Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEPERAWATAN PALIATIF

EVIDENCE BASE NURSING MANAJEMEN NYERI DENGAN TERAPI


MUSIK PADA KLIEN DENGAN CA MAMAE

Dosen Pembimbing : Lina Mahayati, M.Kep.,Sp.Kep,An

Disusun Oleh :

Kelompok I

Alwi Hasan (2018.01.001)

Ira Monika Hong (2018.01.009)

Matilda Ladus Amal (2018.01.019)

Salvator Hasi (2018.01.024)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH


SURABAYA

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul Evidence Base
Nursing Manajemen Nyeri dengan Terapi Music pada Klien dengan Ca Mamae
tepat waktu.
Makalah disusun guna memenuhi tugas dari Ibu Lina Mahayati,
M.Kep.,Sp.Kep,An Mata kuliah Keperawatan Paliatif Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
Evidence Base Nursing Manajemen Nyeri dengan Terapi Music pada Klien
dengan Ca Mamae.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada [Bapak/Ibu] selaku


[guru mata pelajaran/dosen mata kuliah]. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Surabaya, 12 November 2020

2
DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar .................................................................... 2

Daftar Isi .............................................................................. 3

BAB I Pendahuluan ............................................................. 4

Latar Belakang .................................................................... 4

Tujuan .................................................................................. 4

BAB II Pembahasan ............................................................ 6

Pengertian Terapi Musik ..................................................... 6

Tujuan Terapi Musik ........................................................... 6

Efek dari Terapi Musik ........................................................ 7

Alasan Terapi Musik di gunakan ........................................ 7

Penurunan nyeri dengan Terapi Musik Klasik .................... 8

BAB III Penutup .................................................................. 10

Kesimpulan .......................................................................... 10

Saran .................................................................................... 10

Daftar Pustaka ..................................................................... 11

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Carcinoma mammae (kanker payudara) merupakan salah satu masalah
kesehatan yang mengalami peningkatan secara cepat dan menjadi
penyebab kedua kematian di dunia. Hal ini dapat dilihat dari semakin
banyaknya laporan bahwa penyakit kanker cenderung menjadi salah satu
penyebab utama kematian pada wanita (Ricky, Rachmawaty, & Syam,
2018).
Carcinoma mammae merupakan penyakit yang paling ganas akibat
tumbuhnya sel kanker abnormal yang berasal dari sel-sel normal pada
payudara yang dapat berasal dari kelenjar susu, saluran susu, atau jaringan
penunjang seperti lemak dan saraf (Khasanah, 2013).
Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2010,
frekuensi sekitar 1%. di Indonesia, lebih dari 80% kasus ditemukan berada
pada stadium yang lanjut, dimana upaya pengobatan sulit dilakukan
(Kemenkes RI, 2015). Sulawesi Selatan sebanyak 2.975 kasus (Ricky et
al., 2018).
Pada penderita Ca mammae akan timbul rasa nyeri apabila sel kanker
sudah membesar, sudah timbul luka serta telah bermetastase ke tulang.
Nyeri pada kanker payudara merupakan gabungan antara fisik dan non
fisik (Sitinjak, Rulino, & Masliah, 2018). Apabila nyeri kanker tidak
ditangani segera maka akan berdampak pada fisik, psikologis, sosial, dan
spiritual. Dampak fisik yang ditimbulkan antara lain seperti kelelahan,
nafsu makan menurun, muntah, penurunan kekuatan otot (Munawaroh,
2018).
Nyeri atau rasa sakit merupakan respon yang paling dipahami oleh
individu ketika mengalami cidera. Nyeri terbagi menjadi 2 (dua) yaitu
nyeri akut dan nyeri kronik. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul
secara mendadak dan cepat menghilang, serta tidak melebihi 6 (enam)
bulan. Sedangkan nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara
perlahan-lahan dan melebihi 6 (enam) bulan (Martini, Watiningsih,

