Anda di halaman 1dari 26

TUGAS

PRAKTIKUM GENERAL CODING

NAMA : RIZQI AJI APRILIA

NIM : G41150451

GOLONGAN : B

PRODI REKAM MEDIK

JURUSAN KESEHATAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

Page 1
1. Megalocardia / Kardiomegali

Patofisiologi

Pada jantung normal, jantung mampu memenuhi kebutuhan tubuh untuk


menjalankan metabolisme secara wajar. Pada keadaan dimana metabolisme
meningkat, seperti saat sedang bekerja keras, berolahraga yang menguras
keringat, beraktifitas yang melebihi kebiasaan maka jantung akan melakukan
kompensasi dengan meningkatkan frekuensi denyut jantung. Selanjutnya apabila
metabolisme kembali normal, maka jantung pun akan kembali ke keadaan normal.

Namun pada jantung yang sudah kardiomegali, berolahraga berat akan


memperparah kondisi jantungnya. Definisi Kardiomegali atau pembesaran jantung
dalam ilmu kedokteran adalah suatu kondisi jantung yang menyebabkan jantung
menjadi lebih besar dari ukuran normalnya sebagai akibat dari penyakit jantung.
Kardiomegali adalah suatu kondisi dimana jantung membesar dengan rasio
kardiotoraks lebih dari 0,50. Sebuah rasio kardiotoraks adalah cara untuk
mengukur ukuran jantung seseorang. Dalam hal ini, kardiomegali terjadi jika
jantung 50 persen lebih besar dari diameter bagian dalam tulang rusuk seseorang

Penyebab kardiomegali kemungkinan bukan karena dulu suka berolahraga


kemudian terjadi kardiomegali tetapi karena penyebab yang lain. Hal ini dapat
dikaitkan dengan banyak penyebab, tapi sebagian besar karena output jantung
yang rendah. Kardiomegali sering kali disertai dengan keadaan gagal jantung,
oleh karena itu kardiomegali sering kali menunjukkan bahwa jantung telah lama

Page 2
mengalami kegagalan fungsi yang berlangsung cukup lama dan berat. Selain itu
kardiomegali cenderung membuat jantung mudah terkena penyakit jantung
koroner karena jantung yang besar perlu pasukan darah dan oksigen yang besar.
Kardiomegali berpotensi berbahaya tetapi yang lebih berbahaya adalah penyakit
yang menyebabkannya karena sering timbul gejala klinis lain yang berpotensi
fatal seperti gagal jantung dan stroke. Pada kardiomegali salah satu atau lebih
dari 4 ruangan jantung membesar. Namun umumnya kardiomegali diakibatkan
oleh pembesaran bilik jantung kiri (ventrikel kardia sinistra). Pada kardiomegali
dapat otot atau rongga yang membesar, manapun itu semua adalah adaptasi
jantung untuk menghadapi perubahan dalam tuntutan kerja.

Kardiomegali mungkin timbul akibat sejumlah penyakit dan kondisi


kesehatan yang abnormal. Beberapa penyebab utama kardiomegali adalah :

1. Tekanan darah tinggi.


Memiliki tekanan darah tinggi dapat membuat jantung harus
memompa lebih keras untuk memberikan darah ke seluruh tubuh ,
memperbesar dan penebalan otot.
2. Penyakit jantung koroner.
Pada keadaan ini sebagian pembuluh darah jantung (koroner) yang
memberikan pasokan oksigen dan nutrisi ke jantung terganggu.
Sehingga otot-otot jantung berusaha bekerja lebih keras dari biasanya
menggantikan sebagian otot jantung yang lemah atau mati karena
kekurangan pasokan darah.
3. Penyakit katup jantung .
Empat katup dalam jantung tetap mengalirkan darah ke arah
yang benar. Jika katup rusak oleh kondisi seperti demam rematik,
kelainan jantung, infeksi (endokarditis infeksius), gangguan jaringan
ikat, dan obat-obatan tertentu atau perawatan radiasi untuk kanker
maka jantung bisa membesar. Atau gangguan misalnya menyempit
(stenosis) atau bocor (regurgitasi) akan mengakibatkan pada curah
jantung (kemampuan jantung untuk memompa jantung dengan
volume tertentu secara teratur). Akibatnya jantung juga perlu kerja

Page 3
ekstra keras untuk menutupi kebocoran atau kekurangan darah yang
dipompanya.
4. Penyakit otot jantung (kardiomiopati).
Cardiomyopathy adalah penebalan dan kaku pada otot jantung.
Hal ini dapat bersifat bawaan atau karena penyakit metabolisme
seperti diabetes atau karena infeksi. Pada tahap awal cardiomyopathy
tidak memiliki gejala. Ketika kondisi memburuk, jantung bisa
membesar karena mencoba untuk memompa lebih banyak darah ke
tubuh.
5. Serangan jantung.
Kerusakan yang dilakukan selama serangan jantung dapat
menyebabkan pembesaran jantung.
6. Bagian conprivate cacat jantung.
Banyak jenis conprivate cacat bagian jantung dapat menyebabkan
pembesaran jantung, seperti cacat yang dapat mempengaruhi aliran
darah melalui jantung dan memaksanya untuk memompa lebih keras.
7. Abnormal detak jantung (aritmia).
Jika memiliki aritmia, jantung mungkin tidak memompa darah
secara efektif karena jantung akan bekerja ekstra untuk memompa
darah ke tubuh dan dapat menyebabkan jantung membesar.
8. Tekanan darah tinggi dalam arteri yang menghubungkan jantung dan
paru-paru (hipertensi pulmonal). Jika memiliki hipertensi paru,
jantung mungkin perlu untuk memompa darah lebih keras karena
untuk memindahkan darah antara paru-paru dan jantung. Akibatnya
sisi kanan jantung bisa membesar.
9. Rendah jumlah sel darah merah (anemia).
Anemia adalah suatu kondisi di mana tidak ada sel-sel darah merah
yang sehat untuk membawa oksigen yang memadai ke jaringan.
Anemia kronis kiri dapat menyebabkan denyut jantung yang cepat
atau tidak teratur. Jantung harus memompa lebih banyak darah untuk
menebus kekurangan oksigen dalam darah ketika mengalami anemia.

Page 4
Jantung dapat membesar jika memiliki anemia untuk waktu yang
lama dan tidak segera mencari pengobatan.
10. Gangguan tiroid.
Kedua kelenjar kurang aktif tiroid (hipotiroidisme) dan kelenjar
tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) dapat menyebabkan masalah
jantung, termasuk pembesaran jantung.
11. Hemochromatosis.
Hemochromatosis adalah gangguan genetik yang menyebabkan
tubuh menyerap terlalu banyak zat besi dari makanan yang masuk ke
dalam tubuh. Kelebihan zat besi itu tersimpan dalam organ tertentu
seperti hati, jantung dan pancreas. Kelebihan zat besi dapat meracuni
organ tersebut dan mematikan. Hal ini dapat menyebabkan
pembesaran ventrikel kiri karena melemahnya otot jantung.
12. Penyakit langka yang dapat mempengaruhi jantung , seperti
amiloidosis. Amiloidosis adalah suatu kondisi di mana protein
abnormal beredar dalam darah dan dapat disimpan dalam jantung dan
mengganggu fungsi jantung. Jika amyloid menumpuk di jantung
maka dapat menyebabkan jantung membesar.

Kurang olahraga juga dapat menyebabkan gangguan ini. Biasanya, jantung


membesar ketika organ harus bekerja lebih dari biasanya dan memompa lebih
banyak darah. Kardiomegali diasumsikan efek langsung dari penebalan otot-otot
jantung dan itu terjadi ketika jantung diberi beban kerja meningkat. Penyakit
virus dan serangan jantung sebelumnya dapat menyebabkan jantung untuk bekerja
terlalu keras. Penyalahgunaan obat, peradangan jantung, dan hipertensi yang tidak
terkontrol adalah masalah yang diketahui yang mungkin menimbulkan
kardiomegali. Olahraga juga faktor. Hal ini diyakini bahwa sebagian besar atlet
memiliki pembesaran jantung, tetapi dalam hal ini, mereka tidak dianggap
sebagai kondisi medis. Jadi pada intinya, kardiomegali tidak selalu buruk,
setidaknya tidak untuk orang-orang olahraga. Tetapi untuk orang biasa, memiliki
pembesaran jantung tidak normal sama sekali.

Page 5
Gejala / Symptom.

Pada beberapa orang, pembesaran jantung tidak menyebabkan tanda-tanda


atau gejala. Orang lain mungkin memiliki tanda dan gejala-gejala ini:

1. Tergantung dari derajat keparahannya. Tampak gejala yang berhubungan


dengan kegagalan pompa jantung untuk bekerja dengan baik.
2. Dapat disertai nggeliyer, pusing, atau sensasi mau jatuh. Orang awam
menyebutnya dengan vertigo atau istilah asing disebut dengan dizziness.
3. Sesak napas seperti orang yang terengah-engah.
4. Terdapat cairan di rongga perut (ascites).
5. Kaki ( tungkai, pergelangan kaki ) membengkak.
6. Irama jantung abnormal (aritmia)
7. Batuk
8. Sakit dada

Dalam beberapa kasus, penderita mungkin tiba-tiba menderita aritmia jantung


atau kontraksi otot jantung yang abnormal. Beberapa tanda-tanda lainnya
termasuk batuk terus-menerus dan mengalami peradangan pada tungkai bawah.

Diagnose

Diagnosis kondisi ini biasanya melibatkan serangkaian tes medis. Pada


pemeriksaan Kardiomegali seperti X Rays, Elektrokardiogram (EKG),
Echocardiogram, Magnetic Resonance Imaging (MRI), Computerized
Tomography (CT) Scan, dan pemeriksaan darah.

Chest X-ray (sinar rontgen dada). Sinar X membantu dokter untuk melihat
kondisi paru-paru dan jantung. Sinar X dapat mendeteksi secara dini jika jantung
membesar, namun untuk mengetahui penyebabnya secara spesifik harus
menggunakan tes yang lain.
Elektrokardiogram (EKG). Tes ini dapat mencatat aktivitas listrik jantung
melalui elektroda yang menempel pada kulit. Tes ini membantu dokter untuk
mendiagnosa masalah irama jantung dan kerusakan jantung akibat dari serangan
jantung serta memberikan petunjuk jenis lain dari penyakit jantung.

Page 6
Echocardiogram. Tes penting untuk diagnosis dan pemantauan jantung
yang membesar adalah echocardiogram. Sebuah echocardiogram menggunakan
gelombang suara untuk menghasilkan gambar video dari jantung.
CT scan dan MRI. Kedua jenis pemeriksaan ini berguna untuk
menentukan penyebab pembesaran jantung.

Pemeriksaan melalui tes darah bertujuan untuk menilai tingkat


hemoglobin dan memeriksa trombosit dan sel darah. Pencitraan membantu
menilai kondisi jantung.

Page 7
Page 8
2. Polio tia

Polio tia terdiri dari 2 kata yaitu polio dan tia. Polio atau sering disebut
poliomyelitis adalah virus yang menyerang anak-anak dan orang dewasa melalui
mulut yang dapat membuat pincang hingga meninggal. Penyebarannya dari
kontak dengan tinja dari penderita. Polio disebabkan virus polio yang tergolong
dalam Picornavirus. Suatu mikroorganisme berukuran kecil, namun dapat
melumpuhkan tubuh. Virus polio adalah virus yang paling kecil dibandingkan
virus lainnya. Kekecilan virus ini tidak hanya dari ukuran partikelnya saja, tetapi
juga dari ukuran panjang genomnya. Virus ini memiliki diameter sekitar 30 nm
dan memiliki RNA benang positif (positive strand RNA) sebagai genomnya
dengan panjang sekitar 7.5 kilobasa.
Dan Tia (Transient Ischaemic Attack) atau stroke ringan adalah serangan
yang terjadi saat pasokan darah ke otak mengalami gangguan sesaat. Serangan ini
umumnya berlangsung lebih singkat dari stroke, yaitu selama beberapa menit
hingga beberapa jam, dan penderita akan pulih dalam waktu satu hari.

Patofisiologi

1. Polio
Virus polio masuk melalui mulut dan hidung, berkembang biak di
dalam tenggorokkan dan saluran pencernaan, diserap dan di sebarkan
melalui sistem pembuluh darah dan getah bening. Virus ini dapat
memasuki aliran darah dan dan mengalir ke sistem saraf pusat
menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).
Virus hanya menyerang sel-sel dan daerah susunan syaraf tertentu.
Tidak semua neuron yang terkena mengalami kerusakan yang sama dan
bila ringan sekali dapat terjadi penyembuhan fungsi neuron dalam 3-4
minggu sesudah timbul gejala. Daerah yang biasanya terkena
poliomyelitis ialah medula spinalis terutama kornu anterior, batang otak
pada nucleus vestibularis dan inti-inti saraf cranial serta formasio
retikularis yang mengandung pusat vital, sereblum terutama inti-

Page 9
inti vermis, otak tengah “midbrain” terutama masa kelabu substansi nigra
dan kadang-kadang nucleus rubra.
2. Tia
TIA terjadi karena tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti.
Penyumbatan dapat terjadi karena penumpukan timbunan lemak yang
mengandung kolesterol (plak) dalam pembuluh darah besar (arteri karotis)
atau pembuluh darah sedang (arteri serebri) atau pembuluh darah kecil.
Plak menyebabkan dinding dalam arteri menebal dan kasar sehingga
aliran darah tidak lancar, mirip aliran air yang terhalang oleh batu. Darah
yang kental akan tertahan dan menggumpal (trombosis), sehingga
alirannya menjadi semakin lambat. Akibatnya otak akan mengalami
kekurangan pasokan oksigen selama beberapa saat. Jika kelambatan
pasokan ini berlarut, sel-sel jaringan otak akan mati. Penyumbatan aliran
darah biasanya diawali dari luka kecil dalam pembuluh darah yang
disebabkan oleh situasi tekanan darah tinggi, merokok atau arena
konsumsi makanan tinggi kolesterol dan lemak. Seringkali daerah yang
terluka kemudian tertutup oleh endapan yang kaya kolesterol (plak).
Gumpalan plak inilah yang menyumbat dan mempersempit jalanya aliran
darah yang berfungsi mengantar pasokan oksigen dan nutrisi yang
diperlukan otak.

Symptoms

1. Polio
Respon pertama terhadap infeksi virus polio biasanya bersifat
infeksi asimptomatik, yakni tidak menunjukkan gejala sakit apa pun.
Sekitar 4 – 8 % infeksi virus polio tidak menimbulkan gejala serius.
Infeksi itu hanya menimbulkan penyakit minor (abortive poliomyelitis)
berupa demam, mengantuk, sakit kepala, mual, muntah, otot menjadi
lemah, sembelit dan sakit tenggorokan. Setelah itu, penderita dapat
sembuh dalam beberapa hari. Namun, bila virus menginfeksi sel yang

Page
10
menjadi sasaran utamanya, yaitu susunan sel syaraf pusat di otak,
terjadilah poliomyelitis nonparalitik dan poliomyelitis paralitik
(kelumpuhan).
Poliomyelitis nonparalitik yaitu virus polio telah mencapai selaput
otak (meningitis aseptik), penderita mengalami kejang otot, sakit
punggung dan leher. Selain dari gejala penyakit minor yang telah
disebutkan di atas.
Sedangkan untuk poliomyelitis paralitik, biasanya terjadi sebagai
perkembangan lebih lanjut dimulai dengan fase preparalitik selama 1-2
hari. Gejalanya adalah badan panas, febris, nyeri kepala, kemungkinan ada
muntah atau mencret, nyeri pada otot-otot, tak lama kemudian terjadi
kelumpuhan pada anggota gerak, lengan atau tungkai yang sifatnya lemas
atau kelumpuhan flaksid dan umumnya kelumpuhan tidak simetris.
Meskipun dapat pula terjadi tanpa melalui fase pertama tersebut. Pada
tahap ini, akan terjadi kerusakan tulang punggung dan lumpuh lemas
(flacid paralisis) atau hilangnya refleks atau penurunan refleks pada lengan
dan tungkai, yang terjadi akibat kerusakan neuron motorik bawah. Inilah
puncak serangan yang sangat ditakuti manusia. Kelumpuhan terbanyak
pada daerah spinal tetapi dapat juga terjadi kelumpuhan daerah bulber/
tulang punggung dan kombinasi atau bulbospinal. Keadaan berbahaya
kalau menyerang pada daerah bulber karena akan mengenai pusat
pernafasan dan bisa meninggal kalau tidak ditanggulangi dengan segera.
2. Tia
Gejala Transient Ischemic Attack mirip dengan stroke biasa.
Berikut adalah beberapa gejalanya, tergantung bagian mana dari sistem
peredaran darah dan otak yang terkena:
a. Masalah penglihatan di salah satu atau kedua mata, termasuk
penglihatan ganda dan kebutaan sementara.
b. Pusing, bingung, dan lemah.
c. Kesulitan berbicara, termasuk berbicara dengan intonasi kacau.
d. Tidak dapat berjalan (ataxia)

Page
11
e. Kehilangan ingatan atau kesadaran secara tiba-tiba.
f. Kesulitan koordinasi tangan dan lengan.
g. Lemah atau lumpuh di satu sisi tubuh.

Tanda-tandanya:
a. Salah satu sisi tubuh terasa kebas (mati rasa) dan berat.
b. Kesulitan menggerakkan lengan, leher, wajah hanya pada
satu sisi tubuh.
c. Pandangan kabur dan suram, atau segala sesuatu tampak
dobel atau ganda bahkan tak bisa melihat sama sekali.
d. Susah bicara, huruf atau kata yang diucapkan berantakan.
e. Sulit mengerti suatu susunan huruf.
f. Merasa sulit berdiri tegak dan berjalan lurus, pusing, atau
jadi ceroboh.

Diagnosa

1. Polio
 ANAMNESIS
 Riwayat penyakit:
Keluhan utama (poliomielitis)
Pertama kali dirasakan/ pernah sebelumnya.
Mendadak, terus-menerus, perlahan-lahan, hilang timbul,
sesaat.
Di bagian tubuh mana atau Keluhan lokal: lokasi, menetap,
pindah-pindah, menyebar.
Pengobatan sebelumnya dan hasilnya (macam obat dll).
Riwayat imunisasi (lengkap atau tidak).
 Riwayat pekerjaan.
Hobi/kebiasaan.
 Riwayat alergi.

Page
12
Apakah ada alergi makanan?
Apakah pasien ada alergi obat?
 Riwayat keluarga
Apakah ada anggota keluarga mengalami keluhan yang sama?
Apakah ada tetangga mengalami keluhan yang sama?
 Riwayat penyakit.
Apakah penyakit dahulu yang mungkin berulang?
Penyakit lain yang ada hubungannya dengan penyakit
sekarang.
 PEMERIKASAAN FISIK
Tanda-tanda vital di nilai pada infeksi virus polio. Gejala dapat
bervariasi dari infeksi yang tidak jelas sampai paralisis.
Pemeriksaan neurologis
Kelemahan otot:
 Otot-otot tubuh terserang paling akhir.
 Sensorik biasanya normal
 Reflek tendon dalam biasanya mulai terlihat 3-5 minggu
setelah paralisis, dan menjadi lengkap dalam waktu 12-15
minggu serta bersifat permanen.
 Gangguan fungsi otonom sesaat, biasanya ditandai dengan
retensi urin
 Tanda-tanda rangsang mingineal
 Gangguan saraf kranial (poliomielitis bulbar). Dapat
mengenai saraf kranial IX dan X atau III. Bila mengenai
retikularis di batang otak maka terdapat ganguan bernafas,
menelan, dan sestem kardiovaskuler.
 PEMRIKSAAN PENUNJANG (LABORATORIUM)
 Pemeriksaan darah biasanya dalam batas normal. Laju endap
darah meningkatkan sedikit, lekopenia/lekositosis ringan
terjadi pada stadium dini. Cairan serebrospinalis.

Page
13
 Biasanya tekanan serebrospinalis normal, cairan liquor jernih;
pleositosis antara 15-500 sel/mm3, dengan sel limposit yang
predominan tetapi pada stadium awal sel PMN lebih dominan.
Kadar protein normal pada minggu ke-1, meningkat pada
minggu ke-2 dan ke-3. Kadar glukosa dan klorida dalam batas
normal.
 Isolasi virus polio
 Dapat diperoleh dari asupan tenggorak satu minggu
sebelum dan sesudah paralisis
 Dari tinja pada minggu 2-6 minggu bahkan sampai 12
minggu setelah gejala klinis
 pemeriksaan imunoglobulin mempunyai nilai diagnostik, bila
terjadi kenaikan titer antibodi 4x dari imunoglobulin G (IgG)
atau imunoglobulin M (IgM) yang positip.
 DIAGNOSA BANDING
1) Poliomielitis nonparalitik harus dibedakan dengan:
a) Aseptik meningitis.
Khususnya dibedakan dengan infeksi oleh virus coxackie dan
virus echo serta virus lain. Karena virus-virus tersebut
memberikan gejala klinis yang sama, perlu ditemukan virus
atau titer antibodi dalam serum yang tinggi untuk membantu
menegakkan diagnosis.
b) Meningitis purulenta dan tuberculosis.
Perlu dilakukan pemeriksaan cairan serebropinalis; pembiakan
kuman.
c) Penyakit lain seperti:
Demam rematik, rheumatoid arthritis, serum sickness,
pneumonia dini, disentri, tifoid, pielitis, tonsillitis akut dapat
memberi gejala nyeri cairan serebrospinalis ternyata dalam
batas normal.
2). Poliomielitis paralitik dibedakan dengan

Page
14
a) Pseudoparalitik
Disebabkan oleh trauma, osteomielitis, dan artritis, biasanya
didapatkan nyeri tekan lokal dan refleksi tendon tidak beracun.
b) Sindrom Guillain Berre
Gejala khas paralisis simetris, asenden, adanya gangguan
sensibilitas. Pada cairan serebrospinalis, kadar protein
meningkat tampa kenaikan sel. Pada pemeriksaan EMG
terdapat penurunan kecepatan hantar syarap motorik.
c) Transverse myelitis/neuromyelitis optika
Penyebabnya transverse myelitis/neuromyelitis optika tidak
diketahui. Di bawah lesi terdapat paraplegia dengan arefleksia
pada awal gejala, kemudian hiperefleksia, kehilangan rasa. Di
atas lesi didapati hiperestesia ata normal, terdapat paralisis
kandung kemih dan rektum, atrofi saraf optikus atau neuritis.
Cairan serebrospinalis terliahat meningkat dan globulin
meningkat, pleositosis dengan monosit predominan.
d) Tick bite paralis
Ada riwayat gigitan kutu yang mengeluarkan toksin, terjadi
paralisis yang menaik secara cepat dan progresif disertai rasa
sakit /parestesia, gangguang sensibilitas, paralisis tipe flaccid,
simentris, dapat terjadi gangguan saraf kranialis, gangguan
bulbar sedangkan pernapasan dan sfingter tidak ada gangguan
dan cairan serebrospinalis dalam batas normal.
e) Mielopati akut sekunder dan polineuropati
Berhubungan dengan infeksi vaksinasi, gangguan metabolisme
endokrin, tumor, alergi, intoksikasi. Gejala seperti sindrom
Guillain Berre, dengan gangguan sensibilitas lebih menonjol.
Gambaran serebrospinalis seperti pada sindrom Guillain Berre
tipe Landri, kecuali pada infeksi dan posvaksinasi terdapat
pleositosis ringan 15-250 sel/mm3 dengan monosit yang
menonjol, protein meningkat (lebih besar dari pada 150 mg%).

Page
15
2. Tia
Pemeriksaan dan diagnosis TIA sebaiknya dilakukan sedini mungkin.
Proses ini akan membantu dokter untuk menurunkan risiko untuk terkena
serangan yang lebih parah di kemudian hari.
Durasi serangan TIA cenderung singkat sehingga umumnya pengidap baru
sempat menjalani pemeriksaan setelah gejala reda. Dokter akan
menanyakan gejala dan durasi serangan yang pernah dialami terlebih dulu.
Pemeriksaan fisik juga akan dijalani, misalnya pengecekan tekanan darah.
Jika menduga mengalami TIA, dokter akan menganjurkan serangkaian
pemeriksaan dan tes yang lebih mendetail. Proses ini meliputi:
 Pemeriksaan neurologi, seperti kemampuan koordinasi serta
respons tubuh.
 Tes darah. Tes ini memungkinkan dokter untuk memeriksa faktor
risiko di balik TIA, misalnya kadar kolesterol dan gula dalam
darah.
 USG karotis. Jenis USG ini digunakan untuk memeriksa ada atau
tidaknya penyempitan atau penyumbatan pada arteri karotis di
bagian leher.
 Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG). Tes ini dapat
mendeteksi ritme jantung abnormal yang menjadi salah satu faktor
risiko TIA.
 MRI dan CT scan untuk otak. Langkah ini ditempuh jika letak
TIA pada otak tidak diketahui.

Jenis-jenis pemeriksaan tersebut juga berguna untuk menemukan


penyebab di balik serangan TIA yang dialami, sekaligus meneliti
tingkat risiko stroke yang di miliki.

Page
16
Page
17
3. Microcephalus (Microcephaly)

Patofisiologi

Microcephalus (microcephaly) adalah kondisi yang sangat langka di mana


otak tidak tumbuh dengan baik. Microcephaly (Microcephalus) adalah kondisi
neurologis yang jarang terjadi di mana kepala bayi secara signifikan lebih kecil
dari kepala anak-anak lain pada usia dan jenis kelamin yang sama. Microcephaly
(Microcephalus) merupakan penyakit gangguan perkembangan otak sehingga
ukuran kepala menjadi kecil. Gangguan otak ini biasanya terjadi karena ganguan
kromosom atau gangguan saat hamil. Normalnya otak manusia akan selalu
tumbuh sampai umur sekitar 18 tahun. Tulang kepala akan mengikuti
pertumbuhan otak dengan terus bertambah besar bila otak masih tumbuh. Pada
penderita microcephaly ukuran wajah normal tetapi ukuran tempurung kepalanya
kecil. Jadi tidak ada kesesuaian ukuran wajah dengan tempurung kepala. Seorang
anak dengan Microcephalus mungkin tidak memiliki gejala lain dari ukuran
kepala mereka. Seorang anak dengan Microcephalus mungkin memiliki
kemampuan yang normal untuk berpikir dan memahami.

Microcephaly terdeteksi pada saat lahir, biasanya adalah hasil dari


perkembangan otak tidak normal di dalam rahim atau tidak tumbuh sebagaimana
mestinya setelah melahirkan. Microcephaly bisa disebabkan oleh berbagai faktor

Page
18
genetik dan lingkungan. Anak-anak dengan microcephaly sering memiliki
masalah perkembangan. Umumnya tidak ada pengobatan untuk microcephaly,
tetapi intervensi dini dapat membantu meningkatkan perkembangan dan
meningkatkan kualitas hidup anak

Ada dua jenis Microcephalus yaitu Microcephalus primer dan


Microcephalus sekunder.

1. Microcephalus Primer (hadir sejak lahir) seringkali tidak memiliki gejala-


gejala yang terkait.
2. Microcephalus sekunder (berkembang setelah lahir) dapat memiliki
berbagai gejala tergantung pada kondisi yang menyebabkan gangguan
tersebut.

Mikrosefalus adalah kelainan otak dengan ukuran kepala lebih kecil dari
ukuran kepala rata-rata berdasarkan umur dan jenis kelamin. Kepala dikatakan
lebih kecil jika ukuran lingkar kepala kurang dari 42 cm atau lebih kecil dari
standar deviasi 3 dibawah angka rata-rata.

Mikrosefalus seringkali terjadi akibat kegagalan pertumbuhan otak pada


kecepatan yang normal. Beberapa penyakit yang memengaruhi pertumbuhan otak
dapat menyebabkan mikrosefalus. Mikrosefalus seringkali berhubungan dengan
keterbelakangan mental. Mikrosefalus dapat terjadi setelah infeksi yang
menyebabkan kerusakan pada otak bayi yang sangat muda (misalnya meningitis
dan meningoensefalitis).

Penyebab lain yang termasuk:

1. Craniosynostosis,
adalah kelainan yang berupa penutupan sambungan tulang kepala
yang terlalu dini. Akibat dari penutupan sambungan tulang yang terlalu
dini adalah bentuk kepala yang lebih kecil daripada normal. Ukuran kepala
yang kecil ini karena tulang-tulang kepala tidak dapat berkembang.
2. Kelainan kromosom.
Down syndrome dan kondisi lain dapat mengakibatkan
microcephaly.

Page
19
3. Penurunan oksigen ke otak janin (anoksia serebral).
Komplikasi tertentu dari kehamilan atau persalinan dapat
mengganggu pengiriman oksigen ke otak janin.
4. Infeksi janin selama kehamilan.
Ini termasuk toksoplasmosis, sitomegalovirus, campak Jerman
(Rubella) dan cacar (Varicella).
5. Paparan obat, alkohol atau bahan kimia beracun tertentu di dalam rahim.
Semua ini membuat bayi pada risiko kelainan otak.
6. Malnutrisi atau kekurangan gizi berat.
Tidak mendapatkan gizi yang cukup selama kehamilan dapat
mempengaruhi perkembangan bayi.
7. Fenilketonuria (Phenylketonuria) yang tidak terkontrol
Atau dikenal sebagai PKU pada ibu adalah gangguan desakan
autosomonal genetis yang dikenali dengan kurangnya enzim fenilalanin
hidroksilae (PAH) yang mengubah asam amino fenilalanin menjadi asam
amino tirosina. Jika tubuh kekurangan PAH, fenilalanina akan mengumpul
dan berubah menjadi fenilketon yang bisa di deteksi oleh urin. Kondisi ini
dapat menimbulkan masalah dalam perkembangan otak, mental menurun
drastic dan serangan-serangan.

Seorang bayi juga dapat lahir sehat tapi kemudian terkena microcephaly
dikarenakan:

1. Cedera otak.
2. Kekurangan oksigen ke otak.
3. Infeksi di otak.

Symptoms

Gejala utama pada penyakit ini adalah ukuran kepala secara signifikan
lebih kecil dari anak-anak lain pada usia dan jenis kelamin yang sama. Ukuran
kepala diukur sebagai jarak sekitar bagian atas kepala anak (lingkar).
Menggunakan grafik pertumbuhan standar, pengukuran dibandingkan dengan
pengukuran anak-anak lain di persentil. Beberapa anak hanya memiliki kepala

Page
20
kecil, yang dapat mengukur dalam persentil ketiga, kedua atau bahkan pertama.
Pada anak-anak dengan microcephaly, ukuran kepala diukur jauh di bawah
persentil pertama. Tidak setiap anak dengan microcephaly akan menampilkan
gejala yang terlihat di luar ukuran kepala kecil.

Gejala yang muncul pada bayi:

1. Keterbelakangan mental
2. Tertunda fungsi motorik dan bicara
3. Kelainan wajah
4. Perawakan pendek (pendek tidak tinggi) atau dwarfisme.
5. Hyperaktif
6. Kejang
7. Kesulitan dengan koordinasi dan keseimbangan
8. Kelainan neurologis.

Gejala lain bisa bervariasi dari anak ke anak. Berikut gejala yang muncul:

1. Gagal untuk berkembang.


2. Kurang nafsu makan.
3. Biasa bernada tinggi saat menangis.
4. Spastisitas (kontraksi otot tak sadar).

Karakteristik yang dapat menyertai microcephaly berat, antara lain:

1. Dahi miring.
2. Telinga besar.
3. Penurunan penglihatan.

Etiologi

o Kelainan genetic
o Kekurangan oksigen setelah paparan kelahiran dan kehamilan.
o Narkoba dan alkohol.
o Infeksi dan/atau intoxikasi.
o Rudapaksa dan/atau sebab fisik lain .
o Gangguan metabolisme, pertumbuhan gizi atau nutrisi.

Page
21
o Penyakit otak yang nyata (kondisi setelah lahir/post natal).
o Akibat penyakit atau pengaruh sebelujm lahir (pre-natal) yang tidak
diketahui.
o Akibat kelainan kromosommal.
o Gangguan saat kehamilan (gestational disorders).
o Gangguan pasca psikiatrik/gangguan jiwa berat (post –psychiatrik
disorsers).
o Pengaruh lingkungan.
o Kondisi-kondisi lain yang tak tergolongkan.

Diagnosa

Untuk mengetahui apakah anak memiliki microchepaly, dokter akan


mengambil prenatal atau sebelum melahirkan, meliputi kelahiran dan sejarah
keluarga secara menyeluruh dan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan
mengukur lingkar kepala anak kemudian membandingkan dengan grafik
pertumbuhan, remeasure dan plot pertumbuhan di masa depan kunjungan. Ukuran
kepala orang tua juga dapat diukur untuk menentukan apakah kepala kecil
berjalan dalam keluarga.

Dalam beberapa kasus, terutama jika perkembangan anak tertunda, dokter


mungkin meminta tes seperti CT scan kepala atau MRI dan tes darah untuk
membantu menentukan penyebab yang mendasari penundaan.

Test diagnostic dapat berupa :

1. Pemeriksaan fisik penderita


Pemeriksaan fisik pasien merupakan adalah pemeriksaan tubuh
untuk menentukan adanya kelainan-kelainan dari suatu sistem atau suatu
organ tubuh dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk
(perkusi) dan mendengarkan (auskultasi). Pemeriksaan ini dilakukan untuk
mendeteksi apakah otak memiliki kelainan microcephaly.

Page
22
2. Pemeriksaan kromosom
Pemeriksaan kromosom bertujuan untuk membuktikan ada
tidaknya kelainan kromosom pada bayi. Berbagai kelainan pada bayi dapat
dibuktikan dengan pemeriksaan kromosom. Salah satunya kelainan
microcephaly ini juga dapat diketahui dari pemeriksaan kromosom.
3. Ultrasonografi (USG)
suatu pemeriksaan diagnostik non invasif dengan menggunakan
gelombang frekuensi tinggi kedalam abdomen. Gelombang-gelombang ini
dipantulkan kembali dari permukaan struktur organ sehingga komputer
dapat menginterprertasikan densitas jaringan berdasarkan gelombang-
gelombang tersebut.
4. Elektrokardiogram (EKG)
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah
elektrokardiograf yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu
tertentu. Elektrokardiogram juga dapat digunakan untuk mendeteksi
kelainan Microcephaly.
5. Pemeriksaan darah (Percutaneus Umbilical Blood Sampling)
Pemeriksaan darah merupakan suatu jenis pemeriksaaan penyaring
untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk melihat
bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit. Disamping itu juga
pemeriksaan ini sering dilakukan untuk melihat kemajuan atau respon
terapi pada pasien yang menderita suatu penyakit infeksi.

Page
23
Page
24
Daftar Pustaka

1. Donynemo,2011,Pembengkakan Jantung Cardio Megali


(http://donynemo.blogspot.co.id/2011/09/pembengkakan-jantungcardio-
megali_14.html, diakses tanggal 22 Desember 2015).
2. dr.Azzahra,Rusmina.”Definisi Kardiomegali menurut ilmu kedokteran”.
22 Desember
2015.http://www.konsultasikedokteran.com/post/read/1248/definisi-
kardiomegali menurut-ilmu-kedokteran.html
3. http://www.informationng.com/2013/08/enlarged-heartcardiomegaly-
symptoms-causes-treatment-and-drugs-lifestyle-alternative-and-
prevention.html
4. http://www.hxbenefit.com/cardiomegaly-enlarged-heart-symptoms-
causes-definition-and-treatment.html
5. http://health.detik.com/readpenyakit/893/microcephaly--microcephalus-
?mode_op=pengobatan
6. http://www.mayoclinic.org/diseases_conditions/microcephaly/basics/cause
s/con-20034823
7. http://www.childrenshospital.org/conditions-and-
treatments/conditions/microcephaly/symptoms-and-causes
8. Yohanes Oda Teda Ona widarma.2011.Mikrosepalus.(
http://odasunrisenurse.blogspot.co.id/2011/05/mickrosepalus.html, tanggal
diakses 23 Desember 2015).
9. Mustikaningtyas,Prima.2010.Polio.(https://mikrobia.wordpress.com/poli
o%E2%80%A6oh%E2%80%A6polio%E2%80%A6/).
10. Khoirunnisa,Kurnia.2012.Poliomielitis.(http://kurniakhairunisa030493.blo
gspot.co.id/2012/11/poliomielitis.html).
11. Liee,Diana.2013.Tia/Transient_Ischemic_Attack.( http://dhinthea.blogsp
ot.co.id/2013/09/tia-transient-ischemic-attack.html )
12. http://www.alodokter.com/tia-transient-ischaemic-attack
13. http://www.scribd.com/doc/131947779/Patofisiologi-TIA#scribd

Page
25
Page
26

Anda mungkin juga menyukai