Anda di halaman 1dari 20

PASTA, KRIM, GEL

DOSEN PENGAMPU : TRI ANITA SARI,S.FARM.,APT

Kelompok 6 :
1. Ika Rachutami 1713206013
2. Nabila Puteri S 1713206021
3. Nico Surya D.E 1713206023
PASTA (PASTAE)

Pasta adalah sediaan semi padat yang


mengadung satu atau lebih bahan obat yang
ditujukan untuk pemakaian topikal (FI. IV).
Pasta adalah sediaan berupa massa lembek
yang dimaksudkan untuk pemakaian luar,
biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan
obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar
dengan vaseline atau parafin cair atau dengan
bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan
gliserol, mucilagoatau sabun digunakan sebagai
pelindung kulit dan antiseptic (FI. III ).
MACAM PASTA:
 Contoh:
1. Pasta Berlemak
Acidi Salicylici Zinci Oxydi
Pasta (F.N. 1978)
Pasta berlemak adalah
suatu salep yang
mengandung lebih dari R/ Acidi Salicylici 2
50% zat padat (serbuk). Zinci Oxydi 25
Pasta berlemak ternyata Amyli Tritici 25
kurang berminyak dan
lebih menyerap
dibandingkan dengan Cara peracikan :
salep karena tingginya Ayak dahulu ZnO
kadar obat yang kemudian lelehkan
mempunyai afinitas Vaselinum flavum.
terhadap air.
 Contoh:
2. Pasta Kering R/Bentoniti 1
Sulfur praecip. 2
Zinci Oxydi 10
Pasta kering adalah Talci 10
suatu pasta bebas
lemak mengandung ± Ichthamoli 0,5
60% zat padat (serbuk). Glycerini
Dalam pembuatan akan Aquae aa 5
terjadi kesukaran bila S. ad us. ext.
dalam resep tertulis
ichthanolum atau  Cara peracikan :
Tumenol Ammonim, zat Bentonit ditambahkan
ini akan menjadikan sebagai stabilisator, dengan
pasta menjadi encer. cara peracikan ditambahkan
dengan serbuk dulu baru
dicampur dengan sediaan
cari. Supaya stabil atau
tidak kering maka disimpan
pada tempat yang kedap.
 Contoh:
3. Pasta Pendingin R/Zinci Oxydi
Olei olivae
Calcii Hidroxydi Solution aa 10
Pasta pendingin
merupakan Cara peracikan :
campuran serbuk
gerus dan ayak ZnO kemudian
minyak lemak dan 
tambahkan aqua calcis, gerus ad
cairan berair, homogen lalu tambahkan
dikenal dengan minyaknya, gerus ad homogen
Salep Tiga Dara. sampai diperoleh masa salep yang
homogen.
 Tipe emilsi A/M, untuk
penstabilan sebagian minyak kira-
kira 3% diganti dengan cera alba.
 Penstabilan dapat dilakukan pula
dengan penambahan acidum
olenicum crudum ( 1 tetes per 5
gram minyak ), jadi campur bahan
dengan minyak kemudian baru
bahan yg lainnya.
4. Pasta Dentifriciae (pasta gigi)

Pasta Dentifriciae (pasta gigi) adalah suatu campuran


kental terdiri dari serbuk dan Glycerinum yang
digunakan untuk pembersih gigi. Pasta gigi digunakan
untuk pelekatan pada selaput lendir untuk memperoleh
efek lokal. Misalnya, pasta gigi Triamsinolon Asetonida.
 Karakteristik Pasta:

1. Daya absorbsi pasta lebih besar


2. Sering digunakan untuk mengabsorbsi sekresi
cairan serosal pada tempat pemakaian.
3. Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu.
4. Mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditujukan untuk pemakaian luar/topikal.
5. Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.
6. Tidak memberikan rasa berminyak seperti
unguentum.
7. Memiliki persentase bahan padat lebih besar
daripada salep yaitu mengandung bahan serbuk
(padat) antara 40%-50%.
 Keuntungan Pasta:  Kerugian:

1. Mengikat cairan sekret 1. Karena sifat pasta yang


(eksudat) kaku dan tidak dapat
2. Tidak mempunyai daya ditembus, pasta pada
penetrasi gatal dan terbuka, umumnya tidak sesuai
sehingga mengurangi rasa untuk pemakaian pada
gatal lokal. bagian tubuh yang berbulu
3. Lebih melekat pada 2. Dapat mengeringkan
kulit sehingga kontaknya kulit dan merusak lapisan
dengan jaringan lebih lama. kulit epidermis
4. Konsentrasi lebih 3. Dapat menyebabkan
kental dari salep iritasi kulit.
5. Daya adsorpsi sediaan
pasta lebih besar dan kurang
berlemak dibandingkan
dengan sediaan salep.
KRIM (CREMORES)
Menurut FI. IV, krim adalah bentuk sediaan
setengah padat, mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan
dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional
telah digunakan untuk sediaan setengah padat
yang mempunyai konsistensi relatif cair
diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau
minyak dalam air.
 Macam Krim:

1.Krim Type minyak air (m/a)


merupakan krim yang kandungan minyaknya lebih
sedikit dibandingan kandungan airnya. Pemilihan zat
pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat
krim yang dikehendaki. Untuk krim type m/a digunakan
sabun monovalen seperti trietanolamin, natrium
stearat, kalium stearat dan ammonium stearat. Selain
itu dapat juga dipakai tween, natrium laurylsulfat,
kuning telur, gelatinum, caseinum, CMC dan
emulgidum.
 Contoh:  Cara peracikan :
R/ Acidi Stearinici 15
Cerae albi 2 Lelehkan cera, vaselinum
Vaselini albi 8 dan acid.stearinicum
Triethanolamini 1,5 kemudian tambahkan
Propylene gylcoli 8 larutan
triathanolaminum dan
Aq.dest 65,5
propylene glycolum dalam
S.vanishing cream base air hangat dan
campurkan pada lemat
yang sudah dilelehkan.
2. Krim Type Air Minyak  Contoh:
(a/m) R/ Bentoniti 20
Glycerini 10
merupakan krim yang Aqua dest. 70
kandungan airnya lebih
S. Bentonite base
sedikit dibandingan
kandungan minyaknya.
Pemilihan zat pengemulsi  Cara peracikan :
harus disesuaikan dengan Taburkan bentonin dalam
jenis dan sifat krim yang campuran aqua dan
dikehendaki. Untuk krim glycerin hangat, aduk
type a/m digunakan sabun biarkan sampai bentonin
polivalen, span, adeps larut.
lanae, koleterol dan cera.
 Karakteristik Krim:
1. Stabil
Krim harus bebas dari inkopatibilitas, stabil pada suhu
kamar, dan kelembapan yang ada dalam kamar.
2. Semua zat dalam Lunak
keadaan halus dan seluruh produk menjadi lunak dan
homogen.
3. Mudah dipakai
Umumnya krim tipe emulsi adalah yang paling mudah
dipakai dan dihilangkan dari kulit.
4. Terdistribusi merata
Obat harus terdispersi merata melalui dasar krim padat
atau cair pada penggunaan.
 Keuntungan:  Kekurangan:

1. Mudah menyebar rata 1. Susah dalam


2. Praktis pembuatannya karena
pembuatan krim harus
3. Mudah dibersihkan atau dalam keadaan panas.
dicuci
2. Gampang pecah
4. Cara kerja berlangsung disebabkan dalam
pada jaringan setempat pembuatan formula tidak
5. Tidak lengket terutama pas.
tipe m/a 3. Mudah kering dan
6. Memberikan rasa dingin mudah rusak khususnya
(cold cream) berupa tipe a/m tipe a/m karena terganggu
7. Digunakan sebagai sistem campuran
kosmetik terutama disebabkan oleh
8. Bahan untuk pemakaian perubahan suhu dan
topikal jumlah yang perubahan komposisi
diabsorpsi tidak cukup disebabkan penambahan
beracun. salah satu fase secara
berlebihan.
JELLY (GEL)
Gel merupakan semi padat yang terdiri dari
susupensi yang dibuat dari partikel anorganik
kecil atau moleku organik besar, terpenetrasi oleh
suatu cairan. Gel juga diartikan sebagai salep yang
lebih halus, umumnya berupa cairan dan
mengandung sedikit atau tanpa lilin dan
digunakan terutama pada membran mukosa
sebagai pelicin atau basis.
MACAM GEL
1. Gel Fase Tunggal 2. Gel Dua Fase

Yaitu gel yang terdiri dari Yaitu gel yang terdiri dari
makromolekul organik jaringan partikel kecil
yang tersebar serba sama yang terpisah,
dalam suatu cairan digolongkan sebagai
sedemikian hingga tidak system. Dalam system dua
terlihat adanya ikatan fase, jika ukuran partikel
antara molekul makro dari fase terdispersi relatif
yang terdispersi dan besar disebut Magma
cairan. Gel fase tunggal (misalnya Magma
dapat dibuat dari Bentonit).
makromolekul sintetik
(karbomer) atau dari gpm
alam (tragakan).
 Cara peracikan :

1. Masukkan gelatin
 Contoh: dan air dalam botol
bermulut lebar, biarkan
sampai mengembang.
R/Gelatin 20
2. Panaskan di atas
Aqua 40 penangas air sampai
Gliserin 25 gelatin larut.
ZnO 15 3. Masukan ZnO dan
gliserin gerus ad
homogen.
4. Masukan dalam
botol, aduk sampai rata
dan dingin.
 Karakteristik Gel

1. Zat pembentuk gel yang ideal menggunakan inert


yang aman dan tidak bereaksi dengan komponen lain
2. Pemilihan bahan pembentuk gel harus dapat
memberikan bentuk yang baik selama penyimpanan.
3. Sesuai dengan tujuan penggunaan sediaan.
 Keuntungan:  Kerugian:

1. Untuk kosmetik, gel 1. Untuk hidrogel : harus


digunakaan pada shampoo, menggunakan zat aktif yang larut
patfum, pasta gigi, dan kulit, didalam air sehingga diperlukan
dan sediaan perawatan penggunaan peningkat kelarutan
rambut. seperti surfaktan agar gel tetap
2. Gel dapat digunakan untuk jernih pada berbagai perubahan
obat yang diberikan secara temperatur
topikal (non streril) atau 2. Penggunaan emolien golongan
dimasukkan kedalam lubang ester harus diminimalkan atau
tubuh atau mata (gel steril). dihilangkan untuk mencapai
kejernihan yang tinggi.
3. Untuk hidroalkoholik : gel
dengan kandungan alkohol yang
tinggi dapat menyebabkan pedih
pada wajah dan mata.

Anda mungkin juga menyukai