Anda di halaman 1dari 14

Terapi

Musik
Alviana Rukmala Dewi P27820117041
Ika Aprilia D P27820117044
Syaiful Hidayat P27820117047
Rizcha Noviyanti P27820117051
Definisi Terapi Musik
Terapi music adalah usaha meningkatkan kualitas
fisik dan mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari
melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang
diorganisir sedemikian rupa sehingga tercipta musik yang
bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.
Musik memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit
dan meningkatkan kemampuan pikiran seseorang. Ketika
music diterapkan menjadi sebuah terapi, music dapat
meningkatkan, memulihkan, dan memelihara kesehatan
fisik, mental, emosional, social dan spiritual
Aspek Pendukung Terapi Music
– Psikobiologi Suara
Keberhasilan terapi music akan sangat ditentukan oleh peran suara
dan presepsi klien terhadap suara yang ia dengar. Dalam proses
terapi, bukan hanya jenis music yang akan berperan dalam
membantu klien. Diperlukan pengetahuan tentang sumber-sumber
suara, cepat rambat suara, batas-batas pendengaran sesuai usia
klien, atau juga pemahaman klien terhadap warna bunyi.
– Elemen jenis music
– Pitch
– Tempo
– Timbre
– Dinamika
– Rata-rata hitungan normal dalam setiap ketukan music
hampir sama dengan rata-rata detak jantung manusia yaitu
antara 72 sampai 80 ketukan per menit. Musik yang simulativ
biasanya dimainkan dengan tempo lebih cepat dapat
meningkatan detak jantung dan sebaliknya.
Tujuan Terapi Musik

– Terapi musik secara umum :


– Membuat hati dan perasaan seorang menjadi senang dan
terhibur
– Membantu mngurangi beban penderitaan seseorang
– Tempat penyaluran bakat seseorang
– Tujuan terapi musik secara khusus :
Dengan diberikannya terapi musik diharapkan dapat mengurangi
atau menghilangkan ketegangan-ketegangan klien pada aspek
emosional, mental intelegency dan fisik motorik. Dengan terapi
musik dapat membantu perkembangan, membangun, mendorong,
menumbuhkan percaya diri, membentuk kepribadian yang optimis,
pantang menyerah, dan dapat menerima kenyataan hidup dengan
apa adanya.
Karakteristik Terapi
Musik
Menurut Robbert (2002) dan Greer (2003) dalam Djohan
(2006), music mempengaruhi persepsi dengan cara:
– Distraksi, yaitu pengalihan pikiran dari nyeri, musik dapat
mengalihkan konsentrasi klien pada hal-hal yang
menyenangkan,
– Relaksasi, musik menyebabkan pernafasan menjadi lebih rileks
dan menurunkan denyut jantung, karena orang yang mengalami
nyeri denyut jantung meningkat
– Menciptakan rasa nyaman, pasien yang berada pada ruang
perawatan dapat merasa cemas dengan lingkungan yang asing
baginya dan akan merasa lebih nyaman jika mereka mendengar
musik yangmempunyai arti bagi mereka. Musik juga dapat
menurunkan kadar hormonkortisol yang meningkat pada saat
stres. Musik juga merangsang pelepasanhormon endorfin,
hormon tubuh yang memberikan perasaan senang
yangberperan dalam penurunan nyeri (Berger, 1992 dalam
Djohan 2006).
Keunggulan Terapi Musik
Menurut Greer (2003) dalam Djohan (2006), keunggulan
terapi musik adalah:
 Lebih murah daripada analgesia
 Prosedur invansif, tidak melukai pasien,
 Tidak ada efek samping,
 Penerapannya luas, bisa diterapkan pada pasien yang tidak
bisa diterapkan terapi secara fisik untuk menurunkan nyeri.
Jenis-Jenis Terapi Musik
 Musik Jazz
Penelitian oleh Blaum pada tahun 2003 mendapatkan hasil bahwa
setelah para siswa mendengarkan music jazz,mood mereka
menjadi lebih enak, sehingga membantu para siswa untuk belajar.

 Musik Rock
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Leigh Riby dan George
Caldwell, Psikolog dari Glasgow Cladenian University
membuktikan bahwa siswa yang mendengarkan music rock
hanya membutuhkan sedikit kerja otak untuk mengerjakan tugas
dengan baik. Selain itu music rock dapat meningkatkan
produtivitas ketika sedang bekerja.

 Musik Klasik
Samuel Halim dalam penelitiannya menemukan bahwa
efek Mozart dapat membantu penyembuhan penyakit
Alzheimer. Penelitian lain yang dilakukan oleh Campbell
menemukan bahwa music klasik bisa membantu
penyembuhan penyakit-penyakit, seperti stress, kanker,
dyslexia, dan tekanan darah tinggi.
Sejarah Terapi Musik

Zaman Arab kuno (5000 SM)


Para penyembuh menunjuk terapi musik sebagai obat jiwa dan
nyanyian terapeutik menjadi bagian dari praktik kedokteran
(Feder&Feder, 1981dalamDjohan 2006). Pada masa Babilonia
(1850 SM), penyakit dipandang dari kerangka religi, dan musik
menjadi bagian dari ritus.

Awal Abad ke-20


Dokter-dokter di Eropa mendukung kegunaan musik dalam
pengobatan, namun dengan meningkatnya teknologi medis,
musik dialihkan ke kasus khusus dan hanya di aplikasikan oleh
beberapa dokter yang memandang pengobatan dalam kerangka
holistic. Ia percaya bahwa objek dari terapi musik adalah
melakukan penyelarasan atau harmonisasi terhadap seseorang
melalui vibrasi.
Aplikasi Terapi Musik
Pelaksanaan kegiatan terapi musik secara umum
diantaranya:

1. Kegiatan terapi musik diberikan dalam keadaan pasif


(diam). Contoh penderita duduk dengan tenang sambil
mendengarkan lagu anak-anak baik dari radio atau
pelatih.
2. Kegiatan terapi musik yang diberikan dalam keadaan
aktif (bergerak). Contoh anak berlatih tepuk paha, tepuk
lantai, dengan hitungan satu dua tiga, diteruskan
bernyanyi bersama.
3. Latihan ritmis dengan memukul alat drum, simbal, ring
bel, dengan irama sederhana.
4. Latihan notasi yaitu pengenalan solmilasi kemudian
ditingkatkan menjadi olah vokal serta latihan
memainkan alat musik yang bernada seperti angklung,
piano, gamelan, seruling.
5. Musik dapat diperdengarkan setelah seseorang
mengalami suatu penyakit dan masalah yang sedang
dihadapi.
Sebelum memulai terapi musik :
1. Kaji apakah pasien ingin mendengarkan musik dan musik apa yang
disenangi.
2. Tawarkan berbagai jenis musik kepada pasien.
3. Apakah pasien ingin menggunakan headphones untuk meminimalkan
distraksi.

Untuk meningkatkan kualitas perawatan, terapi musik sebaiknya


menyesuaikan rencana pengobatan setiap pasien berdasarkan :
1. Tipe penyakit dan jenis gangguan
2. Tujuan pasien yang ingin dicapai
3. Tingkat kemampuan fungsional pasien
4. Memonitor perkembangan secara terus menerus dan memodifikasi
rencana tindakan keperawatan berdasarkan respon pasien.
Strategi Pelaksanaan Terapi
Modalitas (Terapi Musik)
Tujuan Pelaksanaan Terapi Musik
1. Klien mampu mengenali musik yang didengar
2. Klien memberi respon terhadap musik
3. Klien mampu menceritakan perasannya setelah mendengarkan musik
Strategi pelaksanaan
1. Alat
2. Sound laptop
3. Lagu khusus
4. Metode
5. Diskusi
6. Sharing persepsi
7. Langkah kegiatn
Persiapan
1. Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi: menarik diri, harga diri rendah, dan tidak
mau bicara.
2. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
3. Orientasi
4. Salam terapeutik
5. Salam dari terapi kepada klien
6. Evaluasi/validasi
7. Menanyakan keadaan klien saat ini
8. Kontrak
9. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mendengarkan musik
10. Terapis menjelaskan aturan main, sebagai berikut:
11. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin dari terapis
12. Lama kegiatan 45 menit
13. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
Tahap kerja
1. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri dimulai dari terapis secara beraturan
searah jarum jam
2. Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan dirinya, terapis mengajak semua klien untuk
bertepuk tangan
3. Terapis dan klien memakai papan nama
4. Terapi menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh bertepuk tangan atau berjoged sesuai
irama lagu. Setelah selesai klien akan diminta menceritakan isi lagu tersebut dan perasaan klien
setetlah mendengar lagu
5. Terapis memutar lagu, klien mendengar, boleh berjoged, atau bertepuk tangan (kira-kira 15 menit).
Musik boleh diulang beberaoa kali. Terapis mengobservasi respon klien terhadap musik.
6. Secara bergiliran, klien diminta menceritakan isi lagu dan perasaannya. Sampai semua klien
mendapat gilirannya
7. Terapis memberikan pujian, setiap klien menceritakan perasaannya dan mengajak klien lain
bertepuk tangan

Tahap terminasi
1. Evaluasi
2. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti terapi
3. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan klien
4. Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan terapi. Untuk terapi stimulasi sensori mendengar musik, kemampuan
klien yang diharapkan adalah mengikuti kegiatan, respons terhadap musik, memberi pendapat tentang
musik yang didengar dan perasaan saat mendengarkan musik.
Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat terapi pada catatan proses
keperawatan tiap klien

Pengorganisasian
1. Leader
2. Co leader
3. Observer
4. Fasilitatir
5. Setting tempat

Anda mungkin juga menyukai