B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar dapat mengetahui tentang penyuluhan kesehatan serta
gambaran nyeri, jenis, serta manajemen nyeri .
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan materi
penyuluhan secara sistematis dan benar.
b. Mahasiswa dapat mengetahui ruang lingkup pendidikan
penyuluhan.
c. Mahasiswa menguasai alat bantu dan media yang digunakan dalam
penyuluhan.
C. Manfaat
Penyusunan laporan ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara
teoritis laporan ini berguna sebagai pengembangan pengetahuan mengenai
pendidikan dan penyuluhan kesehatan.
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pendidikan Kesehatan
1. Pengertian
2. Dll
B. Konsep Manajemen Nyeri
1. Pengertian
2. Dll
BAB III LAPORAN PENDIDIKAN PENYULUHAN KESEHATAN
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaran mampu mengetahui
tentang Teknik Distraksi dan Relaksasi.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit, diharapkan pasien dan
keluarga dapat:
1. Menyebutkan pengertian teknik distraksi dan relaksasi dengan benar.
2. Menyebutkan 3 dari 5 jenis-jenis teknik distraksi dan relaksasi dengan
benar.
3. Menyebutkan dan mengetahui tujuan distraksi dan relaksasi dengan
benar.
4. Menyebutkan 3 dari 5 manfaaat latihan teknik distraksi dan relaksasi.
5. Menyebutkan 4 dari 8 tips melakukan teknik distraksi dan relaksasi.
6. Dapat mengplikasikan penatalaksanaan distraksi dan relaksasi.
C. Materi
1. Pengertian teknik distraksi dan relaksasi.
2. Jenis-jenis teknik distraksi dan relaksasi.
3. Tujuan teknik distraksi dan relaksasi.
4. Manfaat teknik distraksi dan relaksasi.
5. Tips melakukan teknik distraksi dan relaksasi.
6. Penatalaksanaan teknik distraksi dan relaksasi.
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
1. Leaflet
F. Evaluasi
Menanyakan pada peserta penyuluhan tentang:
1. Pengertian teknik distraksi dan relaksasi
2. Jenis-jenis teknik distraksi dan relaksasi
3. Tujuan teknik distraksi dan relaksasi
4. Manfaat teknik distraksi dan relaksasi
5. Penatalaksanaan teknik distraksi dan relaksasi
G. Sumber
Alimul, A., A,. A. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia 1. Jakarta:
Salemba Medika.
Daftar Tilik Kebutuhan Dasar Manusia
Potter, P.,A & Perry, A.,G.(2005). Buku ajar fundamental keperawatan:
Konsep,proses,dan praktik (edisi 4) Jakarta : EGC.
Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. (2001). Buku ajar keperawatan medikal-
bedah Brunner & Suddarth (Edisi 8). Jakarta: EGC.
Diposting 20th February 2016 oleh Unknown
H. Proses Penyuluhan
Memperhatikan
Menjelaskan
cakupan materi yang
akan dibahas.
2 Penyajian bahan 10 menit 1. Menjelaskan Mendengarkan
tentang: pengertian teknik Mempertahankan
1. Menjelaskan distraksi dan kontak mata
pengertian teknik relaksasi
distraksi dan 2. Menjelaskan jenis-
relaksasi jenis teknik
2. Menjelaskan jenis- distraksi dan
jenis teknik relaksasi
distraksi dan
relaksasi
C. Jenis-jenis relaksasi:
1. Relaksasi pernafasan (Nafas dalam)
D. Tujuan
Tujuan dari penggunaan teknik distraksi, yaitu agar seseorang yang menerima
teknik ini merasa lebih nyaman, santai, dan merasa berada pada situasi yang lebih
menyenangkan.
G. Penatalaksanaan
Langkah-langkah relaksasi pernapasan menurut daftar tilik kebutuhan
dasar manusia , yaitu sebagai berikut :
1. Anjurkan kepada pasien/keluarga untuk posisi setengah duduk dengan
kaki ditekuk, punggung disangga, kepala diberi bantal atau dengan posisi
supinasi kepala diberi bantal dan kaki dibagian lutut ditekuk.
2. Tempelkan satu atau kedua tangan pasien diatas abdomen, tepat tulang iga
3. Anjurkan pasien/keluarga untuk bernafas melalui hidung dengan mulut
tertutup dan relaksasi, dengan menunduk dan berkonsentrasi pada
abdomen jika memungkinkan.
4. Jika pasien/keluarga mendapatkan kesulitan pasien/keluarga dibantu
dengan inhalasi melalui hidung
5. Menganjurkan pasien/keluarga untuk mengerutkan bibir seolah bersiul
untuk mengeluarkan nafas secara perlahan dan tenang, membuat bunyi
yang pelan tidak menggembungkan pipi, mengkonsentrasikan turun
naiknya perut dan kontraksi otot abdomen dan ekspresi
Langkah-langkah distraksi yaitu sebagai berikut:
1. Distraksi Visual dengan Melihat pertandingan, menonton televisi,
membaca koran, melihat pemandangan dan gambar termasuk distraksi
visual.
2. Distraksi pendengaran dengan mendengarkan musik yang disukai atau
suara burung serta gemercik air, individu dianjurkan untuk memilih musik
yang disukai dan musik tenang seperti musik klasik, dan diminta untuk
berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk
menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu seperti bergoyang,
mengetukkan jari atau kaki. (Tamsuri, 2007)
a. Musik klasik salah satunya adalah musik Mozart. Dari sekian banyak
karya musik klasik, sebetulnya ciptaan milik Wolfgang Amadeus
Mozart (1756-1791) yang paling dianjurkan. Beberapa penelitian
sudah membuktikan, Mengurangi tingkat ketegangan emosi atau nyeri
fisik. Penelitian itu di antaranya dilakukan oleh Dr. Alfred Tomatis dan
Don Campbell. Mereka mengistilahkan sebagai “Efek Mozart”.
b. Dibanding musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi
pada karya-karya Mozart mampu merangsang dan memberdayakan
daerah kreatif dan motivatif di otak. Yang tak kalah penting adalah
kemurnian dan kesederhaan musik Mozart itu sendiri. Namun, tidak
berarti karya komposer klasik lainnya tidak dapat digunakan
(Andreana, 2006)
3. Distraksi pernafasan dengan bernafas ritmik, anjurkan klien untuk
memandang fokus pada satu objek atau memejamkan mata dan melakukan
inhalasi perlahan melalui hidung dengan hitungan satu sampai empat dan
kemudian menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan dengan
menghitung satu sampai empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk
berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap gambar yang memberi
ketenangan, lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk pola pernafasan
ritmik. Bernafas ritmik dan massase, instruksi kan klien untuk melakukan
pernafasan ritmik dan pada saat yang bersamaan lakukan massase pada
bagaian tubuh yang mengalami nyeri dengan melakukan pijatan atau
gerakan memutar di area nyeri.
4. Distraksi intelektual antara lain dengan mengisi teka-teki silang, bermain
kartu, melakukan kegemaran (di tempat tidur) seperti mengumpulkan
perangko, menulis cerita.
5. Imajinasi terbimbing adalah kegiatan klien membuat suatu bayangan yang
menyenangkan dan mengonsentrasikan diri pada bayangan tersebut serta
berangsur-angsur membebaskan diri dari dari perhatian terhadap nyeri.
BAB IVPEMBAHASAN
A. Evaluasi Struktur
Persiapan media dibuat bersama oleh kelompok. Media yang digunakan
dalam penyuluhan tentang teknik distraksi menggunakan leaflet yang dibuat
berdasarkan konsep dan teori dari materi SAP.
Tempat penyuluhan di Ruang Soka RS. Kanudjoso Djatiwibowo pada
tanggal 7 November 2019.
B. Evaluasi Proses
Penyuluhan berlangsung dengan lancar dan Ny. A memahami materi
penyuluhan yang diberikan. Ny. A memperhatikan materi sebanyak 90%
Selama pelaksanaan penyuluhan, suasana tenang, Ny. A mengikuti dengan
aktif dan memberikan pertanyaan.
Penyuluhan berlangsung selama 25 menit
C. Evaluasi Hasil
Ny. A mampu mengulang materi tentang distraksi dilihat dari ketika
pertanyaan yang kami berikan.
Ny. A dapat mempraktikkan teknik distraksi setelah dilakukan simulasi
yang kami berikan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan Kesehatan adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat,
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan
atau promosi kesehatan. Pendidikan kesehatan bertujuan untuk
mengunggah kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang pemeliharaan dan penigkatan kesehatan bagi dirinya
sendiri, keluarganya maupun masyarakatnya. Tehnik distraksi adalah
pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke stimulus yang lain
Tehnik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori bahwa aktivasi
retikuler menghambat stimulus nyeri. Relaksasi adalah kegiatan yang
memadukan otak dan otot. Otak yang "lelah" dibuat tenang dan otot yang
tegang dibuat relaks. Jika seseorang melakukan relaksasi, puncaknya
adalah fisik yang segar dan otak yang siap menyala kembali. Tujuan dari
penggunaan teknik distraksi agar seseorang yang menerima teknik ini
merasa lebih nyaman, santai, dan merasa berada pada situasi yang lebih
menyenangkan.
B. Saran
Manajemen nyeri dengan teknik distraksi dan relaksasi adalah salah satu
cara yang aman dilakukan untuk menangani nyeri dengan teknik non
farmakologis. Oleh sebab itu, penting sekali bagi pemberi edukasi
mendalami teori tentang distraksi dan relaksasi agar saat memberikan
pendidikan kesehatan atau edukasi mengenai penanganan nyeri secara non
farmakologis ini edukasi yang diberikan kepada pasien dan keluarganya
dapat tersampaikan secara baik dan benar.
J. Lampiran Leaflet