Jenis penyakit
Kardiomiopati atau lemah jantung dapat dibagi dalam beberapa jenis yaitu :
Restrictive cardiomyopathy
Kondisi ini diakibatkan penumpukan protein abnormal atau zat besi pada
otot jantung, kondisi amyloidosis, sarcoidosis, kelainan pada sel darah yang dapat
merusak jantung, gangguan pada jaringan ikat tubuh, dan gangguan lain yang tidak
diketahui sumbernya.
Penyakit ini umumnya terjadi pada orang berusia lanjut. Gangguan ini
timbul sebagai akibat kakunya otot jantung sehingga jantung tidak dapat
mengembang dengan baik yang berujung pada terhambatnya aliran darah ke dalam
jantung.
Hypertrophic cardiomyopathy
Kondisi ini diakibatkan oleh kondisi genetik dan dapat terjadi pada segala
usia. Gangguan timbul akibat menebalnya otot jantung secara abnormal, khususnya
pada ventrikel kiri jantung. Penebalan ini mengakibatkan jantung menjadi sulit
untuk memompa darah.
Dilated cardiomyopathy
Kondisi ini dapat diakibatkan oleh pengonsumsian obat-obatan, obat
kemoterapi, alkohol, infeksi, kondisi penyakit jantung koroner, hingga penyebab
yang tidak diketahui. Penyakit ini umumnya terjadi pada pria paruh baya atau
penderita dengan sejarah kardiomiopati dalam keluarganya.
Gangguan timbul dikarenakan ruang ventrikel jantung sebelah kiri penderita
tidak dapat berkontraksi dan memompa darah dengan baik. Hal ini menyebabkan
ventrikel kiri membesar dan menghambat darah mengalir ke luar jantung.
Diagnosa penyakit
Elektrokardiogram (EKG), menilai impuls listrik untuk mengecek apakah ada
gangguan aktivitas listrik pada jantung.
Treadmill stress test, dilakukan untuk memantau tingkat stres yang dapat
ditoleransi jantung ketika pasien beraktivitas.
Kateterisasi jantung, digunakan untuk mengukur tekanan dalam ruang jantung.
Tes darah, diambil untuk mengecek fungsi kelenjar tiroid, hati, dan ginjal serta
memonitor kadar zat besi dalam darah.
Tes atau screening genetik, khususnya dilakukan pada pasien yang memiliki
sejarah kardiomiopati dalam keluarga.
X-ray pada bagian dada, digunakan untuk mengetahui jika terjadi pembesaran
jantung pada pasien pengidap gejala kardiomiopati.
MRI jantung, biasanya dilakukan untuk menunjang hasil tes ekokardiografi dan
untuk memastikan diagnosis akhir.
CT Scan jantung, dilakukan untuk memperkirakan ukuran jantung serta
memantau fungsi jantung dan kondisi katup jantung.
Pencegahan penyakit
Beberapa perubahan gaya hidup yang bisa dilakukan untuk mencegah
kardiomiopati:
Kurangi berat badan jika Anda tergolong mengalami obesitas.
Mulailah kebiasaan olahraga yang tidak terlalu berat bagi jantung.
Hentikan kebiasaan merokok.
Kurangi konsumsi minuman beralkohol.
Atur waktu dengan baik demi mendapatkan waktu tidur yang cukup.
Perhatikan asupan makanan dengan menerapkan diet sehat tiap hari, termasuk
mengurangi kadar garam dan sodium.
Hindari stres.
Jadwalkan kunjungan rutin ke dokter untuk memantau kondisi kesehatan atau
jika Anda mengidap penyakit lain di saat bersamaan.
Pastikan untuk mengikuti anjuran dokter saat mengonsumsi obat-obatan.
Pengobatan
Dilated cardiomyopathy dapat ditangani dengan obat-obatan atau implan
defibrilator kardioversi yang ditanamkan di dalam tubuh. Obat yang diberikan
berfungsi menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah, memperlambat
denyut jantung, mencegah darah menggumpal, dan mengeluarkan kelebihan cairan
dalam tubuh. Selain obat, pemasangan implan defibrilator kardioversi di dalam
tubuh berfungsi memantau dan mengontrol ritme jantung.
Daftar Pustaka
Rehatta, V., Setiantiningrum, M., 2014, Definisi, Etiopatogenesis, dan
Diagnosis Kardiomiopati Peripartum, CDK-218/ vol. 41 no. 7, th. 2014 RS St.
Gabriel Kewapante, Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
William, Patofisiologi dan Patogenesis Kardiomiopati, Fisiologi FK UKRIDA.