Anda di halaman 1dari 13

Referat

Tatalaksana Keracunan Racun Alam


dan Intektisida
Disusun Oleh :
Fasih Djam’an Dika
N 111 20 001

Pembimbing Klinik :
dr. Eva Yunita Wirdiastuty, Sp.PD
1. PENDAHULUAN
Istilah racun (poison) pertama kali
diperkenalkan dalam literature berbahasa
Inggris sekitar tahun 1230 Masehi. Pada
saat itu racun mulai dikenal ketika
minuman dicampurkan zat tertentu yang
bersifat mematikan.

Identifikasi racun merupakan usaha untuk


mengetahui bahan, zat, atau obat yang
diduga sebagai penyebab terjadi
keracunan, sehingga tindakan
penganggulangannya dapat dilakukan
dengan tepat, cepat dan akurat.
2. TINJAUAN PUSTAKA
A. KERACUNAN

DEFINISI

Racun adalah zat padat, cair atau gas yang dapat mengganggu proses kehidupan sel
suatu organisme. Keracunan adalah masuknya suatu racun kedalam tubuh
disebabkan oleh menelan, mencium, menyentuh atau menyuntikkan berbagai macam
obat, bahan kimia, racun atau gas yang mengganggu fungsi organ dan dapat
menimbulkan kematian.
2. TINJAUAN PUSTAKA
A. KERACUNAN

PENGGOLONGAN KERACUNAN

a. Menurut cara terjadinya keracunan


Meracuni diri (Self Poisoning) , Usaha bunuh diri (Attempted Suicide), Keracunan akibat
kecelakaan (Accidental Poisoning), Keracunan akibat pembunuhan (Homicidal
Poisoning), Keracunan akibat ketergantungan obat.
b. Menurut cara terjadinya keracunan
Keracunan akut, Keracunan akut
c. Menurut organ yang terkena
Racun pada Sistem Saraf Pusat (neurotoksik), Racun Jantung (kardiotoksik), Racun Hati,
Racun ginjal, Darah dan sistem hematopoietic
d. Berdasarkan jenis bahan kimia
Alkohol, Fenol, Logam berat
2. TINJAUAN PUSTAKA
A. KERACUNAN

GEJALA KERACUNAN
2. TINJAUAN PUSTAKA
A. KERACUNAN

PEMERIKSAAN FISIK DAN DIAGNOSTIK

Untuk mendiagnosa keracunan dapat ditinjau dari riwayat pasien, ujian fisik.

a. Riwayat
Dengan mengetahui riwayat pasien kita dapat mengidentifikasi racun, jumlah obat dan
lama waktu terpapar.
b. Menurut cara terjadinya keracunan
Pemeriksaan yang cepat juga diperlukan untuk menentukan tatalaksana lebih lanjut.
Pemeriksaan meliputi evaluasi jalan nafas, respirasi dan sirkulasi. Status mental, suhu
tubuh, ukuran pupil, otot, refleks, kulit dan aktivitas peristaltik penting untuk
menentukan tindakan apa yang akan dilakukan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
A. KERACUNAN

PEMERIKSAAN FISIK DAN DIAGNOSTIK

Diagnosis keracunan dapat ditegakkan dengan malakukan beberapa pemeriksaan fisik


sebagai berikut:
a. Pemeriksaan mata
b. Pemeriksaan neuropati
c. Pemeriksaan abdomen
2. TINJAUAN PUSTAKA
A. KERACUNAN

TATALAKSANA

1. Tindakan Emergensi

Airway : Bebaskan jalan nafas, Bantuan


ventilator diperlukan jika terjadi
kegagalan dalam proteksi jalan napas.
a. Menilai jalan napas
b. Tatalaksana Napas
c. Evaluasi
2. TINJAUAN PUSTAKA
A. KERACUNAN

TATALAKSANA

1. Tindakan Emergensi

Breathing : Masalah jalan napas


terutama kesulitan bernapas memiliki
satu atau lebih komplikasi.
2. TINJAUAN PUSTAKA
A. KERACUNAN

TATALAKSANA

1. Tindakan Emergensi

Circulasi : Pasien keracunan sering


masuk ruang emergensi dalam keadaan
hipotensi atau bahkan syok Sehingga
perlu ditetapkan tindakan untuk
memperbaiki sirkulasi
2. TINJAUAN PUSTAKA
A. KERACUNAN

TATALAKSANA

2. Resusitasi
3. Identifikasi penyebab
4. Mengurangi absorbsi
5. Meningkatkan eliminasi

KOMPLIKASI

Jika tidak diobati akan menyebabkan hipotensi, rabdomiolisis, koagulopati, gagal ginjal
dan jantung, injuri otak, bradikardi dan apnea.
3. KESIMPULAN

Racun (poison) adalah setiap bahan yang mempunyai kemampuan


untuk menimbulkan efek yang merugikan pada makhluk hidup.
Keracunan lebih sering dikaitkan dengan gejala klinis dan juga
paparan racun yang tidak disengaja (misalnya pada orang tua yang
tidak mampu membaca label obat).
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai