Anda di halaman 1dari 37

KEPERAWATAN GAWAT

DARURAT TENTANG
KERACUNAN MAKANAN
KELOMPOK 5
Reski mardana (17.053)
Sri vidyanti S. Moha (17.
Rosmita dihuma (17.054)
Ridho rifaldo (17.052)
Latar belakang

Kejadian gawat darurat dapat diartikan


sebagai keadaan dimana seseorang
membutuhkan pertolongan segera, karena
apabila tidak mendapatkan pertolongan dengan
segera maka dapat mengancam jiwanya atau
menimbulkan kecacatan permanen.
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
TENTANG KERACUNAN MAKANAN
Keracunan makanan adalah suatu penyakit
yang terjadi setelah menyantap makanan yang
mengandung racun, berasal dari bahan
beracun yang terbentuk akibat pembusukan
makanan dan bakteri (Arisman, 2009).
etiologi
• Penyebab keracunan makanan adalah kuman
Clostridium botulinum yang hidup dengan kedap udara
(anaerobik), yaitu di tempat-tempat yang tidak ada
udaranya (Junaidi, 2011). Keracunan makanan dapat
disebabkan oleh pencemaran bahan-bahan kimia
beracun, kontaminasi zat-zat kimia, mikroba, bakteri,
virus dan jamur yang masuk ke dalam tubuh manusia
(Suarjana, 2013).
Manifestasi Klinis

• Akibat keracunan makanan bisa menimbulkan gejala


pada sistem saraf dan saluran cerna. Suarjana (2013)
menyatakan tanda gejala yang biasa terjadi pada saluran
cerna adalah sakit perut, mual, muntah, bahkan dapat
menyebabkan diare. Tanda gejala yang biasa terjadi pada
sistem saraf adalah adanya rasa lemah, kesemutan
(parastesi), dan kelumpuhan (paralisis) otot pernafasan
(Arisman, 2009).
Patofisiologi

• Makanan yang kita konsumsi dalam


keseharian bermacam-macam, baik ragam
jenis makanan itu. Makanan yang sehat
dapat dikatakan makanan yang layak
untuk tubuh dan tidak menyebabkan sakit,
baik seketika maupun mendatang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Penunjang

Gas Darah Arteri

CT-Scan

Osmolalitas Serum

Uji Fungsi
Penatalaksanaan
• Pertolongan pertama keracunan makanan yang dapat dilakukan
adalah dengan mengupayakan penderita untuk memuntahkan
makanan yang telah dikonsumsi penderita. Cara yang bisa
dilakukan untuk merangsang muntahan adalah dengan
memberikan minuman susu. Selain itu, cara yang bisa
dilakukan adalah dengan meminum segelas air yang telah
dicampur dengan satu sendok teh garam dan berikan minuman
teh pekat (Junaidi, 2011).
Penatalaksanaan umum kedaruratan
keracunan
1). Penatalaksanaan Kegawatan

Walaupun tidak dijumpai adanya kegawatan, setiap kasus


keracunan harus diperlakukan seperti keadaan kegawatan
yang mengancam nyawa. Penilaian terhadap tanda-tanda
vital seperti jalan napas, sirkulasi, dan penurunan
kesadaran harus dilakukan secara cepat.
RESUSITASI
Setelah jalan nafas dibebaskan dan dibersihkan, periksa
pernafasan dan nadi. Berikan cairan intravena, oksigen,
hisap lendir dalam saluran pernafasan, hindari obat-obatan
depresan saluran nafas, kalau perlu respirator pada
kegagalan nafas berat. Hindari pernafasan buatan dari
mulut ke mulut, sebab racun organo fhosfat akan meracuni
lewat mulut penolong. Pernafasan buatan hanya dilakukan
dengan meniup face mask atau menggunakan alat bag –
valve – mask.
Pemberian cairan intravena untuk
pasien penurunan kesadaran
Penderita keracunan makanan yang parah dan mengalami
dehidrasi harus mendapatkan perawatan lanjutan. Dokter
biasanya akan memberikan cairan melalui intravena atau
infus. Cairan ini bisa menggantikan cairan tubuh yang
hilang serta menjaga agar tubuh tidak terlalu lemah. Jika
dokter memberikan obat-obatan maka bisa dilakukan
secara langsung lewat cairan infus.
• Pemberian norit/zat karbon
aktif
Menurut para ahli makanan dan dokter,
pertolongan pertama yang bisa kita lakukan
adalah dengan memberikan karbon aktif
atau arang aktif ke korban. Di pasaran, ada
arang aktif yang dijual. Salah satu yang
terkenal norit.
Kumbah Lambung
Kumbah lambung atau gastric lavage, pada
penderita yang kesadarannya menurun, atau pada
penderita yang tidak kooperatif. Hasil paling
efektif bila kumbah lambung dikerjakan dalam 4
jam setelah keracunan. Pada koma derajat sedang
hingga berat tindakan kumbah lambung sebaiknya
dikerjakan dengan bantuan pemasangan pipa
endotrakeal berbalon untuk mencegah aspirasi
pneumonia.
Pemberian antidot/penawar
Tidak semua racun ada penawarnya
sehingga prinsip utama adalah
mengatasi keadaan sesuai dengan
masalah. Atropin sulfat (SA) bekerja
dengan menghambat efek akumulasi
Akh pada tempat penumpukan.
Pemberian antibiotik
Untuk beberapa kasus keracunan makanan
yang disebabkan oleh bakteri maka perlu
dibantu dengan obat antibiotik. Obat ini
harus diberikan oleh dokter yang merawat.
Biasanya penderita yang terlihat parah
seperti diare dan muntah akut harus
menerima obat antibiotik ini. Selain itu
penderita juga harus mendapatkan cairan
pengganti lewat infus.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1). Survei Primer
Usaha untuk membuat diagnosis toksikologi khusus hanya memperlambat
penggunaan tindakan suportif yang merupakan bentuk dasar “ABCD” pada
pengobatan keracunan.
2). Survei Sekunder
telah dilakukan intervensi awal yang esensial, dapat dimulai evaluasi yang
terinci untuk membuat diagnosis spesifik. Hal ini meliputi pengumpulan
riwayat yang ada dan melakukan pemeriksaan fisik singkat yang berorientasi
pada toksikologi. Penyebab koma lainnya atau kejang seperti trauma pada
kepala, meningitis, atau kelainan metabolisme harus dicari dan diobati.
Pemeriksaan diagnostik
Diagnosa :

1). Nyeri akut b/d agen cedera biologis.


2). Pola nafas tidak efektif b/d distress
pernafasan.
3). Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan b/d intake tidak adekuat
(anoreksia, mual dan muntah), kesulitan
menelan.
Keracunan adalah masuknya toksin yang dapat membahayakan tubuh.
Pada hakekatnya semua zat dapat berlaku sebagi racun, tergantung
pada dosis dan cara pemberiannya. Proses keracunan dapat
berlangsung secara perlahan, dan lama kemudian baru menjadi
kegawatdarurat, atau dapat juga berlangsung dengan cepat dan
segera menjadi keadaan gawat darurat.
Bahan makanan pada umumnya merupakan media yang sesuai untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme. Proses
pembusukan merupakan proses awal dari akibat aktivitas
mikroorganisme yang mempengaruhi langsung kepada nilai bahan
makanan tersebut untuk kepentingan manusia. Selain itu, keracunan
bahan makanan dapat juga disebabkan oleh bahan makanannya sendiri
yang beracun, terkontaminasi oleh protozoa, parasit, bakteri yang
patogen dan juga bahan kimia yang bersifat racun.
Makalah Kegawatdaruratan
Gastroenteritis Dehidrasi
DEFINISI
Gastroenteritis dehidrasi adalah peradangan pada lambung, usus halus dan
usus besar dengan berbagai kodisi patologis dari saluran gastrointestinal
dengan manifestasi diare dengan atau disertai muntah, serta
ketidaknyamanan abdomen yang bisa juga mengakibatkan dehidrasi karena
banyaknya cairan yang keluar karena gangguan tersebut.
Faktor penyebab gastroenteritis adalah:

Faktor infeksi
Faktor malabsorbsi
Faktor makanan
Klasifikasi Gastro Enteritis Dehidrasi

Dehidrasi ringan
Dehidrasi Sedang
Dehidrasi Berat
  Manifestasi Klinis
• 1. Konsistensi feces cair (diare) dan frekuensi defekasi semakin sering
• 2.    Muntah (umumnya tidak lama)
• 3.    Demam (mungkin ada, mungkin tidak)
• 4.    Kram abdomen, tenesmus
• 5.    Membrane mukosa kering
• 6.    Fontanel cekung (bayi)
• 7.    Berat badan menurun
• 8.    Malaise
(Cecyly, Betz.2002)
   Patofisiologi
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus
( Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk ), Bakteri atau
toksin ( Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia,
dan lainnya ), parasit ( Biardia Lambia, Cryptosporidium ) .
Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada
sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana
merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada
Gastroenteritis akut.
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Tinja
• Pemeriksaan Darah
• Kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
• Doudenal Intubation
Penatalaksanaan Medis
1) Cairan per oral.
2) Cairan parenteral.
3) Obat-obatan.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Pengkajian
• Pengkajian Primer
• Pengkajian Sekunder
Diagnosa Keperawatan
1) Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d sekresi yang tertah
2) Ketidakefektifan pola napas b/d abnormalitas metabolik atau ketidak
seimbangan asam basa
3) Penurunan curah jantung b/d adanya distritmia jantung yang disebapkan
oleh penurunan kadar kalium darah
   Intervensi
Intervensi yang diberikan pada saat keadaan gawat
darurat berdasarkan Primary Assesment (ABCDE)
• Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d sekresi yang tertahan
• Buka jalan nafas,gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
• Kaji adanya penyumbatan jalan napas seperti air ludah, muntahan, dan secret
• Pasien dimiringkan ke kanan untuk mencegah aspirasi ludah atau muntahan
• Lidah dijaga agar tidak menghalangi jalan nafas atau tergigit.
• Siapkan alat bantu untuk menolong jalan napas jika perlu
• Auskultasi suara nafas
• Monitor TD,nadi,suhu, dan RR
• Monitor frekuensi dan irama pernapasan
Ketidakefektifan pola napas b/d abnormalitas metabolik atau ketidak
seimbangan asam basa
• Kaji respiratory rate
• Kaji saturasi oksigen
• Berikan oksigen jika ada hypoksia untuk mempertahankan saturasi
• Auskultasi suara napas
• Monitor status oksigen pasien
Penurunan curah jantung b/d adanya
distritmia jantung yang disebapkan oleh
penurunan kadar kalium darah
• Penurunan curah jantung b/d adanya distritmia jantung yang disebapkan
oleh penurunan kadar kalium darah
• Pasang infuse, berikan ciaran jika pasien dehidrasi
KESIMPULAN
• Gastroenteritis dehidrasi adalah peradangan pada lambung, usus halus dan usus besar
dengan berbagai kodisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi
diare dengan atau disertai muntah, serta ketidaknyamanan abdomen yang bisa juga
mengakibatkan dehidrasi karena banyaknya cairan yang keluar karena gangguan
tersebut.
• Penyebabnya terjadi karena faktor –faktor yaitu faktor infeksi, faktor malabsorbsi,
factor makanan dan factor psikologis.
•  Gastroenteritis /Diare menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit, mengakibatkan
pasien menderita dehidrasi asidosis, bila masih berlanjut akan terjadi asidosis
metabolic, gangguan sirkulasi darah dan pasien jatuh dalam keadaan renjatan (syok).

Anda mungkin juga menyukai