Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

B[]DBG OMPMXBVBTBG

PBNB OICMG NMGFBG OBXNCEJMFBIC

Oleh
G]XD]NB

00;800>0

Preseptor Klinik Preseptor Akademik

(Ns. Henry Pencon , S.Kep) (Ns. Siska Natalia, MSN-palliatif care)

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AWAL BROS
BATAM 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KARDIOMEGALI

A. KONSEP DASAR

1. Penfertian

Salah satu organ yang memiliki fungsi vital dalam kelangsungan hidup manusia
adalah jantung. Jantung merupakan salah satu organ yang berfungsi untuk memompa
darah ke pembuluh darah dengan kontraksi yang berirama dan berulang. Salah satu
penyebab kematian terbesar di indonesia adalah penyakit jantung. Hal lain yang dapat
terjadi dari jantung adalah pembesaran ukuran jantung ( kardiomegali).

Kardiomegali adalah sebuah keadaan anatomis ( struktur organ ) dimana besarnya


jantung lebih besar dari ukuran jantung normal, yakni lebih besar dari 55% besar rongga
dada. Pada kardiomegali salah satu atau lebih dari 4 ruangan jantung membesar. Namun
umumnya kardiomegali diakibatkan oleh pembesaran bilik jantung kiri ( ventrikel kardia
sinistra)

Kardiomegali adalah suatu kondisi dimana jantung membesar dengan rasio


kardiotoraks lebih dari 0,50. Hal ini dapat dikaitkan dengan banyak penyebab, tapi
sebagian besar karena output jantung yang rendah, jika tidak disebutkan sebagai gagal
jantung. Sebuah rasio kardiotoraks adalah cara untuk mengukur ukuran hati seseorang.
Dalam hal ini, kardiomegali terjadi jika jantung lebih dari 50 persen lebih besar dari
diamete bagian dalam tulang rusuk seseorang.

2. Etiolofi

Penyebabnya ada banyak sekali, hampir semua keadaan yang memaksa jantung
untuk bekerja lebih keras dapat menimbulkan perubahan-perubahan pada otot jantung
sehingga jantung akan membesar. Logikanya adalah misalnya pada binaragawan, otot-
ototnya membesar karena seringnya mereka melakukan aktivitas beban tinggi. Jantung
juga demikian. Penyebab yang terbanyak:
a. Penyakit Jantung Hipertensi
Pada keadaan ini terdapat tekanan darah yang tinggi sehingga jantung
dipaksa kerja ekstra keras memompa melawan gradien tekanan darah perifer anda
yang tinggi.
b. Penyakit Jantung Koroner
Pada keadaan ini sebagian pembuluh darah jantung (koroner) yang
memberikan pasokan oksigen dan nutrisi ke jantung terganggu Sehingga otot-otot
jantung berusaha bekerja lebih keras dari biasanya menggantikan sebagian otot
jantung yang lemah atau mati karena kekurangan pasokan darah.
c. Kardiomiopati (diabetes, infeksi)
Yakni penyakit yang mengakibatkan gangguan atau kerusakan langsung
pada otot-otot jantung. Hal ini dapat bersifat bawaan atau karena penyakit

metabolisme seperti diabetes atau karena infeksi. Akibatnya otot jantung harus
kerja ekstra untuk menjaga pasokan darah tetap lancar.
d. Penyakit Katup Jantung
Di jantung ada 4 katup yang mengatur darah yang keluar masuk jantung.
Apabila salah satu atau lebih dari katup ini mengalami gangguan seperti misalnya
menyempit (stenosis) atau bocor (regurgitasi), akan mengakibatkan gangguan
pada curah jantung (kemampuan jantung untuk memopa jantung dengan volume
tertentu secara teratur). Akibatnya jantung juga perlu kerja ekstra keras untuk
menutupi kebocoran atau kekurangan darah yang dipompanya.
e. Penyakit Paru Kronis
Mengapa penyakit paru kronis juga bisa menyebabkan kardiomegali?
Karena pada penyakit paru kronis dapat timbul keadaan di mana terjadi perubahan
sedemikian rupa pada struktur jaringan paru sehingga darah menjadi lebih sulit
untuk melewati paru-paru yang kita kenal dengan nama "Hipertensi Pulmonal".
Karena itu bilik jantung kanan yang memompa darah ke paru-paru perlu kerja
ekstra keras, sehingga tidak seperti kebanyakan kardiomegali bukan bilik kiri
yang membesar tapi bilik kanan, tapi jika sudah berat bahkan bilik kiri pun akan
ikut membesar.
Kardiomegali itu sering kali disertai dengan keadaan gagal jantung. Oleh
karena itu kardiomegali seringkali menunjukkan bahwa jantung telah lama
mengalami kegagalan fungsi yang sudah berlangsung cukup lama dan berat.
Selain itu kardiomegali cenderung membuat jantung mudah terkena penyakit
jantung koroner karena jantung yang besar perlu pasokan darah dan oksigen yang
besar sedangkan pasokan darah belum tentu lancar. Kardiomegali berpotensi
berbahaya tapi yang lebih berbahaya adalah penyakit yang menyebabkannya,
karena seringkali timbul gejala-gejala klinis lain yang berpotensi fatal seperti
gagal jantung dan stroke.
f. Penyakit gangguan tiroid
Masalah pada tiroid baik itu tiroid kurang aktif (hipotiroidisme) ataupun
kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) dapat menyebabkan masalah
jantung, termasuk pembengkakan jantung.
g. Anemia
Anemia adalah suatu kondisi di mana tidak ada sel-sel darah merah yang
sehat untuk membawa oksigen yang cukup dan memadai untuk jaringan. Anemia
kronis yang tidak diobati dapat menyebabkan denyut jantung yang cepat atau
tidak teratur. Hal ini terjadi karena jantung harus memompa lebih banyak darah
untuk menebus kekurangan oksigen dalam darah.
 FaktOK ReSikO

