1. ANEMIA
Anemia adalah kondisi dimana tubuh
kekurangan hemoglobin dan sel darah
merah.Kurangnya Hb dapat disebabkan
kurangnya makan makanan yang
mengandung zat besi, contoh: sayuran
hijau, hati, daging, dan sayuran
hijau.Kurangnya sel darah merah dapat
disebabkan oleh Plasmodium (penyebab
penyakit malaria) yang memakan sel darah
merah.
Penyebab anemia:
Tubuh kekurangan Hb dan sel darah merah, faktor keturunan, menstruasi,
kehamilan, kondisi seperti kanker, gagal ginjal, atau kegagalan hati, dan
rendahnya asupan gizi serta makanan.
Akibat anemia:
Anemia menyebabkan tubuh kekurangan oksigen sehingga tubuh terasa lesu,
kepala pusing, muka pucat, kelopak mata pucat, sering kelelahan, sering mual,
ujung jari pucat, sering sesak napas, denyut jantung tidak teratur, rambut rontok,
dan menurunnya kekebalan tubuh.
Pencegahan dan penanganan anemia:
Banyak makan makanan yang mengandung zat besi, banyak makan makanan yang
membantu penyerapan zat besi (tomat, pisang, pepaya, dll), mengurangi minuman
yang memperlambat penyerapan zat besi (kopi, teh, anggur merah), dan rajin
memeriksa kondisi kesehatan.
Penderita dapat diberikan suplemen zat besi, banyak makan sayuran hijau, jika
sudah parah dapat dilakukan transfusi darah.
2. THALASEMIA
Thalasemia adalah penyakit anemia yang diturunkan, sering terdapat pada bayi dan
anak-anak. Thalasemia bukan merupakan penyakit menular.
Thalasemia dibagi 2: thalasemia mayor dan thalasemia minor.
Thalasemia mayor:
Gejalanya: pucat, perut membesar disebabkan pembesaran hati dan limpa, kulit
kehitaman, tulang rapuh, dan mudah patah.
Thalasemia mayor diturunkan dari orangtua yang keduanya membawa gen
thalasemia.
Penanganan:
Melakukan transfusi darah seumur hidup, memantau fungsi jantung, paru-paru,
dan pankreas, serta transplantasi sumsum tulang belakang agar thalasemia
mayor menjadi thalasemia minor. Thalasemia minor terjadi tanpa ada gejala.
Namun, bila dicek darah, akan menunjukkan bahwa penderita kekurangan Hb
dan ukuran sel darah merah kecil.
Penanganan:
Salah satu penanganannya adalah melakukan transfusi darah seumur hidup pada
kondisi tertentu.
Penyebab thalasemia:
Rusaknya gen pembentuk hemoglobin (Hb).
Akibat thalasemia:
Ditandai dengan bentuk sel darah merah yang tidak beraturan (disebabkan
kegagalan pembentukan Hb) sehingga
daya ikat sel darah merah terhadap O2
dan CO2 kurang. Pada penderita
thalasemia, sel darah merah mudah
rusak dan umurnya lebih pendek dari
umur eritrosit normal (120 hari).
Penderita thalasemia mengalami gejala
yang mirip penderita anemia.
Pencegahan dan penanganan
thalasemia:
Thalasemia belum ada obatnya.
Sebagai penanganan, dapat dilakukan
transfusi darah (2 minggu sekali) untuk
menjaga agar kadar Hb dalam tubuh +
12 gr/dL, menghindari makanan yang
diasinkan atau diasamkan, serta terapi gen.
3. SERANGAN JANTUNG
Serangan jantung adalah kondisi terhentinya aliran darah ke jantung, meskipun
hanya sesaat, yang mengakibatkan sebagian sel jantung menjadi mati.
Penyebab serangan jantung:
Dapat disebabkan oleh tekanan darah
tinggi, kadar kolesterol tinggi, rokok,
diabetes, kegemukan, dan kurang olahraga.
Kolesterol tinggi dapat menyumbat
pembuluh darah, sehingga suplai oksigen ke
jantung terhambat.
Akibat serangan jantung:
Penderita mengalami sakit dada, gelisah,
pucat, kulit terasa dingin, sesak napas, dan
mudah lelah.Serangan jantung yang hebat
dan tidak mendapat pertolongan
secepatnya dapat menimbulkan gagalnya
jantung memompa darah yang bisa
menyebabkan kematian.
Pencegahan dan penanganan serangan jantung:
Menghindari hal-hal yang dapat merusak pembuluh jantung (kolesterol
berlebihan, lemak berlebihan, dll), tidak merokok, berolahraga dengan teratur,
memiliki pola hidup sehat, hindari stres berlebihan, mengurangi berat badan
berlebih, tidak minum alkohol, dan istirahat yang cukup.
Penderita serangan jantung dapat mengonsumsi makanan rendah lemak, tidak
mengonsumsi karbohidrat berlebihan, dan merubah gaya hidup menjadi lebih
sehat.
4. VARISES
5. Varises adalah pelebaran pembuluh vena terutama di bagian kaki dan betis.
6. Penyebab varises:
7. Adanya penyumbatan darah di vena, sehingga vena
melebar dan terlihat menonjol. Varises dapat
disebabkan oleh cacat/kerusakan pada vena sejak
lahir, kelebihan berat badan, rusaknya katup vena,
berkurangnya elastisitas dinding vena, sering
memakai pakaian ketat, terlalu banyak berdiri,
kehamilan, sering memakai sepatu hak tinggi, dan
merokok.
8. Akibat varises:
9. Varises menyebabkan sirkulasi darah menjadi tidak lancar karena terhambat di
sekitar betis dan tungkai kaki saat menahan berat tubuh.
10. Pencegahan dan penanganan varises:
11. Jangan berdiri terlalu lama, olahraga rutin, konsumsi makanan berserat tinggi yang
dapat merangsang sirkulasi darah (bawang merah, bawang putih, dll), kurangi
konsumsi gula, garam, daging merah, gorengan, dan protein hewani, serta sering-
sering duduk berselonjor kaki.
12. Penderita varises, sebaiknya menggerak-gerakan kaki sesering mungkin. Varises
yang sudah parah, perlu dilakukan operasi.
13. AMBEIEN/WASIR/HEMOLOID
Ambeien adalah varises yang terjadi di dekat anus.
Penyebab ambeien:
Pelebaran vena di dekat anus, faktor keturunan,
kehamilan, sembelit yang menahun, sering
mengejan, penyakit kanker dubur dan radang
dubur, terlalu banyak duduk, dan diare menahun.
Akibat ambeien:
Kesulitan BAB dan BAB yang disertai perdarahan.
Pencegahan dan penanganan ambeien:
Konsumsi makanan berserat dengan jumlah yang cukup, minum yang cukup, rajin
olahraga, hindari makanan pedas (terutama kambing, goreng-gorengan, dan
durian), jangan duduk terlalu lama, hindari mengejan saat BAB.
Penderita dapat menggunakan obat-obatan untuk menyembuhkan ambeien, dan
banyak makan makanan berserat untuk melancarkan BAB.
25. HEMOFILIA
Hemofilia adalah penyakit yang menyebabkan darah sulit
membeku bila luka.
Penyebab hemofilia:
Faktor keturunan.
Akibat hemofilia:
Penderita dapat kehilangan banyak darah akibat luka kecil
saja.
Pencegahan dan penanganan hemofilia:
Hemofilia tidak dapat diobati, tetapi dapat dicegah.
Penderita harus menghindari terjadinya pendarahan agar
darah tidak mengalir terus. Anak-anak yang
diimunisabawah kulit bukan ke otot-otot untuk mencegah
perdarahan. Anak-anak juga harus diajarkan untuk
membersihkan gigi mereka secara teratur dan mengunjungi
dokter gigi untuk mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi.
41. TROMBOSITOPENIA
Trombositopenia adalah kelainan darah kekurangan trombosit/keping darah
(<300.000) sehingga darah akan sangat lambat untuk membeku.
Trombosit adalah salah satu bagian darah, yang berfungsi untuk proses pembekuan
darah, sehingga trombosit disebut juga sel sarah pembeku. Trombosit sifatnya
mudah pecah jika keluar dari pembuluh darah atau tersentuh benda berpermukaan
kasar.
Penyebab trombositopenia:
Penyebab yang paling umum adalah hilangnya integritas dinding pembuluh darah,
sehingga memungkinkan darah keluar dari pembuluh darah. Keadaan ini paling
sering disebabkan oleh cedera seperti memar. Penyebab lainnya adalah destruksi
(perusakan) trombosit oleh imun tubuh karena imun menganggap trombosit yang
keluar dari pembuluh darah adalah racun bagi tubuh.
Akibat trombositopenia:
Penderita mudah memar, terjadi perdarahan yang halus yang terjadi di bawah kulit,
dan bila terjadi luka berdarah, darah akan sulit membeku sehingga bisa
menyebabkan kehilangan cukup banyak darah oleh hanya luka kecil. Di kulit
penderita juga dapat muncul bercak hitam yang diakibatkan perdarahan.
Pencegahan dan penanganan trombositopenia:
Penderita dapat diberikan obat-obatan untuk menaikkan jumlah
trombosit, dibatasi gerakan fisiknya, dan dicegah terjadinya perdarahan.
Penderita juga harus mengonsumsi makanan atau suplemen yang dapat
meningkatkan jumlah trombosit (jus jambu biji, jus kulit manggis, jus
kurma, beras merah cina, buah bit, dll).