Anda di halaman 1dari 6

1.

Antidiare

Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar. Perubahan
frekuensi & konsistensi dari kondisi normal. Dalam keadaan normal, tinja mengandung 6090%
air, pada diare airnya bisa mencapai lebih dari 90%. Diare merupakan suatu gejala,
pengobatannya tergantung pada penyebabnya.

Proses pengobatan diare dilakukan dengan :

a. untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti difenoksilat, codein, paregorik
(opium tinctur) atau loperamide.

b. untuk membantu mengeraskan tinja bisa diberikan kaolin, pektin dan attapulgit aktif.

c. diarenya berat /dehidrasi, maka penderita perlu dirawat di rumah sakit dan diberikan cairan
pengganti dan garam melalui infus.

Diare terjadi karena adanya rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus sehingga
menimbulkan reflek mempercepat peristaltik usus, rangsangan ini dapat ditimbulkan oleh:

a. infeksi oleh bakteri patogen misalnya bakteri colie

b. infeksi oleh kuman thypus (kadang-kadang) dan kolera

c. infeksi oleh virus misalnya influenza perut dan “travellers diarre

d. akibat dari penyakit cacing (cacing gelang, cacing pita)

e. keracunan makanan atau minuman

f. gangguan gizi

g. pengaruh enzym tertentu

h. pengaruh saraf (terkejut, takut dan sebagainya)

i. Diare juga dapat merupakan salah satu gejala penyakit seperti kanker pada usus
Antidiare adalah obat-obatan yang digunakan untuk menanggulangi atau mengobati
penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau kuman, virus, cacing atau keracunan makanan.
Gejala diare adalah buang air besar berulang kali dengan banyak cairan kadang-kadang disertai
mulas (kejang-kejang perut) kadang-kadang disertai darah atau lendir. Anti diare yang ideal
harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi,
tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, tidak menyebabkan ketergantungan.

Penggolonga Obat – obat yang diberikan untuk mengobati diare ini dapat berupa :

1) Obstipansia Untuk terapi simptomatis dengan tujuan untuk menghentikan diare, yaitu
dengan cara:

menekan peristaltik usus, misalnya loperamid

menciutkan selaput usus atau adstringen, contohnya tannin

pemberian adsorben untuk menyerap racun yang dihasilkan bakteri atau racun penyebab diare
yang lain misalnya, carbo-adsorben, kaolin

pemberian mucilagountuk melindungi selaput lendir usus yang luka.

2) Spasmolitik

Zat yang dapat melemaskan kejang-kejang otot perut (nyeri perut) pada diare misalnya
Atropin sulfat.

3) Kemoterapi

Untuk terapi kausal yaitu memusnahkan bakteri penyebab penyakit digunakan obat
golongan sulfonamida atau antibiotic

2. Laksatif
Sembelit (konstipasi) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan buang air
besar atau jarang buang air besar. Jika konstipasi disebabkan oleh suatu penyakit, maka
penyakitnya harus diobati. Pencahar atau laxantia adalah obat-obat / zat yang dapat
mempercepat peristaltik usus sehingga mempermudah/ melancarkan buang air besar. Mekanisme
kerjanya adalah dengan cara merangsang susunan saraf otonom para-simpatis agar usus
mengadakan gerakan peristaltik dan mendorong isinya keluar. Pencegahan dan pengobatan
terbaik untuk konstipasi adalah gabungan dari olah raga, makanan kaya serat. Sayur-sayuran,
buah-buahan dan gandum merupakan sumber serat yang baik. Penggunaan:

Obat pencahar digunakan untuk :

a. Pada keadaan sembelit (konstipasi) karena pengaruh efek samping obat kurang minum, kurang
mengkomsumsi makanan berserat

b. Pada pasien dengan resiko pendarahan, pada angina pektoris atau resiko

c. Pendarahan rektal pada hemoroid (wasir)

d. Untuk membersihkan saluran cerna sebelum pembedahan dan prosedur radiologi

e. Untuk pengeluaran parasit setelah pemberian antelmentik

f. Penggunaan pencahar pada anak-anak harus dihindari kecuali diresepkan oleh dokter

Penggolongan: Berdasarkan mekanisme kerja dan sifat kimianya, pencahar digolongkan sebagai
berikut:

a. Zat-zat perangsang dinding usus

Merangsang dinding usus besar misalnya glikosida antrakinon (rhei, sennae, aloe, bisakodil,
dantron

Merangsang dinding usus kecil misalnya oleum ricini /minyak jarak (sudah tidak dipakai) dan
kalomel

b. Zat-zat yang dapat memperbesar isi usus


Obat yang bekerja dengan jalan menahan cairan dalam usus secara osmosis (pencahar
osmotik), contohnya magnesium sulfat (garam Inggris) , natrium fosfat. Enema fosfat bermanfaat
dalam membersihkan usus sebelum prosedur radiologi, endoskopi dan bedah. Natrium sulfat
harus dihindari karena pada individu yang rentan dapat menyebabkan retensi air dan natrium

Obat yang dapat mengembang dalam usus, misalnya agar-agar, carboksil metil cellulose
(CMC) dan tylose

Serat juga dapat digunakan karena tidak dapat dicernakan, seperti buah-buahan dan sayuran

c. Zat pelicin atau pelunak tinja

Zat ini dapat mempermudah defikasi karena memperlunak tinja dan memperlicin jalannya
defekasi. Contohnya paraffin cair, suppositoria dengan gliserin, klisma dengan larutan sabun dll.

Golongan obat-obat pencahar yang biasa digunakan adalah :

a. Bulking Agents. Bulking agents (gandum, psilium, kalsium polikarbofil dan metilselulosa)
bisa menambahkan serat pada tinja.

b. Pelunak Tinja. Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja.

c. Minyak Mineral. Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari
tubuh.

d. Bahan Osmotik. Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar,
sehingga tinja menjadi lunak dan mudah dilepaskan.Cairan yang berlebihan juga meregangkan
dinding usus besar dan merangsang kontraksi. Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat,
sulfat dan magnesium) atau gula (laktulosa dan sorbitol).

Contoh obat antidiare:


1. LODIA

Golongan obat : obat keras


bentuk sediaan : tablet
cara kerja obat : lodia bekerja dengan cara memperlambat aktivitas usus besar sehingga
makanan akan tertahan lebih lama di dalam usus. Dengan begitu, usus akan menyerap lebih
banyak air dan tinja akan menjadi lebih padat. Tetapi harap diingat bahwa obat ini hanya dapat
meredakan gejala diare dan tidak mengobati penyebabnya.
indikasi : untuk mengatasi diare akut
dosis : Dosis lodia tergantung kepada jenis diare serta tingkat keparahannya. Takaran umum
penggunaannya adalah 4 mg pada konsumsi pertama dan 2 mg tiap selesai buang air besar. Dosis
maksimal penggunaannya adalah 12 mg per 24 jam.
perhatian : wanita hamil dan menyusui sebaiknya konsultasi terlebih dahulu sebelum
mengkonsumsi obat tersebut, harus banyak minum air selama mengalami diare untuk mencegah
dehidrasi
efeksamping : kepala pusing, konstipasi, mual, perut kembung, sakit perut

2. INFUDIAR
Golongan obat : obat keras
bentuk sediaan : suspensi
kandungan obat : Setiap sendok takar ( 5 ml ) suspensi mengandung Nifuroxazide 250 mg
cara kerja obat : Nifuroxazide adalah senyawa nitrofuran yang memiliki efek bakterisidal
terhadap Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan Psudomonas
aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran pencernaan.
Aktifitas antimikroba Nifuroxazide lebih besar dari anti infeksi intestinal biasa seperti
kloroyodokuin.
indikasi : Diare yang disebabkan oelh E. coli & Staphylococcus, kolopatis spesifik dan non
spesifik, baik digunakan untuk anak-anak maupun dewasa.
dosis : untuk bayi dibawah 6 bln 2x1 sendok teh, untuk bayi diatas 6 bln sehari 3x1 sendok teh
efek samping : efek samping dapat ditoleransi dengan baik. Dapat terjadi penqurangan flora
mikroba normal.suatu gejala umum dalam penggunaan baktensldal. Hal ini dapat kembali
normal apabila pembenan Nifuroxazide dihentikan.

e. Pencahar Perangsang.

langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan mengeluarkan isinya.
Mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna, kaskara, fenolftalein, bisakodil atau
minyak kastor. bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja setengah padat, tapi sering
menyebabkan kram perut. Dalam bentuk supositoria (obat yang dimasukkan melalui lubang
dubur), akan bekerja setelah 15-60 menit.jangka panjang menyebabkan kerusakan pada usus
besar, juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini sehingga usus menjadi malas
berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes). Indikasi : untuk mengosongkan usus besar sebelum
proses diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati konstipasi yang disebabkan karena obat
yang memperlambat kontraksi usus besar (misalnya narkotik).Adapun salah satu contoh dari obat
laksatif yang biasa digunakan oleh masyarakat luas adalah Dulcolax.

Anda mungkin juga menyukai