Anda di halaman 1dari 44

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karena ingin cepat sembuh kadang kala orang yang sakit mengonsumsi obat
berlebih. Tentu saja ini berbahaya. Penggunaan obat secara berlebihan atau
melebihi dosis yang ditentukan tidak akan memberikan manfaat bagi kesehatan, tapi
justru memicu munculnya gangguan kesehatan yang lain.Hal ini karena obat bisa
menjadi racun jika digunakan secara tidak tepat.

Jika obat yang dikonsumsi tidak membuat penyakitnya sembuh atau


membaik setelah dikonsumsi beberapa kali, sebaiknya hentikan penggunaannya.
Dan sebaiknya tidak mencoba untuk menambahkan dosis sendiri tanpa adanya
nasihat dari dokter karena memicu terjadinya overdosis. Jadi overdosis terjadi
ketika seseorang menggunakan terlalu banyak obat (kombinasi dari sejumlah obat).
Overdosis mempengaruhi tubuh kita khususnya otak, hati, jantung, paru-paru dan
ginjal. Jika ini terjadi maka tubuh akan kehilangan kemampuan untuk
mengantisipasi obat yang bersangkutan.

Penggunaan obat secara overdosis umumnya ditemukan pada obat sakit


kepala. Gejala yang muncul termasuk pingsan, berhenti bernafas, atau kegagalan
jantung, semuanya bisa mengakibatkan kematian. Sedangkan jika overdosis yang
terjadi pada obat antibiotik maka bisa menyebabkan kuman menjadi kebal atau
resisten sehingga dibutuhkan obat antibiotik lainnya dengan dosis yang lebih tinggi.
Tapi kasus overdosis bisa terjadi pada obat apapun.
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana tinjauan teori tentang overdosis ?
2. Bagaiamana konsep asuhan keperawatan overdosis ?
3. Bagaimana tinjauan teori tentang keracunan ?
4. Bagaimana konsep asuhan keperawatan keracuanan ?
5. Bagaimana tinjauan teori gigitan serangga dan ular ?
6. Bagaimana kosenp asuhan keperawatan pada gigitan serangga & ular ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui tinjauan teori tentang overdosis
2. Mengetahui konsep asuhan keperawatan overdosis
3. Mengetahui tinjauan teori tentang keracunan
4. Mengetahui konsep asuhan keperawatan keracuanan
5. Mengetahui tinjauan teori gigitan serangga dan ular
6. Mengetahui kosenp asuhan keperawatan pada gigitan serangga & ular
3

BAB II
OVERDOSIS

2.1 Pengertian

Overdosis atau keracunan obat adalah masuknya zat atau senyawa kimia
dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang
menggunakannya.Keracunan sakit yang ditimbulkan oleh racun.Bahan racun yang
masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu seperti
paru-paru, hati,ginjal dan lainnya.Tetapi zat tertentu dapat pula terakumulasi dalam
organ tubuh, tergantung sifatnya pada tulang,hati,darah atau organ lainnya sehingga
akan menghasilkan efek yang tidak diinginkan dalam jangka panjang.

Keracunan obat yang dimakan sendiri merupakan 10% dari semua kasus
akut yang masuk rumah sakit.Keracunan tidak sengaja sering terjadi pada anak-
anak dan obat sebaliknya disimpan dalam tabung yang tidak bisa dibuka anak kecil
serta diletakkan diluar jangkauan mereka.Pada orang dewasa obat yang paling
sering dikonsumsi adalah : antidepresan trisiklik, benzodiasepin,bahan rumah
tangga (detergen,kanji), paracetamol, ko-proksamol, dan aspirin.Barbiturat kini
lebih jarang digunakan.Parakuat dan obat insektisida kadang-kadang terminum
dengan tidak sengaja.Keracunan karbon monoksida akibat gas rumah tangga tidak
lagi terjadi di tempat yang menggunakan gas Laut Utara dan terjadi akibat
pembakaran tak sempurna dari pipa yang tersumbat dan knalpot kendaran.
4

2.2 Presentasi Klinis

Sebagian besar pasiien yang mengalami overdosis masih sadar saat ditemui dan
biasanya akan menyebutkan tablet nama obat yang telah mereka konsumsi.Jika
tidak sadar,harus di pertimbangkan penyebab koma yang lain bahkan jika
ditemukan botol dalam saku.Akan bermanfaat untuk mencari kartu diabetes atau
steroid atau kartu rawat jalan di RS.Keluarga atau teman mungkin mengetahui
apakah saat ini pasien sedang dalam pengobatan.Pasien sering kali mengonsums
lebih dari satu obat dan sangat sering mengonsumsi alkohol.
5

2.3 Manifestasi Klinis

Segera setelah mengalami overdosis orang tersebut mungkin tidak memiliki


gejala dari mengambil jumlah yang beracun.Mereka mungkin tetap bebas dari
gejala sampai 24 jam setelah mengambil.Setelah periode awal ini,gejala berikut
yang umum terjadi pada keracunan :
a. Mual
b. Muntah
c. Tidak enak badan
d. Tidak bisa makan/nafsu makan buruk

Overdosis Obat Yang Sering Terjadi

Obat Gambaran Klinis Catatan


Oploid Penurunana kesadaran,depresi Mungkin perlu RJP
pernafasan,pupil mengecil Nalokson 1-2 mg
Kokain Bingung,agresi, halusinasi, kejang, Sedasi diasepam bloker B
CVA , delirium untuk aritmia, RJP
Aspirin Hiperventilasi, gangguan Mungkin baik saat masuk
penglihatan, tinitus, mual, muntah, RS dan memburuk ,
bikarbonat intravena bagi
asidosis berat.
Anti depresan Mulut kering, aritmia, Diazepam untuk
trisiklik kejang,depresi nafas, koma,pupil hipereksitabilitas
dilatasi. Fisostigmin untuk memblok
antikolinergik
6

Paracetamol Hepatotoksisitas biasanya tampak Pantau fungsi hati selama 2


setelah 48 jam minggu jika INR awal
abnormal
Fe Mual,muntah, agitasi,kerusakan Biasanya ditemukan pada
hati anak anak
Metanol dan Penglihatan kabur,asidos Lavese lambung dengan 3%
etilen glikol HCO3 dan berikan etanol
untuk memblok metanol
asetildehid.
Litium Mual,muntah,tremor
otot,kaku,jedutan.
Barbiturat Mengantuk,koma,hipotensi,hipove Sebagian besar pasien
ntilasi, indurasi merah pada titik hanya perlu terapi supportif
tekanan ekstremitas, pupil dilatasi, ,jarang memerlukan
reflek tidak ada. ventilasi
Amfetamin Terlalu waspada, aritmia,pupil Penggantian cairan ,
dilatasi hipertermi,hiponatremi, diatrolen perlu jika suhu >
hiperkalemi, henti jantung 39 C
Digoksin Mual,muntah,aritmia Sering jika kadar kalium
menurun
Benzodiazepin Mengantuk sampai koma Jarang fatal dan jarang yg
memerlukan ventilasi
7

2.4 Patofisiologi

Penyebab terbanyak keracunan adalah pada sistem saraf pusat dengan akibat
penurunan tingkat kesadaran dan depresi pernafasan.Fungsi kardiovaskuler
mungkin juga terganggu sebagian karena efek toksik langsung pada miokard dan
pembuluh darah perifer dan sebagian lagi karena depresi pusat kardiovaskuler
diotak.Hipotensi yang terjadi mungkin berat dan bila berlangsung lama dapat
menyebabkan kerusakan ginjal hipotermia terjadi bila ada depresi mekanisme
pengaturan suhu tubuh.Gambaran syok mungkin tidak tampak karena adanya
depresi sistem saraf pusat dan hipotermia.Hipotermia yang terjadi akanmemperberat
syok asidemia dan hipoksia.

2.5 Pemeriksaan Penunjang


Data laboratorium klinis yang relevan penting untuk pengkajian pasien
keracunan atau overdosis.Pemeriksaan yang memberikan petunjuk mengenai agen-
agen yang ditelan pasien mencakup pemeriksan elektrolit, fungsi hati, urinalis,
elektrokardiograafi dan osmolalitas serum.Pengukuran kadar serum dilakukan pada
semua pasien yang mengalami overdosis.pada keadaan overdosis,hasil pemeriksaan
kadar digambarkan terhadap waktu penelanan dalam nomogram Rumack
Matthew.pengukuran kadar serum juga tersedia untuk karbamazepin,zat
besi,etanol,litium,aspirin dan asam valproat dan dapat dilakukan jika agens ini
diduga menjadi penyebab overdosis.

2.6 Komplikasi
Kejang,koma,henti jantung, henti nafas,syok
8

2.7 Penatalaksanaan

Pertolongan kepada pasien gawat darurat dilakukan dengan terlebih dahulu


melakukan survei primer untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang
mengancam hidup pasien, barulah selanjutnya dilakukan survei sekunder. Tahapan
kegiatan meliputi :
A : Airway, mengecek jalan nafas dengan tujuan menjaga jalan nafas
disertai control servikal.
B : Breathing, mengecek pernafasan dengan tujuan mengelola
pernafasan agar oksigenasi adekwat.
C : Circulation, mengecek sistem sirkulasi disertai kontrol perdarahan.
D : Disability, mengecek status neurologis
E : Exposure, enviromental control, buka baju penderita, tapi cegah
hipotermia.
Survei primer bertujuan mengetahui dengan segera kondisi yang
mengancam nyawa pasien. Survei primer dilakukan secara sekuensial sesuai dengan
prioritas. Tetapi dalam prakteknya dilakukan secara bersamaan dalam tempo waktu
yang singkat (kurang dari 10 detik). Apabila teridentifikasi henti nafas dan henti
jantung maka resusitasi harus segera dilakukan.
Apabila menemukan pasien dalam keadaan tidak sadar maka pertama kali
amankan lingkungan pasien atau bila memungkinkan pindahkan pasien ke tempat
yang aman. Selanjutnya posisikan pasien ke dalam posisi netral (terlentang) untuk
memudahkan pertolongan.Penilaian airway dan breathing dapat dilakukan dengan
satu gerakan dalam waktu yang singkat dengan metode LLF (look, listen dan feel).
a. Pertahankan jalan nafas dan ventilasi
b. Absorpsi dan keluarkan obat
9

c. Perawatan umum pada pasien tak sadar-perawatan, fisioterapi,


mempertahankan keseimbangan cairan untuk fungsi ginjal dan
mengatasisyok.
d. Pemeriksaan psikiatri
e. Pusat terapi racun.

Ventilasi
Setelah memastikan jalan nafas bebas, pasien harus dirawat di
RS.Pemasangan selang endotrakeal dan pemberian oksigen mungkin perlu
dilakukan.Ventilasi buatan jarang diperlukan tetapi ventilasi spontan harus dinilai
secara berkala dan keputusan untuk memberikan ventilasi diambil berdasarkan
pemeriksaan analisa gas darah.NB Depresi pernafasan yang berat akibat morfin atau
dekstropopoksifen dibalikkan dengan nalokson.

Absorpsi dan Pengeluaran Obat


Manfaat bilas lambung meragukan jika dilakukan lebih dari 1 jam setelah
mengonsumsi obat.Karbon aktif bisa mengikat racun dalam lambung sehingga
mengurangi absorpsinya.

Diuresis Alkali dan Dialisis


Salisilat pada overdosis berat bisa dikeluarkan dengan diuresis alkali dan juga
melalui dialisis peritoneal atau hemodialisis:amitriptilin,diazepam,nitrazepam dan
paracetamol tidak bisa.Alkalinitas lebih penting daripada kuantitas urin dan
diperlukan output urin yang normal untuk bisa menimbulkan efek (1,5-2 L/24 jam)
selama pasien mendapat hidrasi yang baik.Keputusan untuk menggunakan teknik-
teknik tersebut tergantung pada keadaan umum pasien,khususnya jika semakin
10

memburuk.Akan bermanfaat untuk mengetahui kadar salisilat awal dalam darah


karena kadar yang mula-mula tinggi pada pasien dengan keadaan yang memburuk
merupakan indikasi dilakukannya diuresis atau dialisis.Kontraindikasi untuk
tindakan
11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN OVERDOSIS

A. Pengkajian
Pengkajian difokuskan pada masalah yang mendesak seperti jalan nafas dan
sirkulasi yang mengancam jiwa,adanya gangguan asam basa, keadaan status
jantung, status kesadaran.
a. Identitas :
Keracunan tidak sengaja sering terjadi pada anak-anak dimana mereka sering
menelan obat yang diletakkan diwadah terbuka yang mudah mereka
jangkau.Pada orang dewasa sering terjadi overdois obat karena kasalahan dosis
maupun memang disengaja,obat yang paling sering dikonsumsi adalah :
antidepresan trisiklik, benzodiasepin,bahan rumah tangga (detergen,kanji),
paracetamol, ko-proksamol, dan aspirin.Barbiturat kini lebih jarang digunakan

b. Keluhan Utama
Klien yang mengalami overdosis akan mengalami keluhan berbagai macam
tergantung jenis obat dan kemampuan tubuh dalam mengkompensasi efek dari
overdosis tersebut.Keluhan mulai dari pusing,sesak nafas,penurunan kesadaran.

c. Riwayat Penyakit Sekarang


 Kaji riwayat kesadaran : riwayat keracunan,bahan racun yang
digunakan,berapa lama diketahui setelah keracunan,ada masalah lain
sebagi pencetus keracunan dan sindroma toksis yang ditimbulkan dan
kapan terjadinya.
 Mengkaji Triase pada klien,apakah hidup pasien berada dalam bahaya
serius ? atau apakah hidup pasien terancam bahaya ?
12

 Riwayat pajanan klien menyediakan kerangka kerja untuk menangani


keracunan atau overdosis.Hal penting yang perlu diperhatikan mencakup
mengidentifikasi obat atau racun,waktu dan lama pajanan,penanganan
pertama yang diberikan sebelum tiba di rumah sakit,alergi dan proses
penyakit yang mendasari atau cedera terkait.Informasi ini dapat diperoleh
dari klien,anggota keluarga,teman,penolong atau saksi mata.

d. Riwayat Penyakit Dahulu


Kaji apakah klien pernah mengalami overdosis sebelumnya.

e. Riwayat Kesehatan Keluarga


Tanyakan apakah dikeluarga klien ada yang pernah mengalami overdosis
atau menderita penyakit yang lain.

f. Pengkajian Pola Pola Kesehatan


 Aktivitas/Latihan
Penurunan kekuatan,keterbatasan rentang gerak,penurunan
kemampuan otot,kelemahan.
 Sirkulasi
Syok,vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit
pucat dan dingin ,takikardia, disritmia.
 Integritas Ego
Ansietas,menangis,putus asa.
 Eliminasi
Haluaran urine menurun/tidak ada selama masa darurat,warna
mungkin hitam kemerahan,penurunan bising usus/tidak ada,diuresis.
13

 Makanan/Cairan
Penurunan nafsu makan,anoreksia,mual muntah.
 Neurosensori
Perubahan orientasi,penurunan reflek tendon,,aktifitas
kejang,laserasi korneal,kerusakan retina, penurunan ketajaman
penglihatan.
 Pernafasan
Ketidakmampuan menelan sekresi oral dan sianosis,sesak nafas,henti
nafas.
 Keamanan
penurunan curah jantung sehubungan dengan kehilangan
cairan/status syok.
14

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifnya pola nafas berhubungan dengan kesulitan pernapasan
2. Resiko kekurangan volume cairan tubuh.
3. Penurunan kesadaran terkait dengan sistem saraf pusat
4. Ansietas berhubungan dengan Tidak efektifnya koping individu

C. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria


No. Intervensi
Keperawatan Hasil
Ketidakefektifan
1. Tujuan: a. Observasi tanda-tanda vital.
pola nafas b.d Mempertahankan Rasional: Untuk memahami
distres pernafasan pola napas tetap keadaan umum pasien dalam
efektif menentukan tindakan selanjutnya

Kriteria Hasil : b. Berikan O2 sesuai anjuran dokter


Rasional: Terapi oksigen
meningkatkan suplai oksigen ke
jantung

c. Jika pernafasan depresi, diberikan


oksigen (ventilator) dan lakukan
hisap.
Rasional: Ventilator dapat
membantu memperbaiki depresi
jalan napas
15

d. Memberikan kenyamanan dan


istirahat pada pasien dengan
memberikan asuhan keperawatan
individu
Rasional: memulihkan fisik akan
memperbaiki anggaran pasien dan
mengurangi tantangan, istirahat
mengurangi komsumsi oksigen
miokard

Resiko Kekurangan Setelah dilakukan b. Pertahankan catatan intake dan


volume cairan tindakan output yang akurat
keperawatan selama c. Monitor status hidrasi
2 x 24 kekurangan (kelembapan membran mukosa,
volume cairan pasien nadi adekuat, tekanan darah
dapt teratasi dengan ortostatik).
Kriteria Hasil: d. Monitor vital sign
a. Tekanan darah, e. Monitor status nutrisi
suhu tubuh dalam f. Monitor masukan makanan/
batas normal. cairan dan hitung intake kalori
b. Tidak ada tanda- harian
tanda dehidrasi g. Kolaborasikan pemberian cairan
IV
Penurunan Tujuan: Setelah a. Pantau tanda vital setiap 15
kesadaran b.d dilakukan tindakan menit
sistem saraf pusat perawatan Rasional: bila ada perubahan
16

diharapkan dapat yang berarti merupakan


mempertahankan perubahan penurunan kesadaran
tingkat kesadaran b. Catat tingkat kesadaran pasien
klien Rasional: Penurunan kesadaran
(komposmentis) sebagai indikasi penurunan
aliran darah otak.
Kriteria Hasil : c. Kaji keberadaan tanda-tanda
kesulitan pernapasan, cepat,
sianosis dan kolapsnya
pembuluh darah
Rasional: Gejala ini merupakan
manifestasi dari perubahan pada
otak, ginjal, jantung dan paru.
d. Pantau keberadaan perubahan
tingkat kesadaran
Rasioanal: Tindakan umum
yang dimaksudkan untuk
keselamatan hidup, diterbitkan
resusitasi: Jalan napas,
pernapasan, sirkulasi
e. Kolaborasi dengan tim medis
dalam pelaksanaan anti dotum
Rasional: Anti dotum (penawar
racun) dapat membantu
mengakumulasi penumpukan
racun
17

Ansietas b..d tidak Setelah dilakukan a. Gunakan pendekatan yang


efektifnya koping tindakan menenangkan
individu.. keperawatan b. Nyatakan dengan jelas harapan
kecemasan pasien terhadap pelaku pasien
dapat teratasi. c. Jelaskan semua prosedur dan
Kriteria hasil: apa yang dirasakan selama
a. Klien mampu prosedur
mengidentifikasi d. Temani pasien untuk
dan memberikan keamanan dan
mengungkapkan mengurangi takut
gejala cemas e. Dngarkan dengan penuh
b. Vital sign dalam perhatian
keadaan normal f. Identifikasi tingkat kecemasan
g. Bantu pasien mengenai situasi
yang menimbulkan kecemasan
h. Berikan obat untuk mengurangi
kecemasan
18

BAB III

KERACUNAN

3.1 Definisi

Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk kedalam tubuh melalui mulut,
hidung (inhalasi), serta suntikan dan absorbsi melalui ,kulit, atau di gunakan
terhadap organisme hidup dengan dosis relatif kecil akan merusak kehidupan dan
mengganggu dengan serius fungsi satu atau lebih organ atau jaringan.

Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam
tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang
menggunakannya.Keracuanan Makanan adalah penyakit yang tiba – tiba dan
mengejutkan yang dapat terjadi setelah menelan makanan / minuman yang
terkontaminasi. (KMB Brunner & Suddarth Vol.3)

3.2 Etiologi

Penyebab keracunan ada beberapa macam dan akibatnya bisa mulai yang ringan
sampai yang berat. Secara umum yang banyak terjadi di sebabkan oleh :

1. Mikroba

Mikroba yang menyebabkan keracunan di antaranya :

 Escherichia coli patogen


 Staphilococus aureus
 Salmonella
 Bacillus Parahemolyticus
 Clostridium Botulisme
 Streptokkkus
19

2. Bahan Kimia
 Peptisida golongan organofosfat
 Organo Sulfat dan karbonat
3. Toksin
 Jamur
 Keracunan Singkong
 Tempe Bongkrek
 Bayam beracun
 Kerang

3.3 Patofisiologi

Keracuanan dapat di sebabkan oleh beberapa hal di antaranya yaitu faktor


bahan kimia, mikroba, toksin dll. Dari penyebab tersebut dapat mempengaruhi
vaskuler sistemik shingga terjadi penurunan fungsi organ – organ dalam tubuh.
Biasanya akibat dari keracunan menimbulkan mual, muntah, diare, perut
kembung,gangguan pernafasan, gangguan sirkulasi darah dan kerusakan hati (
sebagai akibat keracunan obat da bahan kimia ). Terjadi mual, muntah di karenakan
iritasi pada lambung sehingga HCL dalam lambung meningkat.

Makanan yang mengandung bahan kimia beracun (IFO) dapat menghambat


( inktivasi ) enzim asrtikolinesterase tubuh (KhE). Dalam keadaan normal enzim
KhE bekerja untuk menghidrolisis arakhnoid (AKH) dengan jalan mengikat Akh –
KhE yang bersifat inakttif. Bila konsentrasi racun lebih tingggi dengan ikatan IFO-
KhE lebih banyak terjadi. Akibatnya akan terjadi penumpukan Akh di tempat –
tempat tertentu, sehingga timbul gejala – gejala rangsangan Akh yang berlebihan,
20

yang akan menimbulkan efek muscarinik, nikotinik, dan ssp ( menimbulkan


stimulasi kemudian depresi SSP )

3.4 Manifestasi Klinis


1. Gejala yang paling menonjol meliputi :
a. Kelainan Visus
b. Hiperaktivitas kelenjar ludah dan keringat
c. Gangguan Saluran pencernaan
d. Kesukaran bernafas

2. Keracunan ringan
a. Anoreksia
b. Nyeri kepala
c. Rasa lemah
d. Rasa takut
e. Tremor pada lidah dan kelopak mata
f. Pupil miosis

3. Keracunan sedang
a. Nausea
b. Muntah – muntah
c. Kejang dan kram perut
d. Hipersalifa
e. Hiperhidrosis
f. Fasikulasi otot
g. Bradikardi
21

4. Keracunan berat
a. Diare
b. Reaksi cahaya negatif
c. Sesak nafas
d. Sianosis
e. Edema paru
f. Inkontinensia urine dan feses
g. Kovulsi
h. Koma
i. Blokade jantung akhirnya meninggal

3.5 Komplikasi
a. Kejang
b. Koma
c. Henti jantung
d. Henti napas (Apneu)
e. Syok

3.6 Penatalaksanaan
1. Tindakan Emergensi
Airway : Bebaskan jalan nafas, kalau perlu di lakukan
inkubasi
Breathing : Berikan nafas buatan, bila penderita tidak bernafas
spontan atau pernafasan tidak adekuat
Circulasi : Pasang infus bila keaadaan penderita gawat darurat
dan perbaiki perfusi jaringan.
22

2. Resusitasi
Setelah jalan nafas di bebaskan dan di bersihkan, periksa pernafasan dan nadi.
Infus dextrose 5% kec.15 – 20, nafas buatan, O2, hisap lendir dalam saluran
pernafasan, hindari obat – obatan depresan saluran nafas, kalau perlu
respirator pada kegagalan nafas berat. Hindari pernafasan buatan dari mulut
ke mulut, sebab racun orga fhosfat akan meracuni lewat mulut penolong.
Pernafasan buatan hanya di lakukan dengan meniup face masuk atau
menggunakan alat bag – valve – mask.

3. Identifikasi penyebab
Bila mungkin lakukan identifikasi penyebab keracunan, tapi hendaknya usaha
mencari penyebab keracunan tidak sampai menunda usaha – usaha
penyelamatan penderita yang harus segera di lakukan.

4. Mengurangi absorbs
Upaya mengurangi absorbsi racun dari saluran cerna di lakukan dengan
merangsang muntah, menguras lambung, mengabsorbsi racun dengan karbon
aktif dan membersihkan usus

5. Meningkatkan eliminasi
Meningkatkan eliminasi racun dapat di lakukan dengan diuresis basa atau
asam, dosis multipel karbon aktif, dialisis dan hemoperfus.
23

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KERACUNAN

A. Pengkajian
1. Identitas
Klien yang mengalami keracunan dapat terjadi pada semua kalangan umur
,mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.Dapat terjadi pada laki-laki
atau perempuan

2. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pada klien keracunan mulai dari mual
muntah,pusing,penurunan kesadaran.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Kaji penyakit apa yang pernah dialami klien sebelumnya,apakah klien
pernah mengalami keracunan atau alergi terhadap bahan/makanan tertentu.

4. Pemeriksaan fisik

 Keadaan umum : Kesadaran menurun


 Pernafasan : Nafas tidak teratai
 Kardiovaskuler : Hipertensi, nadi aritmia.
 Persarafan : Kejang, miosis, vasikulasi, penurunan kesadaran,
kelemahan, paralise.
 Gastrointestinal : Muntah, diare
 Integumen : Berkeringat
 Muskuloskeletal : Kelelahan, kelemahan
 Integritas Ego : Gelisah, pucat
 Eliminasi : Diare
24

 Selaput lender : Hipersaliva


 Sensori : Mata mengecil/membesar, pupil miosis

B. Diagnosa Keperawatan

1. Pola nafas infektif b.d obstruksi trakheobronkeal


2. Defisit volume cairan b.d muntah, diare
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia
4. Gangguan perfusi jaringan b.d kekurangan O2

C. Intervensi

1. Pola nafas infektif b.d obstruksi trakheobronkeal


Tujuan : menunjukkan pola nafas efektif dengan frekuensi dan
kedalaman dalam rentang normal dan paru bersih
Kriteria hasil : suara nafas normal
Intervensi :
a. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada
Rasional : untuk mengetahui pola nafas, dan keadaan dada saat bernafas
b. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi
Rasional : untuk memberikan kenyamanan dan memberikan posisi yang
baik untuk melancarkan respirasi
c. Dorong atau bantu klien dalam mengambil nafas dalam
Rasional : untuk membantu melancarkan pernafasan klien
25

2. Defisit volume cairan b.d muntah, diare


Tujuan : mempertahankan volume cairan adekuat
Intervensi :
a. Awasi intake dan output, karakter serta jumlah feses
Rasional: untuk mengetahui pemasukan dan pengeluaran kebutuhan cairan
klien.
b. Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan turgor
kulit
Rasional : untuk mengetahui apakah klien kekurangan cairan dengan
mengamati sistem integuman.
c. Kolaborasi pemberian cairan paranteral sesuai indikasi
Rasional : untuk membantu menormalkan kembali cairan tubuh klien

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anorexia


Tujuan : nutrisi adekuat
Intervensi :
a. Catat adanya muntah
Rasional : untuk mengetahui frekuensi cairan yang keluar pada saat klien
muntah
b. Berikan makanan dengan porsi sedikit tapi sering
Rasional : untuk membantu klien agar tidak kekurangan nutrisi
c. Berikan makanan halus, hindari makanan kasar sesuai indikasi
Rasional : untuk membantu klien agar dapat mencerna makanan dengan
lancar serta tidak lagi mengalami mual, muntah
d. Kolaborasi pemberian antisida sesuai indikasi
Rasional : untuk mengurangi nyeri pada abdomen
26

4. Gangguan perfusi jaringan b.d kekuranagn O2


Tujuan : terjadi peningkatan perfusi jaringan
Intervensi :
a. Observasi warna & suhu kulit atau membran mukosa
Rasional : untuk mengetahui apakah klien mempunyai alergi kulit
b. Evaluasi ekstremitas ada atau tidaknya kualitas nadi
Rasional : untuk mengetahui apakah klien mengalami
takikardi/bradikardi dan kekuatan pada ekstremitas
c. Kolaborasi pemberian cairan (IV/peroral) sesuai indikasi
Rasional : untuk menetralkan intake kedalam tubuh
27

BAB IV

GIGITAN SERANGGA DAN ULAR

4.1 Gigitan Serangga Black Widow


4.1.1 Definisi

Black widow adalah laba-laba hitam dengan kaki panjang memiliki tanda
berbentuk jam pasir pada sisinya yang berwarna merah (atau jingga). Panjangnya
sekitar 2,5 cm, termasuk kakinya, dan mudah untuk dikenali.Laba-laba hitam ini
memiliki ciri-ciri mengkilap dengan gambaran hour-glass merah di abdomennya.

4.1.2 Etiologi

Bisa yang dihasilkan lack Widow dapat meningkatkan pelepasan asetilkolin dari
persambungan mioneural sehingga menguras aktivitas end-plate dan menyekat
transmisi sinaps dengan mendepolarisasi membran pascasinapsis.
28

4.1.3 Manifestasi Klinis

Gigitan black widow bisa menyebabkan nyeri dan bengkak. Karena gejalanya
muncul dengan cepat, laba-laba biasanya masih berada dalam jangkauan. Kram otot
juga terjadi selama 6 sampai 24 jam. Mereka jarang menyebabkan kematian
(kecuali pada anak-anak kecil atau ketika korban digigit oleh beberapa laba-laba).

Tanda dan gejala gigitan laba-laba black widow di antaranya :

a. Nyeri. Umumnya dimulai dalam kurun waktu satu jam setelah digigit,
nyeri bisa menyebar dari bagian gigitan hingga ke abdomen, punggung,
atau dada.
b. Kram. Kram perut bisa menjadi sangat parah dan terkadang
disalahartikan dengan usus buntu.
c. Berkeringat. Keringat berlebih bisa terjadi di sekitar bagian yang terkena
gigitan atau mungkin melibatkan seluruh bagian tubuh.
d. Sakit kepala,pusing, edema kelopak mata, konjungtivitis, ruam kulit dan
pruritus, mual, muntah, berkeringat, salivasi, lemas,oliguria.Pada kasus
berat,hipotensi dan kelainan EKG sama dengan yang terjadi pada
overdosis digitalis.
e. Pada lokasi gigitan ada tanda dua taring dengan bengkak lokal kecil.

4.1.4 Penatalaksanaan

a. Bersihkan luka gigitan lalu kompres dengan es batu pada bagian yang
terkena gigitan selama 20 menit untuk mengurangi penyebaran racun.
b. Untuk spasme otot berat, berikan 2-10 ml kalsium glukonat 10% IV
untuk menghasilkan relaksasi otot segera.Metokarbamol 1 g diberikan
dengan dosis 100 mg /menit IV sebagai alternatif.Untuk gejala yang
29

lebih ringan pada orang dewasa dan anak-anak di atas umur 6


tahun,pemberian diazepam mungkin sudah cukup.
c. Pada kasus berat pada orang lanjut usia dan pada anak-anak di bawah
umur 6 tahun ,berikan antibisa 1 ampul IV dalam salin 50 ml.Lakukan
tes kulit terlebih dahulu.

4.2 Gigitan Serangga Tawon


4.2.1 Definisi

Tawon adalah serangga terbang yang mudah dikenali karena dikenal suka
menyengat bila diganggu dan warnanya yang mencolok pada beberapa spesies.
Tawon termasuk dalam ordo Hymenoptera yang juga beranggotakan semut dan
lebah.Tawon atau tabuhan kadang-kadang dikelirukan sebagai lebah oleh orang
awam.Tawon memiliki ciri-ciri Ada lebih dari 4 ribu jenis tawon di dunia
dengan berbagai karakteristiknya. Namun secara garis besar, tawon punya
bentuk tubuh ramping dan besar,tawon memiliki bagian pinggang yang lebih
panjang ke belakang,tawon ada yang memiliki bulu, tapi dari tekstur biasanya
lebih halus dan sedikit. Soal koloni, tawon angka 10.000 ekor sudah terbilang
sangat besar.
30

4.2.2 Manifestasi Klinis

a. Reaksi anafilaksis setelah sengatan tawon

Reaksi alergi yang paling parah terhadap sengatan tawon disebut sebagai reaksi
anafilaksis. Reaksi anafilaksis terjadi ketika tubuh Anda mengalami syok sebagai
respons terhadap racun atau bisa tawon. Kebanyakan kondisi syok terjadi sangat
cepat setelah adanya sengatan tawon. Penting untuk mencari pertolongan
darurat medis sesegera mungkin untuk mengobati reaksi anafilaksis.Gejala reaksi
alergi parah terhadap sengatan tawon meliputi:

 Pembengkakan parah pada wajah, bibir, atau tenggorokan

 Urtikaria atau gatal di area tubuh yang tidak terkena sengatan

 Kesulitan bernafas, seperti mengi atau megap-megap

 Pusing

 Penurunan tekanan darah secara tiba-tiba

 Sakit kepala

 Hilang kesadaran

 Mual atau muntah

 Diare

 Kram perut

 Denyut nadi yang lemah atau cepat


31

4.2.3 Komplikasi

Dalam kasus yang jarang terjadi, sengatan tawon dapat berkontribusi


terhadap komplikasi yang melibatkan sistem saraf.Sebuah laporan yang
diterbitkan dalam Annals of Tropical Medicine dan Public Healthmeneliti
kasus-kasus yang tidak biasa di mana seorang pasien anak mengalami
kelemahan otot, pelebaran pupil, dan afasia motorik setelah terjadi sengatan
tawon. (Afasia motorik adalah gangguan kemampuan bicara dan menulis.)

Masalah pasien dapat dipicu oleh bekuan darah yang disebabkan oleh reaksi
yang parah terhadap sengatan tawon. Komplikasi ini merupakan komplikasi
yang ekstrim dan sangat tidak mungkin terjadi.

4.2.4 Penatalaksanaan

a. Reaksi ringan hingga sedang


Cara mengobati reaksi ringan dan sedang terhadap sengatan tawon di
rumah :

 Mencuci area sengatan dengan sabun dan air


untuk menghilangkan racun sebanyak mungkin.
 Oleskan kompres dingin ke lokasi luka untuk mengurangi
pembengkakan dan rasa sakit.
 Jaga agar luka tetap bersih dan kering untuk mencegah infeksi.
 Tutup dengan perban jika diinginkan.
 Gunakan krim hidrokortison atau lotion kalamin jika gatal atau
iritasi kulit mengganggu Anda. Soda kue dan oatmeal koloid
32

dapat menyejukkan kulit dan dapat digunakan saat mandi atau


melalui krim kulit dalam bentuk obat.
 Penghilang rasa sakit yang dijual bebas, seperti ibuprofen, dapat
mengatasi rasa nyeri yang terkait dengan sengatan tawon. Obat
antihistamin, termasuk diphenhydramine dan chlorpheniramine,
juga bisa mengurangi rasa gatal.
 Pertimbangkan untuk mendapatkan suntikan tetanus dalam
beberapa hari setelah sengatan.

b. Reaksi yang parah

Reaksi alergi yang parah terhadap sengatan tawon membutuhkan


pertolongan medis segera. Jika memiliki Epinefrin, suntikan obat
tersebut segera setelah gejala muncul. Jika memiliki riwayat alergi
tawon, berikan Epinefrin segera setelah tersengat. Kemudian
hubungi rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang
tepat.

Pengobatan untuk reaksi alergi parah terhadap sengatan tawon dapat


meliputi:

 Epinefrin tambahan untuk menenangkan sistem kekebalan


tubuh
 Resusitasi kardiopulmoner (CPR) jika pernapasan berhenti
sementara
33

4.3 Gigitan Serangga Kalajengking


4.3.1 Definisi

Kalajengking adalah sekelompok hewan beruas dengan delapan kaki


(oktopoda).Semua spesies kalajengking memiliki bisa.Pada umumnya bisa
kalajengking termasuk sebagai neurotoksin (racun syaraf). Neurotoksin terdiri
dari protein kecil dan juga natrium dan kalium yang berguna untuk
mengganggu transmisi saraf.

4.3.2 Manifestasi Klinis

Gejala di area sengatan dapat meliputi rasa sakit yang hebat, kesemutan dan
mati rasa, serta bengkak di sekitar area sengatan. Jika racunnya meluas, gejala yang
muncul dapat mencakup :

 Nyeri atau rasa sakit yang menetap di satu tempat.


 Mati rasa atau kesemutan di area sengatan kalajengking.
 Pembengkakan di bagian yang disengat.
 Sesak nafas.
 Otot berkedut.
 Gerakan kepala, leher, dan mata yang abnormal.
34

 Mual dan muntah.


 Berkeringat dingin sangat banyak.
 Tekanan darah meningkat dari biasanya.
 Jantung berdebar dengan denyut tidak teratur dan diikuti dengan rasa
gelisah. Air liur keluar secara berlebihan.
 Merasa kelelahan hebat meskipun tidak melakukan aktivitas berat.

4.3.3 Komplikasi
Gigitan kalajengking beracun yang tidak tertangani dengan baik, khususnya
untuk orang lanjut usia dan anak-anak, dapat mengakibatkan kematian.
Biasanya kematian disebabkan oleh kegagalan jantung atau pernapasan yang
terjadi beberapa jam setelah disengat.
35

4.4 Gigitan Ular

4.4.1 Definisi
Tidak semua ular berbisa,akan tetapi karena hidup pasien tergantung pada
ketepatan diagnosa maka pada keadaan meragukan ambillah sikap bahwa setiap
gigitan ular itu berbisa.Gigitan ular berbisa sangat berbahaya,11% orang akan
meninggal dunia akibat bisa ular yang dapat bersifat hematotoksik,neurotoksik atau
histaminik.Sangat nyeri dan pembengkakan dapat timbul pada tempat gigitan
,pasien dapat colaps atau pingsan,sukar bernafas atau mungkin muntah-
muntah.Sikap menenangkan pasien adalah penting karena ia biasanya takut mati.

4.4.2 Identifikasi dan Gambaran Klinis

a. Ular Tanah

Memiliki identifikasi : ada lubang diwajah, pupil mata elips dan


vertikal,satu baris sisik subkaudal dan kepala berbentuk segitiga
Gejala Klinis : Gejala awal adalah satu /beberapa bekas taring , luka bakar,
nyeri ringan, dan bengkak lokal yang progresif.Jika ada parestesia rasa kebal
dan kesemutan perioral,atau fasikulasi otot wajah ,berarti sudah terjadi
keracunan bisa yg berat.
36

b. Ular Batu (Coral snakes)

Memiliki identifikasi : memiliki garis-garis merah dan tepi kuning atau


putih,berbisa ,sedangkan yang mempunyai garis-garis merah dengan tepihitam.
Gejala klinis : tremor,mengantuk,eurofia,salivasi banyak,gangguan syaraf kranial
seperti gangguan bicara,kelumpuhan otot mata,pupil miotik terfiksasi,dispnea.

4.4.3 Penatalaksanaan
Pada gigitan ular yang tidak berbisa lakukan seperti pada gigitan binatang
lain.Tetapi karena hampir sukar diketahui apakah ular itu berbisa/tidak,maka
sebaiknya semua gigitan ular dianggap sebagai gigitan yang berbisa.
Cara :
a. Cegah penyebaran Bisa dari daerah gigitan
 Torniquet pada daerah proksimal gigitan/pembengkakan untuk
membendung sebagian aliran limfe dan vena tapi tidak menghalangi
aliran arteri.Berdasarkan penyelidikan terbaru bisa ular menjalar lewat
aliran getah bening,sehingga perlu istirahat total dari anggota gerak
yang tergigit dengan pemasangan bidai mirip penderita fraktur.
 Letakkan daerah gigitan lebih rendah dari tubuh
 Boleh diberikan kompres es lokal
37

 Usahakan penderita setenang mungkin,bila perlu berikan petidin 50 mg


IM untuk menghilangkan nyeri.
b. Perawatan Luka
Hindari kontak dengan larutan asam,KMnO4 ,iodium atau benda panas.Zat
anestetik disuntikkan ke jaringan disekitar luka jangan ke dalam gigitan

c. Beri suntikan anti bisa


Berikan antivenin 4-5 ampul, dan pada anak-anak dosisnya lebih besar.
d. Perbaiki sirkulasi dengan kopi pahit pekat,kafein Na-Benzoat 0,5 g IM/IV, bila
perlu berikan pula vasokonstriksi
e. Obat lain ATS 1500-3000 U, toksoid tetanus 1 ml, antibiotik PS 4: 1
38

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


PADA GIGITAN SERANGGA DAN ULAR

A. Pengkajian
1. Identitas
Gigitan serangga banyak menyerang anak-anak seperti gigitan semut atau
serangga kecil lainnya.Untuk gigitan serangga yang lebih berbahaya atau
gigitan ular bisa saja menyerang orang dewasa.Wilayah tempat tinggal
dapat mempengaruhi tingginya angka kejadian kegawatdaruratan ini.

2. Keluhan Utama
Pada sengatan serangga atau gigitan ular mungkin ditemukan sesak
nafas,tenggorokan sakit atau susah berbicara,pingsan atau lemah,
infeksi,kemerahan,bengkak,nyeri,gatal-gatal di sekitar area yang terkena
gigitan.

3. Riwayat Penyakit Sekarang


 Kaji riwayat kesadaran : penyebab penurunan kesadaran,lama waktu
antara gigitan sampai penurunan kesadaran, lama waktu memperoleh
penanganan pertama.
 Kaji riwayat penyakit : Kaji tanda tanda gangguan pada fungsi
tubuh,kaji tingkat keparahan penyakit.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji apakah klien pernah mengalami gigitan serangga atau gigitan ular
sebelumnya.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Kaji riwayat kesehatan keluarga klien,penyakit apa yang pernah diderita.
39

B. DIAGNOSA

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses toksikasi


2. Syok berhubungan dengan tidak adekuatnya peredaran darah ke jaringan
3. Rasa gatal, bengkak dan bintik – bintik merah berhubungan dengan proses
inflamasi

C. INTERVENSI
1. Diagnosa : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses
toksikasi
Tujuan : Meredakan nyeri

Intervensi

a. Sengat kalau masih ada dicabut dengan pinset


R/ : mengeluarkan sengat serangga yang masih tertinggal

b. Berikan kompres dingin


R/ : meredakan nyeri dan mengurangi bengkak

c. Lakukan tehnik distraksi relaksasi


R/ : mengurangi nyeri

d. Kolaborasi dalam pemberian antihistamin seperti diphenhidramin


(Benadryl) dalam bentuk krim/salep atau pil, losion,Calamine
R/ : mengurangi gatal-gatal
40

2. Syok berhubungan dengan tidak adekuatnya peredaran darah ke jaringan


Tujuan : menangani penyebab,memperbaiki suplai darah ke jaringan.
Intervensi :
a. Atasi setiap penyebab shock yang mungkin dapat di atasi(perdarahan
luar)
R/: Mengurangi keparahan

b. Pasien dibaringkan kepala lebih rendah.


R/: Kepala lebih rendah supaya pasien tidak hilang kesadaran

c. Kaki di tinggikan dan di topang


R/: Meningkatkan suplai darah ke otak

d. Longgarkan pakaian yang ketat atau pakaian yang menghalangi


R/: Sirkulasi tidak terganggu

e. Periksa dan catat pernapasan nadi dan tingkat reaksi tiap 10 menit
R/: Mengetahui tingkat perkembangan pasien

3. Gangguan rasa Rasa gatal, bengkak dan bintik – bintik merah berhubungan
dengan proses inflamasi
Tujuan : Mencegah peradangan akut

Intervensi

a. Pasang tourniket pada daerah di atas gigitan


R/: Mencegah tersebarnya racun ke seluruh tubuh
41

b. Bersihkan area yang terkena gigitan dengan sabun dan air untuk
menghilangkan partikel yang terkontaminasi oleh serangga (seperti
nyamuk).
R/: Untuk menghindari terkontaminasi lebih lanjut pada luka

c. Kolaborasi dalam pemberian antihistamin dan serum Anti Bisa Ular


(ABU) polivalen i.v dan disekitar luka. ATS dan penisilin procain
900.000 IU
R/: Mencegah terjadinya infeksi
42

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Overdosis atau keracunan obat adalah masuknya zat atau senyawa kimia
dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang
menggunakannya.Keracunan sakit yang ditimbulkan oleh racun.Bahan racun yang
masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu seperti
paru-paru, hati,ginjal dan lainnya.Tetapi zat tertentu dapat pula terakumulasi dalam
organ tubuh, tergantung sifatnya pada tulang,hati,darah atau organ lainnya sehingga
akan menghasilkan efek yang tidak diinginkan dalam jangka panjang.

Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam
tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang
menggunakannya.Keracuanan Makanan adalah penyakit yang tiba – tiba dan
mengejutkan yang dapat terjadi setelah menelan makanan / minuman yang
terkontaminasi.Gigitan serangga adalah gigitan semua jenis insek baik yang
memiliki bisa beracun atau tidak beracun yang beresiko membahayakan tubuh.

Semua jenis dari overdosis,intoksikasi/keracunan maupun gigitan


serangga/ular harus mendapat penanganan secara medis maupun
keperawatan.Pasien harus diselamatkan sesegera mungkin dengan cara cepat,tepat
dan benar untuk menghindariterjadinya cedera atau kematian.
43

5.2 Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini para pembaca dapat lebih mengetahui
dan memahami lebih lanjut mengenai konsep asuhan keperawatan pada klien
dengan overdosis,keracunan maupun gigitan serangga dan ular.
44

DAFTAR PUSTAKA

Courtney, Huriawati, Asrorudin, 2011, Saku Ilmu Bedah Sabiston,Penerbit


EGC,Jakarta.

Kartika,Dewi,2015,Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Dengan Proses


Keperawatan,Penerbit UB Press,Malang.

Lippicontt,Wilkins,,2010,Greenberg’s Text Atlas og Emergency Medicine,Penerbit


Erlangga,Jakarta.

Mohammad,Kartono,2005,Pertolongan Pertama Gawat Darurat,Penerbit


Gramedia Pustaka Utama,Jakrta.

Stenbach,George L, 2009,Manual of Emergency Medicine 6th ed,Penerbit Buku


Kedokteran EGC,Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai