Anda di halaman 1dari 25

Toksikologi

Adalah ilmu ttg efek buruk zat kimia thd manusia,


yang berasal dari lingkungannya.
Mencakup: 1) pengujian hewani utk peroleh informasi
ttg risiko bila zat kimia dipaparkan pada manusia dan
lingkungan; 2) mekanisme terjadinya efek buruk,
agar kejadiannya dpt dicegah atau diobati; 3)
pengendalian peredaran, agar diperoleh manfaat yg
optimal dgn risiko minimal; 4) pengenalan kasus
kematian melalui analisis kimiawi dan pengkajian
hubungan kausal kematian; 5) deteksi klinis kasus
keracunan melalui pengembangan tehnik
pemeriksaan dan pengobatan yg cepat dan akurat.

Toksikologi Deskriptif
Tiap zat kimia aktif perlihatkan graded dose-response
relationship pd individu dan quantal dose-response pd
populasi.
Kajian quantal dose-response relationship berguna utk
tentukan median lethal dose (LD50).
Analisis probit dari quantal dose-response relationship
bertujuan utk tentukan potensi mortalitas suatu zat di
populasi.
Penilaian risiko suatu zat baru mencakup pula risiko
karsinogenik.
Keracunan akut bercirikan dosis tinggi dalam waktu yg
singkat, sedangkan keracunan kronik bercirikan dosis
kecil dgn waktu papar yg panjang.

Efek toksik dapat ditimbulkan oleh senyawaan asal atau


metabolit. Penting utk ketahui metabolisme, aktifasi, atau
dekomposisi zat toksik.
Metabolit toksik umumnya terjadi melalui biotransfomasi di
hepar, ttp terjadi pula di kulit oleh sinar UV atau radiasi
(tetrasiklin, sulfa, chlorpromazine, dan nalidixic acid.
Spektrum efek toksik: pharmacological (depresi SSP),
pathological ( ikterus), genotoxic (neoplasma). Karsinogen
adalah genotoxic atau promoter. Ames test dgn S.
typhimurium bertujuan utk kenali zat mutagenik /
genotoxic, bukan promoter; tambahkan endoplasmic
reticulum utk tes metabolit. Tes hewan tentukan genotoksik
dan promoter sekaligus.
Tes toksikologi obat mencakup toksisitas akut, subakut, dan
kronik,
Efek toksik obat mencakup pula reaksi alergik, idiosinkratik
dan interaksi.

Prinsip Pencegahan dan


Pengobatan Keracunan Akut
Ikuti petunjuk penyimpanan dan
penggunaan, dan pengobatan keracunan
Pengobatan segera, spesifik dgn antidot utk
atasi efek toksik, nonspesifik utk
pertahankan fungsi organ vital (pernafasan,
sirkulasi, jantung, ginjal, SSP, motorik),
dan cegah penyerapan lanjut atau percepat
eliminasi.
Rawat utk pantau perjalanan penyakit dan
kesudahan pengobatan.
Klasifikasi keparahan gejala SSP. Gunakan
GCS untuk penurunan kesadaran.

Tatalaksana Saluran Nafas


Keracunan Akut
Periksa refleks buka mulut, keluarkan
gigi palsu.
Bersihkan orofaring.
Tidur miring, rendahkan kepala.
Tak ada refleks batuk, pasang pipa
endotrakea.
Beri oksigen bila hipoksia.
Alat bantu pernafasan bila perlu.

Tatalaksana Fungsi Kardiovaskuler


dan Ginjal
Periksa TD dan nadi.
Bila TD sistolik<80 (dewasa muda)
atau <90 (orang tua), tinggikan kaki.
Bila tak efektif berikan cairan koloid.
Monitor produksi urin. Bila ada
overload dan oliquria, berikan
dopamine dosis rendah
(5g/kg/menit).
Koreksi sebab aritmia.

Tatalaksana Lain Keracunan AKUT


Periksa suhu rektal, bila <360C,
selimuti, hangatkan udara pernafasan
dan cairan IV.
Kejang: obati dengan diazepam atau
fenitoin.
Gangguan cairan dan elektrolit:
cairan oral/IV/CVP, obati
hipokalemia.
Periksa bahan dari lambung, urin,
atau darah (obat, elektrolit, gas).

Pencegahan Penyerapan Lanjut Zat


Racun
Emesis: dgn ipecac, apomorfin, atau colokan
faring (kurang efektif) bila keracunan kurang
dari 60 menit, kesadaran tak turun.
Kontraindikasi: keracunan zat korosif,
penderita koma, keracunan CNS stimulant,
keracunan minyak tanah/bensin.
Bilas lambung: selang orogaster, bilas dgn
air/garam faal, sesegera mungkin, setelah
pertahankan fungsi vital, kontraindikasi sama
spt emesis, rudapaksa di mulut/
esofagus/lambung sebagai komplikasi.
Sisakan cairan bilasan utk analisis kimiawi.
Jumlah bilasan: 12 kali, total 1,5-4 L.

Adsorpsi kimiawi: Activated charcoal (arang aktif)


tarik dan ikat obat yg belum diserap di saluran cerna.
Yang tak dapat ditarik dan diikat oleh arang aktif
adalah alkohol, hidrocarbon, metal, dan zat korosif.
Manfaat makin besar bila makin dekat dengan saat
keracunan oral. Arang aktif juga ikat obat yg alami
siklus enterohepatik (TCA, gluthetimide). Lebih
disukai dari emesis dan bilasan lambung, karena lebih
aman dan efektif. Digunakan pd keracunan
fenobarbital, theophyllin, carbamazepine, dapsone,
quinine. Kontraindikasi: saluran nafas yg belum
bebas, obstruksi GI, paralisis GI. Berikan 50 gr (10
sendok meja) dalam segelas air, peroral/pipa
orogastrik

Inaktifasi kimiawi: Antidot ikat zat racun hingga tak aktif


atau tak diserab. Amonia ikat formaldehide bentuk
hexamethylenetetramine yg tak aktif. Jarang digunakan krn
pengikatan kurang cepat. Dahulu zat asam dinetralisir dgn
zat basa, dan sebaliknya; sekarang keracunan dgn zat
asam/basa diobati dengan cara pengenceran.
Purgasi: dgn katartik osmotik utk kurangi penyerapan
melalui peningkatan rangsangan peristaltik saluran cerna.
Diindikasikan pd keracunan enteric-coated tablet yg
kejadiannya lewat 1 jam. Yang digunakan: sorbitol, natrium
sulfat atau magnesium sulfat.
Whole-bowel irrigation: timbulkan defekasi dan
pengeluaran seluruh isi saluran cerna, dengan elektrolit
isosmolar/polyethylene bermolekul tinggi; telah digunakan
pd keracunan enteric-coated atau sustained-released tablet.
Irigasi mata: pd keracunan gas, mata dibilas dengan air

Percepatan Eliminasi Zat Racun

Biotransformasi: ethanol hambat biotransformasi


methanol jadi asam formiat yg toksik; gluthation/Nacetylcysteine ikat metabolit parasetamol yg elektrofilik;
thiosulfate percepat konversi sianida (-CN) menjadi
thiocyanate, misalnya pd keracunan singkong.

Ekskresi urin: alkalinisasi urin tingkatkan ekskresi


salisilat, fenobarbital, methotrexate, dll; asidifikasi urin
dengan vit.C atau amonium klorida tingkatkan eliminasi zat
basa (amfetamine). Lakukan forced-diuresis bila produksi
urin turun.

Hemodialisis/hemoperfusion: terbatas penggunaannya,


tak manfaat thd obat dengan Vd besar atau ikatan protein
tinggi.Telah digunakan pd keracunan salisilat, methanol,
dan ethylene glycol. Gunakan kolom arang aktif atau resin
sbg adsorbent.

Keracunan Akut Salisilat

Gejala klinis: tinnitus, tuli, hiperventilasi, hyperpirexia dgn


berkeringat dan dehidrasi, nyeri epigastrik, dan muntah.
Salisilat rangsang pusat pernafasanalkalosis krn
hiperventilasi , terutama pd dewasa. Selanjutnya timbul
asidosis metabolik krn salisilat ganggu fosforilasi oksidatif,
terutama pd anak.
Periksa gas darah utk tentukan keparahan.
Keracunan ringan, obati dengan hidrasi oral yang cukup.
Keracunan berat, berikan arang aktif, alkalinisasi urine
dengan infus bikarbonat. Periksa elektrolit teratur dan
koreksi bila ada kelainan. Periksa pH urine utk pastikan
alkalinisasi. Koreksi hipoglikemia. Beri vit K bila waktu
protrombin memanjang. Bila kesadaran turun, koreksi dulu
asidosis dengan bikarbonat IV.

Keracunan Akut Parasetamol.


Kedaruratan medik yg harus cepat diobati. Gejala
awal ringan: mual dan muntah.
Keracunan berat (>6 g) timbulkan kerusakan hati
terlambat (48-72 jam kemudian). Mekanisme:
saturasi kunyugasi metabolit dgn glukoronat, sulfat,
glutathion; metabolit hydroxylamine menumpukikat
protein heparnekrosis hati. Utk cegah nekrosis hati,
berikan secepatnya senyawaan gugus thiol (-SH)
yaitu N-acetylcysteine.
Ukur kadar parasetamol; bila kadar masing-masing
diatas 180, 90, dan 45 g/ml setelah 4, 8, dan 12 jam
keracunan, berikan N-acetylcystein.
Monitor enzim hati dan waktu protrombin (INR).
Keracunan lebih berat bersama metabolic inducers.

Keracunan Akut Tricyclic


Antidepressants (TCA)
Keracunan krn efek antikolinergik sentral dan perifer,
dan potensiasi aktifitas simpatis. Gejala: mulut
kering, midriasis/penglihatan kabur, retensi urin,
takiaritmia dan heart block, hipotensi, kesadaran
terganggu, halusinasi, konvulsi, dan gangguan
pernafasan.
Obati aritmia dgn -blocker, lidocaine, atau fenitoin;
gangguan hantaran jantung dgn pacemaker; depresi
nafas dgn ventilator, kejang dgn diazepam.
Physostigmin tak digunakan krn masa kerja pendek,
efek samping banyak.

Keracunan Akut Barbiturat


Gejala: depressi SSP: tidur/koma,
gelisah, delirim, halusinasi, konvulsi,
depresi nafas, hipotensi/syok,
hipotermi.
Terapi: arang aktif, hemoperfusi.

Keracunan Akut Morfin


Pada bekas pencandu dan drug
traffickers.
Gejala: depresi nafas, kesadaan
turun, pin-point pupil.
Terapi: naloxon iv 0.4 mg, ulangi tiap
2-3 menit, dosis total 1.2 mg.
Lanjutkan dgn infus IV utk
pertahankan respon. Berikan
katartik/purgatif pd drug traffikcers.

Keracunan Akut Organofosfat (OF)


OF adalah insektisida rumah tangga,
disalahgunakan untuk bunuh diri.
Gejala timbul oleh aktifitas ACH yg
berlebihan krn OF ikat acetylcolinesterase
irrevesible: muntah, hipersalivasi, mencret,
bronkokonstriksi, miosis, penurunan
kesadaran, depresi nafas.
Terapi: atropin sulfas 2 mg, tiap 2 menit,
sampai terlihat tanda atropinisasi
(takikardi, midriasis) dan pertahankan.
Pralidoxime 30 mg/kg, cholinesterase
reactivator untuk ikat OF.

Keracunan Akut Karbon Monoksida.


Usaha pembunuhan/bunuh diri, gas dari
knalpot mobil, ikat Hb bentuk carboxyHb
yang tak bawa O2 dan ganggu oksigenasi
jaringan, ganggu fungsi otak dan jantung.
Gejala: gangguan psikomotor sakit
kepala kabur, bingung takikardi,
sinkope, takipnea, komakejang, syok,
depresi nafas. Timbulkan kerusakan otak
dan myokard irreversible.
Terapi: resusitasi nafas dengan oksigen

Keracunan Timbal
Timbal (Pb) adalah limbah lingkungan dan industri,
masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan pernafasan.
Diikat oleh Hb, 1-3% dalam serum, distribusi ke
jaringan lunak (hati dan ginjal), redistribusi ke tulang,
gigi, dan rambut. Dlm tulang disimpan sbg Pb fosfat.
Paratiroid dan Vit D keluarkan Pb dari tulang, Pb
darah naik, ekskresi urin naik. T1/2: 1-2 bulan.
Gejala keracunan kronik: konstipasi, colic, palsy,
ensefalopati, anemia mikrositer, Fanconi-like
syndrome, garis Pb di gigi.
Diagnosis: kadar Pb dan protoporphyrine darah.
Pengobatan: terapi kelasi bila Pb darah>30-50g/dl,
dengan CaNa2EDTA, dimercaprol, d-penicillamine
atau succimer.

