Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH TERAPI MUSIK

Untuk memenuhi salah satu mata kuliah Natural Basic Therapy II


Dosen : Lestari Puji Astuti, S.SiT, M.Kes

Kelompok kelas E (Jepara) :


1. Anis Syafaatun
2. Alvira Candra Afririnta
3. Endang Werdiningsih
4. Evi Rochmawati
5. Naning Yulistin
6. Min Dianafsien
7. Samatul Fitriyani

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah swt. karena telah memberikan rahmat dan
perlindungan-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
            Adapun makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Natural Basic Therapy II.
            Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Kemudian, kami tak lupa untuk mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua orang yang telah membantu dalam terselesainya makalah
ini. Semoga mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Jepara, 24 November 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................... 1
DAFTAR ISI......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah........................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Terapi Musik................................................................................... 6
1. Definisi Terapi Musik............................................................... 6
2. Jenis Terapi Musik.................................................................... 7
3. Manfaat Terapi Musik............................................................... 8
B. Efek Terapi Musik Dalam Managemen Nyeri Persalinan.............. 12
C. Manfaat Terapi Musik Saat Kehamilan.......................................... 13
D. Pengaruh Musik Pada Persalinan.................................................... 14
E. Menggunakan Terapi Musik Untuk Mengurangi Rasa Sakit Saat
Melahirkan
.........................................................................................................
.........................................................................................................
15
F. Cara Musik Bekerja........................................................................ 16
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Asuhan Kebidanan.......................................................................... 18
BAB IV PEMBAHASAN
1. Terapi Musik Dalam Kesehatan................................................ 26
2. Terapi Musik Dalam Sejarah Peradaban Islam......................... 28
3. Terapi Musik Dalam Budaya.................................................... 30
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 32
B. Saran............................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA

2
LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup diluar

uterus melalui vagina kedunia luar. Proses persalinan tidak harus melalui persalinan

normal (pervaginan) tetapi dapat juga melalui persalinan anjuran yaitu persalinan

dengan pemberian pitocin dan prostaglandin sebagai ransangan, sedangkan

persalinan buatan yaitu persalinan yang berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar

misalnya ekstraksi dengan forceps atau dilakukan dengan operasi sectio caesarea.

Persalinan yang berlangsung dalam waktu lama dapat menyebabkan nyeri,

kecemasan, dan stress yang tinggi pada ibu saat pe rsalinan. Hal ini ibu dapat

merasakan nyeri yang cukup hebat karena akan berpengaruh buruk pada fisiologis

persalinan, meskipun nyeri salah satu mekanisme pertahanan tubuh yaitu suatu tIbu

bahaya atau peringatan selama persalinan

Ketakutan akan rasa sakit saat melahirkan normal membuat para peneliti

mencari tahu hal yang menyebabkan rasa sakit agar bisa menemukan cara untuk

mengatasinya. Mereka kemudian menemukan bahwa penyebab rasa sakit itu

ketegangan dan rasa sakit. Oleh karena itu, untuk mengurangi rasa sakit tersebut,

seorang ibu hamil harus merasa rileks dan santai saat persalinan.

3
Salah satu cara untuk menjadi lebih tenang saat akan melahirkan adalah dengan

mendengarkan musik. Metode ini dinamakan dengan terapi musik. Musik yang biasa

digunakan adalah musik yang musik meditasi yoga. Saat musik didengarkan, sistem

saraf dan kelenjar otak akan mengolahnya. Hal inilah yang kemudian akan membuat

metabolisme tubuh meningkat dan menjadi lebih baik. Jika kekebalan tubuh

meningkat, maka tubuh akan menjadi lebih kuat untuk menghadapi rasa sakit yang

akan dialami oleh ibu hamil

Dewasa ini musik telah menjadi bagian yang tidak terlepas dari kehidupan kita

sehari-hari. Hampir semua tempat-tempat umum seperti mall-mall besar dan restoran

memutarkan alunan musik yang dapat di nikmatipengunjungnya. Namun ternyata

musik tidak hanya sekedar untuk di nikmati tetapi mempunyai efek positif terhadap

kesehatan. Banyak study terakhir menunjukkan perkembangan terapi musik antara

lain sebagai terapi saat kehamilan, persalinan, dan untuk stimulasi perkembangan

otak anak.

Penggunaan Terapi Musik atau music therapy di dunia medis sebagai bagian dari

perawatan holistik terhadap pasien, bukan sesuatu yang baru. Di negara maju seperti

Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia dan Jepang, Terapi Musik lazim

diberikan sebagai tindakan klinis tambahan kepada pasien, misalnya pada penderita

kanker, demensia, alzheimer dan kepada pasien autistik.

Musik diperdengarkan kepada pasien yang tengah menjalani perawatan radiologi

untuk mengurangi level stress, kepada pasien pascaoperasi transplantasi sel induk

sumsum tulang belakang untuk membantu mengatasi rasa sakit dan mual, kepada

lansia untuk meningkatkan  derajat kesehatan dan kesejahteraan, kepada  bayi baru

lahir untuk membantu proses adaptasi, dan kepada bayi prematur untuk

4
meningkatkan kemampuan menyusu, tidur dan mempertahankan tIbu-tIbu vital

normal.

Di dunia kebidanan, dalam 25 tahun terakhir ini, para peneliti dan klinisi telah

mulai mengeksplorasi penggunaan Terapi Musik  bagi  pasien kebidanan, baik ibu

hamil maupun ibu bersalin.  Hal ini juga sejalan dengan semakin  maraknya  tren

natural birth, sebuah filosofi persalinan yang meyakini bahwa dengan persiapan

matang, ibu sesungguhnya dapat menjalani proses persalinan tanpa harus mendapat

intervensi medis berupa pemberian obat-obatan pengurang rasa nyeri. Maka dari itu

dalam penyusunan makalah ilmiah ini penulis akan sedikit memaparkan masalah

mengenai terapi musik pada saat persalinan.

B. Rumusan Masalah

Dalam penyusunan makalah ilmiah ini penulis merumuskan masalah-masalah

sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari terapi musik ?

2. Apa saja jenis dari terapi musik ?

3. Apa manfaat dari terapi musik ?

4. Bagaimana pengaruh terapi musik dengan persalinan ?

5. Bagaimana cara kerja terapi musik ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penyusunan makalah ilmiah ini yaitu untuk :

1. Mengetahui pengertian dari terapi musik.

2. Mengetahui jenis dari terapi musik.

3. Mengetahui manfaat dari terapi musik.

5
4. Mengetahui pengaruh terapi musik dengan persalinan.

5. Mengetahui cara kerja terapi musik.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Terapi Musik

1. Definisi Terapi Musik

Terapi musik sebagai teknik yang digunakan untuk penyembuhan suatu

penyakit dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu. Jenis musik yang

digunakan dalam terapi musik dapat disesuaikan dengan keinginan, seperti musik

klasik, instrumentalis, dan slow musik. Terapi musik adalah suatu proses yang

menggabungkan antara aspek penyembuhan musik itu sendiri dengan kondisi dan

situasi baik fisik atau tubuh, emosi, mental, spiritual, kognitif dan kebutuhan

sosial seseorang.

Terapi musik adalah penggunaan musik untuk relaksasi, mempercepat

penyembuhan, meningkatkan fungsi mental dan menciptakan rasa sejahtera.

Musik dapat mempengaruhi fungsifungsi fisiologis, seperti respirasi, denyut

jantung dan tekanan darah. Alunan musik lembut yang menenangkan dan

stimulasi gelombang otak dengan frekuensi deep delta untuk merangsang kondisi

relaksasi yang dalam. Pada kondisi deep delta, akan terjadi pelepasan endorfin

yang merupakan zat anestesi alami. Terapi musik klasik dapat membantu

menghilangkan atau meringankan berbagai rasa sakit misalnya meredakan nyeri

6
akibat suatu penyakit, nyeri punggung, rematik arthritis, luka bakar, luka

kecelakaan, nyeri penderita kanker, nyeri persendian, nyeri pada otot, nyeri pasca

operasi dan jenis nyeri lainnya.

Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan

ransangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya

yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk

kesehatan fisik dan mental. Musik memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit

dan meningkatkan kemampuan pikiran seseorang. Musik diterapkan menjadi

sebuah terapi dan musik dapat meningkatkan, memulihkan, memelihara kesehatan

fisik,n mental, emosional, sosial dan spiritual. Hal ini disebabkan musik memiliki

beberapa kelebihan, yaitu karena musik bersifat nyaman, menenangkan, membuat

rileks, berstruktur, dan universal. Terapi musik adalah terapi yang universal dan

bisa diterima oleh semua orang karena kita tidak membutuhkan kerja otak yang

berat untuk menginterpretasi alunan musik. Terapi musik sangat mudah diterima

organ pendengaran kita dan kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan ke

bagian otak yang memproses emosi (sistem limbik).

2. Jenis Terapi Musik

Dalam dunia penyembuhan dengan musik, dikenal 2 macam terapi musik,

yaitu:

a. Terapi Musik Aktif.

Dalam terapi musik aktif pasien diajak bernyanyi, belajar main menggunakan

alat musik, menirukan nada-nada, bahkan membuat lagu singkat. Dengan kata

lain pasien berinteraksi aktif dengan dunia musik. Untuk melakukan Terapi

7
Musik katif tentu saja dibutuhkan bimbingan seorang pakar terapi musik yang

kompeten.

b. Terapi Musik Pasif.

Inilah terapi musik yang murah, mudah dan efektif. Pasien tinggal

mendengarkan dan menghayati suatu alunan musik tertentu yang disesuaikan

dengan masalahnya. Hal terpenting dalam Terapi Musik Pasif adalah

pemilihan jenis musik harus tepat dengan kebutuhan pasien.

3. Manfaat Terapi Musik

Ada banyak sekali manfaat terapi musik. Jika disebutkan satu per satu

semuanya, tentu saja butuh banyak waktu. Di bawah ini adalah sepuluh manfaat

utama terapi musik menurut para pakar terapi musik.

a. Relaksasi, Mengistirahatkan Tubuh dan Pikiran

Manfaat yang pasti dirasakan setelah melakukan terapi musik adalah perasaan

rileks, tubuh lebih bertenaga dan pikiran lebih fresh. Terapi musik

memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk mengalami relaksasi

yang sempurna. Dalam kondisi relaksasi (istirahat) yang sempurna itu, seluruh

sel dalam tubuh akan mengalami re-produksi, penyembuhan alami

berlangsung, produksi hormon tubuh diseimbangkan dan pikiran mengalami

penyegaran.

b. Meningkatkan Kecerdasan

Sebuah efek terapi musik yang bisa meningkatkan intelegensia seseorang

disebut Efek Mozart. Hal ini telah diteliti secara ilmiah oleh Frances Rauscher

et al dari Universitas California. Penelitian lain juga membuktikan bahwa

masa dalam kandungan dan bayi adalah waktu yang paling tepat untuk

8
menstimulasi otak anak agar menjadi cerdas. Hal ini karena otak anak sedang

dalam masa pembentukan, sehingga sangat baik apabila mendapatkan

rangsangan yang positif. Ketika seorang ibu yang sedang hamil sering

mendengarkan terapi musik, janin di dalam kandungannya juga ikut

mendengarkan. Otak janin pun akan terstimulasi untuk belajar sejak dalam

kandungan. Hal ini dimaksudkan agar kelak si bayi akan memiliki tingkat

intelegensia yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang dibesarkan

tanpa diperkenalkan pada musik.

c. Meningkatkan Motivasi

Motivasi adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan perasaan dan mood

tertentu. Apabila ada motivasi, semangat pun akan muncul dan segala kegiatan

bisa dilakukan. Begitu juga sebaliknya, jika motivasi terbelenggu, maka

semangat pun menjadi luruh, lemas, tak ada tenaga untuk beraktivitas. Dari

hasil penelitian, ternyata jenis musik tertentu bisa meningkatkan motivasi,

semangat dan meningkatkan level energi seseorang.

d. Pengembangan Diri

Musik ternyata sangat berpengaruh terhadap pengembangan diri seseorang.

Hati-hati, karena musik yang Ibu dengarkan menentukan kualitas pribadi Ibu.

Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa orang yang punya masalah

perasaan, biasanya cenderung mendengarkan musik yang sesuai dengan

perasaannya. Misalnya orang yang putus cinta, mendengarkan musik atau lagu

bertema putus cinta atau sakit hati. Dan hasilnya adalah masalahnya menjadi

semakin parah. Dengan mengubah jenis musik yang didengarkan menjadi

musik yang memotivasi, dalam beberapa hari masalah perasaan bisa hilang

9
dengan sendirinya atau berkurang sangat banyak. Dan jika Ibu mau, Ibu bisa

mempunyai kepribadian yang Ibu inginkan dengan cara mendengarkan jenis

musik yang tepat.

e. Meningkatkan Kemampuan Mengingat

Terapi musik bisa meningkatkan daya ingat dan mencegah kepikunan. Hal ini

bisa terjadi karena bagian otak yang memproses musik terletak berdekatan

dengan memori. Sehingga ketika seseorang melatih otak dengan terapi musik,

maka secara otomatis memorinya juga ikut terlatih. Atas dasar inilah terapi

musik banyak digunakan di sekolah-sekolah modern di Amerika dan Eropa

untuk meningkatkan prestasi akademik siswa. Sedangkan di pusat rehabilitasi,

terapi musik banyak digunakan untuk menangani masalah kepikunan dan

kehilangan ingatan.

f. Kesehatan Jiwa

Seorang ilmuwan Arab, Abu Nasr al-Farabi (873-950M) dalam bukunya

''Great Book About Music'', mengatakan bahwa musik membuat rasa tenang,

sebagai pendidikan moral, mengendalikan emosi, pengembangan spiritual,

menyembuhkan gangguan psikologis. Pernyataannya itu tentu saja

berdasarkan pengalamannya dalam menggunakan musik sebagai terapi.

