Anda di halaman 1dari 3

Obat antihipertensi adalah golongan obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan

tekanan darah tinggi atau hipertensi. di atas level normal (lebih tinggi dari 130/80 milimeter
merkuri (mmHg). Tekanan darah yang melebihi batas normal dapat menekan dinding arteri.
Jika dibiarkan, kondisi ini dapat mengakibatkan penyakit yang lebih berbahaya seperti stroke,
serangan jantung, gagal jantung, hingga penyakit ginjal. Pengatasan : mengonsumsi
makanan-minuman rendah garam, berolahraga, menjaga berat badan tetap ideal, berhenti
merokok, membatasi konsumsi minuman beralkohol, dan mengendalikan stress.
1. Diuretik. Obat ini bekerja membuang kelebihan garam dan cairan di tubuh melalui
urine. sehingga menurunkan tekanan dalam pembuluh darah. Di antara jenis obat
diuretik adalah hydrochlorothiazide.
2. Antagonis kalsium. menurunkan tekanan darah dengan melebarkan pembuluh darah.
Beberapa contoh obat ini adalah amlodipine (Simvask, Norvask ) dan nifedipine.
3. Beta blocker. Berfungsi menurunkan tekanan darah dengan melebarkan pembuluh
dan memperlambat detak jantung. U/angina(Angina = nyeri dada/rasa tidak
nyaman karna kurangnya aliran darah ke jantung, karena penyempitan atau
penyumbatan pembuluh darah dalam tubuh. Jantung Anda membutuhkan
oksigen yang dibawa oleh darah) pektoris (nyeri dada/ketidaknyamanan karena
penyakit jantung koroner. Ini terjadi ketika otot jantung tidak mendapatkan darah
sebanyak yang dibutuhkan. Ini biasanya terjadi karena satu atau lebih arteri jantung
menyempit atau tersumbat, juga disebut iskemia.), aritmia, dan gagal jantung. Contoh
obat golongan beta-blocker adalah atenolol dan bisoprolol(Beta-One)
4. ACE inhibitor. ACE inhibitor menurunkan tekanan darah dengan cara membuat
dinding pembuluh darah lebih rileks. Contoh obat golongan ini adalah captopril
(Dexacap, Farmoten,) dan ramipril.
5. Angiotensin-2 receptor blocker (ARB). Fungsi obat ini hampir sama dengan ACE
inhibitor yaitu membuat dinding pembuluh darah menjadi rileks, sehingga kedua obat
tersebut tidak boleh diberikan secara bersamaan. Contoh obat ini adalah losartan
dan valsartan.
6. Penghambat renin. Obat ini berfungsi menghambat kerja renin, yaitu enzim yang
dihasilkan ginjal dan berfungsi menaikkan tekanan darah. Contoh obat penghambat
renin adalah aliskiren.

Pemberian obat antihipertensi dari dokter ke pasien akan disesuaikan dengan penyebab
hipertensi, tingkat keparahan, kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan, dan respons
tubuh pasien terhadap obat.
Jenis makanan berikut adalah makanan yang harus dihindari atau dibatasi ketika
seseorang mengidap hipertensi:
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi : Daging merah, seperti daging sapi & kambing,
susu,dan produk susu, seperti keju, es krim, Makanan berminyak dan berlemak.
2. Makanan olahan menggunakan garam natrium ; biskuit, craker, keripik dan makanan kering
yang asin. juga menjadi penyebab penyakit kanker.
3. Teh dan soda pun Semua ini penyebabnya adalah kafein yang ada pada minuman-minuman
tersebut.
P: banyak mengonsumsi makanan yang mengandung potasium/kalium, magnesium, & serat
untuk membantu mengendalikan tekanan darah. Meski tidak ada makanan yang dapat
menurunkan tekanan darah tinggi secara cepat, beberapa jenis makanan dapat membantu
menurunkan perlahan-lahan : oatmeal, pisang, susus rendah lemak&yogurt, ikan(asam
lemak omega 3), minyak zaitun.