Keracunan Merkuri

Merkuri adalah limbah lingkungan dan industri, berupa gas


(elemental mercury), garam anorganik, dan garam organik.
Methylmercury luas digunakan sbg fungisida dan timbulkan
keracunan pd manusia. Epidemi keracunan terjadi di Teluk
Minamata Jepang (1958), Irak (1972). Merkuri juga
digunakan sbg zat pengawet vaksin.
Mekanisme kerja: ikat gugus SH enzim
Kinetika: Hg anorganik terkonsentrasi di ginjal, Hg organik
terdistribusi luas dan liwati BBB, kadanya tinggi di rambut
yg kaya SH.
Gejala: metil Hg timbulkan gejala neurologik dan mata
(skotoma dan penyempitan lapangan penglihatan)
Diagnosis: Hg darah>4 mg/dl.
Terapi: Kelasi dengan dimercaprol atau penicillamine utk
keracunan gas dan inorganic mercury; polythiol resin utk
methyl mercury utk putus rantai siklus enterohepatik.

Keracunan Arsen
Arsen (As) adalah bahan alami dan limbah industri
(semikonduktor pestisida,herbisida, dan makanan
ternak).
Dulu digunakan sbg obat, sekarang masih utk
trypanosomiasis dan acute promyelocytic leukemia.
Mekanisme kerja: As pentavalent rusak fosforilasi
oksidatif di mitokondria; As trivalent ikat SH enzim,
terutama system pyruvate dehydrogenase.
Kinetik: yg diserab adalah garam arsenit, disimpan di
hati, ginjal, jantung, dan paru; di rambut dan kuku
paling tinggi. Sama seperti fosfat, disimpan di tulang
dan gigi utk waktu lama; lewati placenta. T1/2: 3-5
hari, ekskresi oleh ginjal.

Keracunan akut: tak berasa, mirip gula; mulut


terbakar, konstriksi tenggorokan, sukar menelan,
nyeri hebat lambung, muntah projektil, dirrhea berat,
oliquria, proteinuria, hematuria, kaku otot, dan sangat
haus. Kematian didahului konvulsi dan koma.
Pengobatan: dimercaprol 3-4 mg/kg im tiap 4-12 jam
sampai gejala abdominal hilang. Lanjutkan dgn
penicillamine oral 2 g/hari dalam dosis terbagi.
Berikan lagi penicillamine bila gejala kembali.
Keracunan kronis: lemah otot, sakit kepala,
hiperpigmentasi kulit (leher, kelopak mata, putting
susu, dan ketiak), hiperkeratosis, edema. Diagnosis:
kadar urin>50g/24 jam.

Terapi Kelasi dgn Antagonis Logam


Berat
CaNa2EDTA: Ikat Pb dan gantikan Ca di tulang,
mobilisasi PB ke sirkulasiekskresi di ginjal; diikuti
oleh redistribusi Pb dari jaringan lunak ke
tulang.Walau Hg dapat diikat, CaNa2EDTA tak efektif
obati keracunan Hg krn terikat erat dgn SH.
Dimercaprol: antidot gas vesicant As (lewisite).
Membawa dua SH utk ikat logam berat (Hg, Au, As).
Sediaan minyak, im, Cmax 30-60 menit, t1/2 4 jam..
ES: hipertensi, takikardia, nausea, muntah, sakit
kepala, dll. KI: defisiensi G6PD, insufisiensi hati.
Alkalinisasi urin utk lindungi ginjal.
Succimer: mirip dimercaprol, peroral, ikat Pb, As, Hg,
Cd. Indikasi: keracuan anak dgn Pb darah>45g/dl.

Penicillamine (D-,-dimethylcysteine): turunan


penicillin, ikat Cu, Hg, Zn, Pb ekskresi urine.
Absorpsi oral 40-70%, berikan sewaktu perut kosong,
metabolisme hati. Indikasi: Wilson disease, keracunan
Cu, Hg, Pb, cystinuria, rheumatoid arthritis (turunkan
IgM rheumatoid factor), primary biliary cirrhosis,
scleroderma. SE: hipersensitifitas, hematologik
(leukopenia, anemia aplastik, agranulosistosis,
nefrotoksisitas.
Trientine: cupridiuretik pengganti penicillamine pd
Wilson disease.
Deferoxamine: ikat Fe dari hemosiderin dan ferritin.
Indikasi: keracunan kronik besi pd thalasemia, Im/IV.
Deferiprone: kelator besi, peroral, alternatif
deferoxamine

Antidot Lain
Antidot
Acetylcysteine
Atropin sulfat
Pralidoxime
Flumazenil
Ethanol
Bikarbonat
Thiosulfat
Naloxone
Fullers earth

Keracunan
Acetaminophene
Organofosfat
--,,-Benzodiazepine
Methanol
TCA, quinidine
Jengkol
Cyanida (singkong beracun)
Opiat
Paraquate.

Anda mungkin juga menyukai