ALAN YUSUF
LISTIYAWATI HARUN
RISKA R. SIONE
2. Etiologi
1. Narkoba : obat yang bermanfaat dalam dosis terapeutik bisa mematikan bila
dikonsumsi secara berlebihan.
2. Vitamin : vitamin, terutama A dan D, jika dikonsumsu dalam jumlah besar dapat
menyebabkan masalah hati dan kematian
3. Warfarin : adalah pengencer darah yang digunakan untuk mencegah pembekuan
darah. Bahan ini sering digunakan sebagai racun tikus dan dapat menyebabkan
perdarahan dan kematian jika terlalu banyak dikonsumsi.
4. Tidak tahu jumlah dosis yang diminum atau faktor lain yang tidak disengaja.
5. Efek dari kombinasi berbagai obat yang bisa menyebabkan reaksi keracunan untuk
tubuh.
6. Tubuh penderita keracunan obat mengalami efek samping yang berlebihan sehingga
efek keracunan menjadi tidak terduga. Kondisi ini seperti ini biasanya terjadi di
rumah sakit akibat pasien tidak mengetahui jika ada alergi obat tertentu.
Pemberikan obat anti alergi atau tes alergi biasanya diberikan oleh perawat sebelum
pasien mendapatkan obat tertentu.
7. Penderita keracunan obat mengalami kecelakaan yang menyebabkan obat mengenai
bagian tubuh tertentu. Kondisi ini biasanya terjadi untuk kasus keracunan obat yang
melewati hidung,mata dan kulit.
8. Penderita keracunan obat bisa terkena keracunan karena dengan sengaja minum obat
tertentu dalam jumlah yang lebih banyak. Kondisi ini sering terjadi pada orang yang
depresi, mengalami masalah kesehatan jiwa, mental yang buruk dan pecandu
narkoba.
3. Manifestasi klinis
9. Pemeriksaan Penunjang
1. Pengkajian Primer
c. C (Circulation) : Apabila terjadi keracunan Karen zat korosif maka percernaan akan
mengalami perdarahan dalam terutama lambung.
f. F (Fluid / Folley Catheter) : Jika pasien tidak sadarkan diri kateter diperlukan untuk
pengeluaran urin
2. Pengkajian Sekunder
a. Data Subjektif
1. Riwayat kesehatan sekarang : Nafas yang cepat, mual muntah, perdarahan saluran
cerna, kejang, hipersaliva, dan rasa terbakar di tenggorokan dan lambung.
b. Data Objektif
1. Saluran pencernaan : mual, muntah, nyeri perut, dehidrasi dan perdarahan saluran
pencernaan.
2. Susunan saraf pusat : pernafasan cepat dan dalam tinnitus, disorientasi, delirium,
kejang sampai koma.
3. BMR meningkat : tachipnea, tachikardi, panas dan berkeringat.
4. Gangguan metabolisme karbohidrat : ekskresi asam organic dalam jumlah besar,
hipoglikemi atau hiperglikemi dan ketosis.
5. Gangguan koagulasi : gangguan aggregasi trombosit dan trombositopenia.
6. Gangguan elektrolit hiponatremia,hipernatremia, hipokalsemia atau hipokalsemia
d. Sirkulasi
Tanda : Nadi lemah(hipovolemia), takikardi,hipotensi (padakasusberat), aritmia
jantung, pucat, sianosis, keringat banyak.
e. Eliminasi
Gejala :Perubahan pola berkemih, distensi vesika urinaria, bising usus menurun,
kerusaka nginjal.
Tanda : Perubahan warna urin contoh kuningpekat, merah, coklat
f. Makanan Cairan
Gejala : Dehidrasi, mual , muntah, anoreksia, nyeri ulu hati
Tanda : Perubahan turgor kulit/kelembaban, berkeringat banyak
g. Neurosensori
Gejala :Sakit kepala, penglihatan kabur, midriasis, miosis, pupil mengecil, kram
otot/kejang
h. Nyaman / Nyeri
Gejala : Nyeri tubuh, sakit kepala
Tanda : Perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah
i. Pernafasan
Gejala : Nafas pendek, depresi napas, hipoksia
Tanda :Takipneu, dispneu, peningkatan frekuensi, kusmaul, batuk produktif
j. Keamanan
Gejala : Penurunan tingkat kesadaran, koma, syok, asidemia
k. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Riwayat terpapar toksin (obat,racun), obat nefrotik penggunaan berulang,
Contoh : Keracunan kokain dan amfetamin serta derivatnya.
C. Diagnosa keperawatan
a. Tanda mayor
Subjektif : -
Objektif : 1. Batuk tidak efektif
2. Tidak mampu batuk
3. Sputum berlebih
4. Mengi, wheezing dan/atau ronchi kering
b. Tanda minor
Subjektif : 1. Dispnea
2. Sulit bicara
3. Ortopnea
Objektif : 1. Gelisah
2. Sianosis
3. Bunyi nafas menurun
4. Frekuensi nafas berubah
5. Pola nafas berubah
4. Pola nafas tidak efektif
a. Tanda mayor
Subjektif : 1. Dispnea
Objektif : 1. Penggunaan otot bantu pernafasan
2. Fase ekspirasi memanjang
3. Pola nafas abnormal
b. Tanda minor
Subjektif : 1. Ortopnea
Objektif : 1. Pernafasan pursed-lip
2. Pernafasan cuping hidung
3. Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
4. Ventilasi semenit menurun
5. Kapasitas vital menurun
6. Tekanan ekspirasi menurun
7. Tekanan inspirasi menurun
8. Ekskursi dada berubah
5. Intoleransi aktifitas
a. Tanda mayor
Subjektif : 1. Mengeluh lelah
Objektif : 1. Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istrahat
b. Tanda minor
Subjektif : 1. Dispnea saat/setelah aktifitas
2. Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
3. Merasa lemas
Objektif : 1. Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istrahat
2. Gambaran EKG menunjukan aritma saat/setelah aktivitas
3. Gambaran EKG menjukan iskemia
4. Sianosis
D. Intervensi keperawatan
Kolaborasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
BAB II
B. Pathway
Bahan Kimia
(&obat-obatan
Saluran pencernaan Saluran Pernafasan
& Diare
Edema laring
Gg. System
Riaiko Saraf otonom
Ketidakseimbanag Obstruksi
n cairan Saluran pernafasan
Ketidakefektifan
bersihan jalan
C. Rangkuman Askep
Penjelasan pathway
Pertama dari etiologi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi toksik atau zat
racun, obat-obatan yang dikonsumsi sembarangan dan tidak sesuai dosis, sampai di
lambung, lalu lambung akan mengadakan perlawanan sebagai adaptasi pertahanan diri
terhadap benda atau zat asing yang masuk kedalam lambung dengan gejala mual, lalu
lambung akan berusaha membuang zat tersebut dengan cara memuntahkannya. Karena
seringnya muntah maka tubuh akan mengalami dehidrasi akibat banyaknya cairan
tubuh yang keluar bersama dengan muntahan sehingga kita mengambil diagnosa
Risiko ketidakseimbangan cairan
Kedua apabila racun tersebut masuk kedalam pembulu darah maka akan
mengakibatkan gangguan system syaraf otonom dimana akan mengalami nyeri di
bagian kepala, kelemahan otot dan gangguan pada pusat pernafasan.
Pada nyeri kepala kami mengankat diagnosa Nyeri akut, sedangkan terjadi kelemahan
otot akan mengakibatkan gangguan pergerakan jdi diagnosa yang kami angkat adalah
Intoleransi aktifitas. Pada gangguan pusat pernfasan akan mengalami nafas cepat dan
dalam sehingga diagnose yang di ambil adalah Ketidakefektifan pola nafas.
Ketiga pada saluran pernafasan akan mengalami kolerasi trakea sehingga terjadi
edema laring yang mengakibatkan obstruksi saluran pernafasan sehingga diagnose
yang di angkat adalah Ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keracunan adalah suatu kejadian apabila substansi yang berasal dari alam
ataupun buatan yang pada dosis tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan
hidup yang bisa menyebabkan cedera atau kematian. Racun dapat memasuki jaringan
hidup melalui beberapa cara yaitu termakan, terhirup, disuntikkan, dan terserap
melalui kulit Dapat disebabkan oleh narkoba, vitamin, warfarinn, penurunan respon.
Tanda dan gejala yang dapat muncul yaitu gangguan pernapasan, nyeri kepala,
pusing, gangguan penglihatan, diare, lemas, kejang – kejang
B. SARAN
Dalam penggunaan obat, mengkonsumsi makanan, minuman kita sebaiknya harus
berhati – hati, karena bisa saja makanan, minuman dan obat yang kita konsumsi itu
menjadi racun. Jika menemukan, melihat pasien ataupun keluarga yang keracunan
segera bawa ke dokter, dan jangan memberikan air minum.
DAFTAR PUSTAKA
http://health.detik.com/read/20116/10/04/130910/2054473/1407/pertolongan-pertama-
pada-overdosis-penyalahgunaan-obat