Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

DAN MANAJEMEN BENCANA

“PERTOLONGAN PERTAMA PASIEN


DENGAN KERACUNAN”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III

Fauziah P07120119022
Imiralda Dara Agustitia P07120119025
Istiqomah Fitria Wiranti P07120119027
Jani P07120119028
Jihan Nilam Cahya P07120119029
Khairini Saputeri P07120119031
Lady Alfisyah P07120119033
Lailatul Husna P07120119035
Mariatul Kibtiyah P07120119037
Definisi Keracunan
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau
senyawa kimia dalam tubuh manusia yang
menimbulkan efek merugikan pada yang
menggunakannya. Keracunan adalah keadaan sakit
yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yang
masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu
organ tubuh tertentu, seperti paru-paru, hati, ginjal
dan lainnya. Tetapi zat tersebut dapat pula
terakumulasi dalam organ tubuh, tergantung sifatnya
pada tulang, hati, darah atau organ lainnya sehingga
akan menghasilkan efek yang tidak diinginkan dalam
jangka panjang.
Etiologi Keracunan
Ada berbagai macam kelompok bahan yang dapat menyebabkan keracunan, antara lain:
1. Bahan kimia umum (Chemical toxicants) yang terdiri dari berbagai golongan seperti pestisida
(organoklorin, organofosfat, karbamat), golongan gas (nitrogen metana, karbon monoksida, klor),
golongan logam (timbal, posfor, air raksa, arsen), golongan bahan organik (akrilamida, anilin,
benzena toluene, vinil klorida fenol).
2. Racun yang dihasilkan oleh makluk hidup (Biological toxicants). Misal : sengatan serangga,
gigitan ular berbisa , anjing dll.
3. Racun yang dihasilkan oleh jenis bakteri (Bacterial toxicants). Misal : Bacillus cereus,
Compilobacter jejuni, Clostridium botulinum, Escherichia coli dll.
4. Racun yang dihasilkan oleh tumbuh tumbuhan (Botanical toxicants). Misal : jamur amnita, jamur
psilosibin, oleander, kecubung dll.
Patofisiologi Keracunan
Patofisiologi keracunan makanan dibagi berdasarkan mekanisme yang mendasarinya dan patogennya.
Secara umum, patofisiologi dapat dibagi menjadi toksin dan nontoksin; patogen pada usus halus dan usus
besar; patogen invasif dan noninvasif.

01 02
Toksin dan Lokasi
Nontoksin Patogen

03
Patogen Invasif dan Noninvasif
Klasifikasi Keracunan
1. Menurut waktu terjadinya keracunan :

● Keracunan Akut

Biasanya terjadi mendadak setelah makan atau


terpapar sesuatu. Gejala keracunan akut adalah
muntah, diare, kejang, koma.
Contoh: Pada keracunan akut merkuri yang terjadi
dengan gejala berupa nyeri dada dan napas
pendek, rasa logam pada lidah, mual dan muntah.
Kerusakan ginjal akut dapat terjadi kemudian,
gingivitis berat dan gastroenteritis terjadi pada
hari keempat.
Lanjutan..
● Keracunan Kronik

Diagnosis keracunan kronik sulit ditegakkan,


karena gejalanya timbul perlahan dan lama
sesudah pajanan. Ciri khas dari keracunan kronik
adalah zat penyebab diekskresikan lebih lama.
dari 24 jam, waktu paruh panjang, sehingga
terjadi akumulasi.
Contoh: Pada keracunan kronik merkuri terdapat
tanda-tanda seperti gingivitis, perubahan warna
gusi, sebagian gigi tanggal, pembesaran kelenjar
ludah.
2. Menurut cara terjadinya keracunan :

• Self Poisoning
Adalah pasien makan obat dengan dosis berlebihan tapi menurut
pengetahuan dia dosis tersebut tidak membahayakan.

• Attempted Suicide
Adalah keadaan pasien yang memang bermaksud bunuh diri, tetapi
dapat berakhir kematian atau pasien sembuh kembali bila dosis yang
dimakan tidak berlebihan (salah tafsir).

• Homicidal Poisoning
Adalah keracunan akibat tindakan kriminal, yaitu seseorang dengan
sengaja meracuni orang lain.

• Accidental Poisoning
Merupakan kecelakaan murni, tanpa adanya faktor kesengajaan.
3. Menurut organ yang terkena :

Racun pada Sistem Saraf Pusat (neurotoksik) Beberapa substansi dapat mengganggu respirasi sel, dapat
menyebabkan gangguan ventilasi paru-paru atau sirkulasi otak yang dapat menjadikan kerusakan
irreversible dari saraf pusat.

- Racun Hati
Hepatotoksik menyebabkan manifestasi nekrosis lokal ataupun sistemik. Dengan hilangnya sebagian sel
hati, menyebabkan tubuh lebih rentan terhadap aksi biologi senyawa lain.

- Racun Ginjal
Ginjal memiliki sifat yang sangat rentan terhadap aksi racun, perubahan fungsi ginjal dapat
dimanefestasikan sebagai perubahan dalam komposisi kimia urin dan laju pembentukannya.

- Darah (Sistem Hematopoietic


Obat-obatan, larutan dari industri dan venom dapat menghasilkan anemia hemolitik. Hemolisis dikaitkan
dengan demam dan nyeri pada ekstremitas, eritrosit berkurang, sel-sel darah immature ikut dalam
sirkulasi.
4. Menurut jenis bahan kimia :

- Alkohol
a. Etanol
Keracunan etanol menyebabkan pasien cenderung pada
trauma dan kondisi kekacauan metabolik yang sering terlihat
pada pasien alkoholik. Tanda dan gejalanya adalah muntah,
depresi SSP.

b. Fenol
Menyebabkan denaturasi protein dan berpenetrasi dengan
baik ke jaringan. Fenol bersifat korosif terhadap mata, kulit
dan saluran napas. Tanda dan gejalanya adalah korosif pada
sell lendir mulut dan usus, sakit hebat, muntah, koma, syok,
dan kerusakan ginjal.
Lanjutan… - Logam berat
a. Timah Hitam
Terdapat dalam beberapa cat, beterai, dan lain-lain. Bahaya timah
hitam terhadap fungsi ginjal, sistem reproduksi, hematopoietic
dan neurologi dapat terjadi melalui pemaparan dalam kadar
rendah secara kronik.

b. Arsen
Bentuk kimia arsen yang sering menyebabkan keracunan adalah
elemen arsen, arsen anorganik, arsen organik, gas arsin (AsH₂).

c. Merkuri
Elemen merkuri mudah menguap dan dapat diabsorbsi dari paru-
paru, setelah diabsorbsi merkuri didistribusikan ke jaringan
dalam beberapa jam, dengan konsentrasi tertinggi ditemukan
dalam tubulus proksimal ginjal. Merkuri klorida sangat toksik
dan menyebabkan kerusakan ginjal akut.
Tanda dan Gejala Keracunan
Banyak sekali gejala dan tanda tanda keracunan yang mirip dengan gejala atau tanda dari suatu
penyakit, seperti kejang, stroke dan reaksi insulin. Seseorang yang telah mengalami keracunan
kadang dapat diketahui dengan adanya gejala keracunan.

Pada umumnya tanda dan gejala terjadi keracunan makanan adalah sebagai berikut:
• Diare
• Mual dan Muntah
• Perut Mulas dan Kram
• Demam
• Pusing
• Badan Lemas
KOMPLIKASI PEMERIKSAAN
KERACUNAN PENUNJANG

- Henti nafas
Pemeriksaan Laboratorium
- Henti jantung
- Darah rutin
- Korosif esophagus/trakea jika
- LFT
substansi penyebabnya
- Ureum creatinin
teringesti
- GDS
- Syok, sindrom gawat
- Lipase Amilase
pernafasan akut
- Elektrolit
- Edema, serebral, konvlusi
Penatalaksanaan Keracunan
1. Resusitasi 2. Eliminasi
Setelah jalan nafas dibebaskan dan dibersihkan, Emesis, merangsang penderita supaya muntah pada
periksa pernafasan dan nadi. Infus dextrose 5 % penderita yang sadar atau dengan pemberian sirup
kec, 15- 20 tts/menit, nafas buatan, oksigen, hisap ipecac 15 - 30 ml. Dapat diulang setelah 20 menit bila
lendir dalam saluran pernafasan, hindari obat- tidak berhasil.
obatan depresan saluran nafas, kalau perlu Katarsis (intestinal lavage), dengan pemberian laksan
respirator pada kegagalan nafas berat. Hindari bila diduga racun telah sampai diusus halus dan besar.
pernafasan buatan dari mulut kemulut, sebab racun Kumbah lambung atau gastric lavage, pada penderita
organo fhosfat akan meracuni lewat mlut yang kesadarannya menurun atau pada penderita
penolong. Pernafasan buatan hanya dilakukan yang tidak kooperatif. Hasil paling efektif bila kumbah
dengan meniup face mask  atau menggunakan alat lambung dikerjakan dalam 4 jam setelah keracunan.
bag-valve-mask. Keramas rambut dan memandikan seluruh tubuh
dengan sabun.
Emesis, katarsis dan kumbah lambung sebaiknya
hanya dilakukan bila keracunan terjadi kurang dari
4-6 jam.
Pertolongan Pertama Pada Keracunan
1. Pertolongan Pertama pada Keracunan yang Tertelan

• Jika korban menelan zat beracun dan tidak sadarkan diri, coba bangunkan guna menyingkirkan zat
beracun yang masih ada di dalam mulut korban.
• Baringkan korban dengan menyanggah bagian punggung hingga kakinya dengan bantal sehingga
posisi kakinya berada di atas kepala.
• Singkirkan sisa racun yang tersisa di sekitar mulut dengan lap dan pastikan kepalanya tetap
menunduk ke bawah.
• Saat sadarkan diri, minta korban untuk memuntahkan racun yang tertelan.

Memosisikan kaki korban lebih tinggi daripada kepala pada pertolongan pertama keracunan bertujuan
agar racun tidak turun hingga ke pencernaan. Saat korban muntah, miringkan kepalanya ke samping
untuk mencegah tersedak. Hindari memberikan minuman atau makanan sebelum semua racun yang
tertelan di keluarkan.
Lanjutan…
2. Pertolongan Pertama pada Keracun yang Terhirup

• Bila ada seseorang menghirup zat beracun, segera minta korban untuk menjauhi ruangan atau
area yang tekontaminasi.
• Pastikan penolong tidak terburu-buru mendekati area tersebut sehingga tidak ikut menghirup zat
beracun, apalagi jika sumber racun berada di tempat tertutup.
• Setelah menjauhi tempat beracun dan korban masih sadarkan diri, bawalah korban untuk
menghirup udara bersih.
• Selama memberikan pertolongan pertama, perhatikan apakah korban menunjukkan tanda-tanda
keracunan serius.

Usahakan untuk tetap membuat korban tersadar hingga pertolongan medis datang. Selain itu,
lindungi korban dari cedera sebagai pertolongan pertama saat korban kejang karena mengirup zat
beracun.
Lanjutan…
3. Racun yang Mengenai Kulit atau Mata

Racun bisa saja mengenai pakaian hingga kulit dan menyebabkan luka serius. Untuk itu, penolong
perlu melakukan pertolongan pertama pada korban keracunan dengan melepas pakaian yang
terkontaminasi. Selanjutnya, pertolongan pertama pada keracunan di kulit atau mata bisa dilakukan
dengan cara berikut:
• Gunakan sarung tangan untuk menghindari paparan racun secara langsung dengan kulit penolong.
• Segera bersihkan luka menggunakan sabun selama 15 sampai 20 menit di air yang mengalir.
Cara penanganan keracunan yang sama juga dilakukan saat zat beracun mengenai mata. Segera bilas
mata dengan air bersuhu sejuk atau suam-suam kuku selama 20 menit atau sampai pertolongan medis
datang.
Dalam situasi penolong mendapati korban keracunan tidak sadarkan diri, segera cek pernapasan dan
denyut nadinya. Jika korban tidak bergerak, tidak batuk, dan susah bernapas, segera lakukan resusitasi
jantung (CPR).
Penawar Racun dalam Pertolongan Medis

Arang Aktif Ventilator

Dapat mengikat racun Untuk penanganan keracunan


sehingga menghentikan pada korban yang mengalami
penyerapan racun lebih lanjut gangguan pernapasan serius
ke dalam darah. Obat Penenang atau gagal napas.

Antiracun Pengobatan ini dilakukan saat Obat Antiepilepsi


korban gelisah berlebihan
akibat efek dari racun.
Berfungsi mencegah racun Penawar racun ini bekerja
bereaksi atau menangkal efek mengatasi korban yang
berbahaya raacun pada tubuh. mengalami kejang.
Terima Kasih!!

Anda mungkin juga menyukai