Jantung
Jantung adalah sebuah otot yang memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam
suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot jantung mati sewaktu
tidak mendapatkan darah. Untuk tetap sehat, jantung membutuhkan oksigen dan zat-
zat gizi lain yang dibawa oleh darah. Ini didapatkan melalui arteria (pembuluh
darah) koroner, yang membungkus bagian luar jantung.
Aterosklerosis terjadi jika terjadi penumpukan plak atau timbunan lemak pada
dinding-dinding arteri. Selang beberapa waktu, plak dapat menumpuk, mengeras dan
mempersempit arteri, dan menghambat aliran darah ke jantung. Penyakit arteria
koroner atau coronary artery disease (CAD) inilah yang pada dasarnya menuntun
kepada sebagian besar serangan jantung.
Bahkan dalam arteri yang tidak terlalu sempit karena timbungan plak dan
lemak, timbunan plak dapat pecah dan membentuk kerak darah atau trombus. Selain
itu, arteri yang berpenyakit juga cenderung mengalami kontraksi otot secara
mendadak. Sehingga, sekeping kerak darah dapat terbentuk di tempat kontraksi,
melepaskan zat kimia yang kemudian mengakibatkan dinding arteri menyempit,
memicu sebuah serangan jantung.
Jika sistem kerja dari jantung rusak, irama normal jantung dapat menjadi
kacau dan jantung mulai bergetar dengan tidak menentu atau mengalami fibrilasi.
Irama tidak normal ini disebut sebagai aritmia yaitu penyimpangan dari irama jantung
normal. Hal ini akan menyebabkan jantung kehilangan kesanggupannya untuk
memompa darah dengan efektif ke otak. Dalam waktu sepuluh menit, otak mati dan si
pasien pun tidak tertolong lagi.
C. Trombosis
Trombosis adalah gumpalan darah pada arteri atau vena. Bila trombosis terjadi
pada pembuluh arteri koroner, maka Anda berisiko terkena penyakit jantung
koroner. Trombosis biasanya berada pada dinding pembuluh yang menebal karena
aterosklerosis. Merokok meningkatkan risiko trombosis hingga beberapa kali
lipat
D. Kegemukan
Kegemukan (obesitas) meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes.
Orang yang kegemukan juga cenderung memiliki kadar HDL rendah/LDL tinggi
E. Diabetes mellitus.
Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, terlebih bila kadar
gula darah tidak dikontrol dengan baik. Dua pertiga penderita diabetes meninggal
karena penyakit jantung dan gangguan kardiovaskuler lainnya
F. Penuaan.
Risiko penyakit jantung koroner meningkat seiring usia. Semakin tua, semakin
menurun efektivitas organ-organ tubuh, termasuk sistem kardiovaskulernya. Lebih
dari 80 persen penderita jantung koroner berusia di atas 60 tahun. Laki-laki cenderung
lebih cepat terkena dibandingkan perempuan, yang risikonya baru meningkat drastis
setelah menopause
G. Keturunan
Risiko Anda lebih tinggi bila orang tua Anda juga terkena penyakit jantung
koroner, terlebih bila mulai mengidap di usia kurang dari 60 tahun
A .Lelah
Gejala ini bukan hanya muncul di saat kita beraktifitas atau bekerja berat, bahkan
pada aktifitas-aktifitas ringanpun penderita jantung gampang merasa lelah. Namun
demikian Anda harus membedakan dengan gejala pada penyakit diabetes melitus.
Kalau padapenyakit diabetes melitus, rasa lelah disebabkan oleh sel-sel tubuh yang
tidak punya energi lantaran sel tidak bisa memanfaatkan gula sebagai pemasok bahan
baku energi.
Namun pada penderita penyakit jantung, rasa gampang lelah lebih disebabkan
oleh kurangnya pasokan oksigen ke sel-sel tubuh karena jantung tidak bisa bekerja
normal. Atau jantung itu sendiri yang kekurangan oksigen lantaran ada ketidak
beresan pada arteri koroner sebagai pembuluh yang bertanggung jawab untuk
mensuplai oksigen ke otot jantung. Akibatnya jantung menjadi lemah dalam bekerja.
Untuk memastikan gejala ini segera lakukan pemeriksaan ke doktor yang ahli. Jangan
ditunda lagi untuk mastikan gejala ini. Setelah Anda tahu gejala ini sebagai tanda
penyakit jantung atau penyakit diabetes, segera lakukan tindakan yang benar dan
terarah agar penyakit Anda bisa segera tertangai dan disembuhkan.
Rasa nyeri di dada sebelah kiri bisa sebagai pertanda awal penyakit jantung.
Anda harus waspadai ini. Namun demikian tidak semua rasa nyeri di dada sebelah kiri
sebagai tanda atau gejala jantung atau gejala penyakit jantung.
Selain rasa nyeri di dada sebelah kiri, rasa nyeri sebagai gejala awal penyakit
jantung bisa juga terjadi di bagian tubuh yang lainnya. Bagian tubuh yang harus
menjadi perhatian Anda adalah punggung bagian atas, bahu, leher, dan kadang-
kadang rahang. apabila terjadi rasa nyeri di bagian-bagian tubuh ini dan berulang-
ulang dalam waktu yang agak lama, maka segera periksakan diri Anda ke dokter
D. Sesak Nafas
Gejala ini masih terkait dengan gejala jantung atau gejala penyakit jantung
yang pertama. Di saat tubuh beraktifitas agak tinggi, tubuh tidak bisa medapatkan
suplai oksigen yang memadai. Akhirnya jantung diforsir lagi untuk bekerja sehingga
terjadilah rasa sesak di dada.
E. Susah Tidur Atau Insomnia
Ini bisa jadi sebagai gejala awal dari gejala penyakit jantung koroner. Banyak
penelitian yang menyebutkan bahwa susah tiduk mempunyai korelasi kuat dengan
gejala penyakit jantung, stroke, dan penyakit diabetes melitus. Segera tangani keadaan
ini apabila Anda mengalaminya
Hal ini di sebabkan oleh kerja jantung yang tidak normal sehingga irama
denyut jantung menjadi tidak teratur. Gejala penyakit jantung ini juga harus
mendapatkan perhatian yang serius. Sering-seringlah Anda memeriksakan ke dokter
yang ahli untuk bisa memastikan apakah ketidak teraturan denyut ini sebagai gejala
jantung terutama gejala jantung koroner
Disaat Anda merasa lelah tanpa aktifitas berat karena pasokan oksigen yang
tidak seimbang akibat dari kerja jantung yang tidak normal, sering kali penderita
penyakit jantung disertai rasa pusing yang berat dan mual
Sebisa mungkin, produk makanan yang kita makan rendah lemak atau tanpa
lemak. Pilih susu, keju, mentega atau makanan lain yang rendah lemak. Menggoreng
dengan menggunakan minyak zaitun memiliki kandungan lemak yang sedikit
sehingga bisa menjadi pilihan bila harus mengolah makanan dengan cara digoreng.
Selain menghindari makanan berlemak, hindari juga makanan dengan
kandungan gula tinggi seperti soft drink. Jangan pula tertalu banyak
mengkonsumsi karbohidrat, karena dalam tubuh, karbohidrat akan dipecah menjadi
lemak. Sebaliknya, konsumsi oat atau gandum yang dapat membantu menjaga jantung
tetap sehat.
Jaga pola makan tidak berlebihan agar terhindar dari kegemukan, karena
seseorang yang memiliki lingkar pinggang lebih dari 80 cm, berisiko lebih besar
terkena penyakit ini
B. Berhenti merokok
Mengisap rokok sangat tidak baik untuk kesehatan jantung, maka segera
hentikan kebiasaan ini agar jantung tetap sehat.
C. Hindari Stres
Stres memang sangat sulit dihindari jika hidup di kota besar seperti Jakarta
yang dikenal karena kemacetan dan kesibukannya. Saat seseorang mengalami stres,
tubuhnya akan mengeluarkan hormon cortisol yang menyebabkan pembuluh darah
menjadi kaku. Hormon norepinephrine akan diproduksi tubuh saat menderita stres,
yang akan mengakibatkan naiknya tekanan darah. Maka, sangat baik bila Anda
menghindari stres baik di kantor atau di rumah
D. Hipertensi
Problem hipertensi atau tekanan darah tinggi juga bisa menyebabkan penyakit
jantung. Hipertensi dapat melukai dinding arteri dan memungkinkan kolesterol LDL
memasuki saluran arteri dan meningkatkan penimbunan plak
E. Obesitas
Anda dapat melakukan kegiatan olahraga seperti berjalan kaki, jalan cepat,
atau jogging. Kegiatan olahraga yang bukan bersifat kompetisi dan tidak terlalu
berlebihan dapat menguatkan kerja jantung dan melancarkan peredaran darah ke
seluruh tubuh
G. Konsumsi antioksidan
H. Keturunan
Seorang yang orang tua atau saudara kandungnya pernah mengalami serangan
jantung sebelum usia 60 memiliki risiko lebih besar menderita penyakit ini. Karena
itu, jika Anda memiliki kerabat yang pernah mengalami serangan jantung, sebaiknya
Anda lebih berhati-hati dalam menjaga agar pola makan dan gaya hidup Anda dapat
menunjang jantung sehat.
Jika Anda merasakan gejala awal penyakit jantung ataupun pernah mengalami
serangan jantung ringan, jangan abaikan itu. Anda sangat membutuhkan penanganan
dini oleh personel medis yang terlatih. Ini dapat menyelamatkan jantung dari
kerusakan yang lebih parah dan bahkan dapat menghindari akibat yang lebih fatal
seperti kematian.
Namun jika gejala serangan jantung mulai terjadi, sangat penting untuk segera
mencari bantuan medis. Risiko kematian terbesar dari serangan jantung adalah dalam
kurun waktu satu jam setelah terjadi serangan jantung. Perawatan yang cepat dan
tepat dari tim medis dapat menyelamatkan otot jantung dari kerusakan yang tidak
dapat diperbaiki. Semakin banyak otot jantung yang terselamatkan, semakin efektif
jantung akan kembali memompa setelah serangan. Jangan menunda-nunda untuk
mendapatkan bantuan medis karena merasa takut dianggap mengada-ada.
Bila telah terjadi penyumbatan, tindakan medis yang umumnya diambil adalah
dengan pemasangan kateterisasi dan cincin yang menjaga agar pembuluh darah
koroner tidak tersumbat. Tetapi, ada kemungkinan terjadi penyumbatan pada
pembuluh lainnya