Sekarang di zaman modern, terapi musik banyak digunakan oleh psikolog

maupun psikiater untuk mengatasi berbagai macam gangguan kejiwaan,

gangguan mental atau gangguan psikologis.

g. Mengurangi Rasa Sakit

Musik bekerja pada sistem saraf otonom yaitu bagian sistem saraf yang

bertanggung jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung dan fungsi otak,

10
yang mengontrol perasaan dan emosi. Menurut penelitian, kedua sistem

tersebut bereaksi sensitif terhadap musik. Ketika kita merasa sakit, kita

menjadi takut, frustasi dan marah yang membuat kita menegangkan otot-otot

tubuh, hasilnya rasa sakit menjadi semakin parah. Mendengarkan musik secara

teratur membantu tubuh relaks secara fisik dan mental, sehingga membantu

menyembuhkan dan mencegah rasa sakit. Dalam proses persalinan, terapi

musik berfungsi mengatasi kecemasan dan mengurangi rasa sakit. Sedangkan

bagi para penderita nyeri kronis akibat suatu penyakit, terapi musik terbukti

membantu mengatasi rasa sakit.

h. Menyeimbangkan Tubuh

Menurut penelitian para ahli, stimulasi musik membantu menyeimbangkan

organ keseimbangan yang terdapat di telinga dan otak. Jika organ

keseimbangan sehat, maka kerja organ tubuh lainnya juga menjadi lebih

seimbang dan lebih sehat.

i. Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Dr John Diamond dan Dr David Nobel, telah melakukan riset mengenai efek

dari musik terhadap tubuh manusia dimana mereka menyimpulkan bahwa:

Apabila jenis musik yang kita dengar sesuai dan dapat diterima oleh tubuh

manusia, maka tubuh akan bereaksi dengan mengeluarkan sejenis hormon

(serotonin ) yang dapat menimbulkan rasa Nikmat dan senang sehingga tubuh

akan menjadi lebih kuat (dengan meningkatnya sistem kekebalan tubuh) dan

membuat kita menjadi lebih sehat.

j. Meningkatkan Olahraga

11
Mendengarkan musik selama olahraga dapat memberikan olahraga yang lebih

baik dalam beberapa cara, di antaranya meningkatkan daya tahan,

meningkatkan mood dan mengalihkan Ibu dari setiap pengalaman yang tidak

nyaman selama olahraga.

B. Efek Terapi Musik Dalam Managemen Nyeri Persalinan

Saat-saat persalinan selalu menjadi momen yang ditunggu ibu hamil. Perasaan

bahagia, takut, dan gelisah bercampur-aduk. Kontraksi persalinan yang sebenarnya

adalah kontraksi yang intensitasnya makin lama makin kuat, durasinya makin lama

makin panjang, intervalnya makin lama makin pendek (makin sering), dan disertai

his (rasa nyeri). Rasa nyeri ini menjalar dari pinggang bagian belakang ke perut, dan

terasa mulas seperti orang sakit perut. Pembukaan satu hingga tiga belum masuk

tahapan inpartus (persalinan). Karena, waktu yang dibutuhkan pada pembukaan 1

menuju pembukaan 4 berbeda tiap orangnya. Ada yang 1 jam, ada yang 1 hari dan

dapat pula terjadi dalam beberapa hari. Biasanya pada pembukaan timbul rasa nyeri,

Intervensi non farmakologi yang dapat diberikan pada ibu menjelang persalinan

adalah membuat ibu siap secara fisik dan mental dalam menghadapi persalinan,

seperti diantaranya dengan terapi musik. Terapi musik pada managemen persalinan

adalah suatu bentuk kegiatan yang mempergunakan musik dan lagu/nyanyian secara

terpadu dan terarah didalam membimbing ibu selama menghadapi persalinan untuk

mencapai tujuan relaksasi bagi ibu saat nyeri kontraksi yang dirasakan.

Mekanisme pengalihan nyeri dengan terapi musik adalah sebagai berikut : saat

uterus berkontraksi (his dirasakan) akan mengirimkan transmisi rangsang nyeri, jika

ibu diberikan terapi musik dengan cara mendengarkan musik melalui earphone sesuai

12
dengan musik yang disukai ibu seperti lagu rohani, alunan ayat Al-Qur’an atau musik

alam seperti suasana air terjun dengan gemericik air yang turun, atau dengan musik

klasik maka mekanisme pintu yang terdapat disepanjang system saraf diantaranya

talamus akan mengirimkan impuls untuk menutup pintu sehingga impuls nyeri tidak

sampai pada korteks cerebri dan nyeri dapat teralihkan sehingga ibu akan merasa

lebih tenang saat kontraksi dirasakannya. Perasaan relaks akan dialami oleh ibu

ketika merasakan alunan musik, hal ini disebabkan karena irama dan vibrasi yang

ditangkap oleh indera pendengaran akan ditransmisikan ke pusat otak yang

diterjemahkan oleh korteks cerebri untuk kemudian mempengaruhi ritme internal

untuk berespon dengan cara mengembangkan gerak otomatisnya mengikuti irama

musik yang disukai oleh ibu.

C. Manfaat Terapi Musik Saat Kehamilan

Sebenarnya musik alamiah yang pertama kali di dengarkan janin dalam

kandungan tidak lain adalah detak jantung ibu sendiri. Detak jantung ibu merupakan

salah satu "musik" yang paling ampuh untuk menenangkan dan memberi

kenyamanan bagi bayi. Oleh karena itu, banyak musik yang terpilih untuk masa

kehamilan di karenakan kesesuaian irama dengan detak jantung ibu.

Manfaat terapi musik dalam kehamilan sebagai upaya mengoptimal kan

kecerdasan si kecil, antara lain:

1. Bagi ibu hamil/ibu setelah melahirkan, terapi musik dapat menimbulkan reaksi

psikologis karena musik bisa menenangkan dan memberikan perasaan;

2. Melalui terapi musik dapat menyongsong masa depan bayi/anak yang lebih

cemerlang karena menghadapi era globalisasi individu yang memiliki

13
keterampilan otak akan dihargai lebih tinggi dan sangat dibutuhkan dibandingkan

individu yang hanya mengandalkan kekuatan otak.

3. Kegiatan terapi musik ternyata dapat membantu ibu hamil agar terapi dapat

mempertahankan kesehatan jasmani, pikiran dan emosi.

Melalui rangsangan-rangsangan musik yang diperdengarkan kepada


janin/bayi secara teratur, maka dapat memberikan pengaruh yang sangat
besar bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi tersebut kelak di kemudian
hari.
4. Maka dalam diri anak kelak akan tumbuh kepribadian yang kuat dan ia mampu

menyerap banyak hal.

5. Dengan terapi musik menjadi janin/anak dapat meresapi musik,yang berarti ia

juga mampu memahami perasaan orang lain.

D. Pengaruh Musik Pada Persalinan

Studi yang di lakukan oleh Wiand (1997) menunjukkan bahwa wanita hamil

yang mendapat terapi musik dan relaksasi jauh lebih rileks saat menjalankan proses

persalinan. Studi lain menyebutkan ibu hamil yang mendengarkan musik selama 3

jam sebelum melahirkan secara signifikan lebih rileks di banding kelompok ibu yang

tidak terpapar musik.

Relaksasi dapat di nilai dari 3 hal yaitu posisi tubuh, pola pernapasan dan

kemampuan komunikasi verbal. Pada ibu yang rileks akan terlihat posisi tubuh yang

tenang dan tidak gelisah. pola pernapasanpun menjadi teratur sehingga komunikasi

verbal dapat di lakukan (ibu dapattetap menjawab pertanyaan yang di berikan).

Beberapa penelitian menemukan musik yang dapat menurunkan rasa cemas atau

stress adalah musik instrumental (non vokal) yang beralunan lambat dan tenang.

Selain manfaat relaksasi, dengan mendengarkan musik membuat ibu lebih

berkonsentrasi saat proses melahirkan dan dapat mengurangi rasa sakit. Untuk bayi

14
sendiri, ternyata proses di lahirkan juga menimbulkan rasa stress. Stress di timbulkan

karena bayi harus beradaptasi dari kehidupan dalam kandungan keluar kandungan.

Proses adaptasi ini berlangsung hingga 4-6 jam pertama kehidupan. Dengan

mendengarkan musik yang rutin di dengarkan sebelumnya, dapat membuat bayi lebih

nyaman dan tenang karena terasa seperti suasana saat ia dalam kandungan.

Pada bayi prematur yang memerlukan perawatan NICU, dari penelitian di sebutkan

musik Lullaby sangat bermanfaat untuk membuat bayi tenang, menurunkan hormon

stress, meningkatkan kadar oksigen, mempercepat kenaikan berat badan sampai

mengurangi rasa sakit (terlebih pada saat dan sesudah di lakukan tindakan invasif).

E. Menggunakan Terapi Musik Untuk Mengurangi Rasa Sakit Saat Melahirkan

Ketakutan akan rasa sakit saat melahirkan normal membuat para peneliti

mencari tahu hal yang menyebabkan rasa sakit agar bisa menemukan cara untuk

mengatasinya. Mereka kemudian menemukan bahwa penyebab rasa sakit itu

ketegangan dan rasa sakit. Oleh karena itu, untuk mengurangi rasa sakit tersebut,

seorang ibu hamil harus merasa rileks dan santai saat persalinan.

Salah satu cara untuk menjadi lebih tenang saat akan melahirkan adalah dengan

mendengarkan musik. Metode ini dinamakan dengan terapi musik. Musik yang biasa

digunakan adalah musik yang musik meditasi yoga. Saat musik didengarkan, sistem

saraf dan kelenjar otak akan mengolahnya. Hal inilah yang kemudian akan membuat

metabolisme tubuh meningkat dan menjadi lebih baik. Jika kekebalan tubuh

meningkat, maka tubuh akan menjadi lebih kuat untuk menghadapi rasa sakit yang

akan dialami oleh ibu hamil. Selain itu, terapi ini juga akan membuat Ibu bisa

mengekspresikan perasaan Ibu, membuat suasana hati Ibu lebih baik, menghilangkan

stres, mengurangi rasa sakit serta membuat Ibu bisa berpikir positif. Semua hal ini

15
pasti akan membuat Ibu merasa lebih rileks saat melahirkan sehingga rasa sakit bisa

berkurang. Musik yang Ibu dengarkan saat melahirkan juga akan membuat perhatian

Ibu teralihkan. Dengan begitu, maka Ibu tidak akan mengingat dan merasakan lagi

rasa sakit yang mungkin akan Ibu rasakan jika tidak mendengarkan musik. Musik

juga akan membuat Ibu lebih rileks serta membuat kondisi tubuh berfungsi dengan

sempurna.

Saat melahirkan, Ibu pasti akan merasakan takut, gelisah namun senang.

Perasaan itulah yang akan menyebabkan rasa sakit. Selain itu, kontraksi yang terjadi

saat Ibu akan melahirkan juga akan menyebabkan rasa sakit. Saat masa persalinan

semakin dekat, kontraksi akan semakin kuat, semakin lama dan juga semakin sakit.

Rasa sakit ini terjadi pada pinggang bagian belakang hingga ke perut. Hal lain yang

juga menyebabkan rasa sakit pada persalinan adalah terjadinya pembukaan. Salah

satu cara untuk mengurangi rasa sakit tersebut adalah dengan melakukan terapi

musik. Terapi musik akan membantu seorang ibu hamil untuk menyiapkan mental

dan fisiknya saat akan melahirkan. Ibu bisa mengkonsultasikannya hal ini kepada

dokter.

F. Cara Musik Bekerja

1. Musik memiliki unsur akustik, suara, vibrasi, harmoni dan sebagainya. Unsur-

unsur  musik itu sangat dekat dengan tubuh manusia sebab  ditemukan juga di

dalam tubuh manusia.

2. Tubuh manusia sangat kaya bunyi-bunyian. Proses biologis yang dilakukan

organ-organ tubuh,  misalnya  gerakan peristalstik usus, kontraksi jantung,

kontraksi-kontriksi paru-paru,  aliran darah, gerakan otot, proses kimiawi dan

enzim, juga menghasilkan berbagai macam bunyi-bunyian. Jika setiap organ

16
tubuh berfungsi dengan baik, maka yang dihasilkan adalah “musik yang indah”,

artinya, tubuh itu  sehat.

3. Terapi Musik dimaksudkan untuk menyelaraskan kembali kinerja organ tubuh

yang terganggu, agar dapat berfungsi normal kembali. Dalam pelaksanaannya,

musik yang diterima telinga disalurkan ke otak sebagai data digital sehingga

otak merespon sesuai dengan "isi data digital" tersebut. Otak adalah pengendali

dan mempengaruhi kinerja seluruh organ tubuh. Artinya, ketika otak distimulasi,

organ-organ di tubuh  juga ikut terpengaruh.

17
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN NATURAL BASIC THERAPY


DENGAN NYERI PERUT DAN KENCENG-KENCENG PADA NY. D UMUR 30
TAHUN
DENGAN KEBUTUHAN TERAPI MUSIK DI PMB N

I. PENGKAJIAN
Dilaksanakan pada :
Hari / tanggal : Kamis, 05 Desember 2019
Jam : 19.45 WIB
Tempat : PMB N

A. Data Subyektif
1. Biodata
Biodata Pasien
Nama : Ny. T
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jepara

Biodata Suami
Nama : Tn. K
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jepara

18
1. Keluhan utama dan alasan datang
2.1 Keluhan utama : ibu mengatakan nyeri perut dan kencang-kencang
2.2 Alasan datang : ibu ingin memeriksakan keadaannya
2. Riwayat Kesehatan
3.1 Riwayat kesehatan dahulu
a. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
hepatitis, AIDS, TBC
b. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti
DM, Tekanan darah tinggi, Jantung
3.2 Riwayat kesehatan sekarang
a. Ibu mengatakan saat ini ibu tidak sedang menderita penyakit
menular seperti hepatitis, AIDS, TBC
b. Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit keturunan
seperti : DM, tekanan darah tinggi, jantung
3.3 Riwayat kesehatan keluarga
a.Ibu mengatakan di keluarga ibu tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti hepatitis, AIDS, TBC
b. Ibu mengatakan di keluarga ibu tidak ada yang menderita penyakit
keturunan seperti DM, Tekanan darah tinggi, Jantung
c. Ibu mengatakan di keluarga ibu tidak ada yang memiliki riwayat hamil
kembar
d. Ibu mengatakan di keluarga ibu tidak ada yang memiliki kecacatan
3. Riwayat Perkawinan
4.1 Menikah pada usia 25 tahun
4.2 Menikah 1 kali
4.3 Lama menikah 5 tahun
4. Riwayat Obstetri
4.1 Riwayat Menstruasi
 Menarche : 13 tahun
 Siklus / lama : 28 hari / 5 hari
 Perdarahan : sedikit (40cc)
 Dysmenorrhea : ada

19
 Keputihan : ada, konsistensi lembek, bau khas, warna putih
bening
4.2 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
4.2.1 Jumlah anak hidup : 1
4.2.2 Kehamilan :
Ibu mengatakan keluhan pada waktu hamil tidak ada keluhan
4.2.3 Persalinan :
Ibu mengatakan proses persalinannya normal
4.2.4 Nifas :
Ibu mengatakan tidak ada komplikasi pada saat masa nifas
4.3 Riwayat Kehamilan sekarang
 HPHT : 7 maret 2019
 HPL : 12 desember 2019
 Riwayat ANC : 8x
 Imunisasi TT: TT4
 Kebiasaan :
Minum jamu : tidak
Merokok : tidak
Obat – obatan tertentu : tidak
 Komplikasi/penyulit : tidak
4.4 Riwayat Persalinan Sekarang
-
5. Riwayat Keluarga Berencana
5.1 Ibu mengatakan menggunakan KB suntik.
6. Pola Pemenuhan Kebutuhan sehari-hari
6.1 Pola Nutrisi
a. Selama Hamil
Makan 4 kali / hari, jenis makanan nasi , sayur bayam, telur, sambal
Minum 9 gelas / hari, jenis air putih , jarang minum susu
Tidak ada pantangan makan
b. Selama Nifas
Makan 4-5 kali / hari, jenis makanan nasi , sayur lodeh, tempe, telur

20
Minum 10 gelas / hari, jenis air putih
Tidak ada pantangan makan
6.2 Pola eliminasi
a. Sebelum Hamil
BAB 1 kali/hari, BAK 7 kali/hari
b. Selama Nifas
BAB 1 kali/hari, BAK 8 kali/hari
6.3 Pola aktivitas
a. Selama Hamil
Ibu mengatakan selama hamil melakukan aktivitas rumah tangga
seperti
menyapu, mencuci, mengepel, menyetrika, memasak
b. Selama Nifas
Ibu mengatakan selama nifas belum melakukan aktivitas rumah
tangga
6.4 Pola istirahat
a. Selama Hamil
Tidur siang 1 jam, tidur malam 9 jam
b. Selama Nifas
Tidur siang 30 menit, tidur malam 7 jam
6.5 Personal Hygiene
a. Selama Hamil
Mandi 2 kali/hari, gosok gigi 3 kali/hari, ganti baju 2 kali/hari

b. Selama Nifas
Mandi 2 kali/hari, gosok gigi 3 kali/hari, ganti baju 2 kali/hari
6.6 Pola seksual
a. Selama Hamil
Ibu mengatakan selama hamil tidak melakukan hubungan seksual
b. Selama Nifas
Ibu mengatakan selama nifas tidak melakukan hubungan dengan
suami

21
7. Psikososiospiritual
7.1 Tanggapan ibu terhadap dirinya sekarang
Ibu mengatakan dirinya merasakan agak khawatir dengan kondisinya
saat ini
7.2 Tanggapan ibu terhadap masa nifasnya
-
7.3 Respon keluarga terhadap keadaan ibu
Ibu mengatakan keluarganya, terutama suaminya selalu mensupport
supaya cepat sembuh
7.4 Ketaatan beribadah
Ibu mengatakan setiap hari selalu berdoa untuk keluarga, suami, dan
anaknya
7.5 Pengambilan keputusan di dalam keluarga
Ibu mengatakan pengambil keputusan dalam keluarganya adalah suami
7.6 Pemecahan masalah ( Coping )
Ibu mengatakan jika ada masalah ibu membagi cerita dengan suaminya
7.7 Keadaan Lingkungan
Ibu mengatakan keadaan lingkungannya sangat mendukung dan tidak
ada tradisi pantang makan atau tradisi yang membahayakan dirinya
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
1.1 Keadaan Umum : baik
1.2 Tingkat kesadaran : Composmentis
1.3 Antropometri :
Berat badan : 60 kg
Tinggi Badan : 160 cm
LILA : 26 cm
1.4 Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36,7º C
Nadi : 84 kali/menit
RR : 20 kali/menit

22
2. Status Present
 Kepala : mesochepal
 Rambut : warna hitam, jenis lurus, panjang, ada rambut rontok
 Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, simetris, refleks pupil
ada, tidak ada sekret
 Hidung : bersih, tidak ada cairan yang keluar, polip tidak ada
 Mulut : bibir lembab, tidak ada gigi caries, rongga mulut bersih
 Telinga : simetris, tidak ada serumen
 Muka : oedema tidak ada, tidak pucat, jerawat tidak ada
 Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
 Dada : simetris
 Mammae: tidak ada benjolan yang bersifat pathologis
 Perut : tidak ada bekas operasi (Laparotomi), tidak ada nyeri tekan pada
gaster & hepar
 Genetalia : bersih
 Ekstremitas atas & bawah : simetris, tidak ada oedema, kuku
bersih, tidak ada varises
 Kulit : warna kuning langsat; turgor kembali dengan
cepat
 Tulang belakang : tidak ada skoliosis, kiposis, lordosis
 Anus : tidak ada hemoroid
2. Status Obstetri
2.1 Inspeksi
 Muka : tidak ada cloasma gravidarum
 Mammae : areola mammae menghitam; kelenjar Montgomery
terlihat; Papila mammae menonjol
 Perut : tidak ada bekas operasi
 Genetalia : bersih
3. Pemeriksaan Penunjang
-

23
II. INTERPRETASI DATA
Diagnosa :
Ny. D, usia 30 tahun UK 39 minggu nyeri perut dan kenceng-kenceng dengan
terapi musik
Dasar :
Data subyektif :
1. Ibu mengatakan mengalami nyeri perut dan kenceng-kenceng
2. Ibu mengatakan berusia 30 tahun
3. Ibu mengatakan mempunyai anak satu
Do :
Masalah :
Nyeri perut dan kenceng-kenceng
Kebutuhan : terapi musik

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL


Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Tidak ada

V. INTERVENSI
1. Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu
2. Atasi rasa cemas yang dirasakan oleh ibu
3. Anjurkan ibu untuk menyiapkan diri sebelum tindakan
4. Siapkan tempat dan alat untuk terapi musik
5. Berikan terapi sesuai kebutuhan serta cara melakukannya

VI. IMPLEMENTASI
Hari / tanggal : Kamis, 05 Desember 2019 Jam: 20.00 WIB
1. Memberikan informasi kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu
mengalami tanda-tanda persalinan
2. Mengatasi rasa cemas yang dirasakan oleh ibu dengan menyuruh ibu

24
lebih tenang dan mengatakan bahwa hal tersebut bisa ditangani dengan cara
terapi music untuk menghilangkan rasa nyeri
3. Menganjurkan ibu untuk menyiapkan diri sebelum dilakukan tindakan terapi
musik
4. Menyiapkan tempat dan alat untuk melakukan terapi musik
5. Memberikan terapi sesuai kebutuhan serta cara melakukannya

VII. EVALUASI
Hari / tanggal : Kamis, 05 Desember 2019 Jam: 20.45 WIB
1. Ibu telah mengerti dengan keadaannya setelah diberi informasi oleh bidan
2. Ibu sekarang merasa lebih tenang setelah diberikan penjelasan oleh bidan
3. Ibu sudah menyiapkan dirinya
4. Sudah disiapkan tempat dan alat untuk melakukan terapi musik
5. Sudah diberikan terapi sesuai kebutuhan serta cara melakukannya

25
BAB IV

PEMBAHASAN

1. Terapi musik dalam kesehatan


Kata terapi berkaitan dengan serangkaian upaya yang dirancang untuk
membantu atau menolong orang (Djohan dalam Dewi, 2009). Terapi musik
dapat digunakan dalam lingkup klinis, pendidikan, dan sosial bagi klien atau
pasien yang membutuhkan pengobatan, pendidikan atau intervensi pada aspek
sosial dan psikologis (Djohan dalam Dewi, 2009).
Terapi musik berperan sebagai salah satu teknik relaksasi untuk
memperbaiki, memelihara, mengembangkan mental, fisik, dan kesehatan
emosi (Djohan dalam Dewi, 2009). Selanjutnya Kemper dan Danhauer dalam
Dewi (2009) menjelaskan mengenai manfaat musik. Musik selain dapat
meningkatkan kesehatan seseorang juga dapat meringankan dari rasa sakit,
perasaan‐perasaan dan pikiran yang kurang menyenangkan serta membantu
untuk mengurangi rasa cemas.
Campbell dalam Dewi (2009) menjelaskan bahwa musik dapat
menyeimbangkan gelombang otak. Gelombang otak dapat dimodifikasi oleh
musik ataupun suara yang ditimbulkan sendiri. Kesadaran biasa terdiri atas
gelombang beta, yang bergetar dari 14 hingga 20 hertz. Gelombang beta
terjadi apabila kita memusatkan perhatian pada kegiatan sehari‐hari di dunia
luar, juga ketika kita mengalami perasaan negatif yang kuat. Ketenangan dan
kesadaran yang meningkat dicirikan oleh gelombang alfa, yang daurnya mulai
8 hingga 13 hertz. Periode-periode puncak kreativitas, meditasi dan tidur
dicirikan oleh gelombang theta, dari 4 hingga 7 hertz, dan tidur nyenyak,
meditasi yang dalam, serta keadaan tak sadar menghasilkan gelombang delta,
yang berkisar dari 0,5 hingga 3 hertz. Semakin lambat gelombang otak,
semakin santai, puas, dan damailah perasaan.
Campbell dalam Dewi (2009) selanjutnya menerangkan bahwa musik
memiliki beberapa manfaat, yaitu :
a. Musik menutupi bunyi dan perasaan yang tidak menyenangkan

26
b. Musik dapat memperlambat dan menyeimbangkan gelombang otak
c. Musik mempengaruhi pernapasan
d. Musik mempengaruhi denyut jantung, denyut nadi, dan tekanan darah
e. Musik mengurangi ketegangan otot dan memperbaiki gerak serta
koordinasi tubuh
f. Musik juga mempengaruhi suhu badan
g. Musik dapat mengatur hormon‐hormon yang berkaitan dengan stres
h. Musik dapat memperkuat ingatan dan pelajaran
i. Musik mengubah persepsi kita tentang waktu
j. Musik dapat memperkuat ingatan dan pelajaran
k. Musik dapat meningkatkan produktivitas
l. Musik meningkatkan asmara dan seksualitas
m. Musik merangsang pencernaan
n. Musik meningkatkan daya tahan
o. Musik meningkatkan penerimaan tak sadar terhadap simbolisme
p. Musik dapat menimbulkan rasa aman dan sejahtera

Untuk dapat memanfaatkan peranan musik bagi kesehatan perlu dikaji


terlebih dahulu suatu musik dengan langkah sebagai berikut :
a. Jika musik belum terlalu dikenal, kenali musiknya terlebih dahulu, kenali
iramanya.
b. Ikuti iramanya, pejamkan mata, rasakan kesan yang ditimbulkan,
perhatikan bayangan yang muncul di dalam alam pikiran.
c. Jika musik tersebut mengandung syair, coba mengerti dan
pahami syairnya.
d. Hindari musik keras dan hingar-bingar yang kurang beraturan. Hal ini
akan menghambat proses psikofisik ke keseimbangan.
e. Gunakan musik tradisional seperti bunyi tambur, genta dan
gamelan bertenaga untuk membangkitkan gairah hidup.
f. Gunakan senandung internal untuk memperoleh rasa kedamaian.

27
2. Terapi musik dalam sejarah peradaban islam
Seni musik yang berkembang begitu pesat di era keemasan Islam, tak
hanya sekedar mengandung unsur hiburan. Para musisi Islam legendaris
seperti Abu Yusuf Yaqub ibnu Ishaq al-Kindi (801873  M) dan  al-Farabi
(872950 M) telah menjadikan musik sebagai alat pengobatan atau terapi.
Terapi musik merupakan sebuah proses interpersonal yang dilakukan
seorang terapis dengan menggunakan musik untuk membantu memulihkan
kesehatan pasiennya. R. Saoud dalam tulisannya bertajuk The Arab
Contribution to the Musik of the Western World menyebut  al-Kindi sebagai
psikolog Muslim pertama yang mempraktikkan terapi musik. Menurut Saoud,
pada abad ke-9 M, al-Kindi sudah menemukan adanya nilai-nilai pengobatan
pada musik. ''Dengan terapi musik, al-Kindi mencoba untuk menyembuhkan
seorang anak yang mengalami  quadriplegic atau lumpuh total,'' papar Saoud.
Terapi musik juga dikembangkan ilmuwan Muslim lainnya yakni al-Farabi
(872-950 M). Alpharabius  begitu peradaban Barat biasa menyebutnya 
menjelaskan tentang terapi musik dalam risalah yang berjudul  Meanings of
Intellect .

Teori Terapi Musik Dalam Agama


Menurut Prof Nil Sari, masyarakat Turki pra-Islam meyakini bahwa
kosmos diciptakan oleh Sang Pencipta dengan kata  ''ku'' / ''kok'' (suara).
Mereka meyakini bahwa awal terbentuknya kosmos berasal dari suara.
Menurut kepercayaan Islam, seperti yang tertulis dalam Alquran, Allah SWT
adalah Pencipta langit dan bumi. ''...Dan bila Dia berkehendak  (untuk
menciptakan) sesuatu, maka  (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya:
'Jadilah'. Lalu jadilah ia.''  (QS: al-baqarah:117). Setelah Islam bersemi di
Turki, masyarakat negeri itu, masih tetap meyakini kekuatan suara. Inilah
yang membuat peradaban Islam di era Turki Usmani menyakini bahwa musik
dapat menjadi sebuah alat terapi yang dapat menyeimbangkan antara badan,
pikiran dan emosi  sehingga terbentuk sebuah harmoni pada diri seseorang.
Prof Nil Sari mengungkapkan, para ahli terapi musik di zaman
Ottoman menyakini bahwa pasien yang menderita penyakit tertentu atau

28
emosi seseorang dengan temperamen tertentu  dipengaruhi oleh ragam musik
tertentu. ''Para ahli musik di era Turki Usmani menyatakan,  makam (tipe
melodi) tertentu memiliki kegunaan pengibatan tertentu juga,'' papar Prof Nil
Sari.
Ada sekitar 80 ragam tipe melodi yang berkembang di masyarakat
Turki Usmani. Sebanyak 12 diantaranya bisa digunakan sebagai alat terapi. 
Menurut Prof Nil Sari,  dari teks-teks tua dapat disimpulkan bawa jenis musik
tertentu dapat mengobati penyakit tetentu atau perasaan tertentu.
Pada era kejayaan Kesultanan Turki Usmani, terapi musik biasanya
digunakan untuk beberapa tujuan, seperti; pengobatan kesehatan mental;
perawatan penyakit organik, perbaikan harmoni seseorang  yakni
menyeimbangkan kesehatan antara badan, pikiran dan emosi. Musik juga
diyakini mampu menyebabkan seseorang tertidur, sedih, bahagia dan bisa pula
memacu intelijensia.
Prof Nil Sari mengungkapkan, para ilmuwan di era Turki Usmani
meyakini bahwa musik memiliki kekuatan dalam  proses alam,. Musik dapat
berfungsi meningkatkan  mood dan emosi secara keseluruhan. Uniknya, para
ilmuwan di era Ottoman sudah mampu menetapkan jenis musik tertentu untuk
penyekit tertentu. Misalnya, jenis musik  huseyni dapat mengobati demam.
Sedangkan, jenis musik   zengule dan  irak untuk mengobati meningitis.
Masyarakat Barat baru mengenal terapi musik pada abad ke-17 M.
Adalah Robert Burton lewat karya klasiknya berjudul  The Anatomy of
Melancholy yang mengembangkan terapi musik di Barat. Menurut Burton,
musik dan menari dapat menyembuhkan sakit jiwa, khususnya melankolia.
Wahyu dan Santoso (2013) Terapi musik islami ditandai dengan
penggunaan jenis musik yang digunakan sebagai terapi yaitu musik islami
atau musik rohani yang dapay membuat klien “berpijak ke tanah” dan
membimbing ke arah perasaan damai yang mendalam serta kesadaran rohani.
Musik yang digunakan musik dengan tempo sekitar 60 ketukan permenit yang
bersifat rileks, seperti jenis musik yang bernuansa islami, religi atau rohani.
Selain alunan musiknya yang lebih bernuansa islami yang menggunakan
media musik religi perlu diperhatikan syairnya yaitu menggunakan syair yang

29
membuat klien merasa nyaman dan tidak menghukum, karena syair tidak
sesuai akan membuat tujuan terapi tidak berhasil.

3. Terapi musik dalam budaya


Dalam pembahasan budaya musik dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Musik ritual
Biasanya digunakan sebagai musik ritual dalam
suatu komunitas tertentu (baik komunitas religius, sosial,
atau kultural) untuk tujuan penyembuhan. Pada umumnya
ritual upacara adat menurut budaya yang berlaku sudah
ada tetapi semakin dikembangkan musik tertentu untuk
tujuan khusus atau untuk memenuhi kebutuhan kelompok
tertentu (Kenny, 1982 dalam Djohan, 2006)
b. Musik shamanistik
Tradisi penyembuhan kuno ini bermula dari beberapa
daerah kepulauan, khususnya Siberia dan Mongolia, dan
saat ini terlihat mulai mengalami kebangkitan kembali.
Meningkatnya stress, terutama sebagaimana dirasakan
oleh orang-orang yang hidup di kota besar menyebabkan
kebutuhan akan relaksasi dan keseimbangan antara aspek
fisik, kognitif dan spiritual terus meningkat.
Salah satu musik tradisi yang digunakan adalah
musik shamanism yang dimodifikasi untuk
menyeimbangkan manusia dengan alam. Menurut Harner
(1990) dalam Djohan (2006), kebutuhan ini sudah lama
tidak terpenuhi, khususnya pada kehidupan modern
budaya Barat. Beberapa terapis musik yang memiliki latar
belakang antropologi yang kuat menggunakan musik
penyembuhan budaya kuno dalam praktiknya terhadap
orang-orang modern perkotaan berdasarkan pemahan
bahwa orang-orang modern yang sibuk membutuhkan
kehidupan ritual.

30
Contoh musik yang digunakan sebagai musik terapi dalam
budaya jawa, misalnya Gamelan Jawa dapat digunakan
sebagai terapi musik mengatasi depresi.
1) Gamelan Jawa mampu mempengaruhi, menggerakkan
alam sekitar. Dengan mendengarkan gamelan Jawa
dapat tercipta atmosfir yang di kehendaki oleh irama
gamelan ini. Sejak abad 5-6, masyarakat jawa mengenal
alat musik gamelan. Gamelan dibuat sebagai alat musik
pentatonis yang mampu menciptakan gelombang
elektro magnetis.
2) Gamelan juga dipakai sebagai terapi jiwa pada manusia.
Gamelan adalah alat musik tradisional Jawa. Gamelan
semacam simponi atau orkestra ala barat, karena
gamelan juga menggunakan banyak instrumen. Di
Jepang pernah dilakukan penelitian, bahwa bayi dalam
kandungan yang biasa diperdengarkan lagu-lagu
simponi atau orkestra meningkatkan daya inteligensi. Ini
membuktikan bahwa nilai rasa musikal dapat
mempengaruhi pola pertumbuhan syaraf otak. Menurut
Isa Multazam (2007) FK UGM gamelan dapat digunakan
untuk terapi gangguan kejiwaan (depresi psikososial).
Gamelan Jawa kini telah dipakai sebagai salah satu
bentuk pengobatan komplementer bagi pasien-pasien
dengan gangguan kejiwaan pada beberapa RS di
Inggris.
3) Gamelan di Eropa juga dikembangkan sebagai terapi. Di
Paris sudah ada beberapa penjara yang
mengembangkan program gamelan untuk terapi bagi
penghuni penjara.
4) Di Eropa gamelan dipergunakan untuk menanamkan
budi pekerti, menahan emosi dan keberingasan

31
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan

rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya

yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk

kesehatan fisik dan mental. Terapi musik adalah terapi yang universal dan bisa

diterima oleh semua orang karena kita tidak membutuhkan kerja otak yang berat

untuk menginterpretasi alunan musik. Terapi musik sangat mudah diterima organ

pendengaran kita dan kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan ke bagian otak

yang memproses emosi (sistem limbik).

Terapi musik untuk persalinan ini merupakan sebuah terapi yang dilakukan

sebelum proses persalinan untuk mempersiapkan mental si ibu hamil agar bisa lebih

fokus ketika melalui proses persalinan kelak serta bisa mengurangi stress dan rasa

sakit.

32
Terapi musik pada managemen persalinan adalah suatu bentuk kegiatan yang

mempergunakan musik dan lagu/nyanyian secara terpadu dan terarah didalam

membimbing ibu selama menghadapi persalinan untuk mencapai tujuan relaksasi

bagi ibu saat nyeri kontraksi yang dirasakan atau dengan menggunakan earphone

sesuai dengan musik yang disukai ibu seperti lagu rohani, alunan ayat Al-Qur’an atau

musik alam seperti suasana air terjun dengan gemericik air yang turun, atau dengan

musik klasik.

Metode terapi musik pada ibu yang menjelang persalinan akan sangat

bermanfaat bagi ibu dalam mengalihkan rangsang nyeri saat kontraksi dirasakan,

tetapi dengan ambang nyeri yang berbeda-beda maka seorang ibu dapat

mempersepsikan nyeri tergantung dari mekanisme pertahanan diri ibu. Oleh karena

itu perlunya persiapan ibu secara fisik dan mental yang baik bagi ibu dalam menanti

buah cintakasih yang sehat sehingga nantinya  dapat mempererat keharmonisan

dalam keluarga.

Alasan utama kenapa musik dipakai sebagai media terapi adalah karena musik

tertentu yang menenangkan dapat menghasilkan ritme yang akan ditangkap oleh

indera pendengaran. Dari pendengaran, sinyal suara tersebut akan dibawa menuju

otak dan kemudian otak akan menstimulasi syaraf-syaraf pada tubuh ibu hamil.

Musik memang bisa mempengaruhi mood serta kondisi tubuh. Hal ini bisa

dibuktikan ketika kita mendengarkan musik dengan tempo tinggi maka kita

cenderung akan merasa lebih semangat atau jika kita mendengarkan musik lembut

maka tubuh akan terasa lebih rileks.

B. Saran

33
Disarankan bagi Ibu hamil yang tertarik untuk mencoba terapi pra persalinan,

maka terapi musik ini bisa menjadi salah satu alternatif terapi yang bisa anda pilih.

Selain unik, terapi yang satu ini juga sangat menyenangkan terutama bagi ibu hamil

yang menyukai atau memiliki hobi mendengarkan lagu atau bermain musik.

34
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, S . (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri, Ar-Ruzz, Yogyakarta.

Djohan. (2006). Terapi Musik Teori dan Aplikasi,Galang Press, Yogyakarta.

Eka, Erwin. (2009). Pusat Riset Terapi Musik dan Gelombang Otak, Indonesia,
http://www.terapimusik/.com diakses tanggal 26 Maret 2015.

Natalia, D. (2013). Terapi Musik Bidang Keperawatan, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Purwanto, E. (2007). Efek Musik Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Pada Pasien
Post Operasi Ruang Bedah Dr. SardjitoYogyakarta, Universitas Muhammadyah
Malang, Malang.
Al Kindhy AFA 1997.Musik dari sudut pandang kosmologis islam,
(online), (http://www.mkalm.com/capita/musik.htm, di akses oktober
2015
Multazam, Isa. 2007. Terapi Gamelan bagi Penderita Gangguan
Kejiwaan.
Wahyu, Utomo A. Santoso, Agus. 2013. Studi Pengembangan Terapi Musik Islami
Sebagai Relaksasi Untuk Lansia. Volume 03. No. 01.
http://jurnalbki.uinsby.ac.id/index.php/jurnalbki/article/download/7/5 27 Oktober
2015

35

Anda mungkin juga menyukai