DOSEN PENGAJAR :
KELOMPOK 6 :
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelasaikan makalah “Asuhan Keperawatan Kritis Kepada Pasien
Dengan Gangguan Sistem Imun Dan Disfungsi Multisystem”
Makalah ini dibuat bertujuan agar mahasiswa memahami tentang Ilmu Pengetahuan.
Dalam proses pembuatan makalah ini kami menyadari adanya kekurangan dan keterbatasan
namun berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak sehingga makalah ini dapat selesai tepat
pada waktunya.
Tidak lupa penulis memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini banyak
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah inidapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun,
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh
manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya. Keracunan
makanan bila seseorang mengalami gangguan kesehatan setelah mengkonsumsi makanan
yang terkontaminasi kuman atau racun yang dihasilkan oleh kuman penyakit. Kuman yang
paling sering mengkontaminasi makanan adalah bakteri. Kuman ini dapat masuk ke dalam
tubuh kita melalui makanan dengan perantaraan orang yang mengolah makanan atau memang
berasal dari makanan itu sendiri akibat pengolahan yang kurang baik.
Racun adalah zat / bahan yang apabila masuk ke dalam tubuh melalui mulut, hidung /
inhalasi, suntikan dan absorbsi melalui kulit atau di gunakan terhadap organisme hidup
dengan dosis relatif kecil akan merusak kehidupan / menggangu dengan serius fungsi satu /
lebih organ atau jaringan.
Karena adanya bahan- bahan yang berbahaya, menteri kesehatan telah menetapkan
peraturan no 435 / MEN. KES / X1 / 1983 tanggal 16 November 1983 tentang bahan – bahan
berbahaya. Karena tingkat bahayanya yang meliputi besar dan luas jangkauan, kecepatan
penjalaran dan sulitnya dalam penanganan dan pengamanannya, bahan – bahan berbahaya
atau yang dapat membahayakan kesehatan manusia secara langsung atau tidak langsung.
Keracunan merupakan masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang
menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya. Ada beberapa hal yang dapat
menyebabkan keracunan antara lain makanan.Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia
karena di dalamnya mengandung nutrisi yang di perlukan antara lain untuk :
a. Pertumbuhan Badan
b. Memelihara dan memperbaiki jaringan tubuh yang telah tua dan rusak
2. Rumusan masalah
3. Tujuan
1. Definisi
Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk kedalam tubuh melalui mulut,
hidung (inhalasi), serta suntikan dan absorbsi melalui ,kulit, atau di gunakan terhadap
organisme hidup dengan dosis relatif kecil akan merusak kehidupan dan mengganggu
dengan serius fungsi satu atau lebih organ atau jaringan ( Sartono 2001 : 1 )
Intokkasi atau kercunan merupakan masuknya zat atau senyawa kimia dalam
tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang
menggunakannya.Keracuanan Makanan adalah penyakit yang tiba – tiba dan
mengejutkan yang dapat terjadi setelah menelan makanan / minuman yang
terkontaminasi. (KMB Brunner & Suddarth Vol.3)
2. Etiologi
Penyebab keracunan ada beberapa macam dan akibatnya bisa mulai yang ringan sampai
yang berat. Secara umum yang banyak terjadi di sebabkan oleh :
1. Mikroba
b. Staphilococus aureus
c. Salmonella
d. Bacillus Parahemolyticus
e. Clostridium Botulisme
f. Streptokkkus
2. Bahan Kimia
3. Toksin
a. Jamur
b. Keracunan Singkong
c. Tempe Bongkrek
d. Bayam beracun
e. Kerang
3. Patofisiologi
Keracuanan dapat di sebabkan oleh beberapa hal di antaranya yaitu faktor bahan kimia,
mikroba, toksin dll. Dari penyebab tersebut dapat mempengaruhi vaskuler sistemik shingga
terjadi penurunan fungsi organ – organ dalam tubuh. Biasanya akibat dari keracunan
menimbulkan mual, muntah, diare, perut kembung,gangguan pernafasan, gangguan sirkulasi
darah dan kerusakan hati ( sebagai akibat keracunan obat da bahan kimia ). Terjadi mual,
muntah di karenakan iritasi pada lambung sehingga HCL dalam lambung meningkat .
Makanan yang mengandung bahan kimia beracun (IFO) dapat menghambat ( inktivasi )
enzim asrtikolinesterase tubuh (KhE). Dalam keadaan normal enzim KhE bekerja untuk
menghidrolisis arakhnoid (AKH) dengan jalan mengikat Akh – KhE yang bersifat inakttif.
Bila konsentrasi racun lebih tingggi dengan ikatan IFO-KhE lebih banyak terjadi. Akibatnya
akan terjadi penumpukan Akh di tempat – tempat tertentu, sehingga timbul gejala – gejala
rangsangan Akh yang berlebihan, yang akan menimbulkan efek muscarinik, nikotinik, dan ssp
( menimbulakan stimulasi kemudian depresi SSP )
4. Manifestasi
a. Kelainan Visus
b. Hiperaktivitas kelenjar ludah dan keringat
c. Gangguan Saluran pencernaan
d. Kesukaran bernafas
2. Keracunan ringan
a. Anoreksia
b. Nyeri kepala
c. Rasa lemah
d. Rasa takut
e. Tremor pada lidah dan kelopak mata
f. Pupil miosis
3. Keracunan sedang
a. Nausea
b. Muntah – muntah
c. Kejang dan kram perut
d. Hipersalifa
e. Hiperhidrosis
f. Fasikulasi otot
g. Bradikardi
4. Keracunan berat
a. Diare
b. Reaksi cahaya negatif
c. Sesak nafas
d. Sianosis
e. Edema paru
f. Inkontinensia urine dan feses
g. Kovulsi
h. Koma
i. Blokade jantung akhirnya meninggal
5. Penatalaksanaan
1. Tindakan Emergensi
2. Resusitasi
Setelah jalan nafas di bebaskan dan di bersihkan, periksa pernafasan dan nadi.
Infus dextrose 5% kec.15 – 20, nafas buatan, O2, hisap lendir dalam saluran pernafasan,
hindari obat – obatan depresan saluran nafas, kalau perlu respirator pada kegagalan nafas
berat. Hindari pernafasan buatan dari mulut ke mulut, sebab racun orga fhosfat akan
meracuni lewat mulut penolong. Pernafasan buatan hanya di lakukan dengan meniup face
masuk atau menggunakan alat bag – valve – mask.
3. Identifikasi penyebab
4. Mengurangi absorbsi
Meningkatkan eliminasi racun dapat di lakukan dengan diuresis basa atau asam, dosis
multipel karbon aktif, dialisis dan hemoperfus
6. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium
Laboratorium rutin (darh, urin, feses, lengkap)tidak banyak membantu.
2. Pemeriksaan darah lengkap, kreatinin serum ( N: 0,5-1,5 mg/dl), elektrolit serum (termasuk
kalsium (N: 9-11 mg/dl)).
3. Foto thorax kalau ada kecurigaan udema paru.
4. Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan ini juga perlu dilakukan pada kasus keracunan karena sering diikuti
terjadinya gangguan irama jantung yang berupa sinus takikardi, sinus bradikardi,
takikardi supraventrikuler, takikardi ventrikuler, fibrilasi ventrikuler, asistol, disosiasi
elektromekanik. Beberapa faktor predosposisi timbulnya aritmia pada keracunan adalah
keracunan obat kardiotoksik, hipoksia, nyeri dan ansietas, hiperkarbia, gangguan
elektrolit darah, hipovolemia, dan penyakit dasar jantung iskemik.
ASUHAN KEPERAWATAN KERACUNAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
a. Nama klien :
b. Usia :
c. Jenis kelamin :
d. Tanggal masuk :
e. No. Register :
f. Diagnosa medik :
2. Keluhan utama
3. Airway
4. Breathing
5. Circulation
6. Disability
12. Pemeriksaan Fisik
Kepala,Mata ,Telinga Hidung,Wajah,Mulu, Leher, Dada,Abdomen
a. Keadaan umum
b. Kesadaran menurun
c. Pernafasan
d. Nafas tidak teratur
e. Kardiovaskuler
f. Hipertensi, nadi aritmia.
g. Persarafan
h. Kejang, miosis, vasikulasi, penurunan kesadaran, kelemahan, paralise
i. Gastrointestinal
j. Muntah, diare
k. Integumen
l. Berkeringat
m. Muskuloskeletal
n. Kelelahan, kelemahan
o. Integritas Ego
p. Gelisah, pucat
q. Eliminasi
r. Diare
s. Selaput lendir
t. Hipersaliva
u. Sensori
v. Mata mengecil/membesar, pupil miosis
B. Diagnosa
C. Intervensi
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x24 jam diharapkan status
Intervensi Rasional
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x24 jam diharapkan pola napas
membaik dengan kriteria hasil :
1. Dispnea menurun
2. Penggunaan otot bantu napas menurun
3. Pemanjangan fase ekspirasi menurun
4. Frekuensi napas membaik
5. Kedalaman napas membaik
Intervensi Rasional
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x24 jam diharapkan status nutrisi
membaik dengan kriteria hasil :
Intervensi Rasional
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x24 jam diharapkan perfusi
perifer meningkat dengan kriteria hasil :
Intervensi Rasional