Tugas ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah : Keperawatan Gawat Darurat Dosen
Pengampu : Dr. Ns. I Made Adi Wahyu Udaksana, S.Kep., M.Kes
Oleh : Kelompok 5
Aqssa Nurismadella C1120040
Catharina Berlin Christina Kutz C1120041
I Wayan Reinaldy Wahyu Permana C1120047
Kadek Hana Rosyanti C1120048
Ketut Rahayu C1120049
Putu Nila Septia C1120072
Triajeng Lailatul Syarifah C1120074
3. Antidotum
Atropin sulfat (SA) bekerja dengan menghambat efek akumulasi
AKh pada tempat penumpukan.
Mula –mula diberikan bolus iv 1 – 2,5 mg dilanjutkan dengan
0,5 – 1 mg setiap 5 – 10 – 15 menit sampai timbul gejala – gejala
atropinisasi (muka merah, mulut kering, takikardi, midriasis,
febris, dan psikosis).
Kemudian interval diperpanjang setiap 15 – 30 – 60 menit,
selanjutnya setiap 2 – 4 – 6 – 8 dan 12 jam.
Pemberian SA dihentikan minimal setelah 2 X 24 jam.
Penghentian yang mendadak dapat menimbulkan rebound effect
berupa edema paru dan kegagalan pernapasan akut yang sering
fatal.
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas klien
(nama, umur biasanya sering terjadi pada anak usia prasekolah sampai usia
sekolah yaitu pada usia 1–4 tahun, jenis kelamin, agama, suku bangsa atau
ras, pendidikan, nama orang tua dan alamat).
2. Keluhan Utama
Keluhan utama yaitu pada tanda-tanda vital, bau napas, tingkat kesadaran,
perubahan kulit, dan tanda-tanda neurologis.
3. Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan riwayat yang cermat dan terperinci mengenai apa, kapan, dan
seberapa banyak zat toksik yang telah masuk ke tubuh dan adanya bukti-
bukti racun (wadah, tanaman, muntahan).
4. Pemeriksaan fisik :
a. Pernapasan: muntah, tersedak, batuk, takipnea, bradipnea, sianosis,
mengorok.
b. Integumen: kulit pucat, kemerahan, bukti luka bakar, nyeri,
berkeringat, hipertermia, hipotermia, asidosis metabolik.
c. Membran mukosa: didapatkan bukti iritasi, perubahan warna putih,
perubahan warna merah, bengkak, bibir kering.
d. Neuromuskular: kelemahan, gerakan involunter, ataksia, pupil
dilatasi, pupil konstriksi, kejang.
e. Perubahan sensori: ansietas, agitasi, halusinasi, konfusi, letargi,
koma.
f. Kardiovaskular: aritmia, peningkatan tekanan darah, penurunan
tekanan darah, takikardia, bradikardia, syok.
g. Ginjal: oliguria, hematuria
5. Tanda-tanda vital
a. Distress pernapasan
b. Sianosis
c. Takipnoe
6. Neurologi
IFO menyebabkan tingkat toksisitas SSP lebih tinggi, efek-efeknya termasuk
letargi, peka rangsangan, pusing, stupor & koma.
7. GI Tract
Iritasi mulut, rasa terbakar pada selaput mukosa mulut dan esofagus, mual
dan muntah.
8. Kardiovaskuler (Disritmia).
9. Dermal (Iritasi kulit).
10. Okuler (Luka bakar kurnea).
11. Laboratorium
a. Eritrosit menurun
b. Proteinuria
c. Hematuria
d. Hipoplasi sumsum tulang
e. Diagnostik
f. Radiografi dada dasar/foto polos dada
g. analisa gas darah, GDA, EKG
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya
cairan tubuh secara tidak normal.
2. Resiko pola napas tidak efektif berhubungan dengan efek langsung toksisitas
IFO, proses inflamasi.
3. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis,kebutuhan pengobatan
dan efek samping penggunaan obat zat insektisida berhubungan dengan
kurangnya informasi.
4. Resiko tinggi terhadap tindak kekerasan pada diri sendiri (berulang)
berhubungan dengan perpanjangan depresi/tingkah laku ingin bunuh diri.
C. Intervensi
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
2. Resiko pola napas tidak Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau tingkat, irama pernapasan
efektif berhubungan keperawatan 3 X 24 jam & suara napas serta pola
dengan efek langsung diharapkan kondisi pasien pernapasan.
toksisitas IFO, proses membaik dengan kriteria 2. Tinggikan kepala tempat tidur.
inflamasi. hasil : 3. Dorong untuk batuk/ nafas
1. RR pasien normal 14- dalam.
20 x/ menit. 4. Berikan O2 jika dibutuhkan.
2. Jalan nafas bersih , 5. Kolaborasi untuk sinar X dada,
sputum tidak ada. GDA 9 (jika perlu).
3. Kurangnya pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1. Sadari dan hadapi ansietas pasien
tentang kondisi, keperawatan 3 X 24 jam dan anggota keluarga.
prognosis ,kebutuhan diharapkan kondisi pasien 2. Berikan peran aktif pasien dalam
pengobatan dan efek membaik dengan kriteria proses belajar.
samping penggunaan obat hasil : 3. Berikan informasi tertulis
zat insektisida 1. Dapat maupun verbal.
berhubungan dengan mengungkapkan 4. Kaji pengetahuan pasien.
kurangnya informasi. pemahaman tentang 5. Pantau ulang kondisi pasien &
penyakitnya sendiri prognosis atau harapan masa
dan rencana depan pasien.
pengobatan. 6. Diskusikan efek zat yang
2. Berpartisipasi dalam digunakan.
program pengobatan
3. Perubahan prilaku
untuk tidak
melakukannya lagi.
4. Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan ruangan yang tenang,
Resiko tinggi terhadap keperawatan 3 X 24 jam nyaman dalam awasan.
tindak kekerasan pada diharapkan kondisi pasien 2. Izinkan orang- orang terdekat
diri sendiri (berulang) membaik dengan kriteria untuk tetap diruangan pasien
berhubungan dengan hasil : 3. Pindahkan barang- barang yang
perpanjangan 1. Mengutarakan berpotensi bahaya untuk pasien.
depresi/tingkah laku ingin pemahaman tingkah 4. Berikan pasien untuk
bunuh diri. laku yang mengekspresikan perasaannya
mempengaruhi. secara verbal
2. Mencapai tahap 5. Berikan jalan keluar untuk
hilangnya rasa takut pasien.
dan realita situasi.
3. menunjukkan kontrol
diri.
DAFTAR PUSTAKA