Anda di halaman 1dari 14

KERACUNAN

FOSFAT ORGANIK
OLEH KELOMPOK 7
DEFINISI
Racun adalah suatu zat yang bila masuk ke dalam tubuh dalam jumlah tertentu dapat
menyebabkan reaksi tubuh yang tidak diinginkan bahkan dapat menimbulkan kematian.
Reaksi kimia dari racun tersebut akan merusak jaringan tubuh atau mengganggu fungsi
tubuh (Palang Merah Indonesia, 2009)
ETIOLOGI
Disebabkan zat-zat yang berupa racun, seperti
• Insektisida
• bahan kimia (sianida)
• logam berat
• racun binatang (ular, kalajengking)
(Nugroho, Putri, & Putri, 2016).
KLASIFIKASI
• Menurut jurnal penelitian dari (Amanvermez, Baydin,Yardan, Başol, & Günay, 2010)
intoksikaais organofosfat memiliki empat tingkatan :
1. Grade 0: tidak ada tanda gejala
2. Grade 1: Hipersekresi mukus, fasikulasi, masih sadar
3. Grade 2: Tanda klinis Grade 1 + hipotensi, penurunan kesadaran
4. Grade 3: Tanda klinis Grade 2 + stupor, abnormal chest x-ray, pO2< 10 mmHg.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala keracunan adalah :
1. Gejala awal akan timbul : mual / rasa penuh di perut, muntah, rasa
lemas, sakit kepala dan gangguan penglihatan.
2. Gejala lanjutan keluar ludah yang berlebihan, pengeluaran lendir dari
hidung (terutama pada keracunan melalui hidung), kejang usus,
kelemahan yang disertai sesak nafas, akhirnya kelumpuhan otot rangka.
3. Gelaja sentral yan ditimbulkan adalah sukar bicara, kebingungan,
hilangnya reflek, kejang dan koma.
4. Kematian terjadi apabila tidak segera di beri pertolongan berakibat
kematian dikarenakan kelumpuhan otot pernafasan.
KOMPLIKASI

• Jika tidak segera ditangani akan menyebabkan :


1. Henti nafas
2. Henti Jantung
3. Kejang
4. Koma
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pengukuran kadar AChE dalam sel darah merah dan plasma.


Standar nilai penurunan AChE di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Normal bila kadar AChE > 75 %
2. Keracunan ringan bila kadar AChE 75 % - 50 %
3. Keracunan sedang bila kadar AChE 50% – 25%
4. Keracunan berat bila kadar AChE < 25%

berkurang samapi 30% dari normal pada pasien yang kontak dengan insektisida organofosfat
secara kronik dengan gejala keracunan akut.
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Penalaksanaan kegawatan
Penilaian terhadap tanda vital seperti jalan nafas/pernafasan, sirkulasi dan
penurunan kesadaran harus dilakukan secara tepat dan seksama sehingga tindakan resusitasi
yang meliputi ABC (Airway, Breathing, Circulation) tidak terlambat dimulai.
2. Penilaian klinis
Penatalaksanaan keracunan harus segera dilakukan tanpa menunggu hasil penapisan
toksikologi.
3. Dekontaminasi
LANJUTAN....
• Bila pelarut organofosfat terminum ialah minyak tanah, tindakan untuk memuntahkan atau
cuci lambung sebaiknya dihindari untuk mencegah timbulnya pneumonia aspirasi. Bila
pelarut golongan organofosfat adalah air seperti yang digunakan dipertanian tindakan cuci
lambung atau membuat pasien muntah dapat dibenarkan
• Dilakukan pernapasan buatan bila terjadi depresi pernapasan dan bebaskan jalan nafas dari
sumbatan
• Pengobatan sistomatik dan suportif
ASKEP TEORI
KERACUNAN FOSFAT ORGANIK
PENGKAJIAN
• Pengkajian Primer
1. Airway  Periksa kelancaran jalan napas, gangguan jalan napas sering terjadi pada klien dengan
keracunan baygon, botulisme.
2. Breathing  Kaji keadekuatan ventilasi dengan observasi usaha ventilasi melalui analisa gas
darah atau spirometri.
3. Circulation  Kaji TTV, karena berhubungan dengan kerja kardio depresan dari obat yang
ditelan, pengumpulan aliran vena di ekstremitas bawah, atau penurunan sirkulasi volume
darah, sampai dengan meningkatnya permeabilitas kapiler.
4. Disability (evaluasi neurologis)  Pantau status neurologis secara cepat meliputi tingkat
kesadaran dan GCS, ukuran dan reaksi pupil
5. Exposure  Melakukan pemeriksaan fisik head to toe untuk memeriksa jejas.
• Pengkajian Sekunder
1. Anamnesa
Tanyakan kapan keracunan terjadi, bagaimana rute keacunan bisa terjadi, berapa lama diketahui
setelah keracunan, racun apa yang dipakai, kaji apakah pasien memiliki alergi terhadap obat-obatan,
makanan, atau hipafix
2. Pemeriksaan Fisik
• Bladder (B4): pada pasien keracunan organofosfat bisa saja mengalami inkontinensia uri karena
penumpukkan asetilkolin pada tubulus-tubulus ginjal.
• Bowel (B5): pasien keracunan organofosfat yang melalui oral bisa saja mengeluhkan adanya nyeri
perut, diikuti hipersekresi saliva yang menyebabkan sensasi mual dan muntah, sehingga mengalami
penurunan nafsu makan.
• Bone (B6): pada pasien keracunan organofosfat dapat mengalami resiko cidera yang disebabkan
karena adanya gangguan pada sinaps-sinaps otot sehingga otot menjadi lemah.
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL

1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi


2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas.
3. Resiko defisien volume cairan ditandai dengan faktor resiko asupan cairan kurang

Anda mungkin juga menyukai