HIV
Tabel 2.2
Tinggi Fundus Uteri Menurut Leopold
I. Pengobatan ARV
Pengobatan ARV jangka panjang, teratur dan disiplin, penularan 1 dari ibu ke
anak bisa diturunkan hingga 2% (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
2015). ARV sudah terbukti dapat menghambat replikasi virus sehingga kadar
virus dalam darah yang menginfeksi sel kekebalan tubuh atau CD4 menurun dan
akibatnya kekebalan tubuh mulai pulih atau meningkat (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2015).
Untuk memulai terapi ARV perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
1. persiapan klien secara fisik/mental untuk menjalani terapi melalui edukasi
prapemberian ARV;
2. bila terdapat infeksi oportunistik, maka infeksi tersebut perlu diobati terlebih
dahulu. Terapi ARV baru bisa diberikan setelah infeksi oportunistik diobati dan
stabil (kira-kira setelah dua minggu sampai dua bulan pengobatan).
3. Profilaksis kotrimoksazol diberikan pada stadium klinis 2, 3, 4 dan atau CD4 <
200. Untuk mencegah PCP, Toksoplasma, infeksi bacterial (pneumonia, diare)
dan berguna juga untuk mencegah malaria pada daerah endemis;
4. pada ibu hamil dengan tuberkulosis: OAT selalu diberikan mendahului ARV
sampai kondisi klinis pasien memungkinkan (kira-kira dua minggu sampai dua
bulan) dengan fungsi hati baik untuk memulai terapi ARV.
Syarat pemberian ARV pada ibu hamil dikenal dengan singkatan SADAR, yaitu
sebagai berikut.
1. Siap: menerima ARV, mengetahui dengan benar efek ARV terhadap infeksi HIV.
2. Adherence: kepatuhan minum obat.
3. Disiplin: minum obat dan kontrol ke dokter.
4. Aktif: menanyakan dan berdiskusi dengan dokter mengenai terapi.
5. Rajin: memeriksakan diri jika timbul keluhan.
J. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum
Kesadaran sangat penting dinilai dengan melakukan anamnesis Penilaian pada
glasgow coma scale: Compos mentis (sadar penuh) (Potter 2009).
2) Tanda-tanda vital
1) Suhu
Suhu tubuh yang normal adalah 36 – 37,5 oC. Suhu tubuh lebih dari 37oC perlu
diwaspadai adanya infeksi (Romauli, 2011).
2) Tekanan Darah
Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila tekanan darah
meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih, dan atau diastolik 15 mmHg atau
lebih, kelainan ini dapat berlanjut menjadi pre eklampsia dan eklampsia kalau
tidak ditangani dengan tepat (Romauli, 2011).
3) Nadi
Dalam keadaan santai denyut nadi ibu sekitar 60 – 80 x/ menit. Denyut nadi 100
x/ menit atau lebih dalam keadaan santai merupakan pertanda buruk. Jika denyut
nadi ibu 100 x/ menit atau lebih, mungkin ibu mengalami salah satu atau lebih
keluhan seperti tegang, ketakutan atau cemas akibat masalah tertentu, perdarahan
berat, anemia, demam, gangguan tiroid, gangguan jantung (Romauli, 2011).
4) Pernapasan
Untuk mengetahui fungsi sistem pernapasan. Normalnya 16 – 24 x / menit
(Romauli, 2011).
3) Berat Badan
Berikut ini merupakan kenaikan berat badan yang dianjurkan pada ibu hamil
sesuai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)
Tabel 2.9
Penambahan Berat Badan Berdasarkan IMT
Obesitas >29 ≥7
Gemeli 16 – 20,5
K. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan kepada ibu TD 100/60 S : 37 °𝐶 N : 82
x/,menit P : 24 x/menit, keadaan janin sehat tetapi masih dalam keadaan
melintang, ibu tidak usah cemas janin masih bisa berputar dengan cara ibu sujut
atau menungging dan menggoyangkan badan kedepan dan kebelakang secara
perlahan lakukan dengan rutin sehari sebanyak 2 kali dengan waktu 5-15 menit
E : Informasi membuat ibu lebih kooperatif dan mengurangi kecemasan ibu
terhadap kondisi kehamilan dan janinnya.
2. Memberikan ibu KIE tentang pola nutrisi yang bergizi dan seimbang
E : ibu sangat kooperatif sehingga ibu mengerti dan memahami makanan yang
bernutrisi
3. Menyarankan pada ibu untuk istirahat cukup selama hamil siang maximal 2 jam
malam 6 jam
E : ibu sangat kooperatif sehingga ibu mengerti dan memahami tentang kebutuhan
istirahat yang diperlukan untuk ibu hamil
4. Memberikan dukungan atau support mental kepada ibu secara fisik atau mental
untuk menjalani terapi pemberian ARV.
E: ibu sangat senang dan menerima dukungan yang telah diberikan
5. Mengingatkan ibu untuk tetap minum obat secara teratur dari dokter kandungan.
E : ibu sangat senang dan tetap semangat untuk kesehatan janinnya.
6. Memberitahu ibu untuk mengunakan alat kontrasepsi kondom saat berhubungan
dengan suami.
E : ibu sangat kooperatif sehingga apa yang dijelaskan dapat dimengerti.
7. Mendiskusikan dengan ibu dalam menentukan jadwal kunjungan selanjutnya pada
tanggal 7 Mei 2018
E : ibu bersedia datang kembali sesuai jadwal yang sudah ditentukan
L. DIAGNOSA
1) Kekurangan volume cairan b/d diare berat
2) Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d pengeluaran yang
berlebihan(muntah dan diare berat)
3) Nyeri b/d infeksi
4) Kerusakan integritas kulit b/d diare berat
5) Ansietas b/d transmisi dan penularan interpersonal
6) Resiko tinggi isolasisosial b/d persepsi tentang tidak akan diterima oleh
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2015. Pedoman, Pelaksanaan perencaan penularan HIV dan sivilis ibu
dan anak bagi tenaga kesehatan : Kementrian Kesehatan
Manuaba, I.B.G, dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta: EGC
Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba
Medika.
Sulistyawati, Ari dan Nugraheny, Esti. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu
Bersalin. Jakarta: Salemba MedikaHani, Ummi, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan
paa Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika