• Konsistensi abnormal
sekresi
A. Antidiare
Etiologi
• Bakteri/ Virus ( Toksin, Inflamasi ) (Cholera, E-coli, yersinia,
shigella, amuba, giardia)
• Efek Samping Obat (Pencahar, antasid, Ampisilin, Tetrasiklin,
PPI, orlistat, digoksin, NSAID dll)
• Penyakit Endokrin (DM, tirotoksikosis)
• Penyakit neurologik
• Keracunan Makanan (bakteri/virus)
• Alergi
A. Antidiare
Dua pusat utama, chemoreseptor trigger zone (CTZ) dan pusat muntah
pada medulla menyebabkan muntah bila terangsang. CTZ menerima
rangsang dan meneruskan ke pusat muntah. Beberapa impuls sensori
ditransmisikan secara langsung ke pusat muntah, seperti bau, rasa dan
iritasi mukosa lambung.
Patofisiologi
Obat Antiemetik
D. OBAT ANTITUKAK
Gerakan lambung
1. Gerak peristaltik
2. Gerak mencampur
- pH 1,5 – 3,4
- Mengandung:
1. Elektrolit
2. Mucus: disekresi oleh sel mukus melindungi mukosa
(penderita gastritis : Tx antasida)
3. Lipase dan Amilase: sedikit sekali
4. Ez. Pepsin o/ sel utama (chief cell)
Pepsinogen Pepsin
HCl (pH 1,5-3,5)
Protein Polipeptida
5. Rennin: Hanya pada bayi, u/ menggumpalkan susu
6. Fak. Intrinsik; oleh sel parietal, membantu absorbsi vit. B12, tidak ada fak. Intrinsik bisa
menyebabkan gangguan abs V12 anemia
7. Histamin Reseptor H2 Merangsang sekresi HCl (Gastritis: H2 Bloker)
8. HCl; o/ sel parietal. U/ membentuk HCl, ion H+ dari sel parietal dipompa ke lumen lambung (Pompa
proton). (Gastritis: PPI)
Obat Antitukak
1. Glikosida Jantung
Preparat digitalis mempunyai tiga khasiat pada otot jantung yaitu:
1) Kerja Inotropik positif (meningkatkan kontraksi miokardium)
2) Kerja Kronotropik negatif (memperlambat denyut jantung)
3) Kerja Dromotropik negatif (mengurangi hantaran sel – sel jantung)
Keterangan :
D : dewasa, A : anak – anak, PO : per oral, IV : intravena, DP : dosis
pembebanan (loading dose/dosis awal), R : dosis rumatan (maintenance
dose), t. : waktu paruh, PJK : penyakit jantung koroner (istilahnya lebih
dikenal gagal jantung kongestif).
c. Interaksi :
Obat : diuretik yang mengeluarkan kalium
Elektrolit : hipokalemia, hipomagnesemia, dan hiperkalsemia
Makanan : makanan berserat tinggi
2. Antiangina
• Antagonis kalsium bekerja dengan cara menghambat influks ion kalsium trans
membran, yaitu mengurangi masuknya ion kalsium melalui kanal kalsium ke dalam
sel otot polos, otot jantung dan saraf.
• Berkurangnya kadar kalsium bebas di dalam selsel tersebut menyebabkan
berkurangnya kontraksi otot polos pembuluh darah (vasodilatasi), kontraksi otot
jantung (inotropik negatif), serta pembentukan dan konduksi impuls dalam
jantung.
1) Amplidipin besilat
2) Diltiazem hidroklorida
3) Nikardipin hidroklorida
4) Nifedipin
5) Nimodipin
c. Golongan beta-bloker
1. Beta Bloker
Obat ini bekerja dengan cara menghambat reseptor Beta bloker
sehingga menyebabkan vasoloditasi.
Contoh : propanolol
2. Simpatolitik yang bekerja sentral.
Contoh : Metildopa
3. Alfa-bloker
Obat ini bekerja dengan cara menghambat reseptor alfa sehingga
menyebabkan vasodilatasi arteri dan vena.
Contoh : fentolamin
4. Obat Antihipertensi
4. Inhibitor ACE
• Inhibitor ACE mencegah perubahan angiostensin I menjadi
angiostensin II. Inhibitor ACE ini juga mencegah degradasi
bradikinin dimana bradikinin bisa menyebabkan batuk.
Contoh : Kaptopril, ramipril
5. Antagonis Angiotensin Tipe 1 (AT1)
Contoh : losartan, valsartan
6. Antagonis Kalsium
Contoh : Nifedipin
5. Obat Pada Saluran Pernafasan
1. Antihistamin
2. Mukolitik
3. Ekspektoran
4. Antitusif
5. Bronkodilator
RHINITIS