Anda di halaman 1dari 20

Etnofarmasi

Masyarakat Etnik Talang Mamak


Disusun Oleh :
Tia Amalia
Semester VA
Sejarah Etnis Talang Mamak
Suku Talang Mamak merupakan sekumpulan
masyarakat yang terasing dan hidup masih secara
tradisional di sehiliran sungai Indragiri, Provinsi Riau,
Indonesia.
Suku Talang Mamak tergolong melayu tua (proto
melayu) yang merupakan suku asli Indragiri. Mereka
juga menyebut dirinya "Suku Tuha". Sebutan tersebut
bermakna suku pertama datang dan lebih berhak
terhadap sumber daya di Indragiri Hulu.
Terdapat beberapa versi yang menyebutkan
kemunculan dari etnik talang mamak yakni :
Menurut mitos, suku Talang Mamak merupakan
keturunan Adam ketiga yang berasal dari kayangan
turun ke bumi, tepatnya di Sungai Limau dan menetap
di Sungai Tunu (Durian Cacar, tempat pati). Hal ini
terlihat dari ungkapan "kandal tanah makkah,
merapung di Sungai Limau, menjeram di sungai tunu".
Itulah manusia pertama di Indragiri yang bernama
Patih.
Menurut Obdeyn Asisten Residen Indragiri, Talang
Mamak berasal dari pagaruyung, konon suku Talang
Mamak ini suku yang terdesak dalam konflik adat dan
agama di pagaruyung dan sering disebut konflik ini
dengan perang “padri”. Karena terdesak maka mereka
pindah ke indragiri hulu, riau.
 kepercayaan Animismedan Dinamisme
terlihat cukup kuat pada masyarakat
Talang Mamak yang sangat mempercayai
akan roh-roh jahat, dan tempat-tempat
sakti yang masih tetap mewarnai
kehidupan masyarakatnya (Tabrani,
1990:97).
 Suku Talang Mamak tersebar di beberapa
kecamatan yaitu: Kecamatan Batang
Gangsal, Seberida, Rakit Kulim dan
Rengat Barat Kabupaten Indragiri
Hulu, Riau. Dan satu kelompok berada di
Dusun Semarantihan Desa Suo-suo
Kecamatan Sumai Kabupaten Tebo,
Jambi.
 Pada tahun 2010 populasi Talang Mamak
di Kabupaten Indragiri Hulu diperkirakan
±1507 kepala keluarga atau ±7010 jiwa.
Kebudayaan

Masyarakat adat Talang Mamak yakin akan adanya Tuhan dan Nabi Muhammad
atau juga mereka menyebut “islam langkah lama” dan sebagian kecil Katolik,
khususnya penduduk Siambul dan Talang Lakat. Meraka menyebut dirinya
sendiri sebagai orang “langkah lama”, yang artinya orang adat.

Mereka masih melakukan upacara-upacara adat mulai dari melahirkan dengan


bantuan dukun bayi, timbang bayi, sunat, upacara perkawinan (gawai), berobat,
beranggul (tradisi menghibur orang yang kemalangan) dan upacara Batambak
(menghormati roh yang meninggal dan memperbaiki kuburannya untuk
peningkatan status sosial).
sebagian besar masyarakat adat Talang Mamak masih melakukan tradisi
"mengilir/menyembah raja/datok di rengat pada bulan haji dan hari raya" sebuah
tradisi yang berkaitan dengan warisan sistem kerajaan indragiri.

Mereka beranggapan jika tradisi tersebut dilanggar akan dimakan sumpah


yaitu "ke atas ndak bepucuk, ke bawah ndak beurat, di tengah dilarik
kumbang" yang artinya tidak berguna dan sia-sia.

Mereka memiliki berbagai kesenian yang dipertunjukkan pada pesta/gawai


dan dilakukan pada saat upacara seperti pencak silat yang diiringi dengan
gendang, main gambus, tari balai terbang, tari bulian dan main ketebung.

Berbagai penyakit dapat disembuhkan dengan upacara-upacara tradisional yang


selalu dihubungkan dengan alam gaib dengan bantuan dukun.
Konsep Sakit Etnik Talang mamak
Masyarakat Talang Mamak percaya bahwa suatu penyakit yang
diderita oleh seseorang disebabkan oleh kekosongan jiwa
sesaat, sehingga tubuhnya dimasuki oleh mahkluk gaib atau
kekuatan tertentu yang menyebabkan manusia tersebut
mendapat penyakit.
Penyakit tersebut dapat disembuhkan oleh pawang atau
kemantan, dengan cara memanggil jiwa manusia tersebut agar
kembali kedalam tubuhnya. Proses pengobatan tersebut selain
mempergunakan ramuan obat yang terdiri dari aneka daun-
daunan dan berbagai urat kayu, pawang atau kemantan juga
mempergunakan gerak sebagai salah satu media yang
dipergunakan untuk mengusir roh jahat dari jiwa manusia
tersebut yang disajikan dalam bentuk upacara Bulean.
Bulean merupakan upacara pengobatan tradisional yang di
pimpin oleh seorang Pawang (Kemantan) dengan dibantu
oleh pebayu dan bujang Belian. Dalam upacara tersebut
gendang (ketobang) mempunyai peranan penting untuk
mengiringi tarian magis dan pembacaan mantra yang
dinyanyikan oleh pawang dalam keadaan tidak sadar.
Upacara tersebut terdiri dari beberapa tahap, yaitu: melihat
penyakit, mencari obat, membuat obat, menggunakan obat
dan menutup obat (memoti obat)(Pimpred Nasrudin
Haris,1982:104).
Pengobatan
Hasil ekspedisi biota medika (1998),
menunjukkan suku Talang Mamak
mampu memanfaatkan 110 jenis
tumbuhan untuk mengobati 56 jenis
penyakit dan mengenali 22 jenis
cendawan obat.
Pengobatan untuk Masuk Angin
Capa (Blumea balsamifera), pucuk daunnya diremas
ditambah kapur sirih, kemudian dibalurkan ke perut.

Akar belirit (Polygalapaniculata), direbus dan


airnya diminum.

Amis kambing (Ageratum conyzoides), seluruh


bagian tanaman diremas dan dibalurkan ke perut.

Kulim (Scorodocarpus borneensis), buahnya


digiling ditambah air dan dibalurkan ke perut bayi
supaya tidak mudah masuk angin.
Ramuan untuk Menambah Stamina Laki-
laki
Masyarakat Talang Mamak menggunakan beberapa ramuan yang terdiri dari :
 paku kawat (Pronephrium asperum)
 kayu kancil (Smilax leucophylla)
 rambutan pacat (Rinorea anguifera)
 bambu kuning (Bambusa vulgaris)
 pasak bumi (Eurycoma longifolia)
 pakis batu (Bolbitis heteroclita)
 alang-alang (Imperata cylindrica)
 ribu-ribu jantan (Anisophylla)
 kayu dolik (Memecylon excelsum)
 selasih (Ocimum gratissimum)
 bunga kuning (Celosia argentea)
 bunga merah (Celosia argentea).

Seluruh bahan dari tumbuhan tersebut masing-masing diambil bagian akarnya dan
kemudian direbus dan airnya diminum sehari sekali sebanyak satu gelas.
Disamping itu dapat juga memanfaatkan buah muda
pinang (Areca catechu) yang diparut dan ditambah
garam sedikit kemudian diminum setiap hari Jum’at
sampai tiga kali. Syarat lain yang harus dilakukan
yaitu membersihkan badan terlebih dahulu dengan cara
mandi di air sungai sehari sekali selama tiga hari
berturut-turut.
Ramuan untuk Menyuburkan Peranakan
Wanita

Ramuan untuk menyuburkan peranakan wanita terdiri


dari
• pucuk daun maya-maya
• akar alang-alang (Imperata cylindrica)
• rebung bambu kuning (Bambusa vulgaris)
• daun barut (Tacca integrifolia)
Semua bahan dilunakkan selanjutnya dimasukkan ke
dalam bambu muda dan airnya diminum selama satu
minggu berturut-turut.
Daun hibul (Pholidocarpus ihur)
umbut pinang (Areca catechu)
daun hati-hati air (Barclaya motleyi)
daun jari lima (Tetrastigma lanceolarium)
daun kepayang ketam (Trevesia burckii)
daun kapung-kapung (Oroxylum indicum)
tula-tula (Mallotus floribundus)
daun nilam (Pogostemon cablin)
daun boka-boka (Tabernaemontana macrocarpa)
semua bahan tersebut direbus dan airnya diminum dengan
dosis sehari sekali satu gelas sloki.
Perawatan bagi Ibu Hamil

Perawatan • Daun selusuh sawa (Scindapsus hederaceus) diasap supaya


hangat dan ditempelkan pada perut untuk memperlancar
kelahiran bayi.
bagi ibu • Daun gimbadarah (Forrestia mollissima) diremas-remas
dibalurkan ke seluruh badan supaya dingin, biasanya dipakai
hamil oleh ibu-ibu yang sedang hamil dan merasa badannya
kepanasan.

sampai
• Kuncup bunga mahang kuku (Macaranga kingii) direbus dan
diminum pada saat umur kandungan tujuh bulan untuk
penangkal dari roh-roh jahat. Dosis : tiga kali sehari selama
setelah tiga hari berturutturut.
• Daun burung layang-layang (Adenia cordifolia), digiling

melahirkan
untuk dibuat pupur bagi ibu yang habis bersalin.
• Asam gelugur (Garcinia atroviridis) seluruh bagian
tumbuhan direbus dan airnya diminum untuk memandikan
diantaranya ibu yang akan bersalin.
• Dun tarum anjing (Helicia robusta) digigit-gigit dan

adalah : dibalurkan ke seluruh badan, dapat untuk menyembuhkan


ibu-ibu yang habis bersalin tiba-tiba pingsan.
Pinang (Areca catechu), mengandung senyawa
kimia antara lain arekolin, arekaidin, guvasin,
guvakolin, isoguvasin, gula, dan resin. Bijinya
digunakan sebagai obat cacing (antelmintik),
dan untuk memperkecil pupil mata.

Nilam (Pogostemon cablin), daunnya


mengandung saponin dan flavonoida,
disamping minyak atsiri. Daunnya berkhasiat
menghilangkan bau keringat, dan obat disentri.
Tia Amali_Etnofarmasi_Talang Mamak.mp4
terimakasih
Daftar Pustaka
Faisal, Gun, dan Bambang Hari Wibisono. Tipomorfologi Rumah Suku
Talang Mamak Studi Kasus Di Kecamatan Rakit Kulim Indragiri
Hulu Riau. Diss. [Yogyakarta]: Universitas Gadjah Mada, 2013.
Gilung, Talang Mamak. “Hidup Terjepit di atas Tanah dan Hutannya
Sendiri-Potret Konflik Kehutanan antara Masyarakat Adat Talang
Mamak di Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau dengan
Industri Kehutanan.” Disampaikan sebagai bahan pelengkap
kesaksian dalam sidang pengujian UU 41.
Oktavia, Irni. “Transformasi Upacara Bulean Suku Talang Mamak Menjadi
Tari Rentak Bulean Pada Masyarakat Inderagiri Hulu Provinsi
Riau.” Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni 1.1
(2017).
Setyowati, wardah. “Keanekaragaman Tumbuhan Obat Masyarakat Talang
Mamak di Sekitar Taman Nasioanl Bukit Tigapuluh, Riau.”
Biodiversitas 8.3 (2007) : 228.

Anda mungkin juga menyukai