Gagal jantung kongestif adalah kondisi saat jantung tidak mampu memompa darah dalam
jumlah yang cukup, untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrisi.
Namun gagal jantung bukan berarti jantung berhenti bekerja. Sebaliknya, jantung bekerja
secara kurang efisien dari biasanya. Karena berbagai kemungkinan penyebab, darah bergerak
melalui jantung dan tubuh pada kecepatan yang lebih lambat, dan tekanan di jantung
meningkat. Akibatnya, jantung tidak dapat memompa cukup oksigen dan nutrisi untuk
memenuhi kebutuhan tubuh.
Penyakit arteri koroner yang memasok darah dan oksigen ke jantung, menyebabkan
penurunan aliran darah ke otot jantung. Jika arteri tersumbat atau sangat sempit, maka
jantung akan kekurangan oksigen dan nutrisi.
Serangan Jantung
Serangan jantung terjadi ketika arteri koroner tiba-tiba tersumbat, sehingga menghentikan
aliran darah ke otot jantung. Serangan jantung akan merusak otot jantung dan menghasilkan
area bekas luka yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Kardiomiopati
Kerusakan otot jantung dari penyebab selain arteri atau masalah aliran darah, seperti dari
infeksi atau alkohol atau penyalahgunaan obat.
Selain itu, gagal jantung dapat terjadi ketika beberapa penyakit atau kondisi hadir sekaligus.
Kebiasaan yang tidak sehat, seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.
Konsumsi garam berlebih.
Kurang olahraga atau obesitas (yang menyertai berbagai penyakit koroner).
Ketidakpatuhan pada pengobatan atau terapi bagi masalah jantung ringan.
Kelebihan cairan di jaringan tubuh, seperti pergelangan kaki, kaki, tungkai, atau perut.
Batuk atau mengi.
Sesak napas.
Penambahan berat badan yang tidak dapat dikaitkan dengan hal lain.
Kelelahan umum.
Peningkatan denyut jantung.
Kurang nafsu makan atau mual.
Merasa bingung atau disorientasi.
Selain gejala di atas, pada pengidap gagal jantung kongestif, hampir selalu ditemukan:
Gejala ganggian pada paru yang bisa berupa: dyspnea, orthopnea, dan paroxysmal
nocturnal dyspnea.
Gejala sistemik berupa: lemah, cepat lelah, oliguria, nokturia, mual, muntah, asites,
hepatomegali, dan edema perifer.
Gejala susunan saraf pusat berupa: insomnia, sakit kepala, mimpi buruk sampai
delirium.
Gagal jantung kongestif dapat diperbaiki dengan obat atau operasi, seperti penjelasan di atas.
Prospek keberhasilan terapi tergantung pada seberapa parah kondisi yang kamu miliki dan
apakah ada penyakit lain yang menyertai, seperti diabetes atau hipertensi.
Semakin dini penyakit ini didiagnosis dan diterapi, maka akan semakin baik pula prospek
keberhasilan terapi. Selain itu, rencana perawatan yang tepat tergantung pada stadium dan
jenis gagal jantung, kondisi yang mendasari, dan kondisi kesehatan pengidapnya secara
individu.
Tromboemboli adalah risiko terjadinya bekuan vena (trombosis vena dalam atau deep
venous thrombosis dan emboli paru atau EP) dan emboli sistemik tinggi, terutama
pada CHF berat.
Komplikasi fibrilasi atrium sering terjadi pada CHF yang bisa menyebabkan
perburukan dramatis. Hal tersebut merupakan indikasi pemantauan denyut jantung.
Kegagalan pompa progresif bisa terjadi karena penggunaan diuretic dengan dosis
ditinggikan.
Aritmia ventrikel sering dijumpai, bisa menyebabkan sinkop atau sudden cardiac
death (25-50 persen kematian CHF).