OLEH:
ROSLINCE UMBU PATI
2021611039
PENDAHULUAN
untuk membantu persalinan yang tidak bisa dilakukan secara normal akibat
masalah kesehatan ibu atau kondisi janin. Tindakan ini diartikan sebagai
dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi untuk melahirkan janin dari
dalam rahim (Arda & Hartaty, 2021). Menurut Guyton dalam (Santika &
Iskandar, 2021) bahwa Sectio caesarea adalah salah satu bentuk pengeluaran
ibu (laparotomy) dan uterus (hiskotomy) untuk mengeluarkan satu bayi atau
lebih. Sectio caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan
berat diatas 5000 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh.
rata-rata section caesarea di sebuah Negara adalah 5-15% per 1000 kelahiran
di dunia dan angka persalinan dengan section caesarea sekitar 10-15% dari
persalinan adalah 17,6 persen, tertinggi di wilayah DKI Jakarta (31,3%) dan
Infeksi di tandai dengan adanya cairan nanah yang berasal dari luka, nyeri,
bedah sesar dapat meningkatkan angka kesakitan bagi setiap wanita yang baru
saja melahirkan(Sari & Fajri, 2019). Sekitar 18.5 juta operasi sesar dilakukan
setiap tahun di seluruh dunia. Mayoritas Negara yang menghasilkan 18.5 juta
sesar berasal dari Afrika (68.5%) dan Asia (29.6%). Karena peningkatan yang
terus menerus di seluruh dunia dalam insiden kelahiran sesar, jumlah wanita
ibu yang di sebabkan oleh infeksi post sectio caesarea di Indonesia pada tahun
2013 mencapai 7,3% dan 90% dari morbiditas pasca operasi disebabkan oleh
Dampak positif tindakan SC dapat membantu persalinan ibu, apabila ibu tidak
konsep diri ibu. Karena ibu kehilangan pengalaman melahirkan secara normal
serta kehilangan harga diri yang terkait dengan perubahan citra tubuh akibat
cukup, pasien masih merasakan nyeri yang berat sehingga diperlukan terapi
muncul.
1.2 Tujuan
Dr Sudarsono Pasuruan.
1.3 Manfaat
1.3.1 Teoritis
1.3.2 Praktis
care.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ibu dan uterus untuk mengeluarkan satu bayi atau lebih. Cara ini biasanya
kelahiran normal (I. Rahim & Hengky, 2020) Sectio Caesarea merupakan
suatu persalinan buatan, yaitu janin dilahirkan melalui insisi pada dinding
perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta
bobot janin diatas 500 gram (Nurkhasanah U, 2018). Salah satu tindakan
pada dinding dan rahim perut ibu dengan syarat rahim harus dalam
berikut :
(CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran
jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara alami.
komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi. Selain itu,
bayi kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah letak lintang
adanya tumor, dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek
b) Letak sungsang
pelvic, rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre-
akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu, dalam proses
darah, dan saraf - saraf di sekitar daerah insisi. Hal ini akan merangsang
(Ngatminah, 2014)
Pathway Sectio Caesarea( SC )
laktasi luka
Penurunan tonus otot Jaringan terputus Jaringan terbuka
-Progesteron dan nyeri
Penurunan kerja otot Merangsang area Proteksi kurang estrogen serta
eliminasi sensorik prolaktin menurun
Invasi bakteri
Penurunan peristaltic usus Gangguan rasa Pertumbuhan Resti infeksi
nyaman kelenjar susu dan
Risiko infeksi
Konstipasi gangguan
Nyeri akut - Isapan bayi rasa nyaman
Penurunan kerja otot - Oksitosin meningkat
ekstermitas bawah - Ejeksi ASI
Penurunan tonus
Gangguan
otot vesika urinaria Tidak adekuat ASI
bedrest pola tidur
Defisi
Distensi kandung pengetahuan
Efek anastesi
kemih
Pembatasan
Gangguan eliminasi
intake peroral
urine Risiko
ketidakseimbangan
cairan
2.1.4 Manifestasi Klinis
a. Ruang pemulihan
Dalam ruang pemulihan prosedur yang harus dilakukan yaitu
memantau dengan cermat jumlah perdarahan dari vagina dan
palpasi fundus uteri untuk memastikan bahwa uterus berkontraksi
dengan baik
b. Pemberian Cairan Intravena
Perdarahan yang tidak disadari di vagina selama tindakan dan
perdarahan yang tersembunyi didalam uterus atau keduanya, sering
menyebabkan perkiraan kehilangan darah menjadi lebih rendah
daripada sebenarnya. Cairan intravena yang perlu disiapkan untuk
memenuhi kebutuhan klien yaitu larutan Ringer Laktat atau larutan
Kristaloid ditambah Dektrosa 5%. Bila kadar Hb rendah diiberikan
transfusi darah sesuai kebutuhan.
c. Tanda-Tanda Vital
Setelah pulih dari ansetesi, observasi pada klien dilakukan setiap
setengah jam setelah 2 jam pertama dan tiap satu jam selama
minimal 4 jam setelah didapatkan hasil yang stabil. Tanda vital
yang perlu dievaluasi yaitu Tekanan darah, Nadi, Jumlah urin,
Jumlah perdarahan, Status fundus uteri, Suhu tubuh.
d. Analgesik
Pemberian analgesik dapat diberikan paling banyak setiap 3 jam
untuk mengurangi nyeri yang dirasakan. Pemberian analgesik dapat
berupa Meperidin 75-100mg intramuskuler dan morfin sulfat
1015mg intramuskuler.
e. Pengawasan fungsi vesika urinaria dan usus
Kateter vesika urinaria biasanya dapat dilepas dalam waktu 12 jam
setelah operasi dilakukan. Sedangkan untuk makanan padat dapat
diberikan kurang lebih 8 jam stelah operasi, atau jika klien tidak
mengalami komplikasi.
f. Pemeriksaan laboratorium
Hematrokit secara rutin diukur pada pagi hari stelah pembedahan.
Pemeriksaan dilakukan lebih dini apabila terdapat kehilangan darah
yang banyak selama operasi atau menunjukkan tanda-tanda lain
yang mengarah ke hipovoemik.
g. Menyusui
Menyusui dilakukan pada hari 0 post Sectio Caesarea. Apabila klien
memutuskan untuk tidak menyusui, dapat diberikan bebat untuk
menopang payudara yang bisa mengurangi rasa nyeri pada
payudara.
h. Pencegahan infeksi pasca operasi
Infeksi panggul pasca operasi merupakan penyebab tersering dari
demam dan tetap terjadi pada 20% wanita walaupun telah diberikan
antibiotik profilaksis. Sejumlah uji klinis acak telah membuktikan
bahwa antibiotik dosis tunggal dapat diberikan saat Sectio Caesarea
untuk menrunkan angka infeksi.
i. Mobilisasi
Mobilisasai dilakukan secara bertahap meliputi miring kanan dan kiri
dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah operasi. Hari kedua post operasi
penderita dapat didudukkan selama 5 menit dan diminta untuk
bernafas dalam. Kemudian posisi tidur telentang dapat diubahmenjadi
posisi setengah duduk. Selanjutnya dengan berturrut-turut selama hari
demi hari pasien dianjurkan belajar uduk selama sehari, belajar
berjalan, dan kemudian berjalan sendiri pada hari ketiga sampai hari
kelima pasca operasi sectio caesarea.
2.2 Konsep Masalah Keperawatan
2.2.1 Pengertian Resiko Infeksi
Menurut buku SDKI No.304 code: D.0140 resiko infeksi adalah berisiko
2.2.2 Penyebab
c) Malnutrisi
a. AIDS
b. Luka terbakar
c. Penyakit paru obstruktif kronis
d. DM
e. Tindakan infasif
g. Penyalagunaan obat
2.2.5 Penatalaksanaan
lingkungan pasien
dengan berfokus pada pasien dan berorientasi pada tujuan (Sharfina, 2019).
