Anda di halaman 1dari 34

Antidotum

• AMELIA NOVIANTI 2004026124


• AKBAR RAMADHAN 2004026123
• ANANDA SARAH AULLIA 2004026127
• AMILIA CITRA SARI 2004026125
• DINDA PERMATA SANTI 2004026153
• ELIS KHOERUNNISA M 2004026157
• MEITRIYANA MONITA 2004026188
• MOCHAMAD DICKY YANUAR M R
2004026190
• MUHAMMAD GHIFARI 2004026197
• SINTA NURFADILA 2004026223
Definisi
Racun adalah zat padat, cair atau gas yang dapat
mengganggu proses kehidupan sel suatu oragnisme.
Zat racun dapat masuk ke dalam tubuh melalui jalur
oral maupun topikal. Racun juga disebut senyawa
yang masuk kedalam tubuh dengan berbagai cara
yang menghambat respon pada sistem biologi
menyebabkan gangguan kesehatan bahkan kematian.

Keracunan adalah masuknya suatu racun kedalam


tubuh disebabkan oleh menelan, mencium,
menyentuh atau menyuntikkan berbagai macam obat,
bahan kimia, racun atau gas yang mengganggu
fungsi organ dan dapat menimbulkan kematian.
Klasifikasi Keracunan
1. Menurut cara terjadinya keracunan

- Self Poisoning :pasien mengkonsumsi obat dengan dosis berlebihan

tetapi dengan pengetahuan bahwa dosis ini tidak akan membahayakan

- Attempted Suicide : Pasien memang bermaksud bunuh diri, tetapi

bisa berakhir dengan kematian atau dapat sembuh kembali bila ia

salah tafsir tentang dosis yang digunakan.

- Accidental Poisoning : Merupakan kecelakaan , tanpa faktor

kesengajaan

- Homicidal Poisoning : Akibat tindakan kriminal yang dilakukan

sengaja dengan tujuan meracuni orang lain


2. Menurut mula waktu terjadinya keracunan

- Keracunan kronis

sulit dikenal karena gejala yang timbul perlahan dan lama setelah terpapar

dan dapat timbul berkali-kali dalam dosis yang relatif kecil

- Keracunan akut

lebih mudah dikenal karena biasanya terjadi mendadak setelah

mengkonsumsi sesuatu. Gejala yang dialami sepeti muntah, diare, konvulsi,

koma, dsb.
3. Menurut alat tubuh yang terkena
- SSP : Pestisida Organofosfat, herbisida, fungisida, rodentisida
- Jantung : Sianida, pestisida fungisida, rodentisida
- Hati : Pestisida (herbisida, fungisida), timbal
- Ginjal : Pestisida (herbisida, rodentisida), timbal
Karbon tetraklorida mempengaruhi ke 4 alat tubuh diatas

4. Menurut jenis bahan kimia


- Alkohol : mempengaruhi sistem pernapasan, denyut jantung, suhu
tubuh dan gangguan saraf
- Fenol : mempengaruhi sistem pernapasan dan rusaknya jaringan
sistem saraf
- logam berat : (Cd, As, Hg, Pb) terganggunya sistem pernapasan, sistem
pencernaan,suhu tubuh, dan gangguan saraf
- Organoklorin: terganggunya sistem pernapasan, sistem pencernaan, dan
gangguan saraf
Sumber racun
1. Racun di rumah tangga, seperti: insektisida, racun dalam makanan
kaleng, kosmetika, desinfektan, dan deterjen

2. Racun yang ada dilapangan pertanian/perkebunan, seperti:


pestisida dan herbisida.

3. Racun yang digunakan dalam dunia pengobatan, seperti:


analgetika, obat penenang, antibiotik, antidepresan, dan lain-lain.

