Tupepe 10% cr 40gr ask, tupepe foot cr 30gr, ultraproct n cr 10gr, valto gel
OLEH :
NPM : 18.18.157
T.A 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
Krim merupakan salah satu sediaan setengah padat yang dimaksudkan untuk
pemakaian luar yang pemakaiannya dengan cara dioleskan pada bagian kulit yang
sakit. Selain krim ada sediaan setengah padat lain yang beredar di pasaran yang
dimaksudkan untuk pengobatan seperti pasta, salep dan gel, tetapi dari sediaan-
sediaan tersebut krim paling sering digunakan sebagai basis. Hal ini dikarenakan krim
mempunyai beberapa keuntungan yaitu tidak lengket dan mudah dicuci dengan air.
Secara tradisional istilah krim telah digunakan untuk sediaan setengah padat
yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak
atau disperse mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air,
yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika.
penambahan salah satu fase secara berlebihan atau pencampuran dua tipe krim, jika
disebabkan oleh jaringan yang saling berikatan pada fase terdispersi. Dalam industri
farmasi, sediaan gel banyak digunakan pada produk obat-obatan, kosmetik dan
makanan. Polimer yang biasa digunakan untuk membuat gel-gel farmasetik meliputi
gom alam tragakan, pektin, karagen, agar, asam alginat, serta bahan-bahan sintetis
dan karbopol yang merupakan polimer vinil sintetis dengan gugus karboksil yang
terionisasi.
merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik
yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan.
suspensi yang dibuat dari zarah kecil senyawa anorganik atau makromolekul
1.3. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, krim adalah bentuk sediaan setengah
padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk
bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau
Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam
lemak atau alkohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air dan lebih
ditujukan untuk pemakaian kosmetika dan estetika. Ada dua tipe krim, yaitu:
sama, setelah meleleh diaduk sampai dingin. Yang harus diperhatikan adalah
2. Metode Triturasi Zat yang tidak larut dicampur dengan sedikit basis, sisa
basis ditambahkan terakhir. Di sini dapat juga digunakan bantuan zat organik
pelembab ganda yang juga diperkaya dengan ekstrak lidah buaya yang
tumit yang kering dan pecah-pecah. Kulit tumit dan telapak kaki terasa
Aturan Pakai Pastikan kulit tumit dan telapak kaki anda bersih dan
kering. Oleskan tupepe krim dan urut krim secara perlahan dan merata
pada daerah yang pecah pecah setiap hari, pagi dan malam. Diamkan
Ultraproct N cr 10gr
sesudah operasi.
hidroklorida 20 mg).
sesudah operasi.
Aturan pakai : Oleskan sedikit krim di sekeliling dubur dan pada liang
1. Pemeriksaan Organoleptis
2. Pemeriksaan Homogenitas
Pemeriksaan dilakukan dengan cara : 0,1 g masa sediaan dioleskan pada kaca
3. Pemeriksaan pH
kemudian di cuci dengan sejumlah volume air sambil membilas tangan secara
periodik. Air di lewatkan dari mikrobulet, lalu diamati secara visual ada atau
Uji iritasi kulit dilakukan langsung pada manusia dengan cara uji tempel
tertutup. Ditimbang sediaan 0,1 g gram dioleskan pada lengan bagian dalam
dengan diameter pengolesan 2 cm, kemudian ditutup dengan kain kasa dan
lalu diencerkan dengan parafin cair sampai 10 mL untuk krim tipe air dalam
minyak dan diencerkan dengan air suling untuk tipe krim minyak dalam air
kemudian diambil sedikit hasil pengenceran dan ditetskan pada objek glas
dan diratakn. Lalu ditutup objek glas dengan cover glas dihitung jumlah
pada 0,1 g sediaan yang dioleskan di atas kaca objek, kemudian diamati
warna metilen blue dalam sediaan. Metilen blue akan tersebar merata pada
tipe m/a dan untuk krim tipe a/m akan terbentuk butiran-butiran yang
yaitu:
a. Gel sistem fase tunggal Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organik
yang tersebar sama dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat
adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi dan cairan. Gel fase
tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik misalnya karboner atau dari
b. Gel sistem dua fase Dalam sistem dua fase, jika ukuran partikel dari fase
magma misalnya magma bentonit. Baik gel maupun magma dapat berupa
tiksotropik, membentuk semipadat jika dibiarkan dan menjadi cair pada
menjamin homogenitas.
1. Swelling
2. Sineresis.
3. Efek suhu
4. Efek elektrolit.
6. Rheologi
rematik. Valto Gel mengandung zat aktif Diclofenac, obat yang termasuk
diclofenac 10 mg / gel
dan osteoarthritis.
Aturan pakai : 3-4 x sehari. Gel dioleskan pada tempat yang sakit secara
perlahan-lahan
Komposisi : Hydrosmin 2% 60 g
varises.
A. Evaluasi fisik
1. Penampilan
2. Homogenitas
Oleskan sedikit gel diatas kaca objek dan diamati susunan partikel yang terbentuk
3. Viskositas/rheologi
Menggunakan viscometer Stromer dan viscometer Brookfield.
Prosedur :
sebarkan sejumlah gel yang membentuk lapisan tipis pada slide mikroskop
cahaya
0,5 m. Dengan lensa khusus dan sinar UV, batas yang lebih rendah dapat
5. Uji Kebocoran
6. Isi minimum
7. Penetapan pH
mengukur konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu-waktu tertentu
menggunakan suatu sel difusi dengan cara mengukur konsentrasi bahan aktif
jarum. Dalamnya penetrasi yang dihasilkan dilihat dari sudut kontak dengan sediaan
PEMBAHASAN
komponen tidak bercampur dengan air seperti minyak dan lilin dicairkan bersama-
sama di penangas air pada suhu 70-75 °C, Semua larutan berair yang tahan panas,
komponen yang larut dalam air dipanaskan pada suhu yang sama dengan komponen
yang cair dan diaduk secara konstan, temperatur dipertahankan selama 5-10 menit
berair tidak sama temperaturnya dengan leburan lemak, maka beberapa lilin akan
menjadi padat, sehingga terjadi pemisahan antara fase lemak dengan fase cair.
Evaluasi yang dilakukan untuk menguji spesifikasi dari dari sediaan krim
adalah uji evaluasi organoleptis, didapatkan hasil, bau sediaan krim harum, yaitu
harum khas metil salisilat. Sediaan krim berwarna putih, dengan bentuksediaan krim
Sangat encer (menyerupai larutan). Hasil pengujian ini dilakukan dari hari 1 sampai
hari ke 7, dan didapatkan hasil yang sama disetiap harinya. Hasil iniDidapatkan hasil
bahwa krim tidak memenuhi spesifikasi berdasarkan literatur, jadi dapat dikatakan
yang tinggi sehingga dapat mengurangi kondisi panas dan tegang yang sifatnya
setempat dan timbulnya kulit meradang. Gel diaplikasikan langsung pada kulit yang
mengalami gangguan dan setelah kering akan meninggalkan lapisan tipis tembus
pandang, elastik dengan daya lekat tinggi, yang tidak menyumbat pori sehingga tidak
mempengaruhi pernafasan kulit. Pelepasan obat pada sediaan gel sangat bagus. Bahan
dan evaluasi sediaan gel dari bahan aktif piroksikam yang merupakan salah satu
AINS dengan struktur baru yaitu oksikam, derivat enolat. Setelah melakukan
praktikum kali ini diharapkan praktikan dapat merancang formula, meracik, dan
telah sesuai dengan kriteria atau persyaratan yang berlaku untuk sediaan gel serta
KESIMPULAN
Sediaan krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Komponen
utama dalam sediaan krim adalah zat khasiat, air, minyak, emulgator dan zat
tambahan lain jika diperlukan. Prinsip pembuatan krim adalah dengan metode
pelelehan (fusion) dan triturasi. Untuk mengetahui stabilitas sediaan krim secara
fisika dapat dialkukan uji percepatan dengan dua cara yaitu agitasi atau sentrifugasi
yang disebabkan oleh jaringan yang saling berikatan pada fase terdispersi.
2. Formula Umum/standar biasanya terdiri dari Zat aktif, Basis gel, dan Zat
tambahan.
Evaluasi fisik
Evaluasi kimia
Evaluasi biologi
Daftar Pustaka
Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI, Jakarta.
Dirjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Depkes RI, Jakarta.
http://apotecherry.blogspot.co.id/2011/05/sediaan-gel_3072.html
https://chulpetals.wordpress.com/2013/12/13/makalah-gel-lengkap-dengan-literatur/
https://chulpetals.wordpress.com/2013/12/13/makalah-gel-lengkap-dengan-literatur/