Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENYULUHAN KESEHATAN

“TEKNIK DISTRAKSI DAN RELAKSASI”


Disusun untuk memenuhi tugas mata ajarPromosi Kesehatan
Dosen Pegampu: Ns Asnah,S.Kep. M.Pd., dan Nurhayati S.ST. M.Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :


1. Ahmad Yusuf P07220118061
2. Bunga Tang P07220118071
3. Christine Octaviana A. K. P P07220118072
4. Diella Mirabel Amanda P07220118062
5. Fahdilia Suryanti P07220118081
6. Fiqhi Syarifatun Nisa P07220118083
7. Mahesa Chandra Aditama P07220118093
8. Mardiyana P07220118082
9. Rica Nur Safitri P07220118101
10. Risa Asri Setianingrum P07220118102
11.

KEMENTRIAN KESEHATANRAPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALTIM
PRODI D-III KEPERAWATAN BALIKPAPAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyuluhan bertujuan dalam mencapai perubahan perilakuindividu,
keluarga, dan masyarakat dalam membina dan memeliharaperilaku sehat
dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upayamewujudkan
derajat kesehatan yang optimal (Maharani, 2013). Penyuluhankesehatan
berperan penting, karena saat ini banyak terjadinya perubahangaya hidup
di dalam masyarakat.
Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi. Tak
luput juga kemajuan ilmu dibidang kesehatan dan semakin canggihnya
teknologi banyak pula ditemukan berbagai macam teori baru, penyakit
baru dan bagaimana pengobatannya. Manajemen nyeri merupakan salah
satu cara yang digunakan dibidang kesehatan untuk mengatasi nyeri yang
dialami oleh pasien. Pemberian analgesik biasanya dilakukan untuk
mengurangi nyeri. Teknik relaksasi merupakan salah satu metode
manajemen nyeri non farmakologi dalam strategi penanggulangan nyeri,
disamping metode TENS (Transcutaneons Electric Nerve Stimulation),
biofeedack, plasebo dan distraksi. Relaksasi merupakan kebebasan mental
dan fisik dari ketegangan dan stress, karena dapat mengubah 2 persepsi
kognitif dan motivasi afektif pasien. Teknik relaksasi membuat pasien
dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress
fisik dan emosi pada nyeri. Pemberian analgesik dan pemberian narkotik
untuk menghilangkan nyeri tidak terlalu dianjurkan karena dapat
mengaburkan diagnosa. Perawat berperan dalam mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan pasien dan membantu serta menolong pasien dalam
memenuhi kebutuhan tersebut termasuk dalam manejemen nyeri. Secara
garis besar ada dua manajemen untuk mengatasi nyeri yaitu manajemen
farmakologi dan manajemen non farmakologi.
Manajemen nyeri dengan melakukan teknik 3 relaksasi merupakan
tindakan eksternal yang mempengaruhi respon internal individu terhadap
nyeri. Manajemen nyeri dengan tindakan relaksasi mencakup latihan
pernafasan diafragma, teknik relaksasi progresif, guided imagery, dan
meditasi, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa relaksasi nafas
dalam sangat efektif dalam menurunkan nyeri pasca operasi.
Di Rumah Sakit Kanudjoso Djatiwibowo, khususnya di Ruang
Soka. Mayoritas penyakit yang dialami oleh pasien yaitu berhubungan
dengan adanya gangguan pada sistem pencernaan. Terdapat banyak kasus
pada gangguan sistem pencernaan mulai dari kasus bedah hingga kasus
medis, yang tentunya akan berhubungan dengan diangkatnya diagnosa
nyeri akut yang menjadi diagnosa prioritas utama di sebagian besar pasien
di Ruang Soka.
Sehingga penulis mengambil salah satu kasus pada pasien di
Ruang Soka yang berhubungan dengan gangguan pada sistem pencernaan
yaitu penyakit appendisitis. Dalam penyuluhan kesehatan, penulis lebih
memprioritaskan diagnosa nyeri akut karena merupakan prioritas masalah
utama pada pasien dan kurangnya pengetahuan pasien mengenai
manajemen nyeri. Sehingga penyuluhan yang akan dibahas adalah
manajemen nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi dan distraksi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar dapat mengetahui tentang penyuluhan kesehatan serta
gambaran nyeri, jenis, serta manajemen nyeri .
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan materi
penyuluhan secara sistematis dan benar.
b. Mahasiswa dapat mengetahui ruang lingkup pendidikan
penyuluhan.
c. Mahasiswa menguasai alat bantu dan media yang digunakan dalam
penyuluhan.
C. Manfaat
Penyusunan laporan ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara
teoritis laporan ini berguna sebagai pengembangan pengetahuan mengenai
pendidikan dan penyuluhan kesehatan.
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pendidikan Kesehatan
1. Pengertian
2. Dll
B. Konsep Manajemen Nyeri
1. Pengertian
2. Dll
BAB III LAPORAN PENDIDIKAN PENYULUHAN KESEHATAN

Mata Ajar : Promosi Kesehatan


Pokok Bahasa : Manajemen Nyeri
Sub Pokok Bahasa :Teknik Distraksi dan Relaksasi
Sasaran : Ny. A dan keluarga
Tempat : RSUD Dr.Kanujoso Djatiwibowo diruang Soka
Hari/Tanggal : 7 November 2019
Waktu : 10.00 – 10.25

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaran mampu mengetahui
tentang Teknik Distraksi dan Relaksasi.

B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit, diharapkan pasien dan
keluarga dapat:
1. Menyebutkan pengertian teknik distraksi dan relaksasi dengan benar.
2. Menyebutkan 3 dari 5 jenis-jenis teknik distraksi dan relaksasi dengan
benar.
3. Menyebutkan dan mengetahui tujuan distraksi dan relaksasi dengan
benar.
4. Menyebutkan 3 dari 5 manfaaat latihan teknik distraksi dan relaksasi.
5. Menyebutkan 4 dari 8 tips melakukan teknik distraksi dan relaksasi.
6. Dapat mengplikasikan penatalaksanaan distraksi dan relaksasi.

C. Materi
1. Pengertian teknik distraksi dan relaksasi.
2. Jenis-jenis teknik distraksi dan relaksasi.
3. Tujuan teknik distraksi dan relaksasi.
4. Manfaat teknik distraksi dan relaksasi.
5. Tips melakukan teknik distraksi dan relaksasi.
6. Penatalaksanaan teknik distraksi dan relaksasi.

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media
1. Leaflet

F. Evaluasi
Menanyakan pada peserta penyuluhan tentang:
1. Pengertian teknik distraksi dan relaksasi
2. Jenis-jenis teknik distraksi dan relaksasi
3. Tujuan teknik distraksi dan relaksasi
4. Manfaat teknik distraksi dan relaksasi
5. Penatalaksanaan teknik distraksi dan relaksasi

G. Sumber
Alimul, A., A,. A. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia 1. Jakarta:
Salemba Medika.
Daftar Tilik Kebutuhan Dasar Manusia
Potter, P.,A & Perry, A.,G.(2005). Buku ajar fundamental keperawatan:
Konsep,proses,dan praktik (edisi 4) Jakarta : EGC.
Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. (2001). Buku ajar keperawatan medikal-
bedah Brunner & Suddarth (Edisi 8). Jakarta: EGC.
Diposting 20th February 2016 oleh Unknown

H. Proses Penyuluhan

NO KEGIATAN WAKTU PENYAJI SASARAN


1 Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam Memperhatikan
 Memperkenalkan
diri
 Kontrak waktu
 Menjelaskan tujuan
pembelajaran.
 Apersepsi Menjawab Pertanyaan

Memperhatikan
 Menjelaskan
cakupan materi yang
akan dibahas.
2 Penyajian bahan 10 menit 1. Menjelaskan  Mendengarkan
tentang: pengertian teknik  Mempertahankan
1. Menjelaskan distraksi dan kontak mata
pengertian teknik relaksasi
distraksi dan 2. Menjelaskan jenis-
relaksasi jenis teknik
2. Menjelaskan jenis- distraksi dan
jenis teknik relaksasi
distraksi dan
relaksasi

3. Evaluasi formatif 3. Memberikan  Menjawab


pertanyaan Pertanyaan

4. Menjelaskan tujuan 4. Menjelaskan tujuan  Mendengarkan


distraksi dan distraksi dan  Mempertahankan
relaksasi relaksasi kontak mata
5. Menjelaskan 5. Menjelaskan
manfaat distraksi manfaat distraksi
dan relaksasi dan relaksasi
6. Evaluasi formatif 6. Memberikan  Menjawab
pertanyaan Pertanyaan

7. Menjelaskan tips 7. Menjelaskan tips  Mendengarkan

distraksi dan distraksi dan  Mempertahankan


relaksasi relaksasi kontak mata
8. Menjelaskan 8. Menjelaskan
penatalaksanaan penatalaksanaan
distraksi dan distraksi dan
relaksasi. relaksasi.
3 Evaluasi 5 menit 1. Memberi kesempatan
kepada peserta untuk  Menjawab
bertanya untuk pertanyaan
mengevaluasi
peserta,apakah peserta
dapat menjelaskan
kembali materi penkes
dengan bertanya
2. Menyimpulkan kembali
materi yang disajikan
3. Diharapkan 30%
memahami materi

4 Penutup 5 menit 1. Penyaji mengucapkan 1. Menjawab salam


terima kasih
2. Mengucapkan salam
penutup
I. Uraian Materi Penyuluhan

TEKNIK DISTRAKSI DAN RELAKSASI


A. Pengertian
Tehnik distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke
stimulus yang lain. Tehnik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori
bahwa aktivasi retikuler menghambat stimulus nyeri. jika seseorang menerima
input sensori yang berlebihan dapat menyebabkan terhambatnya impuls nyeri
ke otak (nyeri berkurang atau tidak dirasakan oleh klien),. Stimulus yang
menyenangkan dari luar juga dapat merangsang sekresi endorfin, sehingga
stimulus nyeri yang dirasakan oleh klien menjadi berkurang. Peredaan nyeri
secara umum berhubungan langsung dengan partisipasi aktif individu,
banyaknya modalitas sensori yang digunakan dan minat individu dalam
stimulasi, oleh karena itu, stimulasi penglihatan, pendengaran dan sentuhan
mungkin akan lebih efektif dalam menurunkan nyeri dibanding stimulasi satu
indera saja (Tamsuri, 2007).
Relaksasi adalah kegiatan yang memadukan otak dan otot. Otak yang
"lelah" dibuat tenang dan otot yang tegang dibuat relaks. Jika seseorang
melakukan relaksasi, puncaknya adalah fisik yang segar dan otak yang siap
menyala kembali. Oleh karena itu, relaksali melibatkan komponen-komponen
penting tubuh yang secara terus menerus dipakai, misalnya pancaindra,
pernapasan, aliran darah, (sistem kardiovaskuler), otak dan otot-otot rangka.

B. Jenis Tekhnik Distraksi antara lain :


1. Distraksi visual
2. Distraksi pendengaran
3. Distraksi pernafasan
4. Distraksi intelektual
5. Imajinasi terbimbing

C. Jenis-jenis relaksasi:
1. Relaksasi pernafasan (Nafas dalam)

D. Tujuan
Tujuan dari penggunaan teknik distraksi, yaitu agar seseorang yang menerima
teknik ini merasa lebih nyaman, santai, dan merasa berada pada situasi yang lebih
menyenangkan.

E. Manfaat Latihan Relaksasi dan Distraksi


1. Membuat lebih mampu menghindari stress
2. Mengurangi bahkan mengatasi masalah yang berhubungan dengan
stressseperti: sakit kepala, pusing, sulit tidur, hipertensi, mual, muntah,
nyeri punggung dan nyeri lainnya.
3. Menurunkan dan mengatasi kecemasan
4. Membantu menyembuhkan penyakit tertentu seperti darah tinggi dsb
5. Meningkatkan penampilan kerja dan social

F. Tips Melakukan Relaksasi dan Distraksi


1. Dilakukan secara rutin dan teratur atau 2x sehari, sebelum makan, hendak
tidur
2. Dilakukan dengan santai
3. Pikiran tidak terfokus pada penyakit atau perasaan anda
4. Cari tempat yang nyaman seperti sofa atau tempat tidur
5. Longgarkan pakaian yang terasa sempit, lepas jam tangan, kaca mata dan
libatkan semua panca indra ikat pinggang bila anda memakainya
6. Hilangkan pikiran yang mengganggu, kamar diberi penerangan yang
cukup
7. Siapkan diri anda sesantai-santainya, duduklah atau berbaringlah ditempat
yang anda pilih senyaman-nyamannya.
8. Libatkan semua panca indera

G. Penatalaksanaan
Langkah-langkah relaksasi pernapasan menurut daftar tilik kebutuhan
dasar manusia , yaitu sebagai berikut :
1. Anjurkan kepada pasien/keluarga untuk posisi setengah duduk dengan
kaki ditekuk, punggung disangga, kepala diberi bantal atau dengan posisi
supinasi kepala diberi bantal dan kaki dibagian lutut ditekuk.
2. Tempelkan satu atau kedua tangan pasien diatas abdomen, tepat tulang iga
3. Anjurkan pasien/keluarga untuk bernafas melalui hidung dengan mulut
tertutup dan relaksasi, dengan menunduk dan berkonsentrasi pada
abdomen jika memungkinkan.
4. Jika pasien/keluarga mendapatkan kesulitan pasien/keluarga dibantu
dengan inhalasi melalui hidung
5. Menganjurkan pasien/keluarga untuk mengerutkan bibir seolah bersiul
untuk mengeluarkan nafas secara perlahan dan tenang, membuat bunyi
yang pelan tidak menggembungkan pipi, mengkonsentrasikan turun
naiknya perut dan kontraksi otot abdomen dan ekspresi
Langkah-langkah distraksi yaitu sebagai berikut:
1. Distraksi Visual dengan Melihat pertandingan, menonton televisi,
membaca koran, melihat pemandangan dan gambar termasuk distraksi
visual.
2. Distraksi pendengaran dengan mendengarkan musik yang disukai atau
suara burung serta gemercik air, individu dianjurkan untuk memilih musik
yang disukai dan musik tenang seperti musik klasik, dan diminta untuk
berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk
menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu seperti bergoyang,
mengetukkan jari atau kaki. (Tamsuri, 2007)
a. Musik klasik salah satunya adalah musik Mozart. Dari sekian banyak
karya musik klasik, sebetulnya ciptaan milik Wolfgang Amadeus
Mozart (1756-1791) yang paling dianjurkan. Beberapa penelitian
sudah membuktikan, Mengurangi tingkat ketegangan emosi atau nyeri
fisik. Penelitian itu di antaranya dilakukan oleh Dr. Alfred Tomatis dan
Don Campbell. Mereka mengistilahkan sebagai “Efek Mozart”.
b. Dibanding musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi
pada karya-karya Mozart mampu merangsang dan memberdayakan
daerah kreatif dan motivatif di otak. Yang tak kalah penting adalah
kemurnian dan kesederhaan musik Mozart itu sendiri. Namun, tidak
berarti karya komposer klasik lainnya tidak dapat digunakan
(Andreana, 2006)
3. Distraksi pernafasan dengan bernafas ritmik, anjurkan klien untuk
memandang fokus pada satu objek atau memejamkan mata dan melakukan
inhalasi perlahan melalui hidung dengan hitungan satu sampai empat dan
kemudian menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan dengan
menghitung satu sampai empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk
berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap gambar yang memberi
ketenangan, lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk pola pernafasan
ritmik. Bernafas ritmik dan massase, instruksi kan klien untuk melakukan
pernafasan ritmik dan pada saat yang bersamaan lakukan massase pada
bagaian tubuh yang mengalami nyeri dengan melakukan pijatan atau
gerakan memutar di area nyeri.
4. Distraksi intelektual antara lain dengan mengisi teka-teki silang, bermain
kartu, melakukan kegemaran (di tempat tidur) seperti mengumpulkan
perangko, menulis cerita.
5. Imajinasi terbimbing adalah kegiatan klien membuat suatu bayangan yang
menyenangkan dan mengonsentrasikan diri pada bayangan tersebut serta
berangsur-angsur membebaskan diri dari dari perhatian terhadap nyeri.

H. Hambatan dan Pendukung


Hambatan dalam menyampaikan pesan kepada pasien:
1. Baru pertama kali dalam melakukan penyampaian informasi terkait
dengan SAP
2. Terkadang terpaku pada teks atau leaflet dalam menyampaikan materi
Pendukung dalam menyampaikan pesan kepada pasien:
1. Lingkungan yang kondusif atau mendukung dalam komunikasi.
2. Pasien menerima apabila perawat melakukan intervensi kepada pasien
terkait materi yang disampaikan.
3. Perawat percaya diri dalam menyampaikan materi.
4. Pasien mendengarkan dan mempraktekkan sesuai arahan.

BAB IVPEMBAHASAN
A. Evaluasi Struktur
Persiapan media dibuat bersama oleh kelompok. Media yang digunakan
dalam penyuluhan tentang teknik distraksi menggunakan leaflet yang dibuat
berdasarkan konsep dan teori dari materi SAP.
Tempat penyuluhan di Ruang Soka RS. Kanudjoso Djatiwibowo pada
tanggal 7 November 2019.
B. Evaluasi Proses
Penyuluhan berlangsung dengan lancar dan Ny. A memahami materi
penyuluhan yang diberikan. Ny. A memperhatikan materi sebanyak 90%
Selama pelaksanaan penyuluhan, suasana tenang, Ny. A mengikuti dengan
aktif dan memberikan pertanyaan.
Penyuluhan berlangsung selama 25 menit
C. Evaluasi Hasil
Ny. A mampu mengulang materi tentang distraksi dilihat dari ketika
pertanyaan yang kami berikan.
Ny. A dapat mempraktikkan teknik distraksi setelah dilakukan simulasi
yang kami berikan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan Kesehatan adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat,
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan
atau promosi kesehatan. Pendidikan kesehatan bertujuan untuk
mengunggah kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang pemeliharaan dan penigkatan kesehatan bagi dirinya
sendiri, keluarganya maupun masyarakatnya. Tehnik distraksi adalah
pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke stimulus yang lain
Tehnik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori bahwa aktivasi
retikuler menghambat stimulus nyeri. Relaksasi adalah kegiatan yang
memadukan otak dan otot. Otak yang "lelah" dibuat tenang dan otot yang
tegang dibuat relaks. Jika seseorang melakukan relaksasi, puncaknya
adalah fisik yang segar dan otak yang siap menyala kembali. Tujuan dari
penggunaan teknik distraksi agar seseorang yang menerima teknik ini
merasa lebih nyaman, santai, dan merasa berada pada situasi yang lebih
menyenangkan.

B. Saran
Manajemen nyeri dengan teknik distraksi dan relaksasi adalah salah satu
cara yang aman dilakukan untuk menangani nyeri dengan teknik non
farmakologis. Oleh sebab itu, penting sekali bagi pemberi edukasi
mendalami teori tentang distraksi dan relaksasi agar saat memberikan
pendidikan kesehatan atau edukasi mengenai penanganan nyeri secara non
farmakologis ini edukasi yang diberikan kepada pasien dan keluarganya
dapat tersampaikan secara baik dan benar.

J. Lampiran Leaflet

Anda mungkin juga menyukai