4
Pertama, & Lisnayani, 2018). Nyeri dapat muncul akibat adanya
rangsangan yang diterima oleh nociceptors pada kulit, bisa intesitas tinggi
maupun rendah seperti perenggangan dan suhu serta oleh lesi jaringan. Sel
yang mengalami nekrotik akan merilis K+ dan protein intraseluler.
Peningkatan kadar K+ ekstraseluler akan menyebabkan depolarisasi
nociceptor, sedangkan protein pada beberapa keadaan akan menginfiltrasi
mikroorganisme sehingga menyebabkan peradangan atau inflamasi.
Akibatnya, mediator nyeri dilepaskan seperti leukotrien, prostaglandin E2,
dan histamin yang akan merangsang nosiseptor sehingga rangsangan
berbahaya dan tidak berbahaya dapat menyebabkan nyeri (hiperalgesia
atau allodynia) (Baharudin, 2017).
Terapi yang dapat menurunkan intensitas nyeri yaitu dengan Terapi
farmakologis dan non farmakologis. Untuk menurunkan nyeri secara
farmakologi meliputi analgesik dengan penggunaan opioid. Obat opioid
ini berfungsi untuk penghilang rasa sakit yang bekerja dengan reseptor
opioid di dalam sel tubuh, obat ini dibuat dari tanaman opium seperti
morfin, dengan efek samping memperlambat pernapasan dan detak
jantung (Rahayuwati, Ibrahim, & Komariah, 2018). Sedangkan Terapi non
farmakologi salah satunya ialah terapi musik. Terapi musik merupakan
suatu bentuk terapi dibidang kesehatan yang menggunakan musik dan
aktivitas musik untuk mengatasi masalah dalam berbagai aspek fisik,
psikologis, kognitif dan kebutuhan sosial individu yang mengalami cacat
fisik (Faridah, 2016). Selain itu efek yang ditimbulkan seperti menurunkan
nyeri dan membuat relaksasi. Rangsangan musik meningkatkan pelepasan
endorfin sehingga mengurangi kebutuhan obat analgesik (Rilla, Ropii, &
Sriati, 2017).
2. Tujuan Penulisan
1) Mengetahui apa itu terapi musik
2) Mengetahui tujuan terapi musik
3) Mengetahui efek dari terapi musik
4) Mengetahui alasan terapi music digunakan
5) Mengetahui penurunan nyeri dengan terapi musik klasik

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Terapi Musik


Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan
rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, bentuk dan
gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang
bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental (Eka, 2011).
Terapi musik adalah suatu bentuk terapi dibidang kesehatan yang
menggunakan musik dan aktivitas musik untuk mengatasi masalah dalam
berbagai aspek fisik, psikologis, kognitif dan kebutuhan sosial individu
yang mengalami cacat fisik (Faridah, 2016).
Terapi musik merupakan salah satu bentuk terapi dalam bidang kesehatan
dengan menggunakan musik dan aktivitas musik untuk mengatasi berbagai
masalah. Bukti empiris mendukung terapi tersebut penggunaan musik
klasik dalam berbagai kondisi termasuk gangguan kejiwaan, medis
masalah, cacat fisik, gangguan sensorik, cacat perkembangan, penuaan
masalah, meningkatkan konsentrasi belajar, mendukung latihan fisik,
mengurangi stres dan kecemasan, serta perawatan tambahan pada pasien
dan manajemen kanker rasa sakit.

2. Tujuan Terapi Musik


Terapi musik ini juga mempunyai tujuan untuk membantu
mengekspresikan perasaan, membantu rehabilitasi fisik, memberi
pengaruh positif terhadap kondisi suasana hati dan emosi serta mengurangi
tingkat kecemasan serta menurunkan intensitas nyeri pada pasien. Terapi
musik juga dapat digunakan untuk berbagai kondisi termasuk gangguan

6
kejiwaan, masalah medis, cacat fisik, gangguan sensorik, cacat
perkembangan, masalah penuaan, meningkatkan konsentrasi belajar,
mendukung latihan fisik, serta mengurangi stres dan kecemasan (Larasati,
2016).
Semua terapi musik mempunyai tujuan yang sama, yaitu membantu
mengekspresikan perasaan, membantu rehabilitasi fisik, memberi
pengaruh positif terhadap kondisi suasana hati dan emosi, meningkatkan
memori, sertas menyediakan kesempatan yang unik untuk berinteraksi dan
membangun kedekatan emosional.
3. Efek dari Terapi Musik
Adapun efek yang ditimbulkan ialah dapat menurunkan nyeri dan
membuat relaksasi. Rangsangan musik meningkatkan pelepasan endorfin
sehingga mengurangi kebutuhan obat analgesik. Musik dapat
memperlambat serta menyeimbangkan gelombang otak, bahkan dapat
mempengaruhi irama pernapasan, denyut jantung, dan tekanan darah (Rilla
et al., 2017).
4. Alasan Terapi Musik di gunakan
Semua terapi musik mempunyai tujuan yang sama, yaitu membantu
mengekspresikan perasaan, membantu rehabilitasi fisik, memberi
pengaruh positif terhadap kondisi suasana hati dan emosi, meningkatkan
memori, sertas menyediakan kesempatan yang unik untuk berinteraksi dan
membangun kedekatan emosional.
Dengan demikian, terapi musik diharapkan dapat membantu mengatasi
stress, mencegah penyakit dan meringankan rasa sakit (Anugroho, 2012).
Jenis musik yang digunakan dalam terapi musik dapat disesuaikan dengan
keinginan, seperti musik klasik, instrumentalis, dan slow musik (Potter,
2005). Terapi musik dapat digunakan diberbagai jenis perawatan
kesehatan, mulai dari kelahiran hingga sekarat maut. Musik digunakan
untuk beberapa alasan antara lain :
1) Untuk meredakan rasa sakit yang berkaitan dengan anasthesia atau
pengurangan sakit.
2) Untuk menenangkan pasien

7
3) Untuk mengurangi kegelisahan selama melahirkan.
4) Efek Mozart, adalah salah satu istilah untuk efek yang bisa
dihasilkan sebuah musik yang dapat meningkatkan intelegensia
seseorang.
5) Refresing, pada saat pikiran seseorang lagi kacau atau jenuh,
dengan mendengarkan musik walaupun sejenak, terbukti dapat
menenangkan dan menyegarkan pikiran kembali.
6) Motivasi, hal yang hanya bisa dilahirkan dengan “feeling” tertentu.
Apabila ada motivasi, semangatpun akan muncul.
7) Berbagai penelitian dan literatur menerangkan tentang manfaat
musik untuk kesehatan, baik untuk kesehatan fisik maupun mental,
beberapa penyakit yang dapat ditangani dengan musik antara lain:
kanker, stroke, dimensi, nyeri, gangguan kemampuan belajar, dan
bayi prematur (Laila, 2011).
5. Penurunan nyeri dengan Terapi Musik Klasik
Terapi musik klasik Mozart dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori Gate
Control, bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme
pertahanan disepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahawa
impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls
dihambat saat sebuah pertahanan ditutup. Salah satu cara menutup
mekanisme pertahanan ini adalah dengan merangsang sekresi endorfin
yang akan menghambat pelepasan substansi P.
Musik klasik Mozart sendiri juga dapat merangsang peningkatan hormon
endorfin yang merupakan substansi sejenis morfin yang disuplai oleh
tubuh. Sehingga pada saat neuron nyeri perifer mengirimkan sinyal ke
sinaps, terjadi sinapsis antara neuron perifer dan neuron yang menuju otak
tempat seharusnya substansi P akan menghasilkan impuls. Pada saat
tersebut, endorfin akan memblokir lepasnya substansi P dari neuron
sensorik, sehingga sensasi nyeri menjadi berkurang (Laila, 2011).
Contoh hasil penelitian terapi music pada pasien :
1) Pasien I

8
Evaluasi keperawatan yang telah dilakukan penulis pada tanggal 8
Juni 2018 pukul 16.00 WIB diperoleh hasil sebagai berikut: hasil
evaluasi keperawatan berupa subyektif, yaitu: klien mengatakan
sudah tidak pusing lagi, klien mengatakan rasa nyerinya sudah
terkontrol dengan skala nyeri: 2 dan klien dapat beradaptasi dengan
rasa nyerinya semenjak mendengarkan musik klasik, data
objektifnya meliputi klien tampak tenang, wajah klien rileks dan
sudah tidak pernah menangis lagi, tanda-tanda vital klien dalam
batas normal, tekanan darah 120/80 mmhg, nadi 80x/menit,
pernafasan 20x/menit, suhu 36 °C. Monitor tanda-tanda vital dan
praktekan pemberian tehnik relaksasi distraksi terapi musik secara
rutin oleh klien ataupun keluarga.
2) Pasien II
Evaluasi keperawatan yang telah dilakukan penulis pada tanggal 9
Juni 2018 pukul 16.00 WIB diperoleh hasil sebagai berikut: hasil
evaluasi keperawatan berupa subyektif, yaitu: klien mengatakan
sudah tidak pusing lagi, klien mengatakan rasa nyerinya sudah
terkontrol dengan skala nyeri: 0 dan klien dapat beradaptasi dengan
rasa nyerinya semenjak mendengarkan musik klasik, klien
mengatakan fikirannya menjadi lebih tenang, klien mengatakan
menjadi lebih rileks dan tidak terpaku dengan penyakitnya, data
objektifnya meliputi klien tampak tenang, wajah klien rileks dan
sudah tidak pernah meringis lagi, tanda-tanda vital klien dalam
batas normal, tekanan darah 130/80 mmhg, nadi 85x/menit,
pernafasan 23x/menit, suhu 36 °C. Monitor tandatanda vital dan
klien akan rutin mempraktekan tehnik relaksasi distraksi terapi
musik secara mandiri oleh klien ataupun keluarga .

9
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Terapi musik adalah suatu bentuk terapi dibidang kesehatan yang
menggunakan musik dan aktivitas musik untuk mengatasi masalah dalam
berbagai aspek fisik, psikologis, kognitif dan kebutuhan sosial individu
yang mengalami cacat fisik (Faridah, 2016).
Semua terapi musik mempunyai tujuan yang sama, yaitu membantu
mengekspresikan perasaan, membantu rehabilitasi fisik, memberi
pengaruh positif terhadap kondisi suasana hati dan emosi, meningkatkan
memori, sertas menyediakan kesempatan yang unik untuk berinteraksi dan
membangun kedekatan emosional.
Adapun efek yang ditimbulkan ialah dapat menurunkan nyeri dan
membuat relaksasi. Rangsangan musik meningkatkan pelepasan endorfin
sehingga mengurangi kebutuhan obat analgesik.
2. Saran
1) Disarankan untuk menggunakan teknik ini sebagai intervensi
keperawatan mandiri pada pasien dengan masalah keperawatan
nyeri.
2) Diharapkan bagi perawat serta rumah sakit dapat menjadikan
musik klasik sebagai terapi komplementer, serta menambah
referensi untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan
pada pasien yang mengalami Ca Mammae (kanker payudara)
dengan nyeri dalam pemberian terapi musik klasik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Baharudin, M.2017. Patofisiologi nyeri. Simposium Nyeri, 13(1), 11–29.


Retrieved from http://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/view/5449

Eka. (2011). Mengenal terapi musik.


http://www.terapimusik.com/terapi_m usik.htm.

Faridah, V. N.2016. Terapi musik instrumental dan musik klasik mampu


menurunkan intensitas nyeri, 09, no 02(Agustus), 1–5. Retrieved from
https://jurnal.stikesmuhla.ac.id/wpcontent/uploads/2018/01/1- 5Virgianti-Nur-
Faridah.pdf

Khasanah.2013. Karsinoma mammae stadium IV dengan tanda-tanda


dyspnoe dan paraplegi ekstrimitas inferior. Medula, 1, no 2(Oktober), 43–52.
Retrieved from juke.kedokteran.unila.ac.id

Larasati, D. M.2016. Pengaruh terapi musik terhadap tingkat kecemasan


sebelum bertanding pada atlet futsal, 1–11. https://doi.org/10.1111/j.1469-
7610.2010.02280.x

Martini, M., Watiningsih, Pertama, A., & Lisnayani, K.2018. Terapi


distrkasi terhadap penurunan nyeri. Jurnal Kesehatan, 7 no 2(september), 353–
360. https://doi.org/10.24252/kesehatan.v 7i2.54

Munawaroh, K.2018. Gambaran skala nyeri pada pasien panker


kolorektal yang menjalani kemoterapi. Gaster | Jurnal Ilmu Kesehatan, 16(2), 160.
https://doi.org/10.30787/gaster.v16i2 .291

11
Potter & Perry. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan. Edisi 4.
Volume 1. Jakarta: EGC

Rilla, E. V., Ropii, H., & Sriati, A. 2017. Terapi murrotal efektif
menurunkan tingkat nyeri dibanding terapi musik pada pasien pascabedah. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 17(2), 74– 80. https://doi.org/10.7454/jki.v17i2.444

Ricky, Rachmawaty, R., & Syam, Y. 2018. Efektifitas progressive muscle


relaxation terhadap kecemasan pada pasien kanker payudara yang menjalani
kemoterapi. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, 7, no 2(november), 101– 221.

Puji Lestari ; Machmudah ; Elisa. (2017). Efektifitas Terapi Musik


Terhadap Skala Nyeri pada Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum dr. H
Soewondo Kendal. Jurnal Keperawatan Global

Rizqi Apriani Pujianto ; Ricky Zainuddin. (2019). Penerapan Terapi


Musik Klasik dalam Menurunkan Nyeri pada Pasien Ca Mammae Literaure
Review. Jurnal Keperawatan Global, volume 4

Labora Sitinjak ; Leo Rulino ; Regina Masliah. (2018). Manajemen Nyeri


pada Pasien Kanker Payudara dengan Menggunakan Teknik Distraksi Terapi
Musik Di RSUD Koja. Jurnal Keperawatan Global, volume 4

12

Anda mungkin juga menyukai