Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN DAN

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN KARDIOMEGALI

OLEH:
MARNIATI BULU
2021611005

PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBUWHANA TUNGGADEWI
MALANG
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KARDIOMEGALI

A. KONSEP DASAR

1. Pengertian

Salah satu organ yang memiliki fungsi vital dalam kelangsungan hidup manusia
adalah jantung. Jantung merupakan salah satu organ yang berfungsi untuk memompa
darah ke pembuluh darah dengan kontraksi yang berirama dan berulang. Salah satu
penyebab kematian terbesar di indonesia adalah penyakit jantung. Hal lain yang dapat
terjadi dari jantung adalah pembesaran ukuran jantung ( kardiomegali).

Kardiomegali adalah sebuah keadaan anatomis ( struktur organ ) dimana besarnya


jantung lebih besar dari ukuran jantung normal, yakni lebih besar dari 55% besar rongga
dada. Pada kardiomegali salah satu atau lebih dari 4 ruangan jantung membesar. Namun
umumnya kardiomegali diakibatkan oleh pembesaran bilik jantung kiri ( ventrikel kardia
sinistra)

Kardiomegali adalah suatu kondisi dimana jantung membesar dengan rasio


kardiotoraks lebih dari 0,50. Hal ini dapat dikaitkan dengan banyak penyebab, tapi
sebagian besar karena output jantung yang rendah, jika tidak disebutkan sebagai gagal
jantung. Sebuah rasio kardiotoraks adalah cara untuk mengukur ukuran hati seseorang.
Dalam hal ini, kardiomegali terjadi jika jantung lebih dari 50 persen lebih besar dari
diamete bagian dalam tulang rusuk seseorang.

2. Etiologi
Penyebabnya ada banyak sekali, hampir semua keadaan yang memaksa jantung
untuk bekerja lebih keras dapat menimbulkan perubahan-perubahan pada otot jantung
sehingga jantung akan membesar. Logikanya adalah misalnya pada binaragawan, otot-
ototnya membesar karena seringnya mereka melakukan aktivitas beban tinggi. Jantung
juga demikian. Penyebab yang terbanyak:
a. Penyakit Jantung Hipertensi
Pada keadaan ini terdapat tekanan darah yang tinggi sehingga jantung
dipaksa kerja ekstra keras memompa melawan gradien tekanan darah perifer anda
yang tinggi.
b. Penyakit Jantung Koroner
Pada keadaan ini sebagian pembuluh darah jantung (koroner) yang
memberikan pasokan oksigen dan nutrisi ke jantung terganggu Sehingga otot-otot
jantung berusaha bekerja lebih keras dari biasanya menggantikan sebagian otot
jantung yang lemah atau mati karena kekurangan pasokan darah.
c. Kardiomiopati (diabetes, infeksi)
Yakni penyakit yang mengakibatkan gangguan atau kerusakan langsung
pada otot-otot jantung. Hal ini dapat bersifat bawaan atau karena penyakit

metabolisme seperti diabetes atau karena infeksi. Akibatnya otot jantung harus
kerja ekstra untuk menjaga pasokan darah tetap lancar.
d. Penyakit Katup Jantung
Di jantung ada 4 katup yang mengatur darah yang keluar masuk jantung.
Apabila salah satu atau lebih dari katup ini mengalami gangguan seperti misalnya
menyempit (stenosis) atau bocor (regurgitasi), akan mengakibatkan gangguan
pada curah jantung (kemampuan jantung untuk memopa jantung dengan volume
tertentu secara teratur). Akibatnya jantung juga perlu kerja ekstra keras untuk
menutupi kebocoran atau kekurangan darah yang dipompanya.
e. Penyakit Paru Kronis
Mengapa penyakit paru kronis juga bisa menyebabkan kardiomegali?
Karena pada penyakit paru kronis dapat timbul keadaan di mana terjadi perubahan
sedemikian rupa pada struktur jaringan paru sehingga darah menjadi lebih sulit
untuk melewati paru-paru yang kita kenal dengan nama "Hipertensi Pulmonal".
Karena itu bilik jantung kanan yang memompa darah ke paru-paru perlu kerja
ekstra keras, sehingga tidak seperti kebanyakan kardiomegali bukan bilik kiri
yang membesar tapi bilik kanan, tapi jika sudah berat bahkan bilik kiri pun akan
ikut membesar.
Kardiomegali itu sering kali disertai dengan keadaan gagal jantung. Oleh
karena itu kardiomegali seringkali menunjukkan bahwa jantung telah lama
mengalami kegagalan fungsi yang sudah berlangsung cukup lama dan berat.
Selain itu kardiomegali cenderung membuat jantung mudah terkena penyakit
jantung koroner karena jantung yang besar perlu pasokan darah dan oksigen yang
besar sedangkan pasokan darah belum tentu lancar. Kardiomegali berpotensi
berbahaya tapi yang lebih berbahaya adalah penyakit yang menyebabkannya,
karena seringkali timbul gejala-gejala klinis lain yang berpotensi fatal seperti
gagal jantung dan stroke.
f. Penyakit gangguan tiroid
Masalah pada tiroid baik itu tiroid kurang aktif (hipotiroidisme) ataupun
kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) dapat menyebabkan masalah
jantung, termasuk pembengkakan jantung.
g. Anemia
Anemia adalah suatu kondisi di mana tidak ada sel-sel darah merah yang
sehat untuk membawa oksigen yang cukup dan memadai untuk jaringan. Anemia
kronis yang tidak diobati dapat menyebabkan denyut jantung yang cepat atau
tidak teratur. Hal ini terjadi karena jantung harus memompa lebih banyak darah
untuk menebus kekurangan oksigen dalam darah.
 Faktor Resiko
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko kardiomegali, antara
lain:
1) Tekanan darah tinggi
2) Riwayat cardiomegaly ataupun cardiomyopathy di keluarga
3) Memiliki penyakit jantung koroner
4) Memiliki penyakit jantung turunan
5) Memiliki penyakit atau kelainan pada katup jantung
6) Pernah mengalami serangan jantung

3. Tanda dan gejala


1. Tergantung dari derajat keparahannya. Tampak gejala yang berhubungan
dengan kegagalan pompa jantung untuk bekerja dengan baik
2. Dapat disertai nggeliyer, pusing, atau sensasi mau jatuh. Orang awam
menyebutnya “vertigo”. Dalam istilah asingnya disebut “dizziness”.
3. Sesak nafas, seperti orang yang terengah-engah.
4. Terdapat cairan di rongga perut (ascites)
5. Kaki (tungkai, pergelangan kaki) membengkak
6. Berat badan bertambah karena pembengkakan
7. Palpitasi atau jantung berdebar

4. Patofisiologi
Hipertensi merupakan factor resiko utama penyebab penyakit kardiovasikuler.
Ventrikel kiri adalah target utama kerusakan organ akhir hipertensi. Left ventrikel
hipertofi yang terjadi pada hipertensi mula-mula merupakan proses adaptasi fisiologis,
akan tetapi dengan penambahan beban yang berlangsung terus Left ventrikel hipertofi
akan merupakan proses patologis. Hal ini terjadi bila telah dilampaui suatu masa kritis
ventrikel kiri sehingga menurunkan kemampuan jantung dan menurunkan cadangan
pembuluh darah koroner. mekanisme patofisiologi LVH yang mengarah ke aritmogenesis
diilustrasikan dengan baik pada Gambar. 1 dan disebabkan oleh peningkatan ukuran sel
miokard (hipertrofi sel), tanpa peningkatan jumlah sel miokard, yang pada gilirannya
menyebabkan peningkatan fibroblas, akumulasi kolagen interstisial, fibrosis, disfungsi
diastolik, remodeling miokard, kelainan seluler, kekacauan struktural miokard dan
aritmogenesis. [ CITATION moh17 \l 14345 ]
5. Pemeriksaan Penunjang
Jika memiliki gejala masalah jantung, maka harus melakukan pemeriksaan dan
ketertiban tes fisik untuk menentukan apakah jantung membesar dan untuk menemukan
penyebabnya. Tes-tes ini antara lain :
1) Foto Dada X-ray
Gambar X-ray membantu dokter melihat kondisi paru-paru dan jantung.
Jika jantung membesar pada sinar-X, tes lainnya biasanya akan diperlukan untuk
menemukan penyebabnya.
2) Tes Electrocardiogram
Mencatat aktivitas listrik jantung melalui elektroda menempel pada kulit.
Impuls dicatat sebagai gelombang dan ditampilkan pada monitor atau dicetak di
atas kertas. Tes ini membantu mendiagnosa masalah irama jantung dan kerusakan
jantung dari serangan jantung.
3) Tes Echocardiogram
Untuk mendiagnosis dan pemantauan pembesaran jantung menggunakan
gelombang suara untuk menghasilkan gambar video dari jantung. Dengan tes ini,
empat bilik jantung dapat dievaluasi.
4) Tes darah
Untuk memeriksa kadar zat tertentu dalam darah yang mungkin mengarah
ke masalah jantung.
5) Kateterisasi jantung dan biopsi
Dalam prosedur ini, tabung tipis (kateter) dimasukkan di pangkal paha dan
berulir melalui pembuluh darah ke jantung, di mana contoh kecil (biopsi) dari
jantung, jika diindikasikan, dapat diekstraksi untuk analisis laboratorium.
6) Tekanan dalam ruang jantung
Dapat diukur untuk melihat bagaimana paksa darah memompa melalui
jantung. Gambar arteri jantung dapat diambil selama prosedur (angiogram
koroner) untuk memastikan bahwa tidak memiliki penyumbatan.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian Primer
a. Airway
 Kaji dan pertahankan jalan nafas
 Lakukan head tilt, chin lift jika perlu
 Gunakan bantuan untuk memperbaiki jalan nafas jika diperlukan
 Perimbangkan untuk dirujuk ke anastesi untuk dilakukan intubasi jika
tidak mampu menjaga jalan nafas
 Jika pasien menunjukan gejala yang mengancam kehidupan, yakinkan
mendapat pertolongan medis secepatnya
b. Beathing
 Kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximetri, dengan tujuan
mempertahankan saturasi oksigen > 92%
 Berikan oksigen aliran tinggi dengan mengguankan non re-breath mask
 Kaji respiratory rate
 Periksa sistem pernafasan , cari tanda-tanda:
Cyanosis
Deviasi trachea
Kesimetrisan pergerakan dada
Retraksi dinding dada
 Dengarkan adanya:
Wheezing, ronchi
c. Circulation
 Kaji denyut jantung dan ritme, pulsasi, akral
 Catat tekanan darah
 Lakukan pemeriksaan EKG

d. Disability
 Kaji penurunan tingkat kesadaran
e. Exposure
 Pada saat pasien stabil dapat ditanyakan riwayat dan pemeriksaan
lainnya.

2. Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : Composmentis
b. TD : biasanya > 140/100 mmHg
c. Nadi : 90 x /menit
d. Pernafasan : >20 x /menit
e. Suhu : 36,8 ° C
b. Sistem pernafasan
RR >24 x/mnt,bentuk hidung simetris,terdapat nafas cuping hidung,bentuk
dan pergerakan paru tidak simetris,tidak ada barellchest,napas cepat dan
dan dalam,terdengar whezing pada lapang paru.fremitus vokal
simetris,orthopnea.
c. Sistem Kardiovaskuler
Palpasi : Mengalami Pergeseran Pada yaitu ada di antara ICS 5 dan
ICS 6
Ictus Cordis : Titik denyut apex tidak tepat berada pada ICS 5
Perkusi :
Batas Atas : IC2
Batas Bawah : di antara IC 5 dan IC 6
Batas Kanan : Linea Midsternalis
dextra
Batas kiri : sedikit bergeser dari Midclavikularis Sinestra
Pembasaran Jantung : Terjadi Pembesaran Jantung
Auskultasi :
BJ 1 : Lup
BJ 2 : Dup
BJ 3 : Tidak Terdengar
BJ Tambahan : Tidak Terdengar
TD: >140/90mmHg, Nadi : 92 x/mnt Tidak.terdapat distensi vena
jugularis.tidak ada suara jantung tambahan.tidak ada clubing fingger,CRT
< 3 dtk.tidak terlihat iktus cordis Konjungtiva tidak anemis, tidak ada
oedema palpebra, tidak ada sianosis hidung, lidah, bibir ,kuku, Allert test
(-),akral dingin.
EKG : LAH – LVH
Q wave III AVF V1 – V4 Inferior Miokard Infark
Akut
ST Elevasi III AVF V1 – V4
ST Depresi 1 AVL – V5 – V6 Anteseptal Miokard Infark
d. Sistem Pencernaan

Bising usus 12 x/mnt,.mulut simetris.tidak ada stomatitis. Mukosa mulut


lembab, ada reflek menelan, tidak ada nyeri tekan epigastrik, tidak teraba
pembesaran hepar, tidak teraba masa dikolon, tidak ada distensi abdomen.
e. Sistem Persyarafan
Kesadaran kompos mentis,GCS E4M6V5.. Reflek pupil terhadap cahaya
(+), tidak ada strabismus, klien mampu bedakan stimulus tajam tumpul
halus kasar, klien mampu merespon pembicaraan dengan benar
f. Sistem Endokrin
Tidak ada eksoftalmus,tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, chovstek
sign(-) karpopedal (-), tremor (-).
g. Sistem Genitourinari
Area genetal bersih tidak ada tanda peradangan,terpasang folley cateter.
vesika urinari tidak teraba penuh,tidak ada pembesaran ginjal.
h. Sistem Muskuloskeletal
Kekuatan otot penuh ,tonus otot baik,terdapat edema pada ekstremitas
bawah.
i. Sistem integumen dan imunitas
Ada edema pada kaki,kulit kering.turgor kulit sedang,piting edema ++
j. Sistem Penginderaan
Pasien dapat membaca pada jarak 30cm.pasien dapat mendengar dengan
jelas.

3. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan pola nafas b/d posisi tubuh yang menghambat ekpansi
paru
b. Penurunan curah jantung b/d Penurunan kontraktilitas jantung
c. Intoleransi aktifitas b/d Kelemahan
d. Resiko gangguan pertukaran gas b/d Perubahan membran kapiler alveolar

4. Intervensi
Diagnosa Rencana keperawatan
Keperawat
an/Masalah Tujuan dan Intervensi
Kriteria
Kolaborasi Hasil
Pola Nafas NOC: NIC:
tidak  Respiratory  Posisikan pasien untuk
efektif status : memaksimalkanventilasi
berhubung Ventilation  Pasang mayo bila perlu
andengan :  Respiratory  Lakukan fisioterapi dada jika
- Hiperventilasi status :Airway perlu
- Penurunan patency  Keluarkan sekret dengan
energi/kelelahan  Vital sign Status batuk atausuction
- Perusakan/pelema  Auskultasi suara nafas, catat
hanmuskulo- Setelah adanyasuara tambahan
skeletal dilakukan  Berikan bronkodilator :
- Kelelahan otot tindakan
pernafasan -…………………..
keperawat
- Hipoventilasi sindrom …………………….
an selama
- Nyeri  Berikan pelembab udara Kassa
pasie
- Kecemasan basahNaCl Lembab
n
- Disfungsi  Atur intake untuk cairan
menunjukkan
Neuromuskuler mengoptimalkan
keefektifan
- Obesitas keseimbangan.
polanafas,
 Monitor respirasi dan status O2
- Injuri tulang belakang dibuktikan
 Bersihkan mulut, hidung dan
dengan
DS: secrettrakea
kriteria hasil:
- Dyspnea  Mendemonstrasikan  Pertahankan jalan nafas yang
- Nafas pendek DO: batuk efektif dan paten
- Penurunan suara nafas yang  Observasi adanya tanda
tekanan bersih, tidak ada tandahipoventilasi
inspirasi/ekspir sianosis dan dyspneu  Monitor adanya kecemasan
asi (mampu pasienterhadap oksigenasi
mengeluarkan
- Penurunan
sputum, mampu
pertukaranudara
bernafasdg mudah,
per menit tidakada
- Menggunakan
otot pernafasan
tambahan
- Orthopnea pursed lips)  Monitor vital sign
- Pernafasan pursed-lip  Menunjukkan jalan  Informasikan pada pasien dan
- Tahap ekspirasi nafasyang paten keluargatentang tehnik relaksasi
berlangsung sangat (klien tidak merasa untuk memperbaiki pola nafas.
lama tercekik, irama  Ajarkan bagaimana batuk efektif
- Penurunan kapasitas nafas, frekuensi  Monitor pola nafas
vital pernafasan dalam
- Respirasi: < 11 – 24 x rentang normal,
/mnt tidak ada suara nafas
abnormal)
 Tanda Tanda vital
dalamrentang
normal (tekanan
darah, nadi,
pernafasan)

Diagnosa Rencana keperawatan


Keperawatan/
Tujuan dan Intervensi
Masala
Kriteria Hasil
h
Kolabo
rasi
Penurunan curah NOC : NIC :
 Cardiac  Evaluasi adanya nyeri dada
jantung b/d gangguan  Catat adanya disritmia jantung
irama jantung, stroke Pump
 Catat adanya tanda dan gejala
volume, pre load dan effectiven penurunancardiac putput
afterload, kontraktilitas ess  Monitor status
jantung.  Circulation Status
 Vital Sign Status pernafasan yang
 Tissue perfusion: menandakan gagal
DO/DS: jantung
- Aritmia, periferSetelah
 Monitor balance cairan
takikardia, dilakukan
 Monitor respon pasien
bradikardia asuhan
terhadap efekpengobatan
- Palpitasi, oedem selama………pen
- Kelelahan antiaritmia
urunan
- Peningkatan/penuruna  Atur periode latihan dan
n JVP kardiak
istirahat untukmenghindari
- Distensi vena jugularis output klien teratasi
kelelahan
- Kulit dingin dan dengan kriteria hasil:  Monitor toleransi aktivitas
lembab  Tanda Vital pasien
- Penurunan denyut nadi dalam rentang  Monitor adanya dyspneu,
perifer fatigue, tekipneudan ortopneu
- Oliguria, kaplari refill normal
lambat (Tekanan darah,  Anjurkan untuk menurunkan
- Nafas pendek/ sesak stress
Nadi,respirasi)  Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
nafas
- Perubahan warna kulit  Dapat  Monitor VS saat pasien
- Batuk, bunyi jantung mentoleransi berbaring, duduk,atau berdiri
S3/S4 aktivitas,
- Kecemasan  Auskultasi TD pada kedua
tidak ada lengan danbandingkan
kelelahan  Monitor TD, nadi, RR,
 Tidak ada edema sebelum, selama,dan setelah
paru,perifer, dan aktivitas
tidak ada asites  Monitor jumlah, bunyi dan
 Tidak ada irama jantung
 Monitor frekuensi dan irama
penurunan pernapasan
kesadaran  Monitor pola pernapasan
 AGD dalam batas abnormal
 Monitor suhu, warna, dan
normal
 Tidak ada
kelembabankulit
 Monitor sianosis perifer
distensi vena  Monitor adanya cushing
leher triad (tekanannadi yang
 Warna kulit normal
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari
perubahan vitalsign
 Jelaskan pada pasien tujuan dari
pemberianoksigen
 Sediakan informasi untuk
mengurangistress
 Kelola pemberian obat anti
aritmia, inotropik, nitrogliserin
dan vasodilator untuk
mempertahankan kontraktilitas
jantung
 Kelola pemberian antikoagulan
untuk mencegah trombus
perifer
 Minimalkan stress lingkungan
Diagnosa Rencana keperawatan
Keperawatan/
Masalah Tujuan dan Intervensi
Kolaborasi Kriteria Hasil
Gangguan Pertukaran NOC: NIC :
gas  Respiratory  Posisikan pasien untuk
Berhubungan dengan :
Status : Gas memaksimalkanventilasi
□ ketidakseimbangan
exchange  Pasang mayo bila perlu
perfusiventilasi  Lakukan fisioterapi dada jika
 Keseimbangan
□ perubahan perlu
asa  Keluarkan sekret dengan batuk
membrankapiler-
mBasa, atau suction
alveolar DS:
□ sakit kepala ketika Elektrolit  Auskultasi suara nafas, catat
bangun  Respiratory adanya suaratambahan
□ Dyspnoe Status :  Berikan bronkodilator ;
□ Ganggua ventilation -………………….
n  Vital Sign
-………………….
penglihatan  Barikan pelembab udara
Status Setelah  Atur intake untuk cairan
DO: dilakukan
□ Penurunan CO2 mengoptimalkan
□ Takikardi tindakan
keseimbangan.
□ Hiperkapnia keperawatan selama  Monitor respirasi dan status O2
□ Keletihan ….
□ Iritabilitas  Catat pergerakan dada,amati
Gangguan pertukaran kesimetrisan,penggunaan otot
□ Hypoxia
□ kebingungan pasienteratasi dengan tambahan, retraksi otot
□ sianosis kriteria hasi: supraclavicular dan intercostal
□ warna kulit  Mendemonstrasikan  Monitor suara nafas, seperti
abnormal peningkatan dengkur
(pucat, ventilasi dan  Monitor pola nafas : bradipena,
kehitaman) oksigenasi yang takipenia,kussmaul,
□ Hipoksemia adekuat hiperventilasi, cheyne stokes,
□ hiperkarbia
□ AGD abnormal  Memelihara biot
□ pH arteri abnormal kebersihan paru  Auskultasi suara nafas, catat
frekuensi dan paru dan bebas dari area penurunan / tidak
kedalamannafas tanda tanda distress adanya ventilasi dansuara
abnormal pernafasan tambahan
 Mendemonstrasika  Monitor TTV, AGD, elektrolit
n batuk efektif dan dan ststusmental
suara nafas yang  Observasi sianosis khususnya
membran
bersih, tidak ada mukosa
sianosis dan
 Jelaskan pada pasien dan
dyspneu (mampu
keluarga tentang persiapan
mengeluarkan
tindakan dan tujuan penggunaan
sputum, mampu
alat tambahan (O2, Suction,
bernafas dengan
Inhalasi)
mudah, tidak ada  Auskultasi bunyi jantung, jumlah,
pursed lips) irama dan denyut jantung
 Tanda tanda vital
dalam rentang
normal
 AGD dalam batas
normal
 Status neurologis
dalambatas normal
Daftar Pustaka
PERKI, (2016). Panduan praktis klinik (PPK) dan Clinical pathway
(CP)penyakit jantung dan pembuluh darah.

shenasa, m. (2017). Hypertension, left ventricular hypertrophy and sudden cardiac

death, 2.yildiz, m. (2019). journal pre-poof. left ventriculer hypertrophy and

hypertension.

Nanda Nic Noc (2018) Diagnosa Keperawatan.


VIII. Patofisiologi

Anda mungkin juga menyukai