4. Racun yang digunakan dalam bidang industry dan laboratorium,


seperti: asam-basa, dan logam berat

5. Racun yang ada di alam bebas, seperti: opium, ganja, racun


singkong, racun jamur, racun binatang.
Gejala & Diagnosis
Keracunan
Farmakologi & Terapi, 2006
1. Kesadaran

Dalam toksikologi derajat kesadaran dibagi menjadi 4 :

• Tingkat I : Pasien mengantuk tetapi mudah diajak bicara

• Tingkat II : Pasien dalam keadaan sopor, dapat dibangunkan

dengan rangsangan.

• Tingkat III : Pasien dalam keadaan spoor koma, hanya dapat

bereaksi terhadap rangsangan maksimal.

• Tingkat IV: Pasien dalam keadaan koma. Tidak ada reaksi

sedikit pun terhadap rangsangan maksimal.


2. Respirasi
Jalan nafas juga terhambat oleh sekresi mucus yang dapat berbahaya
bila tidak segera dibersihkan. Hal ini dijumpai pada keracunan insektisida
organofosfat atau karbamat.

3. Tekanan Darah

Syok sering dijumpai pada keracunan. Syok berat biasanya

berkaitan dengan kerusakan pusat vasomotor dan prognosisnya


buruk.
4. Kejang
Kombinasi antara koma dan rangsangan SSP dapat terjadi
pada keracunan beberapa obat. Misalnya : metakualon dapat
menimbulkan koma, hipertensi, reflex meninggi, klonus serta
hiperekstensi reflex plantar.

5. Pupil dan reflex ekstremitas


Pada keracunan atropine dan morfin menyebabkan ukuran
pupil tidak sama dan pupil yang melebar

6. Bising usus
Perubahan bising usus biasanya menyertao perubahan derajat
kesadaran. Sehingga tanda ini dapat dipakai untuk mencocokan
derajat kesaran.
7. Jantung
Beberapa obat menimbulkan kelainan ritme jantung sehingga
dapat terjadi gejala payah jantung atau henti jantung.

8. Lain-lain
Gejala lain gangguan keseimbangan asam basa atau air,
tanda kerusakan hati dan ginjal, kelainan EEG, retensi urine,
muntah, dan diare serta kelainan spesifik misalnya pada X-foto
tulang.
Tanda-tanda Klinis
• 1. Keracunan Logam
Berat (Al, Cd, Pb dll.)
a. Gangguan saluran pernafasan berupa batuk dan
sesak
b. Kerusakan ginjal (jika terpapar jangka Panjang)
c. Muntah, kram perut, diare dan mual berkepanjangan
d. Sakit kepala, anemia, dan nyeri

2. Keracunan Acetaminophen Tes Laboratorium :


a. Peningkatan
a. Mual, muntah, anoreksia aspartate
b. Kehilangan nafsu makan aminotransferase
c. Pembesaran liver, peningkatan (AST), alanine
bilirubin dan konsentrasi aminotransferase
enzim hepatik, (ALT), serum
d. Gejala awal gagal hati : bilirubin, dan INR
Jaundice (kekuningan pada b. Peningkatan kreatinin
sklera, kulit). serum dan nitrogen
urea darah (BUN)
3. Keracunan Calsium Channel Blocker
(CCB)
a. Toksisitas jantung Tes Laboratorium:
(bradikardia, depresi a. Hiperglikemia yang
kontraktilitas, dan signifikan (lebih dari 250
disritmia) mg / dL [13,9 mmol / L])
b. Mual dan muntah dapat mengindikasikan
c. Pusing, lesu, koma, toksisitas
dan kejang b. Gas darah yang berubah
d. Hipotensi dan (asidosis metabolik),
bradikardi elektrolit serum, asam
e. Tekanan darah laktat, BUN, dan kreatinin
4. Keracunan Organofosfat serum
(Pestisida)
1. Ansietas, gelisah, pusing, sakit kepala, miosis,
mual, hipersalivasi, muntah
2. Nyeri abdomen, diare, bradikardia, dan
berkeringat,
3. Lemah otot dan fasikulasi dapat timbul dan
berkembang ke flaccid paralysis (lemas)
termasuk otot mata dan otot pernapasan.
5. Keracunan Opioid (Narkotik)

1. Depresi pernapasan
2. Pupil mata mengecil
3. Mual, muntah, perubahan detak jantung

Opioid biasa digunakan sebagai analgesik saat


pembedahan. Antidotum yang digunakan : Naloxon,
Methadone, Naltrexon
Keadaan Darurat
1. Gagal napas

Gangguan napas dapat berakibat anoksia dan gangguan keseimbangan

asam basa, karena sekresi saliva dan bronkus menyumbat jalan napas.

Dalam hal ini membersihkan mulut dan jalan napas merupakan tindakan

pertama yang harus dilakukan, untuk mengurangi kemungkinan aspirasi,

pasien harus dibaringkan dalam posisi miring ke kanan/kiri

2. Syok

Terjadi karena depresi otot jantung dan berkurang nya curah jantung.
Curah jantung menurun karena alir balik vena tergangggu,
permeabilitas kapiler meninggi dan katup vena diekstremitas tidak
bekerja secara baik.
3. Pencegahan absorpsi obat

a. Bila keracunan melalui kulit : tidak boleh menggunakan zat


pelarut organic, harus menggunakan sabun dan air.

b. Bila keracunan inhalasi : dipindahkan ke ruangan yang segar,


tempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik.

c. Bila tertelan : Muntah, membilas asam lambung, memberikan


pencahar.
Antidot

• KBBI : n obat penawar racun


Antidot / Antidotum merupakan obat yang memiliki kemampuan
untuk menetralisir suatu zat yang kemampuan toksisitasnya telah
aktif.

Terapi Antidot

Merupakan suatu cara untuk membatasi intensitas efek toksik zat


kimia atau untuk menyembuhkannya sebagai bentuk pencegahan
timbulnya bahaya selanjutnya.

Sasaran Terapi Antidot

• Menghambat absorpsi
• Mempercepat eliminasi
• Meningkatkan nilai ambang KTM
Hipotesis hubungan antara
kadar zat kimia dengan
waktu
Jenis terapi
antidotum
• Terapi spesifik
• Terapi non spesifik
KERACUNAN DAN TERAPINYA
Nama zat Perkiraan Terapi
Dosis Letal
Alkohol (etil) Simtomatik. Beri kopi tubruk, emetik
dengan mustrad satu sendok makan
dalam air atau garam dapur
Anilin (Asetanilid, 6-20 g • Vitamin C 1 g IV
fenasetin, Asetaminofen) • Biru metilen 1% 1 mg/kgBB IV,
perlahan-lahan. Simtomatik
dengan perhatian terhadap
sirkulasi dan pernapasan
• Hentikan obat dan selanjutnya
simtomatik
Antihistamin Simtomatik, perhatikan pernapasan.
Bila kejang diberi antikonvulsan,
gunakan 3-4 mL tipental 2-5%, secara
IV. Luminal tidak boleh diberikan
Arsen trioksida 200-300 mg • Morfin untuk menghilangkan
100 mg nyeri. Bilas lambung, beri susu,
berikan BAL 2,5 mg/kgBB IM, tiap
4 jam sampai 10 mg/kgBB
• Berikan BAL 2,5 mg/kgBB IM,
diulangi sampai 4 kali. Bila gejala
timbul kembali pengobatan
diulangi lagi

