Anda di halaman 1dari 19

KEGAWATDARURATAN

PADA KASUS KERACUNAN


KELOMPOK 6
KERACUNAN
Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk Disimpulkan bahwa Keracunan atau intoksikasi
kedalam tubuh melalui mulut, hidung (inhalasi), serta adalah keadaan patologik yang disebabkan oleh obat,
suntikan dan absorbsi melalui ,kulit, atau di gunakan serum, alkohol, bahan serta senyawa kimia toksik,
terhadap organisme hidup dengan dosis relatif kecil dan lain-lain. Keracunan dapat diakibatkan oleh
akan merusak kehidupan dan mengganggu dengan kecelakaan atau tindakan tidak disengaja, tindakan
serius fungsi satu atau lebih organ atau jaringan yang disengaja seperti usaha bunuh diri atau dengan
( Sartono 2001 : 1 ) maksud tertentu yang merupakan tindakan kriminal.
Keracunan yang tidak disengaja dapat disebabkan
Keracunan adalah salah satu kasus gawat darurat oleh faktor lingkungan, baik lingkungan rumah
yang dapat ditemukan pada orang dewasa maupun tangga maupun lingkungan kerja.
pada anak-anak. Dan kejadiannya hamper selalu
terjadi di rumah. Bagian terbesar dari kasus ini adalah
menelan racun. Untungnya kasus ini sudah menurun
dengan adanya kemasan produk yang baik dan
banyaknya pusatpusat pengendali keracuna(National
Safety Council, 2006).
Keracunan digolongkan Menurut :
1. Menurut Cara Terjadinya 3. Menurut Organ yang Terkena
a. Meracuni diri sendiri (self poisoning) Keracunan dapat dibedakan menurut organ yang
b. Usaha bunuh diri (attempted suicide) terkenan yaitu neurotoksik (racun saraf),
kardiotoksik (racun pada jantung), nefrotoksik
c. Keracunan akibat kecelakaan (accidental dan hepatotoksik. Satu zat racun dapat
poisoning) mempengaruhi beberapa organ sekaligus
d. Keracunan akibat pembunuhan (homicidal misalnya CCl4 mempengaruhi hepar, ginjal dan
poisoning) jantung (Anonim, 2009).
e. Keracunan akibat ketergantungan obat

2. Menurut Cepat Lambatnya


f. Keracunan akut
g. Keracunan kronik
Keracunan Makanan
Definisi Keracunan makanan adalah suatu penyakit yang
terjadi setelah menyantap makanan yang mengandung racun,
berasal dari bahan beracun yang terbentuk akibat pembusukan
makanan dan bakteri (Arisman, 2009).

Junaidi (2011) menyatakan keadaan darurat yang diakibatkan


masuknya suatu zat atau makanan ke dalam tubuh melalui
mulut yang mengakibatkan bahaya bagi tubuh disebut sebagai
keracunan makanan.

Perez dan Luke’s (2014) menyatakan keracunan makanan


adalah keracunan yang terjadi akibat menelan makanan atau air
yang mengandung bakteri, parasit, virus, jamur atau yang telah
terkontaminasi racun.
ETIOLOGI

Penyebab keracunan makanan adalah kuman

Clostridium botulinum yang hidup dengan kedap udara

(anaerobik), yaitu di tempat-tempat yang tidak ada udaranya

(Junaidi, 2011). Keracunan makanan dapat disebabkan oleh

pencemaran bahan-bahan kimia beracun, kontaminasi zat-zat

kimia, mikroba, bakteri, virus dan jamur yang masuk ke

dalam tubuh manusia (Suarjana, 2013).


Manifestasi Klinis
Akibat keracunan makanan bisa menimbulkan
gejala pada sistem saraf dan saluran cerna. Suarjana
(2013) menyatakan tanda gejala yang biasa terjadi
pada saluran cerna adalah sakit perut, mual, muntah,
bahkan dapat menyebabkan diare. Tanda gejala yang
biasa terjadi pada sistem saraf adalah adanya rasa
lemah, kesemutan (parastesi), dan kelumpuhan
(paralisis) otot pernafasan (Arisman, 2009).
Patofisiologi
Makanan yang telah terkontaminasi toksik atau zat racun
Makanan yang kita konsumsi dalam
sampai di lambung akan mengadakan perlawanan diri
keseharian bermacam-macam, baik ragam jenis terhadap benda atau zat asing yang masuk ke dalam lambung
makanan itu. Makanan yang sehat dapat dengan gejala mual, lalu lambung akan berusaha membuang
zat tersebut dengan cara memuntahkannya..
dikatakan makanan yang layak untuk tubuh dan
Karena seringnya muntah maka tubuh akan mengalami
tidak menyebabkan sakit, baik seketika maupun dehidrasi akibat banyaknya cairan tubuh yang keluar bersama
mendatang. Dalam mengkonsumsi makanan dengan muntahan. Karena dehodrasi yang tinggi maka lama
kelamaan akan lemas dan banyak mengeluarkan keringat
perlu diperhatikan tentang kebersihan makanan, dingin. Banyaknya cairan yang keluar, terjadinya dehidrasi
kesehatan, serta zat gizi yang terkandung di keluarnya keringat dingin akan merangsang kelenjar hipofisis
anterior untuk mempertahankan homeostatis tubuh dengan
dalam makanan tersebut. Hendaknya kita harus
terjadinya rasa haus. Apabila rasa haus tidak segera diatasi
pandai dalam memilih makanan yang akan maka dehidrasi berat tidak dapat dihindari, bahkan dapat
dikonsumsi supaya makanan tersebut bebas dari menyebabkan pingsan sampai kematian

zat-zat yang dapat memasuki tubuh seperti toksik


atau racun.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Gas Darah Arteri
3. Uji Fungsi Ginjal
4. Osmolalitas Serum
5. Elektrokardiogram
6. CT-Scan
Penatalaksanaan
4. Pemberian Norit
1. Penatalaksanaan Kegawatan
Menurut para ahli makanan dan dokter, pertolongan pertama
Walaupun tidak dijumpai adanya kegawatan,setiap kasus yang bisa kita lakukan adalah dengan memberikan karbon aktif
keracunan harus diperlakukan seperti keadaan kegawatan atau arang aktif ke korban. Di pasaran, ada arang aktif yang dijual.
Salah satu yang terkenal norit. Tablet berwarna hitam ini punya
yang mengancam nyawa. Penilaian terhadap tanda-tanda vital
sifat arang aktif yang mampu menyerap apapun yang ada di
seperti jalan napas, sirkulasi,dan penurunan kesadaran harus sekitarnya, termasuk racun. Semakin banyak yang dimakan,
dilakukan secara cepat semakin banyak racun yang diserap. Hanya saja, norit cuma
2. Resusitasi menyerap racun yang masih di saluran pencernaan dan belum ikut
beredar dalam darah.
Setelah jalan nafas dibebaskan dan dibersihkan,periksa
pernafasan dan nadi.Berikan cairan intravena, oksigen,hisap Meskipun norit mampu menyerap banyak racun, norit nyatanya
juga menyerap zat gizi dan vitamin yang terdapat pada makanan.
lendir dalam saluran pernafasan,hindari obat-obatan Oleh karena itu, saat menenggak norit, korban juga harus terus
depresan saluran nafas,kalau perlu respirator pada kegagalan diberikan minum air putih untuk menggantikan zat yang ikut
nafas berat. Hindari pernafasan buatan dari mulut kemulut, terserap norit. AC diberikan dalam dosis 50 gram pada orang
sebab racun organo fhosfat akan meracuni lewat mulut dewasa dan 1 g/kg (maksimal 50 gram) pada anak-anak
penolong. Pernafasan buatan hanya dilakukan dengan meniup
face mask atau menggunakan alat bag – valve – mask 5. Kumbah Lambung
Kumbah lambung atau gastric lavage, pada penderita yang
3. Pemberian cairan IV untuk pasien penurunan kesadaran
kesadarannya menurun, atau pada penderita yang tidak kooperatif.
Penderita keracunan makanan yang parah dan mengalami Hasil paling efektif bila kumbah lambung dikerjakan dalam 4 jam
dehidrasi harus mendapatkan perawatan lanjutan. Dokter setelah keracunan. Pada koma derajat sedang hingga berat tindakan
biasanya akan memberikan cairan melalui intravena atau kumbah lambung sebaiknya dikerjakan dengan bantuan
infus. Cairan ini bisa menggantikan cairan tubuh yang hilang pemasangan pipa endotrakeal berbalon untuk mencegah aspirasi
serta menjaga agar tubuh tidak terlalu lemah. Jika dokter pneumonia.
memberikan obat-obatan maka bisa dilakukan secara
langsung lewat cairan infus.
6. Pemberian antidot/penawar

Tidak semua racun ada penawarnya sehingga prinsip


utama adalah mengatasi keadaan sesuai dengan
masalah. Atropin sulfat (SA) bekerja dengan
menghambat efek akumulasi Akh pada tempat
penumpukan.

7. Pemberian Antibiotik

Pemberian antibiotik Untuk beberapa kasus keracunan


makanan yang disebabkan oleh bakteri maka perlu
dibantu dengan obat antibiotik. Obat ini harus
diberikan oleh dokter yang merawat
Penilaian Klinis
1. Kumpulkan informasi selengkapnya tentang seluruh
obat yang digunakan, termasuk yang sering dipakai

2. Kumpulkan informasi dari anggota keluarga,teman


dan petugas tentang obat yang digunakan.

3. Tanyakan dan simpan sisa obat dan muntahan yang


masih ada untuk pemeriksaan toksikologi

4. Tanyakan riwayat alergi obat atau syok anafilaktik

Pada pemeriksaan fisik diupayakan untuk menemukan


tanda/kelainan fungsi autonom yaitu pemeriksaan
tekanan darah,nadi,ukuran pupil,keringat,air liur, dan
aktivitas peristaltik usus
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D
DENGAN KASUS KERACUNAN MAKANAN
DI IGD RSUD KEBUMEN

A. PENGKAJIAN • Diagnosa Medis : Keracunan Makanan


Nama : Tn D • Tanggal Masuk : 12 April 2015
Umur : 33 tahun • Tanggal Pengkajian: 12 April 2015

TTL : Kebumen, 25 Desember 1981 • Golongan Darah :O


Jenis Kelamin : Laki-Laki • Alamat : Kedawung
TB : 167 cm
BB : 53 (awalnya 55 kg)
Agama : Islam
Pendidikan : SMK

Pekerjaan : Pegawai Swasta


No. Med. Rec : 2477890
Keluhan utama
PENGKAJIAN SEKUNDER
Klien mengeluh muntah- muntah setelah makan tempe
bongkrek
1. Riwayat Kesehatan sekarang
PENGKAJIAN PRIMER Tn. D (33 tahun) dibawa ke IGD oleh istrinya dengan keluhan
muntah- muntah setelah makan tempe bongkrek 4 jam yang
1. Airway lalu. Kondisi klien mengalami penurunan kesadaran
Ada sumbatan jalan nafas oleh lender/ sputum. RR : 27 x/ menit,
somnolen. Istri klien mengatkan Tn D mengalami diare
(sudah BAB selama 5x setelah makan tempe bongkrek, feses
cepat dan dangkal. cair). Istri klien mengatakan bahwa klien tidak memiliki
2. Breathing riwayat alergi sebelumnya.

Irama pernafasan : cepat, Kedalaman : dangkal. RR : 27 x/ 2. Riwayat Kesehatan Dahulu


menit.
3. Circulation istri klien mengatakan, klien belum pernah mengalami

TD: 100/60 mmHg, Nadi : 56 x/menit, CRT : <3 detik, akral penyakit seperti sekarang.
teraba dingin, EKG menunjukkan sinus bradikardia. Membran
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
mukosa pucat.
4. Disability Istri klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang
Reaksi pupil kiri/kanan (+) terhadap cahaya, besar pupil kanan mempunyai penyakit seperti klien, tidak ada penyakit
2/kiri 2. Tingkat kesadaran somnolen. GCS 12 .
menurun seperti DM, TBC, dan lainnya.
5. Exposure/environment/event: -
4. Riwayat Alergi f) Mulut : tampak hipersekrasi kelenjar ludah, mukosa
Istri klien mengatakan, klien tidak mempunyai alergi mulut basah, bibir basah.
makanan dan lainnya
g) Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
5. Pemeriksaan Had to Toe h) Dada : simetris, tidak ada kelainan bentuk, RR 23
x/menit, cepat dan dangkal, Nadi 56x/menit, suara
a) Kepala : mesosephal, klien berambut lurus dan jantung s1 dan s2 tunggal
panjang, dan tidak rontok.
i) Abdomen : tidak ada nyeri tekan pada abdomen,
b) Mata  : besar pupil kanan kiri 2 dan reaksi pupil tidak asites, tidak ada luka memar, peristaltik usus
keduanya (+) terhadap cahaya kunjungtiva tidak anemis,
8x/mnit, perkusi hipertimpani.
sklera tidak ikterik.
j) Ekstremitas : tidak terdapat luka, capilari revil <3
c) Telinga : bersih tidak terdapat serumen dan tidak
detik, akral dingin
mengalami gangguan pendengaran

d) Hidung : bentuk hidungnya simetris, tidak terdapat


k) Genetalia : bersih tidak ada kelainan, Tidak terdapat

polip pada hidung. luka/ulkus, tidak terpasang kateter

e) Wajah : wajah klien tampak simetris.


C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Defisit volume cairan b.d kehilangan volume


cairan secara aktif (muntah, diare)

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d obstruksi


jalan nafas
D. INTERVENSI KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai