KELOMPOK 3
Sulastari Cahyani (1601123) Nurmaya Sari (1601134)
• Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ tubuh
yang aktif ke organ tubuh yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap
2 stabil, yaitu berkisar antara 36 –37oC.
• Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh oleh
3 sel darah putih.
2. Leukimia adalah kanker dari sel-sel darah. Penyakit tersebut disebabkan oleh
pertumbuhan sel-sel darah putih yang tak terkendali.
Pengobatan : kemoterapi untuk menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Dan
transplantasi sumsum tulang.
3. Hemofilia adalah penyakit yang bersifat keturunan (genetik). Penderita penyakit ini
tidak dapat menghentikan pendarahan akibat luka karena darahnya sukar membeku
Pemeriksaan Hematologi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan darah
dan komponen-komponennya
• Hitung Trombosit
untuk mengevaluasi, diagnosis dan pemantauan perdarahan, leukemia, gangguan
pembekuan darah. Penurunan sampai dibawah 100.000/ µL berpotensi untuk
terjadinya perdarahan dan hambatan pembekuan darah.
Jumlah Normal: 150.000-400.000 /µL
Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis
pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau
untuk melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit. Disamping
itu juga pemeriksaan ini sering dilakukan untuk melihat kemajuan atau respon
terapi pada pasien yang menderita suatu penyakit infeksi.
Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter
pemeriksaan, yaitu
• Hemoglobin
• Hematokrit
• Leukosit (White Blood Cell / WBC)
• Trombosit (platelet)
• Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
• Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
• Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
• Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
• Platelet Disribution Width (PDW)
• Red Cell Distribution Width (RDW)
METODE SOAP
S (SUBJECTIVE) adalah keluhan pasien saat ini yang didapatkan dari anamnesa .
P (PLAN) atau rencana asuhan adalah berisi rencana untuk menegakan diagnosis
(pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis pasti),
rencana terapi (tindakan, diet, obat-obat yang akan diberikan), rencana monitoring
(tindakan monitoring yang akan dilakukan, misalnya pengukuran tensi, nadi, suhu,
pengukuran keseimbangan cairan, pengukuran skala nyeri) dan rencana pendidikan.
Cara menulis metode S-O-A-P
SUBJECTIVE (S):
Lakukan anamnesa untuk mendapatkan keluhan pasien saat ini, riwayat
penyakit yang lalu, riwayat penyakit keluarga. Kemudian tuliskan pada
kolom S
Contoh :
S :sesak nafas sejak 3 jam yang lalu, riwayat astma bronchiale sejak 5
tahun lalu
OBJECTIVE (O) :
Lakukan pemeriksaan fisik dan kalau perlu pemeriksaan penunjang
terhadap pasien, tulis hasil pemeriksaan pada kolom O.
Contoh :
O : Keadaan umum gelisah, Tensi…..,Nadi…….. …….. ronki -/-
………………. Wheezing +/+…… dst
ASSESSMENT (A) :
Buat kesimpulan dalam bentuk suatu Diagnosis Kerja, Diagnosis
Differensial, atau suatu penilaian keadaan berdasarkan hasil S dan O.
Isi di kolom A
Contoh :
A : WD/ Status Astmatikus ; DD/ ALO ……dst
PLAN (P):
Tuliskan rencana diagnostik, rencana terapi / tindakan, rencana monitoring, dan
rencana edukasi.
Contoh :
Rencana Diagnostik ( D ) : Lakukan foto Ro thorax ap/lat; periksa GDP dan 2 jam
pp … dst
Rencana Terapi/Tindakan (Tx ) : Pasang Infus…… , berikan medika mentosa…….Dst
Rencana Monitoring ( M ) : pasang monitor , catat tanda-tanda vital tiap 4 jam …
ukur saturasi O2 … dst
Rencana Edukasi( E ) : posisi harus……. Kegiatan fisik terbatas pada………. Diet yg
boleh……. Dst
S-O-A-P dilaksanakan pada saat dokter
menulis penilaian ulang terhadap pasien
rawat inap atau saat visit pasien. Catatan
dokter dengan S-O-A-P terdokumentasi
dalam status rekam medis pasien baik
rawat inap (didalam catatan terintegrasi)
dan rawat jalan di status rekam medis
rawat jalan. Semua catatan ini akan
dievaluasi secara periodik.
OBAT-OBAT YANG DAPAT
MENGINDUKSI PERDARAHAN
Sambungan
“KASUS OBAT YANG MENGINDUKSI
PENYAKIT HEMATOLOGI DENGAN
METODA SOAP”
KASUS
1. pemeriksaan fisik
• Tajam penglihatan kedua mata 6/6, dengan tekanan intraokuler mata kanan
12,2 mmHg dan mata kiri 17,3 mmHg.
Segmen anterior mata kanan didapatkan edema palpebra, lain-lain tidak
didapatkan kelainan.
Segmen anterior mata kiri didapatkan edema dan hematom palpebra yang
minimal, hematom hanya pada tepi lateral palpebra superior, proptosis,
perdarahan subkonjungtiva dan kemosis di daerah superior, temporal dan
inferior.
Pemeriksaan oftalmoskopi langsung pada kedua mata didapatkan perdarahan
flamed shape, dengan tortuosity pembuluh darah yang tampak jelas.
Didapatkan hambatan gerakan bola mata pada mata kiri
O (OBJECTIVE)
2. pemeriksaan laboratorium darah
kadar hemoglobin 9,1 g/dl, dan pemanjangan Prothrombin Time > 2,01 dan
Activated Partial Thromboplastin Time (APTT) 124.
Dari data pemeriksaan International Normalized Ratio (INR) yang dilakukan
penderita 1 bulan sebelumnya, didapatkan INR 5,36 (nilai normal 0,9–1,2)
Digoxin