Anda di halaman 1dari 12

MK.

Keperawatan Paliatif dan Menjelang Ajal

LAPORAN MAKALAH KELOMPOK 6


TERAPI KOMPLEMENTER PADA PASIEN PALIATIF CARE : TERAPI MUSIK

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Erna Marni, M.Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :

Aina Alfatinah 19031001


Amey Novela R 19031016
Reza Kurniawan Syahputra 19031018
Sabrina Elys HTB 19031019
Ridho Akmal Hriry 16031032

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN STIKES HANG TUAH


PEKANBARU PEKANBARU 2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah terkait “Terapi Komplementer Pada Pasien
Paliatif Care : Terapi Musik” ini dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
dalam mata kuliah Keperawatan Paliatif dan Menjelang Ajal. Selain itu, kami juga berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita semua.
Kami menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan.
Semoga apa yang dituangkan dalam makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan
umumnya teman-teman yang membaca. Dengan ini, kami memohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata, kalimat maupun bahasa yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak
sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 25 November 2021

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar .................................................................................................................................


i

Daftar Isi .........................................................................................................................................


ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................
1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................


1

1.2. Tujuan................................................................................................................................... 1

1.2.1 Tujuan Umum ................................................................................................................. 1

1.2.2 Tujuan Khusus ................................................................................................................ 1

1.3. Manfaat Penulisan ................................................................................................................


2

BAB II LANDASAN TEORI .........................................................................................................


3

2.1. Definisi Terapi Musik ....................................................................................................... 3

2.2. Jenis Jenis Terapi Musik .................................................................................................. 3

2.3. Bentuk Terapi Musik ........................................................................................................ 4

2.4. Tujuan Terapi Musik ......................................................................................................... 4

2.5. Manfaat Terapi Musik ....................................................................................................... 4

2.6. Kelebihan dan Kekurangan Terapi Musik ........................................................................ 4

2.7. Indikasi dan Kontraindikasi Terapi Musik ....................................................................... 4

2.8. Hal Yang Perlu Diperhatikan ........................................................................................... 5

2.9. Penatalaksanaan Terapi Musik ......................................................................................... 5

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ..........................................................................................


6

3.1. Jurnal ................................................................................................................................. 6

BAB IV PENUTUP..........................................................................................................................8

2.1. Kesimpulan.................................................................................................................... ....8

2.2. Saran................................................................................................................................. . 8

DAFTAR

PUSTAKA ............................................................................................. ........................9

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Selama ini musik dikenal oleh masyarakat, dimulai sejak jaman prasejarah hingga
sekarang. Pada dasarnya, musik tercipta melalui bunyi bunyi yang terdengar oleh telinga kita
sebagai suatu susunan irama yang beraturan. Dalam hal ini, semua yang di alam ini secara
tidak langsung hisasebagai alat musik. Selain itu musik merupakan seni budaya hasil cipta,
rasa dan karsa manusia yang di tata berdasarkan bunyi yang indah berirama atau dalam
bentuk lagu. Musik berfungsi untuk menentramkan pikiran dari beban kemanusiaan dan
menghibur manusia. Musik memberi rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi otak seperti
fungsi ingatan, belajar, mendengar, berbicara, serta analisis intelek dan fungsi kesadaran
(Satiadarma, 2004).

Terapi musik mulai berkembang di Amerika Serikat dan diseluruh dunia. Hal ini
menunjukkan menunjukkan bahwa musik selain memiliki aspek estetika, juga aspek terapetik,
sehingga musik banyak digunakan untuk membantu panyembuhan, menenangkan, dan
memperbaiki kondisi fisiologis pasien maupun tenaga medis dalam dunia kedokteran disebut
Complementary Medicine (Halim, 2003).

Terapi musik sekarang digunakan secara komprehensif termasuk untuk mengatasi rasa
sakit, manajemen stres ataupun stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Beberapa
riset juga menunjukan bahwa musik terapi efektif di gunakan untuk mengoptimalkan status
kesehatan seseorang baik fisik maupun mental. Jenis musik yang kerap kali digunakan
sebagai terapi adalah jazz, blues, classic, pop dan rock. Namun di Indonesia kebanyakan
menggunakan musik classic dan jazz sebagai terapi.

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dalam mata kuliah Keperawatan Paliatif & Ajal, dan
menambah wawasan pengetahuan mahasiswa terkait “Terapi Komplementer
Pada Pasien Paliatif Care : Terapi Musik”
1.2.2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami defenisi Terapi Komplementer Pada
Pasien Paliatif Care : Terapi Musik
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami jenis Terapi Komplementer Pada
Pasien Paliatif Care : Terapi Musik
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tujuan Terapi Komplementer Pada

1
Pasien Paliatif Care : Terapi Musik
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami manfaat Terapi Komplementer Pada
Pasien Paliatif Care : Terapi Musik
5. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami indikasi dan kontraindikasi Terapi
Komplementer Pada Pasien Paliatif Care : Terapi Musik
6. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami penatalaksanaan Terapi
Komplementer Pada Pasien Paliatif Care : Terapi Musik
1.3. Manfaat

Makalah ini sekirannya dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan mengenai


Terapi Komplementer Pada Pasien Paliatif Care : Terapi Musik, serta menambah wawasan
mahasiswa/I keperawatan ajal & paliatif secara lebih dalam mengetahui Terapi
Komplementer Pada Pasien Paliatif Care : Terapi Musik.

2
BAB II LANADASAN TEORI

2.1. Pengertian Terapi Musik

Menurut Aspiani (2014) terapi musik adalah keahlian menggunakan musik dan
elemen musik oleh seorang terapis untuk meningkatkan, mempertahankan dan
mengembalikan kesehatan mental, fisik, emosional dan spiritual. Terapi musik adalah suatu
bentuk terapi dengan mempergunakan musik secara sistematis, terkontrol dan terarah di
dalam menyembuhkan, merehabilitasi, mendidik serta melatih orang yang menderita
gangguan fisik, mental dan emosional.

Menurut Mucci (2004, dalam Saraswati, 2016), terapi musik adalah menggunakan
musik yang sederhana, menenangkan dan mempunyai tempo yang teratur sebagai salah satu
cara untuk mengatasi stres dan menimbulkan kondisi rileks pada seseorang. Djohan (2006
dalam Saraswati, 2016) mendefinisikan terapi musik adalah penggunaan musik dan atau
elemen musik (suara, irama, melodi dan harmoni) yang bertujuan untuk membangun
komunikasi, meningkatkan relasi interpersonal, belajar, meningkatkan mobilitas,
mengungkapkan ekspresi dan untuk mencapai tujuan terapi lainnya.

2.2. Jenis-jenis Musik Terapi

Menurut Mucci (2004 dalam Saraswati, 2016), pemilihan jenis musik sangat penting
untuk memberikan efek terapi. Musik yang dipilih hendaknya yang sederhana, menenangkan
dan mempunyai tempo yang teratur. Jenis musik yang tidak disarankan untuk terapi adalah
musik pop, disko, rock and roll dan musik yang berirama keras. Adapun jenis musik yang
sering digunakan sebagai terapi antara lain:

a. Musik Klasik
Merupakan perpaduan instrumen yang menggunakan violin, biola, piano dan cello
sebagai musiknya. Musik klasik memiliki dampak psikofisik yang menimbulkan kesan
rileks, santai, cenderung membuat detak jantung bersifat konstan, memberi dampak
menenangkan dan menurunkan stres. Namun, pemakaian jenis musik ini perlu
mempertimbangkan tentang waktu tampilan musik, taraf usia perkembangan dan latar
belakang budaya (Fausi, 2006 dalam Saraswati, 2016).
b. Musik Relaksasi
Merupakan musik bernuansa lembut, monoton dan datar. Kelembutan musiknya
bisa menenangkan seseorang. Musik ini digunakan sebagai salah satu cara untuk
mengatasi stres, cemas dan menimbulkan kondisi rileks pada seseorang. Wigram et. al
(2001, dalam Saraswati, 2016) menyebutkan elemen-elemen musik yang dapat
memengaruhi relaksasi diantaranya tempo yang stabil, perubahan secara bertahap pada
volume, irama, timbre, pitch dan harmoni, garis melodi yang terprediksi, pengulangan
materi, struktur dan bentuk yang tetap. Mucci (2004, dalam Saraswati, 2016) mengatakan,
3
musik relaksasi yang terbaik adalah musik instrumental, musik alam sekitar dan musik
mediatif

2.3. Bentuk terapi musik

Ada dua macam bentuk terapi musik :

1) Terapi aktif Terapi aktif adalah keahlian menggunakan musik dan elemen musik untuk
meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan mental, fiisk, emosional,
dan spiritual. Terapi aktif ini dapat dilakukan dengan cara mengajak pasien bernyanyi,
belajar bermain musik bahkan membuat lagu yang singkat atau dengan kata lain terjadi
interaksi yang aktif antara yang diberi terapi dengan yang memberi terapi.
2) Terapi pasif Terapi pasif adalah dengan cara mengajak klien mendengarkan musik, dan
hasilnya akan efektif bila pasien mendengarkan musik yang disukainya

2.4. Tujuan terapi musik

Terapi musik mempunyai tujuan membantu mengekspresikan perasaan, membantu


rehabilitasi fisik, memberi pengaruh positif terhadap suasana hati dan emosi, meningkatkan
emosi, serta menyediakan kesempatan yang unik untuk berinteraksi dan membangun
kedekatan emosional. Dengan demikian, terapi musik juga dapat membantu mengatasi stres
atau kecemasan, mencegah penyakit, dan menghilangkan rasa sakit (Gusti, 2014)

2.5. Manfaat terapi musik

1. Meningkatkan, memulihkan dan memelihara emosional, sosial dan spiritual


2. Meningkatkan kualitas fisik dan mental
3. Mengobati penyakit dan meningkatkan kemampuan pikiran sesama
4. Merelaksasikan tubuh dan pikiran
5. Meningkatkan motivasi tubuh dan meningkatkan kekebalan tubuh
6. Menyeimbangkan tubuh dan jiwa serta meningkatkan kecerdasan

2.6. Kelebihan dan kekurangan terapi musik klasik

1) Kelebihan
Penggunaan musik klasik sebagai terapi tidak merusak, tidak mahal, aman, tidak
membutuhkan keahlian khusus dalam pemberiannya dan tidak ada efek samping yang
negatif, serta dapat menurunkan tekanan darah
2) Kekurangan
Penggunaan musik klasik harus menggunakan media untuk mendengarkan, tidak
bisa dilakukan pada pasien dengan gangguan pendengaran

4
2.7. Indikasi dan Kontraindikasi Terapi Musik
Dalam Aspiani (2014) dijelaskan beberapa indikasi pemberian terapi musik pada
lansia, yaitu:

a. Lansia yang mengalami insomnia. Pada lansia dengan insomnia, pemberian terapi
musik dapat memberikan efek relaksasi yang dapat menimbulkan perasaan mengantuk
sehingga lansia dapat tertidur.
b. Lansia yang mengalami kesepian. Musik bisa menjadi teman dan mengalihkan
perhatian lansia dari perasaan kesepiannya.
c. Lansia yang mengalami depresi, stres dan trauma. Musik mampu memberikan hiburan
sehingga dapat menghilangkan stres
d. Lansia yang mengalami kecemasan. Dengan pemberian terapi musik diharapkan dapat
menurunkan tingkat kecemasan yang dialami oleh lansia.
e. Lansia yang mengalami penolakan terhadap lingkungan.

Menurut Aspiani (2014), kontraindikasi pemberian terapi musik adalah pada lansia
yang mengalami gangguan pendengaran/ tuna rungu.

2.8. Hal yang perlu diperhatikan

▪ Perawat hendaknya memberikan pendidikan kesehatan terhadap klien dan keluarga


tentang pentingnya melakukan terapi musik untuk mengurangi stress dan meningkatkan
relaksasi.
▪ Dalam penerapan terapi musik, perawat terlebih dahulu mengkaji dan beradaptasi dengan
budaya klien. Suku, budaya dan keyakinan klien mempengaruhi pemilihan jenis musik
yang disukai pasien
▪ Perawat dapat memberikan alternatif kepada klien untuk memilih musik dengan irama
lembut dan berefek menenangkan bagi klien.

2.9. Pelaksanaan Terapi Musik

Penggunaan terapi musik instrumental yang diberikan 30 menit sampai satu jam
setiap hari menjelang waktu tidur secara efektif dapat mengurangi gangguan tidur (Dhojan,
2006 dalam Laily, 2017). Prosedur:

1. Kaji apakah klien ingin mendengarkan musik dan musik apa yang disenangi
2. Tawarkan berbagai jenis musik kepada klien.
3. Tawarkan kepada klien apakah pasien ingin menggunakan headphones untuk
meminimalkan suara dari luar
4. Membantu pasien untuk menyiapkan perlengkapan musik yang dibutuhkan
5. Menganjurkan kepada klien untuk merilekskan seluruh fikiran mengikuti irama lagu yang
didengarkan atau dinyanyikan.

5
BAB III PEMBAHASAN

3.1 Jurnal

Jurnal Keperawatan Silampari Volume 4, Nomor 2, Juni 2021 tentang TERAPI MUSIK
EFEKTIF TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN KANKER.

Kecemasan pada pasien kanker merupakan gangguan psikologi yang disebabkan karena pasien
menghadapi ketidakpastian, kekhawatiran tentang efek pengobatan kanker, takut akan perkembangan
kanker yang mengakibatkan kematian, dalam beberapa situasi mereka merasa marah, takut sedih dan
tertekan serta seringkali mengalami perubahan suasana hati (Baqutayan, 2019). Kecemasan sangat umum
terjadi dan tidak butuh spesialis untuk penanganan, namun bila kondisinya kronis, ditandai dengan
kurangnya minat, suasana hati terkadang tidak menentu, hilangnya kesenangan secara terus menerus,
sehingga perlu upaya penanganan agar bisa berfungsi secara normal (Roddis & Tanner, 2020). Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi musik terhadap penurunan kecemasan pasien kanker.
Metode penelitian ini adalah tinjauan literatur menggunakan lima database yaitu PubMed, ProQuest,
Science Direct, Clinicalkey dan Google Scholar dengan menggunakan kata kunci berdasarkan PICO.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lima artikel yang dianalisis, semua artikel melaporkan bahwa terapi
musik efektif terhadap penurunan kecemasan pasien kanker. Musik memiliki efek, psikologis, fisik, sosial
dan spiritual yang dapat meningkatkan dukungan pada perawatan pasien kanker, mampu meningkatkan
mood dan meningkatkan kualitas hidup pasien kanker, sehingga dapat diaplikasikan dalam pemberian
intervensi keperawatan untuk menurunkan kecemasannya. Simpulan, terapi musik merupakan salah satu
terapi yang efektif untuk menurunkan kecemasan mulai dari anak-anak, dewasa sampai usia lanjut.
Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa terapi musik efektif untuk penurunan kecemasan
pasien kanker. Penelitian yang dilakukan oleh Kühlmann et al., (2016) membuktikan bahwa terapi musik
memberikan manfaat dan efek jangka pendek kepada orang yang mengalami depresi selain itu terapi
musik mampu menunjukkan khasiat penurunan tingkat kecemasan, sehingga diharapkan peneliti
mempertimbangkan penggunaan intervensi terapi musik untuk penurunan tingkat kecemasan dan depresi
pasien kanker. Terapi musik merupakan intervensi keperawatan, dimana musik dijadikan sebagai media
untuk aktifitas terapeutik dengan tujuan untuk memelihara, memperbaiki serta pengembangan kesehatan
mental, kesehatan fisik, dan kesehatan emosi (Padila et al., 2020). Adapun praktik keperawatan berbasis
bukti yang berkembang menunjukkan kemajuan dalam membantu pasien menurunkan kecemasan yaitu
terapi musik (Li et al., 2020).
Penelitain lain menyebutkan bahwa intervensi terapi musik secara signifikan mengurangi komplikasi
fisiologis dan psikologi dari pasien yang menderita osteosarcoma, efektif dalam pengurangan rasa sakit,
gelisah dan mampu meningkatkan kualitas tidur pasien (Liu et al., 2019). Dalam tinjauan ini akan
dibahas terkait intervensi terapi musik pada pasien kanker yang akan menjalani tindakan medis seperti
kemoterapi, brakiterapi dan pre operasi. Latif et al., (2020) memaparkan bahwa dari ketiga sesi terapi
musik secara signifikan menurunkan tingkat kecemasan pasien kanker yang menjalani kemoterapi
(p<0,001) pada kelompok intervensi, selain itu didapatkan (p-0,139) dengan demikian tidak ada
penurunan kecemasan yang signifikan pada kelompok control. Sehingga kesimpulan dari penelitian ini
bahwa terapi musik efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan pada pasien kanker yang menjalani
kemoterapi. Penelitian yang dilakukan oleh Nurhalimah (2020) menunjukkan penurunan tingkat
kecemasan pada pasien kanker serviks yang menjalani tindakan brakiterapi, dimana terapi musik klassik
mampu menurunkan tingkat kecemasan sebesar 11,62%.dengan p-value sebesar 0,00 atau (p
value<0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tinkat kecemasan sebelum
dan sesudah pemberian terapi musik klassik. Hasil peneliatian ini membuktikan bahwa intervensi terapi
6
musik efektif mengurangi rasa sakit dan kecemasan pada pasien pasien kanker yang menjalani tindakan
khemoterapi. Penelitian ini menggunakan study doule blind, RCT, dimana bertujuan untuk melihat
efektifitas terapi musik terhadap pengurangan kecemasan dan depresi dari pasien kanker payudara yang
akan menjalani tindakan khemoterapi. Terapi ini diberikan selama 24 minggu, setiap sesi terdiri dari 30
menit. Penelitian ini terdiri dari 60 pasien yang direkrut secara acak, yang terdiri dari 30 pasien
dimasukkan dalam kelompok intervensi sedangkan 30 lainnya dimasukkan dalam kelompok control.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi terapi musik menunjukkan dampak terhadap penurunan
kecemasan (p<5). Efektifitas penurunan kecemasan pada pasien kanker terlihat lebih baik pada minggu
ke 6. Sehingga terapi musik ini dapat direkomendasikan sebagai intervensi untuk menurunkan
kecemasan pasien kanker yang akan menjalani tindakan kemoterapi (Çelebi et al., 2020). Beberapa hasil
penelitian membuktikan bahwa terapi musik efektif terhadap penurunan kecemasan pasien kanker, hal ini
dibuktikan dari penelitian Rossetti et al., (2017) guide imagery and musik memiliki efek, psikologis,
fisik, sosial dan spiritual yang dapat meningkatkan dukungan pada perawatan pasien kanker. terapi musik
mampu meningkatkan mood dan meningkatkan kualitas hidup pasien kanker. Sebuah literature
menjelaskan bahwa terapi musik mampu menstabilkan denyut jantung, laju pernafasan dan juga
menstabilkan tekanan darah penderita (Nuwa & Kiik, 2020; Wang et al., 2018). Terapi musik sebagai
salah satu terapi komplementer yang dapat diaplikasikan dalam pemberian intervensi keperawatan di
Rumah sakit untuk menurunkan kecemasan penderita kanker

7
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Terapi musik adalah penggunaan musik untuk relaksasi, mempercepat penyembuhan.


Meningkatkan fungsi mental dan menciptakan rasa sejahtera. Musik dapat mempengaruhi
fungsi-fungsi fisiologis, seperti respirasi, denyut jantung dan tekanan darah (Djohan, 2006).

Musik juga dapat menurunkan kadar hormon kortisol yang meningkat pada saat stres.
Musik juga merangsang pelepasan hormon endorfin, hormon tubuh yang memberikan
perasaan senang yang berperan dalam penurunan nyeri (Djohan, 2006). Terapi musik
memiliki kelebihan sebagai intervensi yang dapat diterapkan secara sederhana, noninvasif,
perangsang relaksasi nonfarmakologis yang aman, murah, dan efektif.

4.2 Saran

Kita sebagai mahasiswa keperawatan seharusnya lebih mengembangkan pengetahuan


tentang bagaimana perawatan secara paliatif dengan menggunakan metode terapi musik.
Sebagai perawat, kita perlu melakukan asuhan keperawatan yang terorganisir untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan memberikan hasil yang berdampak.

8
DAFTAR PUSTAKA

Natalia. Dian. 2013. “Terapi Musik Bidang Keperawatan”.Jakarta; Mitra Wacana Media

Jazmarizal. Sastra. Dkk. 2011.“Pengaruh Terapi Musik Klasik (Mozart) Terhadap


Penurunan Tekanan Darah Sistolik Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Puskesmas Air Dingin
Kecamatan Koto Tangah Padang”. Padang

Anda mungkin juga menyukai