Anda di halaman 1dari 17

OBAT-OBAT SALURAN PENCERNAAN

NAMA KELOMPOK :
1. SETIA INDRI PRAMITA S
2. SINTIYA RACHMAWATI
3. TITIN HIDAYATUL NUR
4. TRI WULANDARI
5. TRIA APRILIA
6. VICKY PERMATA
7. WINDY EVIANA
8. YUNITA EGA SAFITRI
Sistem pencernaan makanan dimulai didalam mulut dimana makanan dihaluskan sambil diaduk
dengan ludah yang mengandung suatu enzim amilase yaitu ptialin, yang berfungsi menguraikan
karbohidrat. Setelah itu ditelan dan adukan dilanjutkan dengan gerakan peristaltik ke lambung
dengan bantuan getah lambung yang terdiri dari asam lambung dan pepsin, yaitu suatu enzim
proteolitik yang disekresi oleh selaput lendir lambung.

Pencernaan dilanjutkan didalam usus yang dibantu oleh enzim-enzim pencernaan yang  dihasilkan
oleh pankreas dan mukosa usus. Setelah terbentuk zat-zat gizi yang sangat halus dan mudah diserap
oleh tubuh maka sisa makanan masuk ke usus besar dan diolah oleh flora normal usus hingga siap
untuk dibuang.
Di seluruh lambung usus inilah dapat timbul
pelbagai gangguan penyakit baik yang disebabkan
oleh terganggunya produksi enzim pencernaan
maupun yang disebabkan oleh infeksi-infeksi usus
oleh kuman dan cacing.

Yang akan dibahas pada bab ini adalah :


 Antasida
 Digestiva
 Anti diare
ANTASIDA
 Pengertian
Antasida (anti = lawan, acidus = asam) adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk menetralisir kelebihan
asam lambung yang menyebabkan timbulnya penyakit tukak lambung atau sakit maag, dengan gejala nyeri
hebat yang berkala.

Tujuan pengobatan adalah menghilangkan gejala, mempercepat penyembuhan, dan mencegah komplikasi lebih
lanjut.
Penggolongan
Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat antasida dapat digolongkan menjadi dua yaitu.
1)        Anti Hiperaciditas
Obat dengan kandungan aluminium dan atau magnesium ini bekerja secara kimiawi dengan
mengikat kelebihan HCl dalam lambung. Magnesium atau aluminium tidak larut dalam air dan dapat
bekerja lama di dalam lambung sehingga tujuan pemberian antasida sebagian besar dapat tercapai.

Sediaan yang mengandung magnesium dapat menyebabkan diare (bersifat pencahar) sedangkan
sediaan yang mengandung aluminium dapat menyebabkan konstipasi (sembelit) maka biasanya
kedua senyawa ini dikombinasikan.
Lanjutan..
Persenyawaan molekul antara Mg dan Al disebut hidrotalsit. (aluminium hidroksida, magnesium karbonat,
magnesium trisilikat, kompleks aluminium magnesium hidrotalsit).
Obat dengan kandungan natrium bikarbonat merupakan antasida yang larut dalam air, dan bekerja cepat.
Tetapi bikarbonat yang terabsorbsi dapat menyebabkan alkalosis bila digunakan dalam dosis berlebih,
terlepasnya CO2 dapat menyebabkan sendawa.
Obat dengan kandungan bismut dan kalsium dapat membentuk lapisan pelindung pada luka di lambung tetapi
sebaiknya dihindari karena bersifat neurotoksik sehingga dapat menyebabkan encefalopatia (kerusakan otak
dengan gejala kejang-kejang dan kekacauan) juga cenderung menyebabkan konstipasi. Kalsium dapat
menyebabkan sekresi asam lambung berlebih, kelebihan menyebabkan hiper kalsemia.
2)        Perintang reseptor H2 (antagonis reseptor H2)
Semua antagonis reseptor H2 menyembuhkan tukak lambung dan duodenum dengan cara mengurangi sekresi asam
lambung sebagai akibat hambatan reseptor H2. Contoh perintang reseptor H2 adalah ratinidin dan simetidin sekarang
dikenal senyawa baru famotidin dan nizatidin.
Pengobatan dengan obat-obatan antasida bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, membuat penderita lebih tenang
dan dapat beristirahat, juga agar penderita tidak mengalami kembung. Antasida sering dikombinasikan dengan:
a)    Anti kolinergik, yaitu zat yang menekan produksi getah lambung dan melawan kejang- kejang (contohnya
ekstrak belladonae).
b)   Obat penenang / sedativ, yaitu untuk menekan stress karena dapat memicu sekresi asam lambung (contohnya 
klordiazepoksida)
c)    Spasmolitik, yaitu untuk melemaskan ketegangan otot lambung – usus dan mengurangi kejang-kejang   
(contohnya  papaverin)
d)   Dimetikon (dimetilpolisiloksan) berfungsi memperkecil gelembung gas yang timbul sehingga mudah diserap
dengan demikian dapat dicegah masuk angin, kembung, dan sering buang angin (flatulensi).
DIGESTIVA
Pengertian
Digestiva adalah obat-obat yang digunakan untuk membantu proses pencernaan lambung usus terutama pada
keadaan defisiensi zat pembantu pencernaan. Disebut juga obat-obat pencernaan.
Penggolongan
1) Obat yang bekerja pada kandung empedu
Empedu terdiri dari asam empedu (asam kolat) dan asam kenodeoksikolat serta kolesterol dan fosfolipid. Guna
empedu yang berhubungan dengan pencernaan dan absorbsi lemak yaitu :
 membantu proses emulsifikasi dan absorpsi lemak
 mempertinggi daya kerja lipase
 membantu peroses absrobsi vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, K)
LANJUTAN..
Guna preparat empedu peroral adalah :
 membantu pencernaan dan penyerapan dalam usus (lemak)
 merangsang pengeluaran empedu dari hati (cholereatic)
 melarutkan & mengeluarkan batu empedu (cholagoga)
 mengobati dan melindungi hati terhadap penyakit kuning dan hati yang mengeras.
2)        Enzym pencernaan.
Yang sering digunakan adalah :
 Asam hidroklorida (HCl)
 Enzym lambung (pepsin)
 Enzym pankreas (pancreatin)
Penggantian enzym pankreas (pankreatin suplemen) diperlukan bila sekresi pankreas terganggu (dapat karena
pembedahan pankreas, tersumbatnya pankreas atau karena kancer pankreas).
Enzym ini terdiri dari :
 Amylase (pencernaan K- hidrat)
 Trypsin-chemotrypsin (pencerna protein)
 Lipase (pencerna lemak dengan bantuan empedu)
Asam klorida (HCl) adalah suatu cairan yang dikeluarkan oleh dinding lambung yang memiliki fungsi utama:
 mengubah pepsinogen yang dihasilkan selaput lambung menjadi pepsin
 membuat suasana lambung jadi asam sehingga mempermudah penguraian protein menjadi peptida
 membantu proses absorpsi garam kalsium dan besi
 membantu merangsang pengeluaran getah lambung, pankreas dan hati.
Pada keadaan kekurangan asam lambung disebabkan aklorhidri, sehingga sebagai pengganti perlu diberikan HCl
dari luar. Pemakaian HCl tersebut harus dalam keadaan cukup encer agar tidak menghancurkan selaput lendir
lambung. Pepsin adalah enzym yang disekresi mukosa lambung berfungsi menguraikan protein menjadi
peptida, enzym ini disebut juga protease.
ANTI DIARE
Pengertian.
Antidiare adalah obat-obatan yang digunakan untuk menanggulangi atau mengobati penyakit yang disebabkan oleh
bakteri atau kuman, virus, cacing atau keracunan makanan. Gejala diare adalah buang air besar berulang kali
dengan banyak cairan kadang-kadang disertai mulas (kejang-kejang perut) kadang-kadang disertai darah atau
lendir.
Diare terjadi karena adanya rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus sehingga menimbulkan reflek
mempercepat peristaltik usus, rangsangan ini dapat ditimbulkan oleh :
 infeksi oleh bakteri patogen misalnya bakteri colie
 infeksi oleh kuman thypus (kadang-kadang) dan kolera
 infeksi oleh virus misalnya influenza perut dan “travellers diarre”
 akibat dari penyakit cacing (cacing gelang, cacing pita)
 keracunan makanan atau minuman
 gangguan gizi
 pengaruh enzym tertentu
 pengaruh saraf (terkejut, takut dan sebagainya)
Diare juga dapat merupakan salah satu gejala penyakit seperti kanker pada usus
Penggolongan
Obat – obat yang diberikan untuk mengobati diare ini dapat berupa :
 Kemoterapi
 Obstipansia
 Spasmolitik
Sebelum diberikan obat yang tepat maka pertolongan pertama pengobatan diare akut seperti pada gastro
enteritis ialah mencegah atau mengatasi pengeluaran cairan atau elektrolit yang berlebihan (dehidrasi)
terutama pada pasien bayi dan usia lanjut, karena dehidrasi dapat mengakibatkan kematian.
Gejala dehidrasi : haus, mulut dan bibir kering, kulit menjadi keriput (kehilangan turgor), berkurangnya air
kemih, berat badan turun dan gelisah. Pencegahan dehidrasi dilakukan dengan pemberian larutan oralit,  yaitu
campuran dari :
NaCl 3,5 gram
KCl  1,5 gram
NaHCO3  2,5 gram
Glukosa 20 gram
Lanjutan…
Atau dengan memberikan larutan infus secara intra vena antara lain
 Larutan NaCl 0,9 % ( normal saline )
 Larutan Na. Laktat majemuk ( ringer laktat )

Setelah itu dapat diberikan obat-obatan lain yang dipilih berdasarkan jenis penyebab diare melalui
pemeriksaan yang teliti.

1)        Kemoterapi
Untuk terapi kausal yaitu memusnahkan bakteri penyebab penyakit digunakan obat golongan sulfonamida atau
antibiotika
Lanjutan….
2)        Obstipansia
Untuk terapi simptomatis dengan tujuan untuk menghentikan diare, yaitu  dengan cara :
 menekan peristaltik usus,  misalnya loperamid
 menciutkan selaput usus atau adstringen,  contohnya tannin
 pemberian adsorben untuk menyerap racun yang dihasilkan bakteri atau racun penyebab diare yang lain
misalnya,  carbo-adsorben, kaolin
 pemberian mucilagountuk  melindungi selaput lendir usus yang luka.
3)        Spasmolitika
Zat yang dapat melemaskan kejang-kejang otot perut (nyeri perut) pada diare misalnya Atropin sulfat
Ada beberapa penyakit infeksi usus lain yang menyebabkan diare, antara lain:
 Kolera
Penyakit infeksi usus disebabkan bakteri Vibrio cholarae asiatica atau Vibrio cholerae eltor. Gejala-gejala
kolera adalah diare seperti air beras, muntah-muntah dan kejang-kejang, anuria (terhentinya pengeluaran air
seni).
Pengobatannya adalah dengan pemberian oralit atau teh susu untuk menghindari bahaya dehidrasi disusul
dengan pemberian antibiotik (tetrasiklin, kloramfenicol) sebagai terapi kausal.
 Disentri basiler
Disebut juga shigellosis adalah penyakit infeksi usus yang diakibatkan oleh beberapa jenis basil gram negatif
genusshigella.
Ciri-ciri penyakit :
–       Kejang dan nyeri perut
–       Mulas waktu buang air besar
–       Diare berlendir dan berdarah
Lanjutan..
Obat-obat yang biasa dipakai antara lain :
–       Golongan sulfonamida (sulfadiazin dan derivatnya serta kotrimoksazol)
–       Golongan antibiotik (ampisilin, tetrasiklin)
 Thypus
Disebabkan oleh salmonella typhosa yang menyerang usus penderita dengan gejala demam tinggi secara
berkala, nyeri kepala, lidah menjadi putih dan bila terjadi perforasi usus, terjadi diare berdarah.
Pengobatan thypus :
–  Chloramfenicol : merupakan obat pilihan (drug of choice). Efek samping mengakibatkan anemia aplastis
– Kotrimoksazol merupakan obat pilihan lainnya pada pemakaian lama (lebih dari 14 hari) dapat menimbulkan
gangguan darah.
– Antibiotik lain seperti ampisilin – amoksisilin dan tetrasiklin, baru digunakan bila terjadi resistensi terhadap
chlorampenicol atau kotrimoksazol
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai