c. Bau
Pada kolam budidaya ikan, air pada kolam ikan harus selalu di buang atau diganti,
agar tidak akan menimbulkan bau yang menyengat pada air. Faktor yang menyebabkan air
pada kolam berbau tidak sedap yaitu diantaranya; Pakan ikan yang tidak sempat termakan
oleh ikan, menjadi racun bagi kolam dengan amoniak yang muncul, Feses dari kotoran ikan
yang dibudidayakan dan terjadi dekomposisi di air yang menghasilkan amoniak. Material
dalam air dapat berupa jumlah zat tersuspensi (TDS) (Pemuji dan Anthonius, 2010 dalam
Suwondo, 2005).
d. Warna
Kriteria warna air tambak yang dapat dijadikan acuan standar dalam pengelolaan
kualitas air adalah seperti di bawah ini:
1. Warna air tambak hijau tua yang berarti menunjukkan adanya dominansi chlorophyceae
dengan sifat lebih stabil terhadap perubahan lingkungan dan cuaca karena mempunyai waktu
mortalitas yang relatif panjang. Tingkat pertumbuhan dan perkembangannya yang relatif
cepat sangat berpotensi terjadinya booming plankton di perairan tersebut.
2. Warna air tambak kecoklatan yang berarti menunjukkan adanya dominansi diatomae. Jenis
plankton ini merupakan salah satu penyuplai pakan alami bagi udang, sehingga tingkat
pertumbuhan dan perkembangan udang relatif lebih cepat. Tingkat kestabilan plankton ini
relatif kurang terutama pada kondisi musim dengan tingkat curah hujan yang tinggi, sehingga
berpotensi terjadinya plankton collaps dan jika pengelolaannya tidak cermat kestabilan
kualitas perairan akan bersifat fluktuatif dan akan mengganggu tingkat kenyamanan udang di
dalam tambak.
3. Warna air tambak hijau kecoklatan yang berarti menunjukkan dominansi yang terjadi
merupakan perpaduan antara chlorophyceae dan diatomae yang bersifat stabil yang didukung
dengan ketersediaan pakan alami bagi udang.
hobiikan.blogspot.com/.../warna-air-tambak-kriteria-warna-air.html
b. Ph
pH Air - pH (singkatan dari “ puisance negatif de H “ ), yaitu logaritma negatif dari
kepekatan ion-ion H yang terlepas dalam suatu perairan dan mempunyai pengaruh besar
terhadap kehidupan organisme perairan, sehingga pH perairan dipakai sebagai salah satu
untuk menyatakan baik buruknya sesuatu perairan. Pada perairan perkolaman pH air
mempunyai arti yang cukup penting untuk mendeteksi potensi produktifitas kolam. pH Air
yang agak basa, dapat mendorong proses pembongkaran bahan organik dalam air menjadi
mineral-mineral yang dapat diasimilasikan oleh tumbuh tumbuhan (garam amonia dan nitrat).
pH Air Pada perairan yang tidak mengandung bahan organik dengan cukup, maka
mineral dalam air tidak akan ditemukan. Andaikata kedalam kolam itu kemudian kita
bubuhkan bahan organik seperti pupuk kandang, pupuk hijau dsb dengan cukup, tetapi
kurang mengandung garam-garam bikarbonat yang dapat melepaskan kationnya, maka
mineral-mineral yang mungkin terlepas juga tidak akan lama berada didalam air itu. Untuk
menciptakan lingkungan air yang bagus, pH air itu sendiri harus mantap dulu (tidak banyak
terjadi pergoncangan pH air). Ikan rawa seperti sepat siam (Tricogaster pectoralis), sepat
jawa (Tricogaster tericopterus ) dan ikan gabus dapat hidup pada lingkungan pH air 4-9,
untuk ikan lunjar kesan pH 5-8 ,ikan karper (Cyprinus carpio) dan gurami, tidak dapat hidup
pada pH 4-6, tapi pH idealnya 7,2.
Derajat keasaman pH Air suatu kolam ikan sangat dipengaruhi oleh keadaan
tanahnya yang dapat menentukan kesuburan suatu perairan. Nilai pH air asam tidak baik
untuk budidaya ikan dimana produksi ikan dalam suatu perairan akan rendah. Pada pH air
netral sangat baik untuk kegiatan budidaya ikan, biasanya berkisar antara 7 – 8, sedangkan
pada pH air basa juga tidak baik untuk kegiatan budidaya. Pengaruh pH air pada perairan
dapat berakibat terhadap komunitas biologi perairan.
www.sentra-edukasi.com/2011/06/parameter-kualitas-air.html
c. Salinitas
salinitas air yang sangat mudah dipahami adalah jumlah kadar garam yang terdapat
pada suatu perairan. Hal ini dikarenakan salinitas air ini merupakan gambaran tentang
padatan total didalam air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida
dan iodida digantikan oleh chlorida dan semua bahan organik telah dioksidasi.
salinitas air yang lainnya adalah jumlah segala macam garam yang terdapat dalam
1000 gr air contoh. Garam-garam yang ada di air payau atau air laut pada umumnya adalah
Na, Cl, NaCl, MgSO4 yang menyebabkan rasa pahit pada air laut, KNO3 dan lainlain.
www.sentra-edukasi.com/2011/06/parameter-kualitas-air.html
4.2 Pembahasan
4.2.1 Parameter Fisik Perairan
Dalam Lingkunngan budidaya ikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan salah
satuunya adalah Parameter Fisik Air yaitu :
a. Suhu
b. Kecerahan
c. Bau
d. Warna
a) Suhu Air
Suhu air yang sangat diperlukan agar pertumbuhan ikan-ikan pada perairan tropis
dapat berlangsung berkisar antara 25 C - 32 C. Kisaran suhu tersebut biasanya berlaku di
Indonesia sebagai salah satu negara tropis sehingga sangat menguntungkan untuk melakukan
kegiatan budidaya ikan. Suhu air sangat berpengaruh terhadap proses kimia, fisika dan
biologi di dalam perairan, sehingga dengan perubahan suhu pada suatu perairan akan
mengakibatkan berubahnya semua proses didalam perairan. Hal ini dilihat dari peningkatan
suhu air maka kelarutan oksigen akan berkurang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
peningkatan 10 C suhu perairan mengakibatkan meningkatnya konsumsi oksigen oleh
organisme akuatik sekitar 2 – 3 kali lipat, sehingga kebutuhan oksigen oleh organisme
akuatik itu berkurang.
Anonim.2012.http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/pengaruh-suhu-air-pada-mahluk-
hidup_09.html
Suhu air yang ideal bagi organisme air yang dibudidayakan sebaiknya adalah tidak
terjadi perbedaan suhu yang mencolok antara siang dan malam (tidak lebih dari 5 C) . Pada
perairan yang tergenang yang mempunyai kedalaman air minimal 1,5 meter biasanya akan
terjadi pelapisan (stratifikasi) suhu. Pelapisan ini terjadi karena suhu permukaan air lebih
tinggi dibanding dengan suhu air dibagian bawahnya. Stratifikasi suhu pada kolom air
dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1. lapisan epilimnion yaitu lapisan sebelah atas perairan yang hangat dengan penurunan suhu
relatif kecil (dari 32 C menjadi 28 C).
2. Lapisan kedua disebut dengan lapisan termoklin yaitu lapisan tengah yang mempunyai
penurunan suhu sangat tajam (dari 28 C menjadi 21 C ).
3. Lapisan ketiga disebut lapisan hipolimnion yaitu lapisan paling bawah dimana pada lapisan
ini perbedaan suhu sangat kecil relatif konstan. Stratifikasi suhu ini terjadi karena masuknya
panas dari cahaya matahari kedalam kolom air yang mengakibatkan terjadinya gradien suhu
yang vertikal.
Pada kolam yang kedalaman airnya kurang dari 2 meter biasanya terjadi stratifikasi
suhu yang tidak stabil. Oleh karena itu bagi para pembudidaya ikan yang melakukan kegiatan
budidaya ikan kedalaman air tidak boleh lebih dari 2 meter. Selain itu untuk memecah
stratifikasi suhu pada wadah budidaya ikan diperlukan suatu alat bantu dengan menggunakan
aerator/blower/ kincir air.
Berdasarkan hasil penelitian suhu air sangat berpengaruh terhadap respon ikan dalam
mengkonsumsi pakan yang diberikan selama berlangsung kegiatan budidaya. Respon tersebut
dapat dilihat pada Tabel berikut.
Jika dikaitkan
pada hasil
Pengamatan, suhu
yang terdapat pada
Kolam penelitian
yaitu sekitar 270C. suhu ini sangat mendukung dalam keberlangsungan ikan-ikan yang akan
dibudidayakan. Biasanya suhu ini terdapat pada kawasan tropis di Indonesia. Dengan
memperhatikan Suhu pada Kegiatan Budidaya kita dapat memperoleh hasil yang baik, dan
maksimal, dan kemudian Ikan yang akan dibudidaya bisa tumbuh dan berkembang dengan
baik.
b) Kecerahan Air
Kecerahan dan kekeruhan air dalam suatu perairan dipengaruhi oleh jumlah cahaya
matahari yang masuk kedalam perairan atau disebut juga dengan intensitas cahaya matahari.
Cahaya matahari didalam air berfungsi terutama untuk kegiatan asimilasi fito/tanaman
didalam air,. Oleh karena itu daya tembus cahaya kedalam air sangat menentukan tingkat
kesuburan air. Dengan diketahuinya intensitas cahaya pada berbagai kedalaman tertentu, kita
dapat mengetahui sampai dimanakah masih ada kemungkinan terjadinya proses asimilasi
didalam air.
Kecerahan air merupakan ukuran transparansi perairan dan pengukuran cahaya sinar
matahari didalam air dapat dilakukan dengan menggunakan lempengan/kepingan Secchi disk.
Satuan untuk nilai kecerahan dari suatu perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter.
Jumlah cahaya yang diterima oleh phytoplankton diperairan asli bergantung pada intensitas
cahaya matahari yang masuk kedalam permukaan air dan daya perambatan cahaya didalam
air.
Masuknya cahaya matahari kedalam air dipengaruhi juga oleh kekeruhan air
(turbidity). Sedangkan kekeruhan air menggambarkan tentang sifat optik yang ditentukan
berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat
didalam perairan. Definisi yang sangat mudah adalah kekeruhan merupakan banyaknya zat
yang tersuspensi pada suatu perairan. Hal ini menyebabkan hamburan dan absorbsi cahaya
yang datang sehingga kekeruhan menyebabkan terhalangnya cahaya yang menembus air.
Faktor-faktor kekeruhan air ditentukan oleh:
a. Benda-benda halus yang disuspensikan (seperti lumpur dsb)J
b. asad-jasad renik yang merupakan plankton.
c. Warna air (yang antara lain ditimbulkan oleh zat-zat koloid berasal dari daun-daun tumbuhan
yang terektrak).
Air yang dapat digunakan untuk budidaya ikan selain harus jernih tetapi tetap terdapat
plankton. Air yang sangat keruh tidak dapat digunakan untuk kegiatan budidaya ikan, karena
air yang keruh dapat menyebabkan :
a. Rendahnya kemampuan daya ikat oksigen.
b. Berkurangnya batas pandang ikan.
c. Selera makan ikan berkurang, sehingga efisiensi pakan rendah.
d. Ikan sulit bernafas karena insangnya tertutup oleh partikelpartikel lumpur.
http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/kecerahan-kekeruhan-air-dan-pengaruhnya.html
Jika dikaitkan dengan hasil Penelitian yang telah dilaksanakan maka jelas Air yang
terdapat dilokasi penelitian baik untuk Budidaya, tidak terlalu jernih dan tidak terlalu keruh.
Alasan mengapa Air dilokasi penelitian dikatakan baik adalah, ditinjau dari insnsitas cahaya
yang masuk yang akan mempengaruhi plankton ataupun zoplankton, sehingganya air tetap
pada kadar kesuburan. Itinjau dari keecerahan yang ada air pada lokasi penelitian pada kolam
tidak terlalu jernih dah tidak terlalu keruuh maka hal tersebut berkaitan dengan adanya
oksigen yang akan masuk didalam air bagi keberlangsungan organisme budidaya.
c) Bau Air
Dalam lingkungan budidaya kadar bau juga sangat mempengaruhi tingkat tumbuh dan
berkembangnya ikan, namun bau juga dapat menghambat keberlangsungan pertumbuhan ikan
itu sendiri. Tidak hanya mahluk hidup yang hiidup didarat saja yang membutuhkan
kenyamanan, Organisme air (ikan) juga membutuhkan. Bau air dapat membuat organisme
yang berada didalamnya akan bisa tumbuh dan berkembang dengan baik jika memang bau air
tersebut cocok pada organisme yang bersangkutan.
d) Warna Air
Warna air biasanya disebut juga Kekeruhan. Kekeruhan menggambarkan sifat optik
air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-
bahan yang terdapat dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh bahan organic dan anorganik baik
tersuspensi maupun terlarut seperti lumpur, pasir halus , bahan anorganik dan bahan organik
seperti plankton dan mikroorganisme lainnya. Warna air juga dapat menunjukan adanya
pakan organik bagi organisme yang ada diperairan tersebut. Dalam lokasi budidaya ikan yang
telah diamati menunjukan bahwa air tersebut memang benar memiliki plankton (pakan
organik ikan) dan hal ni menunjukan bahwa ketersediaan air dengan warna yang ada dapat
mendukung pertumbuhan organisme budidaya(ikan).
b) pH
Dalam air yang bersih jumlah konsentrasi ion H+ dan OH- berada dalam
keseimbangan sehingga air yang bersih akan bereaksi netral. Dalam air murni 1/10000000
teriokan sehingga pH air dikatakan sebesar 7. Peningkatan ion hidrgen yang menyebabkan
nilai pH turun dan disebutkan sebagai larutan asam. Sebaiknya apabila ion hydrogen
berkurang akan menyebabkan nilai pH naik dan keadaan seperti ini disebut sebagai larutan
basa. Kondisi perairan yang ebersifat sangat asam atau basa akan membahayakan
kelangsungan hidup organism karna akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolism dan
respirasi. Disamping itu pH yang sangat rendah yang akan menyebabkan mobilitas berbagai
senyawa logam berat terutama ion aluminium yang bersifat toksik. Semakin tinggi yang
tentunya akan mengancam kelangsungan hidup organism air. Sedangkan pH yang tinggi akan
menyebabkan keseimbangan antara ammonium dengan amoniak dalam air terganggu. Nilai
pH suatu ekosistem air dapat berfluktuasi terutama dipengaruhi oleh aktifitas fotosintesis.
Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya terdapat antara 7-8,5.
Dikaitkan dengan pH yang ada pada lokasi Penelitian maka pH yang ditunjukan
sangat cocok, sangat ideal bagi keberlangsungan organisme (ikan) yang akan dibudidayakan.
c) Salinitas
Salinitas air adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat didalam perairan.
Pengertian salinitas air yang sangat mudah dipahami adalah jumlah kadar garam yang
terdapat pada suatu perairan. Hal ini dikarenakan salinitas air ini merupakan gambaran
tentang padatan total didalam air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua
bromida dan iodida digantikan oleh chlorida dan semua bahan organik telah dioksidasi.
Pengertian salinitas air yang lainnya adalah jumlah segala macam garam yang
terdapat dalam 1000 gr air contoh. Garam-garam yang ada di air payau atau air laut pada
umumnya adalah Na, Cl, NaCl, MgSO4 yang menyebabkan rasa pahit pada air laut, KNO3
dan lainlain.
Salinitas air dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat yang disebut
dengan Refraktometer atau salinometer ( Alat Pengukur Salinitas Air ). Satuan untuk
pengukuran salinitas air adalah satuan gram per kilogram (ppt) atau promil (o/oo). Nilai
salinitas air untuk perairan tawar biasanya berkisar antara 0–5 ppt ( Salinitas air Tawar ),
perairan payau biasanya berkisar antara 6–29 ppt ( Salinitas air Payau ) dan perairan laut
berkisar antara 30–35 ppt. ( Salinitas air Laut ).
Fitoplakton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang dapat
dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan. Dalam artian indikator
kesuburan perairan dapat dilihat dari kelimpahan fotiplankton dalam jumlah yang tidak
berlebih. Adanya Plankton atau biasa disebut juga pakan organik bagi organime budidaya
yang ada dalam Air. Sehingga Ikan tidak bergantung pada makanan yang akan diberikan. Hal
tersebut juga sangat berpengaruh pada tingkat kesuburan air dan tingkat pertumbuhan ikan
yang dibudidaya
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan:
Dalam setiap kegiatan yang berhubungan denagn Aquakultur banyak hal yang harus
diperhatikan, mulai dari hal-hal yang bersifat eksternal maupun internal. Beberapa hal yang
harus diperhatikan adalah, parameter Fisik air, parameter Kimia air, dan parameter Biologis
air semua hal yang bersangkutan dengan hal yang telah disebutkan diatas memiliki kaitan erat
dengan Semakin Maksimalnya tingkat Kegiatan Aquakultur yang dikelola. Dan keberadaan
Organisme budidaya yang dikelola akan memiliki Pertumbuhan dan perkembangan yang baik
sehingga Pengelola akan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut : Kualitas air diperairan tersebut seperti suhu, DO, pH, Kecerahan,salinitas, plankton,
warna serta bau, itu sangat mempengaruhi kelangsungan hidup organisme yang ada
diperairan itu dan untuk kadar kualitas air diperairan harus baik dan memenuhi syarat untuk
dapat melakukan aktivitas budidaya.
Berdasarkan hasil yang didapatkan maka kolam tersebut tergolong dalam keadaan
baik artinya kolam tersebut masih dapat mendukung kehidupan organisme didalamnya.
5.2 Saran:
Dalam menyelesaikan laporan praktikum ini, tentunya penyusun tidak lepas dari
kesalahan-kesalahan dan kekurangan dan penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini,
masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya penyusun sangat mengharapkan kritik
serta saran yang membangun guna dalam kesempurnaan dalam pembuatan laporan praktikum
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://airlanggastudyclub.com/menganalisis-kualitas-air-suatu-kolam-atau-tambak-
part-1/
http://muhammadasarydevin.blogspot.com/2011/04/- limnologi.html
http://dedisafrizal.blogdetik.com/tag/kualitas-air.html
http://.Gusrina.blogdetik.com/tag/parameter-air.html
LA
MPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang:
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan
suatu kegiatan atau keperluan tertentu Dengan demikian, kualitas air akan berbeda dari suatu
kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh: kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan
kualitas air untuk keperluan air minum. Ikan hidup dalam lingkungan air dan melakukan
interaksi aktif antara keduanya. Ikan-air boleh dikatakan sebagai suatu sistem terbuka dimana
terjadi pertukaran materi (dan energi), seperti oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), garam-
garaman, dan bahan buangan. Pertukaran materi ini terjadi pada antarmuka (Interface) ikan-
air pada bahan berupa membran semipermeabel yang terdapat pada ikan. Kehadiran bahan-
bahan tertentu dalam jumlah tertentu akan mengganggu mekanisme kerja dari membran
tersebut, sehingga ikan pada akhirnya akan terganggu dan bisa tewas.
Kualitas Air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air untuk
penggunaan tertentu, misalnya: air minum, perikanan, pengairan/irigasi, industri, rekreasi dan
sebagainya. Peduli kualitas air adalah mengetahui kondisi air untuk menjamin keamanan dan
kelestarian dalam penggunaannya. Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian
tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi,
atau uji kenampakan (bau dan warna).
Pembenihan ikan adalah kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk menghasilkan
benih dan selanjutnya benih yang dihasilkan menjadi komponen input bagi kegiatan
pembesaran. Pembesaran ikan adalah kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk
menghasilkan ikan ukuran konsumsi. pendederan adalah kegiatan pemeliharaan ikan untuk
menghasilkan benih yang siap ditebarkan di unit produksi pembesaran atau benih yang siap
dijual. Hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan diatas berkaitan erat dengan studi
penelitian yang dilaksanakan oleh mahasiswa yaitu penelitian terhadap pengukuran parameter
perairan. Mulai dari parameter fisik perairan, parameter kimia perairan, dan parameter
biologis perikanan.
1). Tujuan :
1. Memahami dan mengetahui cara pengukuran parameter lingkungan perairan , parameter
fisik, kimia dan biologi
2. Mengetahui cara penggunaan alat-alat pengukuran parameter lingkungan perairan , parameter
fisik, kimia dan biologi
2). Manfaat :
1. Dapat melakukan pengukuran kualitas air di lingkungan perairan , yaitu parameter fisik ,
kimia dan biologi
2. Dapat mengetahui cara menggunakan alat-alat yang digunakan pada pengukuran parameter
lingkungan perairan , parameter fisik kimia dan biologi
BAB II
TINJAUAN PUTAKA
2.1 Kualiatas Air
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi atau komponen
lain di dalam air. Dalam pengukuran kualitas air ada beberapa hal yang harus diperhatikan
diantaranya adalah Parameter Fisik, parameter kimia, dan parameter biologis.
a. Parameter fisik air terbagi atas beberapa bagian yaitu Suhu, Kecerahan, bau, dan Warna.
b. Parameter kimia air yaitu Oksigen Terlarut, pH, dan Salinitas.
c. Parameter biologs air yaitu Plankton.
2.2 Parameter Fisik
a. Suhu
Suhu udara adalah derajat panas dan dingin udara di atmofer. Berdasarkan
penyebarannya di muka bumi suhu udara dapat dibedakan menjadi dua, yakni sebaran secara
horisontal dan vertikal.air sebagai lingkungan hidup organisme air relatif tidak begitu banyak
mengalami fluktuasi suhu dibandingkan dengan udara, hal ini disebabkan panas jenis air
lebih tinggi daripada udara. Artinya untuk naik 1 oC, setiap satuan Volume air memerlukan
sejumlah panas yang lebih banyak daripada udara. Pada perairan dangkal akan menunjukan
fluktuasi suhu air yang lebih besar daripada perairan yang dalam. Sedangkan organisme
memerlukan suhu yang stabil atau fluktuasi sushu yang rendah. Agar suhu air suatu perairan
berfluktuasi rendah maka perlu adanya penyebaran suhu. Hal tersebut tercapai secara sifat
alam antara lain :
1. Penyerapan (Absorpsi) panas matahari pada bagian permukaan air.
2. Angin, sebagai penggerak pemindahan massa air.
3. Aliran vertikal dari air itu sendiri, terjadi bila disuatu perairan terdapat lapisan air yang
bersuhu rendah akan turun mendesak lapisan air yang bersuhu tinggi naik ke permukaan
perairan.
Suhu air yang ideal bagii organisme air yang dibudidayakan sebaiknya adalah tidak
terjadi perbedaan suhu yang tidak mencolok antara siang dan malam (tidak lebih dari 5 oC).
Pada perairan yang tergenang yag mempunyai kedalaman minimal 1,5 meter biasanya akan
terjadi pelapisan (strasifikasi) suhu. Pelapisan ini terjadi karena suhu permukaan air lebih
tinggi dibanding dengan suhu air dibagian bawahnya. Strasifikasi suhu terjadi karena
masuknya panas dari cahaya matahari kedalam kolam air yang mengakibatkan terjadinya
gradien suhu yang vertikal. Pada kolam yang kedalaman airnya kurang dari dua meter
biasanya terjadi strasifikasi suhu yang tidak stabil. Oleh karena itu bagi para pembudidaya
ikan yang melakukan kegiatan budidaya ikan kedalaman air tidak boleh lebiih dari 2 meter.
Selain itu untuk memecah strasifikasi suhu pada wadah budidaya ikan perlu iperhatikan dan
harus menggunakan alat bantu untuk pengukurannya.
Donald Ahrens, Meteorology Today: An Introduction to Weather, Climate, and an
Environment, Ninth edition. Thomson BrooksCole. New York. 2008.
b. Kecerahan
Gusriana, 2012, Sentra Edukasi, Budidaya Ikan (Jilid 1) Kecerahan air merupakan
ukuran transparansi perairan dan pengukuran cahaya sinar matahari didalam air dapat
dilakukan dengan menggunakan lempengan/kepingan Secchi disk. Satuan untuk nilai
kecerahan dari suatu perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter. Jumlah cahaya yang
diterima oleh phytoplankton diperairan asli bergantung pada intensitas cahaya matahari yang
masuk kedalam permukaan air dan daya perambatan cahaya didalam air.
Masuknya cahaya matahari kedalam air dipengaruhi juga oleh kekeruhan air
(turbidity). Sedangkan kekeruhan air menggambarkan tentang sifat optik yang ditentukan
berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat
didalam perairan. Faktor-faktor kekeruhan air ditentukan oleh:
a. Benda-benda halus yang disuspensikan (seperti lumpur dsb)
b. Jasad-jasad renik yang merupakan plankton.
c. Warna air (yang antara lain ditimbulkan oleh zat-zat koloid berasal dari daun-daun tumbuhan
yang terektrak)
c. Bau
Pada kolam budidaya ikan, air pada kolam ikan harus selalu di buang atau diganti,
agar tidak akan menimbulkan bau yang menyengat pada air. Faktor yang menyebabkan air
pada kolam berbau tidak sedap yaitu diantaranya; Pakan ikan yang tidak sempat termakan
oleh ikan, menjadi racun bagi kolam dengan amoniak yang muncul, Feses dari kotoran ikan
yang dibudidayakan dan terjadi dekomposisi di air yang menghasilkan amoniak. Material
dalam air dapat berupa jumlah zat tersuspensi (TDS) (Pemuji dan Anthonius, 2010 dalam
Suwondo, 2005).
d. Warna
Kriteria warna air tambak yang dapat dijadikan acuan standar dalam pengelolaan
kualitas air adalah seperti di bawah ini:
1. Warna air tambak hijau tua yang berarti menunjukkan adanya dominansi chlorophyceae
dengan sifat lebih stabil terhadap perubahan lingkungan dan cuaca karena mempunyai waktu
mortalitas yang relatif panjang. Tingkat pertumbuhan dan perkembangannya yang relatif
cepat sangat berpotensi terjadinya booming plankton di perairan tersebut.
2. Warna air tambak kecoklatan yang berarti menunjukkan adanya dominansi diatomae. Jenis
plankton ini merupakan salah satu penyuplai pakan alami bagi udang, sehingga tingkat
pertumbuhan dan perkembangan udang relatif lebih cepat. Tingkat kestabilan plankton ini
relatif kurang terutama pada kondisi musim dengan tingkat curah hujan yang tinggi, sehingga
berpotensi terjadinya plankton collaps dan jika pengelolaannya tidak cermat kestabilan
kualitas perairan akan bersifat fluktuatif dan akan mengganggu tingkat kenyamanan udang di
dalam tambak.
3. Warna air tambak hijau kecoklatan yang berarti menunjukkan dominansi yang terjadi
merupakan perpaduan antara chlorophyceae dan diatomae yang bersifat stabil yang didukung
dengan ketersediaan pakan alami bagi udang.
hobiikan.blogspot.com/.../warna-air-tambak-kriteria-warna-air.html
b. Ph
pH Air - pH (singkatan dari “ puisance negatif de H “ ), yaitu logaritma negatif dari
kepekatan ion-ion H yang terlepas dalam suatu perairan dan mempunyai pengaruh besar
terhadap kehidupan organisme perairan, sehingga pH perairan dipakai sebagai salah satu
untuk menyatakan baik buruknya sesuatu perairan. Pada perairan perkolaman pH air
mempunyai arti yang cukup penting untuk mendeteksi potensi produktifitas kolam. pH Air
yang agak basa, dapat mendorong proses pembongkaran bahan organik dalam air menjadi
mineral-mineral yang dapat diasimilasikan oleh tumbuh tumbuhan (garam amonia dan nitrat).
pH Air Pada perairan yang tidak mengandung bahan organik dengan cukup, maka
mineral dalam air tidak akan ditemukan. Andaikata kedalam kolam itu kemudian kita
bubuhkan bahan organik seperti pupuk kandang, pupuk hijau dsb dengan cukup, tetapi
kurang mengandung garam-garam bikarbonat yang dapat melepaskan kationnya, maka
mineral-mineral yang mungkin terlepas juga tidak akan lama berada didalam air itu. Untuk
menciptakan lingkungan air yang bagus, pH air itu sendiri harus mantap dulu (tidak banyak
terjadi pergoncangan pH air). Ikan rawa seperti sepat siam (Tricogaster pectoralis), sepat
jawa (Tricogaster tericopterus ) dan ikan gabus dapat hidup pada lingkungan pH air 4-9,
untuk ikan lunjar kesan pH 5-8 ,ikan karper (Cyprinus carpio) dan gurami, tidak dapat hidup
pada pH 4-6, tapi pH idealnya 7,2.
Derajat keasaman pH Air suatu kolam ikan sangat dipengaruhi oleh keadaan
tanahnya yang dapat menentukan kesuburan suatu perairan. Nilai pH air asam tidak baik
untuk budidaya ikan dimana produksi ikan dalam suatu perairan akan rendah. Pada pH air
netral sangat baik untuk kegiatan budidaya ikan, biasanya berkisar antara 7 – 8, sedangkan
pada pH air basa juga tidak baik untuk kegiatan budidaya. Pengaruh pH air pada perairan
dapat berakibat terhadap komunitas biologi perairan.
www.sentra-edukasi.com/2011/06/parameter-kualitas-air.html
c. Salinitas
salinitas air yang sangat mudah dipahami adalah jumlah kadar garam yang terdapat
pada suatu perairan. Hal ini dikarenakan salinitas air ini merupakan gambaran tentang
padatan total didalam air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida
dan iodida digantikan oleh chlorida dan semua bahan organik telah dioksidasi.
salinitas air yang lainnya adalah jumlah segala macam garam yang terdapat dalam
1000 gr air contoh. Garam-garam yang ada di air payau atau air laut pada umumnya adalah
Na, Cl, NaCl, MgSO4 yang menyebabkan rasa pahit pada air laut, KNO3 dan lainlain.
www.sentra-edukasi.com/2011/06/parameter-kualitas-air.html
4.2 Pembahasan
4.2.1 Parameter Fisik Perairan
Dalam Lingkunngan budidaya ikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan salah
satuunya adalah Parameter Fisik Air yaitu :
a. Suhu
b. Kecerahan
c. Bau
d. Warna
a) Suhu Air
Suhu air yang sangat diperlukan agar pertumbuhan ikan-ikan pada perairan tropis
dapat berlangsung berkisar antara 25 C - 32 C. Kisaran suhu tersebut biasanya berlaku di
Indonesia sebagai salah satu negara tropis sehingga sangat menguntungkan untuk melakukan
kegiatan budidaya ikan. Suhu air sangat berpengaruh terhadap proses kimia, fisika dan
biologi di dalam perairan, sehingga dengan perubahan suhu pada suatu perairan akan
mengakibatkan berubahnya semua proses didalam perairan. Hal ini dilihat dari peningkatan
suhu air maka kelarutan oksigen akan berkurang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
peningkatan 10 C suhu perairan mengakibatkan meningkatnya konsumsi oksigen oleh
organisme akuatik sekitar 2 – 3 kali lipat, sehingga kebutuhan oksigen oleh organisme
akuatik itu berkurang.
Anonim.2012.http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/pengaruh-suhu-air-pada-mahluk-
hidup_09.html
Suhu air yang ideal bagi organisme air yang dibudidayakan sebaiknya adalah tidak
terjadi perbedaan suhu yang mencolok antara siang dan malam (tidak lebih dari 5 C) . Pada
perairan yang tergenang yang mempunyai kedalaman air minimal 1,5 meter biasanya akan
terjadi pelapisan (stratifikasi) suhu. Pelapisan ini terjadi karena suhu permukaan air lebih
tinggi dibanding dengan suhu air dibagian bawahnya. Stratifikasi suhu pada kolom air
dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1. lapisan epilimnion yaitu lapisan sebelah atas perairan yang hangat dengan penurunan suhu
relatif kecil (dari 32 C menjadi 28 C).
2. Lapisan kedua disebut dengan lapisan termoklin yaitu lapisan tengah yang mempunyai
penurunan suhu sangat tajam (dari 28 C menjadi 21 C ).
3. Lapisan ketiga disebut lapisan hipolimnion yaitu lapisan paling bawah dimana pada lapisan
ini perbedaan suhu sangat kecil relatif konstan. Stratifikasi suhu ini terjadi karena masuknya
panas dari cahaya matahari kedalam kolom air yang mengakibatkan terjadinya gradien suhu
yang vertikal.
Pada kolam yang kedalaman airnya kurang dari 2 meter biasanya terjadi stratifikasi
suhu yang tidak stabil. Oleh karena itu bagi para pembudidaya ikan yang melakukan kegiatan
budidaya ikan kedalaman air tidak boleh lebih dari 2 meter. Selain itu untuk memecah
stratifikasi suhu pada wadah budidaya ikan diperlukan suatu alat bantu dengan menggunakan
aerator/blower/ kincir air.
Berdasarkan hasil penelitian suhu air sangat berpengaruh terhadap respon ikan dalam
mengkonsumsi pakan yang diberikan selama berlangsung kegiatan budidaya. Respon tersebut
dapat dilihat pada Tabel berikut.
Jika dikaitkan pada hasil Pengamatan, suhu yang terdapat pada Kolam penelitian yaitu
sekitar 270C. suhu ini sangat mendukung dalam keberlangsungan ikan-ikan yang akan
dibudidayakan. Biasanya suhu ini terdapat pada kawasan tropis di Indonesia. Dengan
memperhatikan Suhu pada Kegiatan Budidaya kita dapat memperoleh hasil yang baik, dan
maksimal, dan kemudian Ikan yang akan dibudidaya bisa tumbuh dan berkembang dengan
baik.
b) Kecerahan Air
Kecerahan dan kekeruhan air dalam suatu perairan dipengaruhi oleh jumlah cahaya
matahari yang masuk kedalam perairan atau disebut juga dengan intensitas cahaya matahari.
Cahaya matahari didalam air berfungsi terutama untuk kegiatan asimilasi fito/tanaman
didalam air,. Oleh karena itu daya tembus cahaya kedalam air sangat menentukan tingkat
kesuburan air. Dengan diketahuinya intensitas cahaya pada berbagai kedalaman tertentu, kita
dapat mengetahui sampai dimanakah masih ada kemungkinan terjadinya proses asimilasi
didalam air.
Kecerahan air merupakan ukuran transparansi perairan dan pengukuran cahaya sinar
matahari didalam air dapat dilakukan dengan menggunakan lempengan/kepingan Secchi disk.
Satuan untuk nilai kecerahan dari suatu perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter.
Jumlah cahaya yang diterima oleh phytoplankton diperairan asli bergantung pada intensitas
cahaya matahari yang masuk kedalam permukaan air dan daya perambatan cahaya didalam
air.
Masuknya cahaya matahari kedalam air dipengaruhi juga oleh kekeruhan air
(turbidity). Sedangkan kekeruhan air menggambarkan tentang sifat optik yang ditentukan
berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat
didalam perairan. Definisi yang sangat mudah adalah kekeruhan merupakan banyaknya zat
yang tersuspensi pada suatu perairan. Hal ini menyebabkan hamburan dan absorbsi cahaya
yang datang sehingga kekeruhan menyebabkan terhalangnya cahaya yang menembus air.
Faktor-faktor kekeruhan air ditentukan oleh:
a. Benda-benda halus yang disuspensikan (seperti lumpur dsb)J
b. asad-jasad renik yang merupakan plankton.
c. Warna air (yang antara lain ditimbulkan oleh zat-zat koloid berasal dari daun-daun tumbuhan
yang terektrak).
Air yang dapat digunakan untuk budidaya ikan selain harus jernih tetapi tetap terdapat
plankton. Air yang sangat keruh tidak dapat digunakan untuk kegiatan budidaya ikan, karena
air yang keruh dapat menyebabkan :
a. Rendahnya kemampuan daya ikat oksigen.
b. Berkurangnya batas pandang ikan.
c. Selera makan ikan berkurang, sehingga efisiensi pakan rendah.
d. Ikan sulit bernafas karena insangnya tertutup oleh partikelpartikel lumpur.
http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/kecerahan-kekeruhan-air-dan-pengaruhnya.html
Jika dikaitkan dengan hasil Penelitian yang telah dilaksanakan maka jelas Air yang
terdapat dilokasi penelitian baik untuk Budidaya, tidak terlalu jernih dan tidak terlalu keruh.
Alasan mengapa Air dilokasi penelitian dikatakan baik adalah, ditinjau dari insnsitas cahaya
yang masuk yang akan mempengaruhi plankton ataupun zoplankton, sehingganya air tetap
pada kadar kesuburan. Itinjau dari keecerahan yang ada air pada lokasi penelitian pada kolam
tidak terlalu jernih dah tidak terlalu keruuh maka hal tersebut berkaitan dengan adanya
oksigen yang akan masuk didalam air bagi keberlangsungan organisme budidaya.
c) Bau Air
Dalam lingkungan budidaya kadar bau juga sangat mempengaruhi tingkat tumbuh dan
berkembangnya ikan, namun bau juga dapat menghambat keberlangsungan pertumbuhan ikan
itu sendiri. Tidak hanya mahluk hidup yang hiidup didarat saja yang membutuhkan
kenyamanan, Organisme air (ikan) juga membutuhkan. Bau air dapat membuat organisme
yang berada didalamnya akan bisa tumbuh dan berkembang dengan baik jika memang bau air
tersebut cocok pada organisme yang bersangkutan.
d) Warna Air
Warna air biasanya disebut juga Kekeruhan. Kekeruhan menggambarkan sifat optik
air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-
bahan yang terdapat dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh bahan organic dan anorganik baik
tersuspensi maupun terlarut seperti lumpur, pasir halus , bahan anorganik dan bahan organik
seperti plankton dan mikroorganisme lainnya. Warna air juga dapat menunjukan adanya
pakan organik bagi organisme yang ada diperairan tersebut. Dalam lokasi budidaya ikan yang
telah diamati menunjukan bahwa air tersebut memang benar memiliki plankton (pakan
organik ikan) dan hal ni menunjukan bahwa ketersediaan air dengan warna yang ada dapat
mendukung pertumbuhan organisme budidaya(ikan).
b) pH
Dalam air yang bersih jumlah konsentrasi ion H+ dan OH- berada dalam
keseimbangan sehingga air yang bersih akan bereaksi netral. Dalam air murni 1/10000000
teriokan sehingga pH air dikatakan sebesar 7. Peningkatan ion hidrgen yang menyebabkan
nilai pH turun dan disebutkan sebagai larutan asam. Sebaiknya apabila ion hydrogen
berkurang akan menyebabkan nilai pH naik dan keadaan seperti ini disebut sebagai larutan
basa. Kondisi perairan yang ebersifat sangat asam atau basa akan membahayakan
kelangsungan hidup organism karna akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolism dan
respirasi. Disamping itu pH yang sangat rendah yang akan menyebabkan mobilitas berbagai
senyawa logam berat terutama ion aluminium yang bersifat toksik. Semakin tinggi yang
tentunya akan mengancam kelangsungan hidup organism air. Sedangkan pH yang tinggi akan
menyebabkan keseimbangan antara ammonium dengan amoniak dalam air terganggu. Nilai
pH suatu ekosistem air dapat berfluktuasi terutama dipengaruhi oleh aktifitas fotosintesis.
Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya terdapat antara 7-8,5.
Dikaitkan dengan pH yang ada pada lokasi Penelitian maka pH yang ditunjukan
sangat cocok, sangat ideal bagi keberlangsungan organisme (ikan) yang akan dibudidayakan.
c) Salinitas
Salinitas air adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat didalam perairan.
Pengertian salinitas air yang sangat mudah dipahami adalah jumlah kadar garam yang
terdapat pada suatu perairan. Hal ini dikarenakan salinitas air ini merupakan gambaran
tentang padatan total didalam air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua
bromida dan iodida digantikan oleh chlorida dan semua bahan organik telah dioksidasi.
Pengertian salinitas air yang lainnya adalah jumlah segala macam garam yang
terdapat dalam 1000 gr air contoh. Garam-garam yang ada di air payau atau air laut pada
umumnya adalah Na, Cl, NaCl, MgSO4 yang menyebabkan rasa pahit pada air laut, KNO3
dan lainlain.
Salinitas air dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat yang disebut
dengan Refraktometer atau salinometer ( Alat Pengukur Salinitas Air ). Satuan untuk
pengukuran salinitas air adalah satuan gram per kilogram (ppt) atau promil (o/oo). Nilai
salinitas air untuk perairan tawar biasanya berkisar antara 0–5 ppt ( Salinitas air Tawar ),
perairan payau biasanya berkisar antara 6–29 ppt ( Salinitas air Payau ) dan perairan laut
berkisar antara 30–35 ppt. ( Salinitas air Laut ).
Fitoplakton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang dapat
dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan. Dalam artian indikator
kesuburan perairan dapat dilihat dari kelimpahan fotiplankton dalam jumlah yang tidak
berlebih. Adanya Plankton atau biasa disebut juga pakan organik bagi organime budidaya
yang ada dalam Air. Sehingga Ikan tidak bergantung pada makanan yang akan diberikan. Hal
tersebut juga sangat berpengaruh pada tingkat kesuburan air dan tingkat pertumbuhan ikan
yang dibudidaya
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan:
Dalam setiap kegiatan yang berhubungan denagn Aquakultur banyak hal yang harus
diperhatikan, mulai dari hal-hal yang bersifat eksternal maupun internal. Beberapa hal yang
harus diperhatikan adalah, parameter Fisik air, parameter Kimia air, dan parameter Biologis
air semua hal yang bersangkutan dengan hal yang telah disebutkan diatas memiliki kaitan erat
dengan Semakin Maksimalnya tingkat Kegiatan Aquakultur yang dikelola. Dan keberadaan
Organisme budidaya yang dikelola akan memiliki Pertumbuhan dan perkembangan yang baik
sehingga Pengelola akan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut : Kualitas air diperairan tersebut seperti suhu, DO, pH, Kecerahan,salinitas, plankton,
warna serta bau, itu sangat mempengaruhi kelangsungan hidup organisme yang ada
diperairan itu dan untuk kadar kualitas air diperairan harus baik dan memenuhi syarat untuk
dapat melakukan aktivitas budidaya.
Berdasarkan hasil yang didapatkan maka kolam tersebut tergolong dalam keadaan
baik artinya kolam tersebut masih dapat mendukung kehidupan organisme didalamnya.
5.2 Saran:
Dalam menyelesaikan laporan praktikum ini, tentunya penyusun tidak lepas dari
kesalahan-kesalahan dan kekurangan dan penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini,
masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya penyusun sangat mengharapkan kritik
serta saran yang membangun guna dalam kesempurnaan dalam pembuatan laporan