Anda di halaman 1dari 14

Disusun oleh kelompo 8 :

Vidrian Rajib Kasim


Listiyawati Harun
Riska R. Sione
Sri Yurnaningsih Beleneti
Hiperaktif adalah suatu pola perilaku yang menetap
pada seorang anak yang ditandai dengan sikap tidak
mau diam, tidak bisa berkonsentrasi dan bertindak
sekehendak hatinya atau impulsif.
Gangguan hiperaktivitas atau kurang konsentrasi
adalah perilaku yang ditandai dengan kurang
konsentrasi, sifat impulsif dan hiperaktivitas.
Gangguan hiperaktivitas diistilahkan sebagai
gangguan kekurangan perhatian yang menandakan
gangguan-gangguan sentral yang terdapat pada anak-
anak yang sampai saat ini dicap sebagai menderita
hiperkinesis, kerusakan otak minimal atau disfungsi
serebral minimal.
1. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian (in-atensi)
2. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive
3. Tipe gabungan (kombinasi)
Berikut ini adalah factor-faktor penyebab hiperaktif pada anak :
1. Faktor neurologik Insiden hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada bayi
yang lahir dengan masalah-masalah prenatal seperti lamanya proses
persalinan, distresfetal, persalinan dengan cara ekstraksi forcep,
toksimiagravidarum atau eklamsia dibandingkan dengan kehamilan dan
persalinan norma
2. Faktor toksikBeberapa zat makanan seperti salisilat dan bahan-bahan
pengawet memiliki potensi untuk membentuk perilaku hiperaktif pada anak.
Di samping itu, kadar timah (lead) dalam serum darah anak yang meningkat,
ibu yang merokok dan mengkonsumsi alkohol, terkena sinar X pada saat
hamil juga dapat melahirkan calon anak hiperaktif.
3. Faktor genetik Didapatkan korelasi yang tinggi dari hiperaktif yang terjadi
pada keluarga dengan anak hiperaktif. Kurang lebih sekitar 25-35% dari
orang tua dan saudara yang masa kecilnya hiperaktif akan menurun pada
anak. Hal ini juga terlihat pada anak kembar.
4. Faktor psikososial dan lingkunganPada anak hiperaktif sering ditemukan
hubungan yang dianggap keliru antara orang tua dengan anaknya
Kurang konsentrasi atau gangguan hiperaktivitas ditandai dengan
gangguan konsentrasi, sifat impulsif, dan hiperaktivitas. Tidak terdapat bukti
yang meyakinkan tentang sesuatu mekanisme patofisiologi ataupun gangguan
biokimiawi.
Anak pria yang hiperaktif, yang berusia antara 6-9 tahun serta yang
mempunyai IQ yang sedang, yang telah memberikan tanggapan yang baik
terhadap pengobatan-pengobatan stimulan, memperlihatkan derajat
perangsangan yang rendah (a low level of arousal).
Di dalam susunan syaraf pusat mereka, sebelum pengobatan tersebut
dilaksanakan, sebagaimana yang berhasil diukur dengan mempergunakan
elektroensefalografi, potensialpotensial yang diakibatkan secara auditorik serta
sifat penghantaran kulit.
Anak pria ini mempunyai skor tinggi untuk kegelisahan, mudahnya
perhatian mereka dialihkan, lingkup perhatian mereka yang buruk serta
impulsivitas.
Dengan 3 minggu pengobatan serta perawatan, maka angka-angka
laboratorik menjadi lebih mendekati normal serta penilaian yang diberikan oleh
para guru mereka memperlihatkan tingkah laku yang lebih baik.
Faktor biologis dan
genetis

Kortek Frontal

Mekanisme inhibitor tidak dapat Aktivitas sistem limbik berlebih


berfungsi baik

Perilaku impulsif, membuat Mood yang labil, temperamen yang


keputusan yang buruk, hiperaktif meledak-ledak, mudah terkejut, selalu
menyentuh di sekitar

Resiko cedera Resiko gangguan


perkembangan
Gangguan Identitas
diri
1. Pengkajian
Menurut Videbeck (2008) pengkajian anak yang mengalami Attention
Deficyt Hiperactivity Disorder(ADHD) antara lain :
1. Pengkajian riwayat penyakit
ADHD terjadi pada anak usia 3 tahun, anak laki – laki cenderung memiliki
kemungkinan4x lebih besar dari perempuan untuk menderita ADHD.
2. Keluhan utama
a. Keluarga mengatakan anak tidak dapat duduk tenang di kursi dan mengeliat
dan bergoyang-goyang saat mencoba melakukannya.
b. Keluarga mengatakan anaknya sering lari - lari mengelilingi ruang dari satu
benda ke benda lain dengan sedikit tujuan atau tanpa tujuan yang jelas.
c. Keluarga mengatakan kemampuan anak untuk berbicara terganggu, ia tidak
dapat melakukan suatu percakapan, ia menyela, menjawab pertanyaan
sebelum pertanyaan berakhir dan gagal memberikan perhatian pada apa
yang telah dikatakan.
d. Keluarga mengatakan percakapan anak melompat-lompat secara tiba-tiba
dari satu topik ke topik yang lain.Anak dapat tampak imatur atau terlambat
tingkat perkembangannya.
3. Riwayat penyakit sekarang
a. Orang tua atau pengasuh melihat tanda – tanda awal dari
ADHD :
b. Anak tidak bisa duduk tenang
c. Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah
d. Perubahan suasan hati yang yang mendadak/impulsive
4. Riwayat penyakit sebelumnya
a. Tanyakan kepada keluarga apakah anak sebelumnya pernah
mengalami cedera otak.
5. Riwayat penyakit keluarga
a. Tanyakan kepada keluarga apakah ada faktor genetik yang
diduga sebagai penyebab dari gangguan hiperaktivitas pada
anak.
b. Riwayat psiko,sosio, dan spiritual
c. Anak mengalami hambatan dalam bermain dengan teman dan
membinahubungan dengan teman sebaya nya karena
hiperaktivitas dan impulsivitas
6. Riwayat tumbuh kembang
a. Prenatal : Ditanyakan apakah ibu ada masalah asupan alcohol atau obat-
obatan selama kehamilan
b. Natal : Ditanyakan kepada ibu apakah ada penyulit selama persalinan.
lahir premature, berat badan lahir rendah (BBLR)
c. Postnatal : Ditanyakan apakah setelah lahir langsung diberikan imunisasi
apatidak.
7. Riwayat imunisasi
Tanyakan pada keluarga apakah anak mendapat imunisasi lengkap.Usia <7
hari anak mendapat imunisasi hepatitis B Usia 1 bulan anak mendapat
imunisasi BCG dan Polio IUsia 2 bulan anak mendapat imunisasi DPT/HB
I dan Polio 2 Usia 3 bulan anak mendapat imunisasi DPT/HB II dan Polio
3 Usia 4 bulan anak mendapat imunisasi DPT/HB III dan Polio 4 Usia 9
bulan anak mendapat imunisasi campak
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko cedera berhubungan dengan bahaya atau kerusakan fisik yang
menyebabkan sseorang tidak lagi sepenuhnya sehat atau dalam
kondisi baik
2. Resiko gangguan perkembangan berhubungan gangguan untuk
berkebang sesuai dengan kelompok usianya.
3. Gangguan identitas diri ditandai dengan ketidakmampuan
mempertahankan keutuhan persepsi terhadap identitas diri
Intervensi keperawatan

koding SDKI SLKI SIKI


D.0136 Resiko setelah dilakukan tindakan Manajemen keselamatan lingkungan
cedera keperawatan selama 1x24 Observasi
tingkat cedera menurun 1. Identifikasi kebutuhan keselamatan
dengan criteria hasil : (mis. Kondisi fisik, fungsi kognitif dan
1. Kejadian cedera riwayat perilaku
menurun 2. Monitor perubahan status
2. Luka/lecet menurun keselamatan lingkungan
Terapeutik
3. Hilangnya bahaya keselamatan
lingkungan (mis. Fisik, biologi dan
kimia)
4. Modifikasi lingkungan untuk
meminimalkan bahaya dan resiko
Edukasi
5. Ajarkan individu keluarga dan
kelompok resiko tinggi bahaya
lingkungan
D.010 Resiko Setelah dilakukan Promosi perkembangan anak
7 gangguan tindakan keperawatan Observasi
perkemban selama 1x24 jam status 1. Identifikasi kebutuhan khusus anak dan
gan perkembangan kemampua adaptasi anak terapeutik
membaik dengan 2. Fasilitas hubungan anak dengan teman
criteria hasil : sebaya
1. Keterampilan 3. Dukung anak berinteraksi dengan anak
perilaku sesuai usia lain
meningkat 4. dukung anak mengekspresikan
2. Kemampuan perasaannya secara positif
melakukan perawatan 5. dukung anak dalam bermimpi atau
diri meningkat berfantsi sewajarnya

Edukasi
6. jelaskan nama – nama benda objek
yang ada di lingkungan sekitar
7. ajarkan pengasuh milestones
perkembangan dan perilaku yang di
bentuk

Kolaborasi
8. Rujuk untuk konseling jika perlu
D.008 Gangguan Setelah dilakukan Orientasi realita
4 Identitas tindakan keperawatan Observasi
diri 1x24 jam identitas diri 1. Monitor perubahan orientasi
membaik dengan 2. Monitor perubahan kognitif
criteria hasil dan perilaku
1. perilaku konsisten
meningkat Terapeutik
2. perasaan fluktuatif 3. Orientasikan orang, tempat
terhadap diri menurun dan waktu
4. Hadirkan realita mis. Beri
penjelasan alternative, hindari
perdebatan

Edukasi
5. Anjurkan perawatan diri
6. Ajarkan keluarga dalam
perawatan orientasi realita
Terima Kasih….

Anda mungkin juga menyukai