Farmakologi dan terapi edisi 4 halaman 774-778


Nama zat Perkiraan Terapi
Dosis Letal
Asam dan basa kuat Simtomatik
Simtomatik berisusu.
berisusu. Bila
Bila tertelan
tertelan
(HCl, , KOH, NaOH) dalam larutan pekat, jangan
dalam larutan pekat, jangan
melakukan
melakukan bilas
bilas lambung.
lambung.
Asam Borat 15 g Simtomatik : Diuresis paksa
Asam Borat 15 g Simtomatik : Diuresis paksa
Aspirin 20-30 g Simtomatik (awasi pernapasan).
Beri susu. Bilas lambung dengan
Na-bikarbonat 5%, vitamin K bila
Aspirin 20-30 g da perdarahan.
Simtomatik Antikonvulsi
(awasi pernapasan).tidak
bolehsusu.
Beri diberikan
Bilas lambung dengan
Atropin (alkaloid 500-1000 mg Na-bikarbonat
Simtomatik beri5%, vitamin
susu. Bilas K bila
beladona dan anti (jumlah lebih da perdarahan.
lambung denganAntikonvulsi
air. Kateter tidak
urin.
kolinergik lain) kecil boleh diberikan
Perhatikan pernapasan dan sistem
mungkin kardiovaskuler.
Atropin (alkaloid sudah
500-1000 mg Simtomatik beri susu. Bilas
beladona dan anti berbahaya)
(jumlah lebih lambung dengan air. Kateter urin.
kolinergik
Barbiturat:lain)
fenobarbital kecil
5g Perhatikan pernapasan
Bilas lambung walaupundan sistem
sudah
mungkin kardiovaskuler.
lebih dari 4 jam. Tinggalkan 30 g
sudah larutan dalam usus. Beri kopi
berbahaya) tubruk.

Barbiturat: fenobarbital 5g
Pentobarbital dan 3g Diuresis paksa hanya pada
sekobarbital keracunan fenobarbital.
Hemodialisa paling baik. Bila perlu
berikan 2 mL niketamid untuk
memperbaiki pernapasan
Bensin Simtomatik: epinefrin dan
norepinefrin tidak boleh diberikan
karena bisa menimbulkan fibrilasi
ventrikel
Nama zat Perkiraan Terapi
Dosis Letal
Bromida
Bromida (Karbromat,
(Karbromat, Bila mungkin beri oral : NaCl atau
Bromisovalum)
Bromisovalum) Cl 6 g/hari. HCT 2 x 25 mg atau
furosemide 40 mg
Dipiron Simtomatik : gejala – gejala kulit
Dipiron dan angioneurotik
Simtomatik : gejalaedema
– gejaladapat
kulit
diberikan
dan antihistamin
angioneurotik edemadandapat
0,3 mL
epinefrin 1antihistamin
diberikan permil subkutan.
dan 0,3 mL
Fenol 1g epinefrin
Simtomatik 1 permil subkutan.
: beri susu, bilas
lambung dengan hati – hati, bila
Fenol 1g Simtomatik
ada gunakan: beri
oleumsusu, bilas
olivarum.
lambung dengan hati – hati, bila
Insektisida golongan Setiap dosis Bersihkan
ada gunakan jalan napas.
oleum Berikan
olivarum.
organofosfat misalnya berbahaya segera 2 mg atropin sulfat IV
DDVP, diazinon,
Insektisida golongan Setiap dosis diulang
Bersihkantiap 10 –napas.
jalan 15 menit sampai
Berikan
malation dan paration
organofosfat misalnya berbahaya terlihat
segera 2muka merah,sulfat
mg atropin hipersalivasi
IV
DDVP, diazinon, berhenti dan bradikardi berubah
diulang tiap 10 – 15 menit sampai
malation dan paration menjadi takikardia
terlihat muka merah,dan kulit
hipersalivasi
berkeringat
berhenti danlagi. Observasi
bradikardi pasien
berubah
terus menerus
menjadi dan dan
takikardia bila kulit
gejala
kembali,
berkeringatulangi
lagi.pemberian
Observasi pasien
atropin.
terus menerus dan bila gejala
kembali, ulangi pemberian
atropin.
Nama zat Perkiraan Terapi
Dosis Letal
Golongan
Golongan Karbamat
Karbamat Beri
Beri cepat
cepat atropin
atropin sulfat
sulfat 2
2 mg
mg IV,
IV,
(karbanil,
(karbanil, Baygon)
Baygon) diulangi
diulangi tiap
tiap 10-15
10-15 menit
menit sampai
sampai
atropinisasi
atropinisasi penuh
penuh
Golongan organoklorin DDT 15-30 g Simtomatik : Bilas lambung dan
Golongan organoklorin
misalnya aldrin, BHC, DDT, DDT 15-30
Endrin 1,5 gg tinggalkan larutan Mg 30 g.
misalnya aldrin, BHC,
dieldrin, endrin, DDT,
klordan, Endrin 1,5 g Fenobarbital 100-200 mg IM atau 5-10
dieldrin, endrin,
tiodan, dan klordan,
toksafe mg diazepam IV.
tiodan,
Jamur dan toksafe Atropin sulfat 2 mg SK dan simtomatik
Jengkol
Jamur Natrium bikarbonat
Atropin sulfat 2 mg SK4 xdan
2g per oral
simtomatik
sehari. Bila ada anuria pengobatan
Jengkol Natrium
tersebut bikarbonat
di atas tidak4 berguna.
x 2g per oral
sehari.
ObatilahBila ada anuria
sebagai pasienpengobatan
uremia.
Kalium permanganat tersebut di atas tidak berguna.
Beri putih telur, susu dan laksan, bilas
Obatilah
lambung.sebagai
Persiapanpasien uremia.
untuk trakeotomi.
Kamfer
Kalium permanganat 2 g oral Simtomatik, luminal
Beri putih telur, susu100-200 mg bilas
dan laksan, IM
Karbon monoksida lambung.
Pernapasan Persiapan untuk trakeotomi.
buatan dengan murni di
bawah tekanan
Kamfer 2 g oral Simtomatik, luminal 100-200 mg IM
Karbon tetraklorida 2-10 mL Simtomatik. Pernapasan buatan
Karbon monoksida dengan infus glukosa epinefrin dan
norepinefrin tidak boleh diberikan
Karbon tetraklorida 2-10 mL
Nama zat Perkiraan Terapi
Dosis Letal
Kodein
Kodein (opiat
(opiat lain)
lain) Bila
Bila ada
ada depresi
depresi napas,
napas, berikan
berikan
nalokson
nalokson HCl 5-10 mg.
HCl 5-10 mg. Bila
Bila tidak
tidak ada
ada
depresi napas simtomatik
depresi napas simtomatik saja saja
Marihuana (ganja) Tinggi sekali Simtomatik. Tidak berbahaya,
Marihuana (ganja) Tinggi sekali Simtomatik. Tidak
kesadaran pulih berbahaya,
setelah ½ - 1 hari
kesadaran pulih
tanpa amnesia. setelah ½ - 1 hari
Metil alkohol (dalam 30 mL tanpa amnesia.
Diuresis paksa. Simtomatik dengan
bahan bakar 5-10%) memperbaiki asidosis, pernapasan
Metil alkohol (dalam 30 mL Diuresis
diawasi. paksa.
BerikanSimtomatik
etilalkohol dengan
untuk
bahan bakar 5-10%) memperbaiki asidosis, pernapasan
menghambat oksidasi metanol.
diawasi. Berikan
Berikan asam etilalkohol
nikotin IV untukuntuk
dilatasi
menghambat oksidasi metanol.
arteri retina, sesudah koma diatasi.
Berikan asam nikotin IV untuk dilatasi
Minyak tanah 120-150 mL. Bilas lambung
arteri tidak boleh
retina, sesudah komasimtomatik
diatasi.
Dua sendok saja. Berikan under pressure, bila ada
teh bila ter edema paru. Antibiotika profilaktik.
Minyak tanah 120-150
aspirasi mL.
Dua sendok
Morfin 120-150 mg.
teh bila ter Seperti kodein
60 mg
aspirasi
berbahaya
Natrium
Morfin Fluorida (racun 2-5 g
120-150 mg. Berikan infus glukosa 5% dan Ca 10% IV
Seperti kodein
kecoa) 60 mg (bisa diulangi). Simtomatik, berikan Al
berbahaya hidroksida gel secara oral
Natrium hipoklorit 30 mL larutan, Simtomatik, beri susu, putih telur atau
Natrium
(pemutihFluorida
pakaian,(racun
bukan 2-5
15%g MgO. Jangan diberi Na-bikarbonat.
kecoa)
detergen) Bilas lambung harus hati-hati.

Natrium hipoklorit 30 mL larutan, Simtomatik, beri susu, putih telur atau


(pemutih pakaian, bukan 15% MgO. Jangan diberi Na-bikarbonat.
detergen) Bilas lambung harus hati-hati.
Nama zat Perkiraan Dosis Terapi
Letal
Natrium nitrit 1g Bilas lambung. Berikan 500 mg vitamin C IV.
Biru metilen 1%, 1 mg/kgBB IV
Nikotin 60 mg = 3 batang Tidak ada antidotum. Bilas lambung dan laksan
sigaret yang dengan Mg 30 g. Pernapasan buatan
dilarutkan dalam
air

Nitrogen dioksida () Bersihkan jalan napas. Berikan dan prednisolon


dosis besar
Reaksi obat Beri 0,3 mL adrenalin 1% subkutan, harus
diulangi tiap 7-10 menit sampai ada perbaikan.
Antihistamin. Deksametason 2x1 mg obat
selama 4 hari.

Sianida (singkong) Beri segera 50 mL Na tiosulfat 25% IV


Timbal • Berikan 1g C EDTA dalam infus 500 mL
glukosa 5% dua kali sehari selama 3 hari
• Ca glukonat 2 g IV. Laksan dengan Mg
Luminal 100-200 mg IM bila ada kejang, atau
diazepam IV.

Tingtur yodium 30-60 mL Berikan air tajin dan susu dengan segera. Bilas
Tingtur yodium pekat lambung dengan larutan Na- tiosulfat 10%

Warfarin atau derivat dikumarol Dosis berbahaya Vitamin K 50 mg IM atau 3 kali 50 mg oral
(racun tikus) 1-2 mg/kgBB sehari. Fitomanadion, jauh lebih poten dan
untuk 6 hari bermanfaat.
Terapi Non Spesifik
Terapi non spesifik adalah suatu terapi keracunan yang bemanfaat
hampir pada semua kasus, melalui cara-cara seperti :
• Memberikan zat absorben
• Bilas lambung
• Memacu muntah
• Mempercepat eliminasi dengan pengasaman dan pembasaan urin
• Hemodialisis
A. Menghambat Absorpsi Zat Racun

Menghambat absorpsi zat racun dapat dilaksanakan dengan


beberapa cara antara lain :

• Membersihkan atau mencuci kulit yang terkontaminasi zat


toksik

• Mengeluarkan racun dalam lambung

• Memuntahkan atau memberi pencahar atau bilas lambung

• Mencuci kulit dilakukan dengan air mengalir dan jika zat


mengenai pakaian, pakaiannya ditanggalkan

• Zat toksik yang sudah masuk ke dalam lambung dapat


dilakukan dengan pemberian norit (arang aktif)
1. Pemberian Arang Aktif
Arang aktif dapat mengabsorbsi zat racun atau toksin dalam dalam
saluran pencernaan. Lebih dini norit diberikan lebih efektif hasilnya. Norit
masih efektif hingga 2 jam dari racun tertelan . Karbon aktif relative aman
dan dosisnya sangat tergantung dari jumlah zat toksik yang tertelan. Dosis
minimumnya adalah 30 gram. Dosis pada dewasa 50 gram dapat diulang
setiap 4-6 jam. Pemberian dosis berulang bermanfaat mempercepat
eliminasi zat toksik yang sudah terabsorbsi.
Karbon aktif dapat menyerap zat-zat seperti :
• Acathaminophen
• Karbamezepin
• Dapson
• Teofillin
• Quinin
• Obat anti depresan
Karbon aktif dapat dikombinasikan dengan bilas lambung, kecuali sirup
ipekak atau susu karna akan mengurangi efektifitasnya
2. Mengeluarkan Racun Dari Lambung
Mengeluarkan racun dari lambung harus mempertimbangkan:
1. Zat yang tertelan
2. Tingkat keracunan
3. Sudah berapa lama zat tertelan.

a. Pengosongan Dengan Bilas Lambung


• Hanya berlaku selama 1-2 jam setelah racun tertelan
• Bahaya dari bilas lambung : teraspirasinya isi lambung
• Karena itu tidak boleh digunakan pada pasien yang mengantuk atau
koma kecuali jika reflek batuk sangat baik atau saluran napas dapat
dilindungi dengan pipa endotrakea.
• Bilas lambung umumnya tidak praktis dan jarang dilakukan kecuali
di rumah sakit

b. Memuntahkan Isi Perut Dengan Pemberian Ipecacuanha


• Baik digunakan pada dewasa dan anak-anak tetapi terbatas
penggunaanya
• Tidak terbukti bahwa ipecacuanha dapat mengurangi penyerapan
secara bermakna ( walaupun digunakan 1-2 jam)
• Efek sampingnya dapat menyulitkan diagnose terutama pada
keracunan zat besi
• Pemberian ipecacuanha hanya boleh diberikan pada pasien yang
sadar sepenuhnya
• Dan pemberian ipecacuanha ini diberikan bila zat racun yang tertelan
tidak korosif, dan tidak diserap dengan arang aktif
3. Pemberian Kataritik/ Pencahar
• Digunakan untuk mempercepat pengeluaran zat racun dari saluran
gastrointestinal (GI) terutama untuk racun yang sudah sampai pada usus
halus
• Pemberian Sorbitol direkomendasikanpada penderita yang tidak ada
gangguan jantung
• Magnesium sulfat diberikan pada penderita yang tidak ada gangguan ginjal
• Pemberian magnesium sulfat seringkali diberikan sesudah pemberian arang
aktif, dosis yang diberikan 5-15 g dengan segelas air.
• Efek akan mulai dirasakan dari 0,5 smpai 2 jam setelah pemberian .
• Jika pemberian obat ini diperpanjang, harus ada pemantauan terjadinya
dehidrasi dan ketidakseimbangan eloktrolit

Magnesium sulfat dikontraindikasikan pada:


1. Pasien obstruksi usus
2. Pasien Mual dan muntah
3. Pasien Gangguan ginjal
B. Mempercepat Eliminasi

Kecepatan eliminasi dapat mempengaruhi jumlah obat yang berada di sel


sasaran dalam melampaui nilai KTM nya. Percepatan eliminasi dapat
dilakukan dengan cara meningkatkan eksresi melalui pengasaman atau
pembasaan urin dan diuresis paksa.

1. Pengasaman Urin ( Menurunkan pH Urin)

Dengan memberikan zat seperti ammonium klorida atau vitamin c akan


mengurangi reabsorbsi zat atau obat yang bersifat basa lemah seperti
Amfetamin
B. Mempercepat Eliminasi (Lanjutan)

2. Pembasaan Urin
Melalui pemberian natrium bikarbonat akan mengurangi reabsorpsi pada
obat yang bersifat asam lemah seperti aspirin dan fenobarbital.
Pengurangan reabsorpsi tubulus terjadi karena pengasaman atau
pembasaan urin meningkatkan derajat ionisasi di tubulus sehingga akan
mengurangi reabsorbsi.
3. Hemodialisis
Salah satu cara untuk mempercepat eliminasi suatu zat dan mengembalikan
keseimbangan elektrolit. Cara ini efektif apabila zat sudah terabsopsi dan
berada pada cairan sistemik dan tidak mempunyai volume distribusi terlalu
besar . Eliminasi Yang dapat ditingkatkan dengan hemodialisis adalah:
• Salisilat
• Methanol
• Etilen Glikol
• Praquat
• Lithium
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai