Kelompok 5 :
1. CICI SRI NURJANAH
2. GINA FEBRILIANA
3. NOVIA ANGGRAINI
4. TEGAR ADITAMA
PENDAHULUAN KRIM
Krim adalah emulsi semi padat kental untuk
penggunaan luar. Krim dapat berupa :
a. Air dalam minyak
b. Minyak dalam air
Tergantung pada zat pengemulsi yang
digunakan.
Krim selalu larut dengan fase kontinu.
Krim air dalam minyak:
Ini diproduksi oleh zat pengemulsi yang
berasal dari alam.
Misalnya : lilin lebah, alkohol, wol atau lemak
wol.
Krim putih tembus cahaya dan agak kaku.
Krim minyak dalam air:
Dipoduksi oleh lilin sintetis.
Misalnya: makrogol dan cetomacrogol
Bersifat tipis, putih, halus, dan konsisten.
DEFINISI KRIM
Menurut Farmakope Inggris Krim
diformulasikan untuk memberikan persiapan
yang pada dasarnya mudah larut dengan
sekresi kulit.
Krim diterapkan pada kulit atau selaput
lendir tertentu untuk tujuan perlindungan,
terapi atau profilaksis, terutama dimana efek
oklusif tidak diperlukan.
PRINSIP KRIM
1. Kebersihan sangat penting dan semua permukaan
2. Selalu membuat lebih karena tidak mungkin
mentransfer seluruh krim ke wadah akhir
3. Tentukan bahan mana yang larut dengan fase
berair dan mana fase berminyak
4. Cairkan basis lemak dalam wadah penguapan di
atas water bath pada suhu serendah mungkin.
Mulai dengan basis dengan titik lebur tertinggi.
Ini kemudian harus didinginkan hingga 60⁰C.
5. Zat yang larut dengan fase berminyak kemudian
harus diaduk ke dalam lelehan.
6. Suhu fasa air kemudian harus disesuaikan sampai
60⁰C
7. Fase terdispersi kemudian harus ditambahkan pada
fase kontinu pada suhu yang sama
a. Untuk produk minyak dalam air, tambahkan
minyak ke dalam air.
b. Untuk produk air dalam minyak, tambahkan air ke
dalam minyak.
8. Aduk emulsi yang dihasilkan dengan kuat tanpa
memasukkan udara, sampai produk terbentuk. Jangan
mempercepat pendinginan karena akan menghasilkan
produk yang buruk.
PENGGABUNGAN ZAT PADAT KE DALAM
BASIS KRIM