Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

DENGAN KEGAWAT DARURATAN


KERACUNAN DAN OVER DOSIS OBAT
• Pada hakekatnya semua zat dapat berlaku
sebagai racun , tergantung pada dosis dan cara
pemberiannya

Gejala yang timbul sangat bervariasi,

Harus mengenal gejala yang ditimbulkan


oleh setiap agens.
KERACUNAN dapat menyebabkan
perubahan fisik dan mental pada seseorang
penyebab keracunan :
1. jamu-jamu
2. lkohol
3. Obat-obatan
4. Racun serangga
5. Inhalasi ( Dll Sampai sekarang kira-kira 95 %
kasus keracunan tidak dikenal antidotumnya.
Pengonatan simptomatik sering cukup efektif )
KERACUNAN
• Route pajanan yang paling umum pada keracunan
adalah :
1. Inhalasi
2. Ingesti
3. Dan injeksi

Reaksi dari keracunan mengganggu sistem


kardiovaskuler, pernapasan, sistem saraf pusat, hati,
pencernaan ( GI ) dan Ginjal
PENGKAJIAN
: (pengkajian primer dan sekunder)

1. Triase
2. Riwayat
3. pemeriksaan fisik
4. pemeriksaan laboratorium

5
TRIASE
• ditempat kejadian atau oleh • Triase merupakan langkah
Tim tanggap darurat) pertama yang dilakukan di
• dua pertanyaan penting yang ruang gawat daruraT
perlu dipertimbangkan • Jika hidup pasien berada dalam
dalam evaluasi TRIASE : bahaya serius, maka tujuan
1. apakah hidup pasien berada penanganan yang dilakukan
dalam bahaya serius dengan segera adalah
2. Apakah hidup pasien 1. stabilisasi dan evaluasi pasien
terancan bahaya 2. penatalaksanaan jalan nafas,
pernapasan dan sirkulasi ( abc )

6
PRINSIP PENATALAKSANAAN
PASIEN KERACUNAN :

1. Mencegah / menghentikan penyerapan racun


2. Mengeluarkan racun yang telah diserap
3. Pengobatan simptomatik
4. Pengobatan spesifik dan antidotum

7
Prinsip umum Penatalaksanaan keracunan
obat obatan & overdosis
1. Kebanyakan pasien yang asimtomatis setelah
terpapar racun per oral dalam &1* jam, dapat
dipulangkan dengan aman
2. Pada penderita dengan perubahan status
mental, khususnya pada kasus komamaupun
kejang, harus dipertimbangkan pemberian
glukosa i.v. (kecuali bila kadarnyanormal,
naloHone, dan thiamine. Cekontaminasi dapat
berguna juga
PEMERIKSAAN FISIK
• TOKSIDROMA. sekelompok tanda dan gejala yang
terkait dengan over dosis atau keracunan
TOKSIDROMA TANDA DAN GEJALA PENYEBAB UMUM
ANTIKOLINERGIK Delirium, : kering, kulit memanas, pelebaan Antihistamin, atropin,
pupil; kenaikan suhu, penurunan bising usus; rumput  jimson
retensi urine; takikardia
KOLINERGIK alivasi berlebihan, lakrimasi,berkemih, diare, Insektisida organofosfat
dan emesis, diaporesis, bronkorea, ( melathion,diazinon )
bradikardia,fasiakulasi, depresisistem saraf insektisida karbama
pusat, pengecilan pupil Insektisida
organofosfat ( melathion,diazinon )
insektisida karbamat

Opioid Depresi sistem Opiat,


saraf pusat, depresi pernapasan,pengecilan kodein,morfin,propoksi (
pupil, hipotensi, hipotermi heroin ), difenoksilat
9
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
• Pemeriksaan yang memberikan petunjuk
mengenai agens yang digunakan pasien :
1. pemeriksaan elektrolit
2. Fungsi hati
3. Urinalisis
4. Elektorkardiografi, osmolalitas serum
PENATALAKSANAAN
PRINSIP PENATALAKSANAAN :
1. Mencegah / menghentikan penyerapan racun
2. Mengeluarkan racun yang telah diserap
3. Pengobatan simptomatik
4. Pengobatan spesifik dan antidotum
• Penatalaksanaan pasien keracunan bertujuan
mencegah absorbsi dan pajanan lebih lanjut
terhadap agens penyebab
• triase untuk menentukan status jalan nafas,
pernafasan, sirkulasi pasien maka pasien harus
distrabilkan
• Antidot, antibisa,anti racun, pemantauan tanda
vital, memantau dan menangani dampak dari
berbagai sistem, penyuluhan pasien dan
keluarga untuk mencegah pajanan di masa
mendatang
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan pola nafas
2. Gangguan pertukaran gas
3. Ketidak efektifan perfusi jaringan
4. Ketidak seimbangan volume cairan ( Resiko )
5. Gangguan proses pikir
6. Kekerarasan ( resiko terhadap diri atau orang lain )
7. Asidosis / alkalosis
8. ( resiko )Hipoksemia
9. Disritria
10.Hipovolemia
11.Ketidak seimbangan elektrolit
TINDAKAN /
PENATALAKSANAAN
1. stabilisasi
2. dekontaminasi awal
3. dekontaminasi pencernaan
4. peningkatan eliminasi obat atau racun
5. antagonis, anti racun, dan anti bisa
6. pemantauan pasien kontinu
7. penyuluhan pasien
STABILISASI PASIEN
KERACUNAN
1. Jalan nafas : kaji , tetapkan dan pertahankan
jalan nafas ( pemasangan intubasi nasotrahea /
endotrahea untuk memelihara dan melindungi
jalan nafas secara adekuat )
2. Evaluasi upaya pernapasan , ventilasi mekanik
dapat dibutuhkan untuk membantu pasien.
Banyak obat-obatan dan racun sep. Heroin,
menekan upaya pernafasan (hingga obat-
obatan dan racun dibuang dari tubuh )
3. Sirkulasi, (pertahankan sirkulasi adekuat )
komplikasi Syok yang disebabkan oleh kehilangan
cairan hingga kelebihan beban cairan

status hidrasi dan kemampuan sistem


kardiovaskuler untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan akibat keracunan

keseimbangan cairan perlu diperhatikan


pemantauan invasif terapi
4. Fungsi jantung. Banyak obat-obatan dan
racun menyebabkan konduksi jantung
terlambat dan aritrmia

pemantauan EKG 12 sadapan

Membantu mendeteksi efek kardiotoksik


5. Keseimbangan asam basa dan
homeostatis elektrolit kelainan
elektrolit dan asidosis metabolik
seringkali terjadi GDA dan lainnya
mis. Kadar salisilat untuk mengevaluasi
toksisitas aspirin. Hipokalemia
asidosis metabolik, alkalosis respiratorik.
Kejiwaan
• banyak faktor dapat mempengaruhi status
kejiwaan pasien . hipogklikemia dan
hipoksemia adalah 2 kondisi yang dapat
mengancam hidup

pemberian oksigen dan dekstrose 40%


Penanganan Gawat Darurat Pada Gigitan
ular
• Bisa ular mengandung toksin dan enzim yang berasal dari
air liur. Sifat bisa tersebut Neurotoksin yang berakibat
pada syaraf perifer atau sentral. Berakibat fatal karena
paralise otot-otot lurik
• Bisa ular tidak hanya terdiri atas satu substansitunggal,
tetapi merupakan campuran kompleks, terutamaprotein,
yang memiliki aktivitas enzimatik. Efek toksik bisa
ularpada saat menggigit mangsanya tergantung pada
spesies,ukuran ular, jenis kelamin, usia, dan efisiensi
mekanik gigitan(apakah hanya satu atau kedua taring
menusuk kulit), sertabanyaknya serangan yang terjadi
Prinsip Penatalaksanaan
1. Menghalangi penyerapan dan penyebaran bisa
Menetralkan bisa
2. Mengobati komplikasi Pada umumnya terjadi salah
pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular.
3. Metode penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga
menghambat peredaran darah), insisi (pengirisan dengan
alat tajam),
4. pengisapan tempat gigitan, pendinginan daerah yang digigit,
5. pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya.
• Tujuan pertolongan pertama adalah untuk
menghambat penyerapan bisa,
mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum
mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang
membahayakan
Cara penanganan awal di tempat
kejadian adalah
• Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air
steril.
• Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan
perban katun elastis dengan lebar + 10 cm, panjang 45 m,
yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit
• Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya,
dengan cara yang aman dan senyaman mungkin. Hindari
pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah peningkatan
penyerapan bisa. (Bila ular telah dimatikan, sebaiknya
dibawa serta).
• Supportif :
• Awasi kardiovaskuler, pernafasan dan status
neurulogis dengan ketat. Apabila terjadi
penurunan, anti bisa diberikan lagi atau sesuai
dengan symptom
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai