDAKAN
Semua bayi usia ≥2 – 4 bulan, booster usia 18 bulan
E. KONTRA INDIKASI TINDAKAN
1. Gejala kelainan otak
2. Gejala kelainan saraf serius
3. Kejang
4. Reaksi alergi pada saat DPT-Hb-HiB1 tidak dianjurkan untuk imunisasi selanjutnya

F. KEJADIAN IKUTAN PASKA IMUNISASI (KIPI)


1. Penyuntikan DPT menimbulkan reaksi local berupa kemerahan, bengkak serta nyeri
2. Demam tinggi >38,50 C
3. Iritabel, lesu
4. Kejang demam
5. Reaksi anafilaktik
6. Ensefalopati (jarang)

G. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


Penyuntikan secara intra muskular sebanyak 0,5cc

H. PROSEDUR TINDAKAN
1. Tahap Pra Interaksi:
a. Persiapan diri perawat
b. Verifikasi program
c. Persiapan alat
1) Baki berisi:
a) Vaksin combo (merek Pentabio/DPT-Hb-HiB)
b) Pelarut vaksin
c) Spuit 1 cc/sesuai ukuran yang diperlukan.
d) Jarum ukuran 22-25G
e) Alcohol swab
f) Bak tempat spuit.
g) Bengkok.
2) Pengalas
3) APD : Yas dan sarung tangan.
4) Buku KIA/KMS.
5) Safety box
6) Emergency kit (berisi adrenalin, infus set, cairan infus, kortikosteroid)
(Permenkes, RI No. 42 tahun 2013)
7) Alat tulis
d. Persiapan lingkungan : nyaman, menarik untuk anak, atraumatik

2. Tahap Orientasi:
a. Berikan salam terapeutik
b. Identifikasi pasien
c. Klarifikasi imunisasi sebelumnya yang telah didapat melalui ibu dan KMS.
d. Jelaskan tujuan dan prosedur imunisasi
e. Jelaskan KIPI imunisasi DPT-Hb-HiB
f. Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya

3. Tahap Kerja:
a. Perawat mencuci tangan.
b. Kenakan yas dan sarung tangan
c. Larutkan vaksin dengan pelarut yang tersedia, pastikan vaksin sudah
terlarut.
d. Ambil obat sesuai dosis (0,5ml), sisa obat dalam vial dikembalikan ke
tempat pendingin.
e. Ganti jarum
f. Tentukan tempat injeksi di paha kiri sebelah luar (1/3 bagian paha atas,
diukur dari trochanter mayor sampai condilus lateralis, bebaskan lokasi
penyuntikan dari pakaian klien.
g. Atur posisi klien senyaman mungkin (digendong/ dipangku atau tiduran di
atas kasur), paha sedikit fleksi.
h. Disinfeksi lokasi yang akan disuntik dengan alcohol swab, harus ditunggu
sampai benar-benar kering agar vaksin tidak rusak
i. Buang Alkohol swab yang sudah dipakai ke dalam bengkok.
j. Siapkan Alkohol swab yang akan dipakai untuk menekan area penyuntikan
setelah mencabut jarum.
k. Menyuntik secara IM pada area yang telah ditentukan, spuit ditusukkan
dengan kemiringan 90 derajat terhadap kulit dan lobang jarum menghadap
ke atas, lalu tusukkan jarum dengan hati – hati
l. Lakukan aspirasi dengan cara menarik plunger, bila tidak ada darah, dorong
plunger pelan – pelan sampai vaksin habis. Bila ada darah, cabut spuit lalu
ganti spuit dan vaksin.
m. Bila obat sudah habis, cabut jarum dengan posisi tetap
n. Rapikan klien dan bereskan alat – alat
o. Buka sarung tangan dan yas
p. Cuci tangan
q. Puji anak atas kerjasamanya.

4. Tahap Terminasi:
a. Evaluasi respon klien.
b. Pemberian pesan – pesan.
c. Imunisasi berikutnya.

5. Dokumentasi:
a. Imunisasi yang diberikan.
b. Waktu pemberian.
c. Dosis obat yang diberikan.
d. Respon klien.

6. Sikap:
a. Teliti
b. Empati
c. Peduli
d. Sabar
e. Sopan

I. SUMBER/REFERENSI

Hidayat, A.A.A. 2007. Buku Saku Praktikum Keperawatan Anak. Jakarta: EGC

Permenkes, RI No. 42 tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi

Satgas IDAI. 2017. Pedoman Imunisasi di Indonesia Edisi Kelima Tahun 2014. Ikatan
Dokter Anak Indonesia

Wong, D.L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai