Anda di halaman 1dari 23

KERACUNAN &

OVERDOSIS
Dosen pengampu : Rahmawati, S. Kep, Ns, M. Kes
NAMA KELOMPOK :
1. Ahmad Indra S B (2019021404)
2. Alfian Prasetyo (2019021405)
3. Allfian Putri Utami (2019021407)
4. Anggraini Wahyuningsih (2019021410)
5. Asih Arifatun (2019021415)
6. Duhita Niken T A (2019021418)
7. Edo Ronggo W (2019021421)
8. Eka Kurlia (2019021422)
9. Emy Rianti (2019021423)
10. Fadhillah Zahrotun N (2019021425)
11. Fajar Ryan N (2019021426)
12. Husyen Dwi (2019021428)
A. Pengertian Keracunan

Keracunan adalah reaksi dalam tubuh yang apabila kemasukan


suatau bahan yang bersifat toksik dan membahayakan tubuh, bahan –
bahan tersebut dapat masuk melalui mulut, hidung, kulit atau mata.

(Priharjo, Robert. 2007)


Etiologi

Gejala keracunan obat bisa berbeda-beda


tergantung pada jenis dan dosis obat yang
dikonsumsi, serta kondisi kesehatan orang
tersebut ketika mengkonsumsi obat.
Klasifikasi

Klasifikasi keracunan terbagi menjadi:


● Keracunan korosif
Keracunan yang disebabkan oleh zat korosif
yang meliputi produk alkali, pembersih toilet,
deterjen
● Keracunan non korosif
Keracunan yang disebabkan oleh zat non
korosif meliputi makanan, obat-obatan, gas.
Cara Menghindari Keracunan Obat

1. Kenali tubuh

Jika mempunyai alergi pada suatu senyawa (baik obat maupun


makanan) maka ingatlah atau bahkan catat agar hal itu tidak
terjadi.
2. Kenali obat dan makanan
Tanyakan pada dokter saat memberikan resep atau apoteker saat
merebus obat tentang bagaimana cara penggunaan yang tepat,
efek apa yang akan ditimbulkan, dapatkah menimbulkan alergi
bagi kebanyakan orang, dan yang paling penting bagaimana cara
penanganan saat terjadi alergi.
Manisfestasi Klinis

a. Keracunan sedang: nausea, muntah-muntah, kejang atau kram


perut, hipersaliva, hpehidrosis fasikulasi otot dan bradikardi.
b. Kracunan berat: diare, pupil pi-poin, reaksi cahaya negatif,
sesak nafas, sianosis, edema paru, ikontenesia urine dan faces,
kovulasi, koma, blockade jantung akhirnya meninggal.
Pengertian Overdosis

Overdosis atau kelebihan dosis terjadi akibat tubuh mengalami


keracunan akibat obat. OD sering terjadi bila menggunakan
narkoba dalam jumlah banyak dengan rentang waktu terlalu
singkat, biasanya digunakan secara bersamaan antara pataw, pil,
heroin digunakan bersama alkohol. Atau menelan obat tidur
seperti golongan barbiturat (luminal) atau obat penenang

(valium, xanax, mogadon/BK).


Etiologi Overdosis

Penggunaan obat yang tidak sesuai dosis atau dosis


yang berlebihan dan bisa juga waktu penggunaan obat
yang tidak tepat.
Ciri-ciri Overdosis Obat

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, overdosis obat bisa


menyebabkan masalah kesehatan. Walau cirinya berbeda-beda
tergantung dari obat yang dikomsumsi, jika tidak segera ditangani
dapat menyebabkan hal yang berbahaya bagi tubuh, termasuk
kematian. Untuk lebih mewaspadai terjadinya overdosis obat,
berikut beberapa ciri-ciri umum dari seseorang yang mengalaminya.
Ciri-ciri Overdosis Obat (Lanjutan)

● Ada masalah tanda vital tubuh


● Gangguan pernafasan
● Perubahan warna kulit
● Hilang kesadaran
Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium
Keracunan atau overdosis obat dapat menyebabkan adanya ketidakseimbangan kadar
eletrolit didalam tubuh. Pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan yaitu tes
darah, tes kondisi feses, tes urin, dan pemeriksaan parasit. Tujuan dilakukan tes ini
adalah untuk mengetahui organisme apa yang menjadi penyebab keracunan dan
overdosis obat.
b. Ct-scan
Foto toraks biasanya dapat menunjukkan pnemonia aspirasi, edema paru dan
pneumonia hidrokarbon.
Lanjutan…

c. Pemeriksaan EKG
Dari hasil pemeriksaan EKG dapat menunjukkan keadaan jantung yang
mengalami disritmia akibat keracunan ataupun overdosis obat. Beberapa
faktor yang menjadi pemicu timbulnya aritmia pada keracunan adalah
keracunan obat kardiotoksik, hipoksia, nyeri dan ansietas, hiperkarbia,
gangguan elektrolit darah, hipovolemia, dan penyakit dasar jantung
iskemik.
Penatalaksanaan Keracunan Obat dan Overdosis

● Airway ( jalan nafas)


● Breathing (Pola Napas)
● Circulation
● Disability (Evaluasi Neurologi)
● Dekontaminasi
Dekontaminasi bertujuan untuk mengurangi absorbs racun yang ada di dalam
tubuh.
1. Dekontaminasi permukaan 2. Dekontaminasi saluran cerna
a. Kulit a. Muntah
b. Mata b. Bilas lambung
c. Inhalasi c. Katarsis
d. Arang aktif
Asuhan Keperawatan
 Pengkajian Primer
1. A (Airway): terjadinya hambatan jalan nafas karena terjadi hipersaliva
2. B (Breathing): Terjadi kegagalan dalam pernafasan, nafas cepat dan
dalam
3. C (Circulation): Apabila terjadi keracunan karena zat korosif maka
percernaan akan mengalami perdarahan dalam terutama lambung.
4. D (Dissability): Bisa menyebabkan pingsan atau hilang kesadaran
apabila keracunan dalam dosis yang banyak.
5. E (Eksposure): Nyeri perut, perdarahan saluran pencernaan,
pernafasan cepat, kejang, hipertensi, aritmia, pucat, hipersaliva.
6. F (Fluid / Folley Catheter): Jika pasien tidak sadarkan diri kateter
diperlukan untuk pengeluaran urin.
 Pengkajian Sekunder
A. Data Subjektif
1. Riwayat kesehatan sekarang: Nafas yang cepat, mual muntah,
perdarahan saluran cerna, kejang, hipersaliva, dan rasa terbakar
di tenggorokan dan lambung.
2. Riwayat kesehatan sebelumnya: Riwayat keracunan, bahan racun
yang digunakan, berapa lama diketahui setelah keracunan, ada
masalah lain sebagai pencetus keracunan dan sindroma toksis
yang ditimbulkan dan kapan terjadinya.
 Data Objektif
1) Saluran pencernaan: mual, muntah, nyeri perut, dehidrasi dan perdarahan saluran
pencernaan.
2) Susunan saraf pusat: pernafasan cepat dan dalam tinnitus, disorientasi, delirium,
kejang sampai koma.
3) BMR meningkat: tachipnea, tachikardi, panas dan berkeringat.
4) Gangguan metabolisme karbohidrat: ekskresi asam organic dalam jumlah besar,
hipoglikemi atau hiperglikemi dan ketosis.
5) Gangguan koagulasi: gangguan aggregasi trombosit dan trombositopenia.
6) Gangguan elektrolit: hiponatremia, hipernatremia, hipokalsemia atau
hipokalsemia.
● Aktivitas dan Istirahat
Gejala: Keletihan, kelemahan, malaise
Tanda: Kelemahan, hiporefleksi
● Sirkulasi
Tanda: Nadilemah (hipovolemia), takikardi, hipotensi (pada kasus berat), aritmia jantung, pucat,
sianosis, keringat banyak.
● Eliminasi
Gejala: Perubahan pola berkemih, distensi vesika urinaria, bising usus menurun, kerusaka
nginjal.
Tanda: Perubahan warna urin contoh kuningpekat, merah, coklat.
● Makanan Cairan
Gejala: Dehidrasi, mual , muntah, anoreksia, nyeri ulu hati
Tanda: Perubahan turgor kulit/kelembaban, berkeringat banyak.
● Neurosensori

Gejala: Sakit kepala, penglihatan kabur, midriasis, miosis, pupil mengecil, kram otot/kejang.
Tanda: Gangguan status mental, penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi
kehilangan memori, penurunan tingkat kesadaran (azotemia), koma, syok.
● Nyaman / Nyeri

Gejala: Nyeri tubuh, sakit kepala


Tanda: Perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah
● Pernafasan

Gejala: Nafas pendek, depresi napas, hipoksia


Tanda:Takipneu, dispneu, peningkatan frekuensi, kusmaul, batuk produktif.
Keamanan

Gejala: Penurunan tingkat kesadaran, koma, syok, asidemia k. Penyuluhan/pembelajaran


Gejala: Riwayat terpapar toksin (obat, racun) obat nefrotik penggunaan berulang.

Contoh: Keracunan kokain dan amfetamin serta derivatnya .


 Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan yang mungkin timbul adalah
1. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas (D.0005)
2. Intoleransi Aktifitas b.d Kelemahan Fisik
N
O
Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)
(SLKI)
1 Pola napas tidak Pola Napas (L.01004) Pemantauan Respirasi (I.01014)
efektif Definisi: Inspirasi Definisi: Mengumpulkan dan menganalisis
dibuktikan dan/atau ekspirasi yang data untuk memastikan kepatenan jalan napas
memberikan ventilasi dan keefektifan pertukaran gas
dengan
adekuat. Observasi :
hambatan upaya Kriteria hasil: 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
napas (D.0005) 1. Dipsnea menurun upaya nafas
2. Pemanjangan fase 2. Monitor pola nafas
ekspirasi menurun 3. Monitor kemampuan batuk efektif
Terapeutik :
3. Ortopnea menurun 4. Atur interval pemantauan respirasi sesuai
4. Pernapasan pursed- kondisi pasien
lip menurun 5. Dokumentasikan hasil pemantauan
5. Pernapasan cuping Edukasi
hidung menurun 6. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
7. Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
2
Intoleransi Toleransi Aktivitas Terapi Aktivitas
(L.05047) (I.055186)
aktivitas Definisi: Respon Definisi : Menggunakan aktivitas fisik, kogntif, sosial,
b.d fisiologis terhadap dan spiritual tertentu untuk memulihkan keterlibatkan,
aktivitas yang frekuensi, atau durasi aktivitas individu atau kelompok
kelemahan membutuhkan tenaga Observasi
fisik Kriteria Hasil : 1. Identifikasi defisit aktivitas
1. Saturasi oksigen 2. Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam
meningkat aktivitas tertentu
2. Kemudahan dalam 3. Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam
melakukan aktivitas
aktivitas sehari-hari Terapeutik :
menurun 4. Fasilitasi fokus pada kemampuan, bukan defisit
3. Jarak berjalan yang dialami
menurun 5. Fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasikan
otot
6. Libatkan keluarga dalam aktivitas
Edukasi :
7. Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari jika saya

Anda mungkin juga menyukai