2.3.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari dasar utama dari proses
keperawatan. engkajian keperawatan adalah proses pengumpulan,
pengujian, analisa, dan mengkomunikasikan data tentang klien. Tujuan
pengkajian untuk membuat data dasar tentang tingkat kesehatan klien,
praktik kesehatan, penyakit terdahulu, dan pengalaman yang
berhubungan, dan tujuan perawatan kesehatan. Status pasien akan
mengatur waktu dan kedalaman.Pengumpulan data yang akurat dan
sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola
pertahanan klien ,mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien,serta
merumuskan diagnosa keperawatan.Pengkajian adalah pemikiran asar
dari proses asuhan keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan
data atau informasi dari klien agar dapat mengidentifikasi,mengnal
masalah-masalah,kenutuhan kesehatan dan keperawatan klien baik
mental,sosial,dan lingkungan (Hutagalung, 2019)
Menurut (Hutagalung, 2019) bahwa pengkajian terdiri dari:
a) Identitas klien
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama,
pekerjaan, status pernikahan, suku/bangsa, alamat, nomor rekam
medis, ruang rawat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian,
diagnosa medis, dan identitas penanggung jawab.
b) Riwayat keluarga dan Tahap Perkembangan
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Dari beberapa tahap perkembangan keluarga, identifikasi tahap
perkembangan keluarga saat ini. Tahap perkembangan keluarga
ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.
2) Tahap Perkembangan keluarga yang belum tercapai
Identifikasi tahap perkembangan keluarga yang sudah
terpenuhi dan yang belum terpenuhi. Pengkajian ini juga
menjelaskan kendala – kendala yang membuat tugas
perkembangan keluarga tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
Pengkajian dilakukan mengenai riwayat kesehatan keluarga
inti, meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing – masing anggota keluarga meliputi penyakit yang
pernah diderita oleh keluarga, terutama gangguan jiwa.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Pengkajian mengenai riwayat kesehatan orang tua dari suami
dan istri, serta penyakit keturunan dari nenek dan kakek
mereka. Berisi tentang penyakit yang pernah diderita oleh
keluarga klien, baik berhubungan dengan panyakit yang
diderita oleh klien, maupun penyakit keturunan dan menular
lainnya.
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b.d agen pencedera fisik, luka post operasi Sectio
Caesarea.(D.0077)
(D.0143)
0054)
( D.0040)
8) Gangguan pola tidur b.d nyeri akibat luka post Sectio Caesarea.
(D.0055)
1. Tindakan
Observasi
Terapeutik
lingkungan pasien
Edukasi
Kolaborasi
pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang
baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Astuti et al., 2017).
lingkungan pasien
Keperawatan, 2017). Pada tah ap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan yaitu
berlangsung atau menilai dari respon pasien disebut evaluasi proses dan
evaluasi hasil. Terdapat dua jenis evaluasi yaitu evaluasi formatif dan evaluasi
merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status pasien pada
Ekspetasi Menurun
Kriteria hasil menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
menurun meningka
t
Kebersihan 1 2 3 4 5
tangan
Kebbersihan
badan 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Letargi 1 2 3 4 5
Gangguan 1 2 3 4 5
kognitif
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Kadar sel darah memburuk membaik
putih 1 3 5
2 4
Kultur darah 1 3 5
2
1 4
Kultur urine 3 5
2
Kultur sputum 1 2 3 4 5
Kultur area luka 1 2 3 4 5
Kultur feses 1 2 3 4 5
Kadar sel darah 1 2
3 4 5
putih
1
4
.
BAB III
METODE
Penulisan karya tulis ilmiah menggunakan metode desain karya tulis ilmiah
2. Studi kasus ini adalah 3 pasien dengan Post Sectio Caesarea dengan
Dr.Soedarsono Pasuruan.
kasus di sini adalah di rumah sakit DR.Soerdarsono Pasuruan Malang Studi kasus
terjadinya masalah.
masalah.
Variabel Defenisis
Resiko infeksi Berisiko mengalami peningkatan terserang
organisme patogenik.
Pasien post Sectio Caesarea Pasien post SC adalah pasien yang mengalami
proses persalinan dengan melalui pembedahan
dimana irisan dilakukan diperut ibu dan rahim
untuk mengeluarkan bayi.
diperlukan dalam studi kasus ini. Metode pengumpulan data yang digunakan
langsung. Pada studi kasus ini, sumber data diperoleh dari hasil
2. Observasi
3. Dokumentasi
keperawatan maternitas.
data ini untuk melakukan asuhan keperawatan pada keluarga klien. Teknik
tersebut.
Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut :
(anonymity).
3. Rahasia (confidentiality)