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko kardiomegali, antara


lain:
1) Tekanan darah tinggi
2) Riwayat cardiomegaly ataupun cardiomyopathy di keluarga
3) Memiliki penyakit jantung koroner
4) Memiliki penyakit jantung turunan
5) Memiliki penyakit atau kelainan pada katup jantung
6) Pernah mengalami serangan jantung

3. Tanda dan gejala

1. Tergantung dari derajat keparahannya. Tampak gejala yang berhubungan


dengan kegagalan pompa jantung untuk bekerja dengan baik

2. Dapat disertai nggeliyer, pusing, atau sensasi mau jatuh. Orang awam
menyebutnya “vertigo”. Dalam istilah asingnya disebut “dizziness”.

3. Sesak nafas, seperti orang yang terengah-engah.

4. Terdapat cairan di rongga perut (ascites)

5. Kaki (tungkai, pergelangan kaki) membengkak

6. Berat badan bertambah karena pembengkakan

7. Palpitasi atau jantung berdebar

4. Patofisiologi
Hipertensi merupakan factor resiko utama penyebab penyakit kardiovasikuler.
Ventrikel kiri adalah target utama kerusakan organ akhir hipertensi. Left νentrikel
hipertofi yang terjadi pada hipertensi mula-mula merupakan proses adaptasi fisiologis,
akan tetapi dengan penambahan beban yang berlangsung terus Left νentrikel hipertofi
akan merupakan proses patologis. Hal ini terjadi bila telah dilampaui suatu masa kritis
ventrikel kiri sehingga menurunkan kemampuan jantung dan menurunkan cadangan
pembuluh darah koroner. mekanisme patofisiologi LVH yang mengarah ke aritmogenesis
diilustrasikan dengan baik pada Gambar. 1 dan disebabkan oleh peningkatan ukuran sel
miokard (hipertrofi sel), tanpa peningkatan jumlah sel miokard, yang pada gilirannya
menyebabkan peningkatan fibroblas, akumulasi kolagen interstisial, fibrosis, disfungsi
diastolik, remodeling miokard, kelainan seluler, kekacauan struktural miokard dan
aritmogenesis. [ CITATION moh17 \l 14345 ]
5. Pemeriksaan Penunjang
Jika memiliki gejala masalah jantung, maka harus melakukan pemeriksaan dan
ketertiban tes fisik untuk menentukan apakah jantung membesar dan untuk menemukan
penyebabnya. Tes-tes ini antara lain :
1) Foto Dada X-ray
Gambar X-ray membantu dokter melihat kondisi paru-paru dan jantung.
Jika jantung membesar pada sinar-X, tes lainnya biasanya akan diperlukan untuk
menemukan penyebabnya.

2) Tes Electrocardiogram
Mencatat aktivitas listrik jantung melalui elektroda menempel pada kulit.
Impuls dicatat sebagai gelombang dan ditampilkan pada monitor atau dicetak di
atas kertas. Tes ini membantu mendiagnosa masalah irama jantung dan kerusakan
jantung dari serangan jantung.
3) Tes Echocardiogram
Untuk mendiagnosis dan pemantauan pembesaran jantung menggunakan
gelombang suara untuk menghasilkan gambar video dari jantung. Dengan tes ini,
empat bilik jantung dapat dievaluasi.
4) Tes darah
Untuk memeriksa kadar zat tertentu dalam darah yang mungkin mengarah
ke masalah jantung.
5) Kateterisasi jantung dan biopsi
Dalam prosedur ini, tabung tipis (kateter) dimasukkan di pangkal paha dan
berulir melalui pembuluh darah ke jantung, di mana contoh kecil (biopsi) dari
jantung, jika diindikasikan, dapat diekstraksi untuk analisis laboratorium.
6) Tekanan dalam ruang jantung
Dapat diukur untuk melihat bagaimana paksa darah memompa melalui
jantung. Gambar arteri jantung dapat diambil selama prosedur (angiogram
koroner) untuk memastikan bahwa tidak memiliki penyumbatan.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian Primer
a. Airway
• Kaji dan pertahankan jalan nafas
• Lakukan head tilt, chin lift jika perlu
• Gunakan bantuan untuk memperbaiki jalan nafas jika diperlukan
• Perimbangkan untuk dirujuk ke anastesi untuk dilakukan intubasi jika
tidak mampu menjaga jalan nafas
• Jika pasien menunjukan gejala yang mengancam kehidupan, yakinkan
mendapat pertolongan medis secepatnya
b. Beathing
• Kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximetri, dengan tujuan
mempertahankan saturasi oksigen > 92%
• Berikan oksigen aliran tinggi dengan mengguankan non re-breath mask
• Kaji respiratory rate
• Periksa sistem pernafasan , cari tanda-tanda:
Cyanosis
Deviasi trachea
Kesimetrisan pergerakan dada
Retraksi dinding dada
Dengarkan adanya:

Wheezing, ronchi
c. Circulation
• Kaji denyut jantung dan ritme, pulsasi, akral
• Catat tekanan darah
• Lakukan pemeriksaan EKG

d. Disability
• Kaji penurunan tingkat kesadaran
e. Exposure
• Pada saat pasien stabil dapat ditanyakan riwayat dan pemeriksaan

lainnya.
2. Pemeriksaan Fisik

b. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : Composmentis
b. TD : biasanya > 140/100 mmHg
c. Nadi : 90 x /menit
d. Pernafasan : >20 x /menit
e. Suhu : 36,8 ° C

h. Sistem pernafasan
RR >24 x/mnt,bentuk hidung simetris,terdapat nafas cuping hidung,bentuk
dan pergerakan paru tidak simetris,tidak ada barellchest,napas cepat dan
dan dalam,terdengar whezing pada lapang paru.fremitus vokal
simetris,orthopnea.
k. Sistem Kardiovaskuler
Palpasi : Mengalami Pergeseran Pada yaitu ada di antara ICS 5 dan
ICS 6
Ictus Cordis : Titik denyut apex tidak tepat berada pada ICS 5
Perkusi :
Batas Atas : IC2
Batas Bawah : di antara IC 5 dan IC 6
Batas Kanan : Linea Midsternalis
dextra
Batas kiri : sedikit bergeser dari Midclavikularis Sinestra
Pembasaran Jantung : Terjadi Pembesaran Jantung
Auskultasi :
BJ 1 : Lup
BJ 2 : Dup
BJ 3 : Tidak
Terdengar BJ Tambahan : Tidak
Terdengar
TD: >140/90mmHg, Nadi : 92 x/mnt Tidak.terdapat distensi vena
jugularis.tidak ada suara jantung tambahan.tidak ada clubing fingger,CRT
< 3 dtk.tidak terlihat iktus cordis Konjungtiva tidak anemis, tidak ada
oedema palpebra, tidak ada sianosis hidung, lidah, bibir ,kuku, Allert test
(-),akral dingin.
EKG : LAH — LVH
Q wave III AVF V1 — V4 Inferior Miokard Infark
Akut
ST Elevasi III AVF V1 — V4
ST Depresi 1 AVL — V5 — V6 Anteseptal Miokard Infark
n. Sistem Pencernaan

Bising usus 12 x/mnt,.mulut simetris.tidak ada stomatitis. Mukosa mulut lembab,


ada reflek menelan, tidak ada nyeri tekan epigastrik, tidak teraba pembesaran
hepar, tidak teraba masa dikolon, tidak ada distensi abdomen.

m. Sistem Persyarafan
Kesadaran kompos mentis,GCS E4M6V5.. Reflek pupil terhadap cahaya
(+), tidak ada strabismus, klien mampu bedakan stimulus tajam tumpul
halus kasar, klien mampu merespon pembicaraan dengan benar
a. Sistem Endokrin
Tidak ada eksoftalmus,tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, chovstek
sign(-) karpopedal (-), tremor (-).
g. Sistem Genitourinari
Area genetal bersih tidak ada tanda peradangan,terpasang folley cateter.
vesika urinari tidak teraba penuh,tidak ada pembesaran ginjal.
h. Sistem Muskuloskeletal
Kekuatan otot penuh ,tonus otot baik,terdapat edema pada ekstremitas
bawah.
i. Sistem integumen dan imunitas
Ada edema pada kaki,kulit kering.turgor kulit sedang,piting edema ++
j. Sistem Penginderaan
Pasien dapat membaca pada jarak 30cm.pasien dapat mendengar dengan
jelas.

3. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan pola nafas b/d posisi tubuh yang menghambat ekpansi
paru
b. Penurunan curah jantung b/d Penurunan kontraktilitas jantung
c. Intoleransi aktifitas b/d Kelemahan
d. Resiko gangguan pertukaran gas b/d Perubahan membran kapiler alveolar

4. Intervensi
Diagnosa Rencana keperawatan
Keperawatan/
Masalah Tujuan dan Intervensi
Kolaborasi Kriteria Hasil
Pola Nafas tidak NOC: NIC:
efektif  Respiratory status : mudah, tidakada
berhubungan Ventilation
dengan :  Respiratory status :
- Hiperventilasi Airway patency
- Penurunan energi/kelelahan  Vital sign Status
- Perusakan/pelemahan
muskulo- skeletal Setelah dilakukan
- Kelelahan otot pernafasan tindakan
- Hipoventilasi sindrom keperawatan
- Nyeri selama
- Kecemasan pasien
- Disfungsi Neuromuskuler menunjukkan
- Obesitas keefektifan pola
- Injuri tulang belakang nafas,
dibuktikan
DS: dengan kriteria
- Dyspnea hasil:
- Nafas pendek DO:  Mendemonstrasikan
- Penurunan tekanan batuk efektif dan suara
inspirasi/ekspirasi nafas yang bersih, tidak
ada sianosis dan
- Penurunan pertukaran dyspneu (mampu
udara per menit mengeluarkan sputum,
- Menggunakan otot mampu bernafas dg
pernafasan tambahan
• Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
• Pasang mayo bila perlu
• Lakukan fisioterapi dada jika
perlu
• Keluarkan sekret dengan
batuk atau suction
• Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara
tambahan
• Berikan bronkodilator :
-…………………..
…………………….
• Berikan pelembab udara
Kassa basah NaCl Lembab
• Atur intake untuk
cairan mengoptimalkan
keseimbangan.
• Monitor respirasi dan status O2
 Bersihkan mulut, hidung dan
secret trakea
 Pertahankan jalan nafas yang
paten
 Observasi adanya
tanda tanda
hipoventilasi
 Monitor adanya kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
- Orthopnea pursed lips)  Monitor vital sign
- Pernafasan pursed-lip  Menunjukkan jalan nafas  Informasikan pada pasien dan keluarga
- Tahap ekspirasi yang paten (klien tidak tentang tehnik relaksasi untuk
berlangsung sangat merasa tercekik, irama memperbaiki pola nafas.
lama nafas, frekuensi  Ajarkan bagaimana batuk efektif
- Penurunan kapasitas vital pernafasan dalam  Monitor pola nafas
- Respirasi: < 11 — 24 x /mnt rentang normal, tidak
ada suara nafas


aTbannodramTaaln) da
vital dalam rentang
normal (tekanan darah,
nadi, pernafasan)

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


MasaIah
KoIaborasi Tujuan dan Kriteria HasiI Intervensi

Penurunan curah jantung b/d GEK < GCK <


gangguan irama jantung, stroke • Cardiac  Evaluasi adanya nyeri dada
volume, pre load dan Pump  Catat adanya disritmia jantung
afterload, kontraktilitas effectiveness  Catat adanya tanda dan gejala penurunan
jantung. cardiac putput
• Circulation Status
Vital Sign Status  Monitor status pernafasan yang
DO/DS:

Tissue perfusion: menandakan gagal jantung


- Aritmia, takikardia, •

 Monitor balance cairan


bradikardia perifer Setelah dilakukan

- Palpitasi, oedem asuhan
Mpeonngiotobratraenspaontiapraistmienia ter
- Kelelahan selama………penurunan hadap efek
- Peningkatan/penurunan JVP kardiak output
 Atur periode latihan dan istirahat untuk
- Distensi vena jugularis klien teratasi dengan kriteria
menghindari kelelahan
- Kulit dingin dan lembab hasil:  Monitor toleransi aktivitas pasien
- Penurunan denyut nadi perifer  Tanda Vital dalam  Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu
- Oliguria, kaplari refill lambat rentang normal dan ortopneu
- Nafas pendek/ sesak nafas (Tekanan darah,  Anjurkan untuk menurunkan stress
- Perubahan warna kulit Nadi, respirasi) □ Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
- Batuk, bunyi jantung S3/S4  Dapat mentoleransi □ Monitor VS saat pasien berbaring,
- Kecemasan aktivitas, tidak ada duduk, atau berdiri
kelelahan □ Auskultasi TD pada kedua lengan
 Tidak ada edema dan bandingkan
paru, perifer, dan □ Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
tidak ada asites selama, dan setelah aktivitas
 Tidak ada □ Monitor jumlah, bunyi dan irama jantung
penurunan □ Monitor frekuensi dan irama pernapasan
kesadaran □ Monitor pola pernapasan abnormal
 AGD dalam batas normal □ Monitor suhu, warna, dan kelembaban
 Tidak ada distensi vena
leher kulit
 Warna kulit
normal □ Monitor sianosis perifer
□ Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
□ Identifikasi penyebab dari perubahan
vital sign
□ Jelaskan pada pasien tujuan dari
pemberian oksigen
□ Sediakan informasi untuk
mengurangi stress
□ Kelola pemberian obat anti aritmia,
inotropik, nitrogliserin dan vasodilator
untuk mempertahankan kontraktilitas
jantung
□ Kelola pemberian antikoagulan untuk
mencegah trombus perifer
□ Minimalkan stress lingkungan
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
MasaIah Tujuan dan Kriteria HasiI Intervensi
KoIaborasi
Gangguan Pertukaran gas NOC: NIC :
Berhubungan dengan :  Respiratory Status : Gas • Posisikan pasien untuk
 ketidakseimbangan perfusi exchange memaksimalkan ventilasi
ventilasi  Keseimbangan asam • Pasang mayo bila perlu
 perubahan membran Basa, Elektrolit • Lakukan fisioterapi dada jika perlu
kapiler-alveolar DS:  Respiratory Status : • Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
 sakit kepala ketika bangun ventilation • Auskultasi suara nafas, catat adanya
 Dyspnoe  Vital Sign Status suara tambahan
 Gangguan Setelah dilakukan
• Berikan bronkodilator ;
penglihatan DO: tindakan
-………………….
 Penurunan CO2 keperawatan selama ….
-………………….
 Takikardi Gangguan pertukaran pasien
• Barikan pelembab udara
 Hiperkapnia teratasi dengan kriteria hasi:
Atur intake untuk cairan
 Keletihan Mendemonstrasikan


 Iritabilitas peningkatan ventilasi dan mengoptimalkan keseimbangan.
 Hypoxia oksigenasi yang adekuat • Monitor respirasi dan status O2
 kebingungan  Memelihara kebersihan • Catat pergerakan dada,amati
 sianosis paru paru dan bebas dari kesimetrisan, penggunaan otot tambahan,
 warna kulit tanda tanda distress retraksi otot supraclavicular dan
abnormal pernafasan intercostal
(pucat,  Mendemonstrasikan batuk • Monitor suara nafas, seperti dengkur
kehitaman) efektif dan suara nafas • Monitor pola nafas : bradipena,
 Hipoksemia yang bersih, tidak ada takipenia, kussmaul, hiperventilasi,
 hiperkarbia sianosis dan dyspneu cheyne stokes, biot
 AGD abnormal (mampu mengeluarkan • Auskultasi suara nafas, catat area
 pH arteri abnormal penurunan / tidak adanya ventilasi
sputum, mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada dan
frekuensi dan kedalaman
nafas abnormal pursed lips) suara tambahan
 Tanda tanda vital dalam • Monitor TTV, AGD, elektrolit dan ststus
rentang normal mental
 AGD dalam batas normal • Observasi sianosis khususnya
 Status neurologis dalam membran mukosa
batas normal • Jelaskan pada pasien dan keluarga
tentang persiapan tindakan dan tujuan
penggunaan alat tambahan (O2, Suction,
Inhalasi)
• Auskultasi bunyi jantung, jumlah, irama
dan denyut jantung
Daftar Pustaka
PERKI, (2016). Panduan praktis klinik (PPK) dan Clinical pathway (CP)
penyakit jantung dan pembuluh darah.

shenasa, m. (2017). Hypertension, left νentricular hypertrophy and sudden cardiac death, 2.

yildiz, m. (2019). journal pre-poof. left νentriculer hypertrophy and hypertension.

Nanda Nic Noc (2018) Diagnosa Keperawatan.

VIII. Patofisiologi

Anda mungkin juga menyukai