Maag atau dispepsia (istilah untuk menggambarkan suatu keluhan berupa rasa tidak
nyaman di perut bagian atas atau ulu hati) gejala : perih atau nyeri ulu hati, mual, muntah,
banyak bersendawa, dan perut kembung.
1. Antasid
MK: menetralkan asam lambung, sehingga keluhan nyeri ulu hati dapat berkurang.
ES : perut terasa kembung, diare, dan mual. Sebagian produk obat antasida juga tidak
disarankan untuk pada anak usia di bawah 12 tahun serta ibu hamil dan menyusui : Promag,
Mylanta, Polysilane, Antasida Doen, , Gastromag.
 Aluminium hidroksida produksi asam lambung yang berlebihan.
 Kalsium karbonat mentralisir asam lambung
 Magnesium karbonat maag
 Magnesium trisilikat
 Magnesium hidroksida mengatasi masalah konstipasi atau sembelit, sakit maag, serta
gejala-gejala lain yang muncul akibat produksi asam lambung yang melebihi batas
normal.

2. Obat antagonis H2
mengurangi produksi asam lambung : cimetidin, famotidin, dan ranitidin. jarang
menimbulkan efek samping, tetapi penggunaannya pada ibu hamil atau menyusui, penderita
penyakit ginjal dan hati, serta orang dengan daya tahan tubuh yang lemah sebaiknya
dihindari atau dikonsultasikan dulu dengan dokter.

3. Proton Pump Inhibitors


Proton pump inhibitors (PPIs) merupakan kelompok obat yang bisa mengatasi gejala
sakit maag dengan cara menghambat enzim yang memproduksi asam lambung :
omeprazole, esomeprazole, lansoprazole, dan pantoprazole.
Pepsin adalah enzim yang memecah protein menjadi peptida yang lebih kecil (pepsin
merupakan salah satu protease). Enzim ini diproduksi di lambung dan merupakan salah satu
enzim pencernaan

4. Sukralfat
untuk mengobati gejala sakit maag yang disebabkan oleh tukak lambung, GERD
Gastroesophageal reflux disease atau yang akrab disebut GERD adalah kondisi ketika asam
lambung naik kembali ke kerongkongan (esofagus), dan infeksi lambung. Mk : melapisi
dinding lambung dan mencegahnya dari iritasi dan peradangan akibat asam lambung
berlebih atau infeksi. kadang bisa menyebabkan konstipasi. Obat ini sering digunakan
bersamaan dengan obat maag jenis lainnya.

5. Bismuth subsalicylate
MK : menetralkan dan mengurangi produksi asam lambung serta meredakan
peredangan pada lambung.
digunakan untuk mengobati diare. Es : berupa perut kembung, mual, muntah, dan
warna tinja menjadi coklat atau kehitaman.
6. Antibiotik
Obat antibiotik tidak umum digunakan untuk mengobati gejala maag. Antibiotik
biasanya baru akan diresepkan oleh dokter jika gejala maag yang Anda rasakan disebabkan
oleh infeksi bakteri, misalnya bakteri Helicobacter pylori.
Jenis obat yang termasuk golongan antibiotik untuk mengobati sakit maag adalah
amoxicillin, clarithromycin, metronidazole, dan tetracycline.
Makanan yang Harus Dihindari Penderita Maag :
1. buah jeruk, lemon, limau, saus tomat, serta minuman berkarbonasi/bersoda bersifat
asam (makanan&minuman asam), makanan pedas,
2. (Produk olahan susu)Kandungan laktosa membuat susu menjadi cenderung lebih sulit
dicerna oleh tubuh. Ketika laktosa tidak dapat dicerna dengan baik, perut akan
menjadi kembung, menghasilkan gas atau menyebabkan diare.
3. Makanan berlemak dapat memperlambat otot-otot pencernaan, dan memperlambat
pengosongan lambung. Selain itu, makanan berlemak juga bisa memperburuk
konstipasi dan diare. Sedangkan makanan yang digoreng, membutuhkan waktu
lebih banyak untuk dicerna, rendah serat dan dapat membuat perut kembung.

Anda mungkin juga menyukai